Anda di halaman 1dari 4

Hubungan Good Governance dan Pembangunan Ekonomi

Oleh : Hisyam Fakhri Abdillah (01000190416)

Pendahuluan

Kemajuan sebuah negara dapat diukur dari bagaimana perkembangan ekonomi


di negara tersebut. Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi
sebuah negara adalah bagaimana penyelenggaraan pemerintah di negara tersebut
dilaksanakan. Menurut Plato, penyelenggaraan negara yang baik adalah
penyelenggaraan pemerintah yang didasarkan pada pengaturan hukum yang baik.
Berdasarkan pendapat plato tersebut Hukum Administrasi Negara (HAN) hadir untuk
menjadi instrument dalam penyelenggaraan pemerintah yang baik. Salah satu dari fungsi
HAN adalah fungsi directif, yaitu sebagai pengarah dalam membangun untuk membentuk
masyarakat yang hendak dicapai sesuai dengan tujuan bernegara1 . Tujuan bernegara
ini disusun berdasarkan kebijakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah. HAN juga
berfungis untuk melindungi warga negara terhadap perbuatan tindak administrasi negara
yang berarti HAN mengawal kebijakan yang ditelurkan oleh pemerintah dalam sebuah
pengambilan keputusan kebijakan. Dalam pengambilan keputusan kebijakan inilah timbul
pentingnya good governance dalam sebuah sistem pemerintahan. Dengan terciptanya
good governance maka prioritas pengambilan kebijakan adalah pembangunan negara ke
arah yang lebih baik dan tidak memenuhi kepentingan sebuah golongan. Pemenuhan
kepentingan sebuah golongan ini lah yang kerap kali menjadi permasalahan utama dalam
terwujudnya good governance. Dalam masa sekarang, kebijakan yang memprioritaskan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam pelaksanaan pembangunan perekonomian
tanpa didampingi oleh kebijakan anti monopoli dan anti korupsi serta memandirikan
lembaga peradilan, telah menyebabkan perkembangan ekonomi yang tidak merata2.
Apalagi ditambah dengan adanya wabah Covid-19 yang melanda dan melumpuhkan
aktivitas ekonomi hampir dirasakan oleh semua negara di dunia. Oleh karena itu, tata
pemerintah yang baik perlu segera dilakukan agar segala permasalahan yang timbul

1
https://seputarilmu.com/2019/09/hukum-administrasi-negara.html
2
Handayani, Tri, IQTISAD – Volume 3 Nomor 1, Oktober 2016, hlm 2.
dapat segera dipecahkan dan juga proses pemulihan ekonomi dapat dilaksakan dengan
baik dan lancar.

Pembahasan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan


dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, pemerintah yang baik adalah pemerintah
yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas,
transparasi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum, dan
dapat diterim oleh seluruh masyarakat. Secara umum good governance diartikan sebagai
pengelolaan pemerintah yang baik. Maksud kata baik tersebut adalah yang sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar good governance. Dengan adanya peraturan ini, sudah jelas
bahwa setiap aparat birokrasi dalam negara republik Indonesia haruslah tunduk kepada
Peraturan Pemerintah tersebut. Aparat birokrasi yang ada dalam pemerintah hanyalah
merupakan alat pelaksana negara yang merumuskan kebijakan-kebijakan yang
diputuskan oleh negara. Sehingga aparat birokrasi merupakan lembaga-lembaga yang
melaksanakan kekuasaan negara dan yang akan menjadi acuan apakah good
governance terlaksana dengan baik atau tidak, karena peluang korupsi, kolusi, dan
nepotisme yang merugikan negara hanya akan terjadi dalam pemerintah dikarenakan
apparat birokrasi sebagai pelaksanaan kekuasaan negara. Karena sebuah pemerintahan
yang baik adalah sebuah syarat untuk kemajuan ekonomi yang lebih baik.

Indonesia dikenal dengan permasalahan birokrasi pemerintahannya yang sering


menjadi permasalaha yang tidak kunjung selesai dan seolah-olah tidak ada habisnya.
Oleh karenanya pemerintah Indonesia membuat sebuah reformasi birokrasi yang
bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang lebih baik. Reformasi birokrasi
adalah salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk mencapai good governance dan
melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap system penyelenggaraan
pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi),
ketatalaksanaan dan sumber daya aparatur. Namun sejauh ini reformasi yang
digemborkan pemerintah Indonesia tidaklah berjalan dengan baik. Ada beberapa factor
yang menghambat reformasi birokrasi di Iindonesia. Pertama tingkat korupsi di Indonesia
masih sangat tinggi. Kedua, masih banyak ditemukan inefektivitas dan inefisiensi dalam
pengelolaan pembangunan yang belum terfokus pada outcome yang ingin dicapai.
Terakhir, kualitas pelayanan publik yang masih belum memenuhi harapan public.
Pelayanan yang dimaksud adalah dalam bentuk regulasi perizinan, pelayanan dasar,
maupun pelayanan jasa.

Korupsi merupakan momok yang selalui menghantui pemerintah Indonesia, pada


krisis ekonomi tahun 1998, Wolrd Bank merekomendasikan korupsi sebagai urutan
pertama yang harus diberantas di Indonesia. Karena ternyata korupsi merupakan sumber
dari segala masalah ekonomi yang diderita oleh Indonesia. Mulai dari kemiskinan,
ketimpangan, terbatasnya lapangan kerja, bahkan melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika, semuanya terjadi berulang-ulang karena praktik korupsi yang
masih terus ada di Indonesia. Menurut jurnal yang disusun oleh Yosafat dan Aloysius3,
kesimpulan dari Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi adalah variable
Indeks Persepsi Korupsi mempunyai pengaruh yang positif yang berarti bahwa semakin
bersih suatu negara dari korupsi maka pertumbuhan ekonominya tinggi.

Berhubungan dengan korupsi, inefektivitas dan inefisiensi anggaran juga


merupakan salah satu faktor yang menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah Indonesia masih sering melakukan perencanaan pembangunan yang
dilakukan dengan kurang efisien dan efektif. Hal ini terkait dengan beberapa kasus
korupsi yang melibatkan anggaran pemerintah. Akibat dari inefektivitas dan inefisiensi ini
maka focus dari outcome yang ingin dicapai juga tidak berhasil dilakukan.

Dan yang terakhir adalah pelayanan publik yang tidak memenuhi harapan publik.
Bikokrasi yang berbelit-beli menyulitkan masyarakat maupun investor yang ingin
menanamkan modalnya. Hal tersebut jelas sangat menghambat pertumbuhan ekonomi
di Indonesia. Menurut mantan Menteri Bappenas4, yang menghambat pertumbuhan
adalah masalah regulasi dan instirusi. Instirusi artinya birokrasi pemerintahan masih
dianggap belum cukup handal memudahkan investasi dan perdagangan. Regulasi
mengenai perizinan investasi di Indonesia juga masih membutuhkan waktu yang cukup

3
Yosafat Charisma dan Aloysius Gunadi Brata, Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sembilan
Negara Asia Tahun 2011-2014, hlm 7-8
4
https://www.aa.com.tr/id/ekonomi/regulasi-dan-birokrasi-menghambat-pertumbuhan-ekonomi/1526547
lama dibandingkan dengan negara lain. Selain itu, memulai bisnis di Indonesia lebih
mahal dibandingkan negara tetangga di ASEAN.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa good governance


merupakan elemen penting dalam pertumbuhan ekonomi. Karena aparat birokrasi adalah
ujung tombak sebagai pelaksanaan kekuasaan negara. Permasalahan-permasalahan
yang terjadi di Indonesia juga Sebagian besar bersumber dari tidak terlaksananya Good
Governance yang seharusnya dilaksanakan oleh seluruh aparat birokrasi di Indonesia.
Kasus korupsi terkait inefektivitas dan inefisiensi yang selalu berulang dapat dicegah
apabila aparat birokrasinya fokus terhadap pembangunan negara bukan hanya demi
kepentingan pribadi. Sedangkan untuk pelayanan publik, pemerintah Indonesia saat ini
sedang menyusun Omnibus Law yang terlepas dari segala kontroversinya, mempunyai
semangat untuk mengatasi perizinan di Indonesia yang sangat berbelit. RUU ini akan
menyederhanakan 74 undang-undang terkait dengan regulasi, sehingga diharapkan
akan memudahkan investor dalam menanamkan modal dan akan meningkatkan
perkembangan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai