Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR

IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN (IbK)

IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN


DI UNIVERSITAS UDAYANA, BALI

Oleh :

Budi Rahayu Tanama Putri,S.Pt.,MM


NIP. 19781226 200501 2 004
Ir. I Ketut Sardiana, MSi
NIP. 196905141993021001
Ir. I GP Rata Adi, M.Si, M.Si
NIP. 19560720198601 1001
Ir. I Gede Suranjaya,M.Si
NIP. 19600722 198601 1 001

Dibiayai dari DITJEN DIKTI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor:


221.6/UN.14.2/PKM.08.00/2014
Tanggal 5 Mei 2014

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS UDAYANA
2014

1
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Ipteks bagi Kewirausahaan di


Universitas Udayana
2. Ketua Tim Pengusul :
a. Nama Lengkap : Budi Rahayu Tanama Putri,S.Pt.,MM
b. NIP : 19781226 200501 2 004
c. Jabatan/Golongan : Penata Tk I/IIIc
d. Universitas/Institut/Sekolah
Tinggi/Politeknik/Akademi : Universitas Udayana
e. Fakultas/Jurusan/Program Studi : Peternakan/ Agribisnis Peternakan
f. Alamat Kantor/Telp/Fax/E-mail : Jl. PB. Sudirman - Denpasar
g. Alamat Rumah/Telp/Fax/E-mail : Jl. Tukad Yeh Aya No 30B Denpasar
tanama_putri@yahoo.co.id
3. Anggota Tim Pengusul Kegiatan
a. anggota 1 : Ir. I Ketut Sardiana, MSi
b. anggota 2 : Ir. I GP Rata Adi, M.Si, M.Si
c. anggota 3 : Ir. I Gede Suranjaya,M.Si
4. Peserta
a. Mahasiswa PKM : 12 orang
b. Mahasiswa PMW : 4 orang
c. Mahasiswa yang merintis usaha baru : 4 orang
5. Biaya Kegiatan
a. Dikti : Rp 100.000.000
b. Perguruan Tinggi : Rp 20.000.000
c. Sumber lain : Rp -
6. Tahun Pelaksanaan : Tahun 2012 s/d 2014 (3 tahun)

Denpasar, 08 November 2014

Mengetahui : Ketua Tim Pengusul


Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Ketut Satriawan, MT Budi Rahayu Tanama Putri,S.Pt.,MM


NIP. 196407171989031001 NIP. 19781226 200501 2 004

2
BAB 1. PENDAHULUAN

1. Analisis Situasi

Kemampuan menciptakan lapangan kerja sendiri melalui berwirausaha masih


menjadi permasalahan utama bagi para lulusan di Universitas Udayana. Sebagian besar
lulusan masih menjadikan pegawai negeri atau bekerja di sektor swasta sebagai
pekerjaan favorit, walupun tidak sesuai dengan hardskill mereka di bangku kuliah.
Akibatnya, banyak lulusan yang mengantre di pasar kerja yang berkontribusi besar
dalam menambah pengangguran. Berbagai upaya telah dilakukan untuk pengembangan
kewirausahaan bagi mahasiswa, diantaranya melalui program mahasiswa wirausaha
(PMW) dan secara mandiri pada level laboratorium-laboratorium. Beberapa produk
komersial seperti usaha makanan (kefir) di Fakultas Peternakan, sirup ketela ungu
(Fakultas Teknologi Hasil Pertanian) dan pupuk kompos (Fakultas Pertanian) telah
berjalan walaupun belum optimal. Secara umum, produk-produk tersebut cukup laku
karena memang memiliki sentuhan Ipteks sehingga lebih unggul dibandingkan produk
sejenis di pasar. Masalah utama yang menjadi kendala dalam keberhasilan
kewirausahaan di Universitas Udayana adalah belum adanya program yang sistematis,
berkelanjutan, dan terintegratif antara berbagai laboratorium di tingkat universitas.
Selain itu, keterbatasan permodalan dan kapasitas/keterampilan wirausaha yang dimiliki
mahasiswa juga menjadi kendala lainnya.
Perkembangan yang cukup positif dalam pengembangan kewirausahaan di
Universitas Udayana terjadi pada tahun 2011, dengan dibiayainya sebanyak 50 judul
usulan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) oleh Direktorat Pendidikan Tinggi
(Dikti). Dari jumlah tersebut sebanyak 4 judul berupa PKMK (kewirausahaan), 19
judul berupa PKMM (pengabdian kepada masyarakat) dan 27 judul berupa PKMP
(penelitian) yang potensial dikembangkan menjadi PKMK. Sebanyak 4 klompok atau
15 orang anggota PKMK telah mampu menghasilkan produk barang dan jasa komersial,
yaitu (1) usaha produk dupa harum berbahan baku bunga kering, (2) penyewaan

3
anggrek untuk hotel, (3) Crop soap, dan (4) paket ekowisata tracking. Produk yang
dihasilkan ternyata dapat menarik minat pasar karena unik dan relatif belum ada pesaing
sehingga sangat prospektif secara ekonomi. Sementara dari PKMM yang siap
dikembangkan menjadi usaha sebanyak 2 kelompok (9 orang anggota), yaitu (1)
Produk Biourine, dan (2) jembret jeli serat nagka.
Secara terapan teknologi, produk PKMK dan PKMM tersebut di atas telah
menerapan teknologi hasil pengembangan Ipteks Perguruan Tinggi yang relatif lebih
inovatif dari teknologi yang diterapkan oleh masyarakat. Misalnya, teknologi fermentasi
dan pelepasan amoniak guna menhasilkan biourine yang bermutu, teknik recovery
tanaman anggrek pasca penyewaan, pengharum dupa berbahan bunga kering, dan
kemasan paket wisata yang sungguh-sungguh unik dan inovatif. Potensi usaha yang
besar dari berbagai kreasi mahasiswa pada PKMK tersebut bila tidak mendapatkan
pembinaan secara berkelanjutan potensial akan berjalan hanya pada kegiatan PKMK
saja. Untuk itu, sangat diperlukan adanya sebuah lembaga pelayanan Ipteks bagi
kewirausahaan yang berfungsi melakukan kegiatan inkubasi melalui pembinaan,
bimbingan, dan pendampingan serta fasilitasi manajemen, teknologi, permodalan dan
pemasaran terhadap potensi bisnis mahasiswa sehingga menjadi unit bisnis yang
mandiri. Unit yang dimaksud adalah unit Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK).
Mahasiswa yang akan menjadi pengguna jasa IbK (tenant) adalah mahasiswa yang
sedang berusaha, merintis usaha, dan alumni Unud. Mahasiswa bersangkutan
merupakan penerima atau pernah menerima program PKM atau meristis usaha secara
mandiri. Lembaga ini berada ditingkat universitas di bawah tanggung jawab Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Untuk efektivitas pelaksanaan
program, unit IbK (LPPM) bersinergi dengan Biro Kemahasiswaan (PR III) sehingga
program pengembangan kewirausahaan di kalangan mahasiswa berlangsung sinergis
dan terpadu. Beberapa fasilitas pendukung telah dipersiapkan bagi pendirian lembaga
IbK, diantaranya dengan penyiapan sekretariat dan pengalokasian dana melalui DIPA
LPPM Unud mulai tahun 2010 sebanyak 20 juta rupiah per tahun. Dana ini digunakan
untuk mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswa dan seleksi calon tenant.

4
Lembaga Pengabdian Pengabdian kepada masyarakat Universitas Udayana,
telah memiliki pengalaman yang memadai dalam pengembangan unit usaha di
perguruan tinggi dengan mengelola unit jasa dan industri (UJI) yaitu Usaha Pembibitan
Tanaman Upakara dan Jasa Konsultasi Adat/Kebudayaan Bali. Usaha pembibitan
tanaman upakara saat ini telah menginjak kepada tahun kelima, mendapatkan dana
hibah dari DP2M Dikti selama tiga tahun (tahun 2006 – 2008). Omzet yang dicapai unit
usaha ini rata-rata sebanyak 150 juta rupiah pertahun, dengan laba bersih mencapai 35
juta per tahun. Sedangkan unit usaha jasa pelayanan konsultasi adat/kebudayaan Bali
mendapat hibah DP2M Dikti mulai tahun 2009 dan sampai saat ini telah beromset 120
juta/pertahun dan laba 40 juta. Pengalaman dalam pengelolaan unit UJI/IbIKK ini
selanjutnya dapat membantu pengembangan program kewirausahaan bagi mahasiswa,
baik sebagai tempat magang maupun tempat berkonsultasi berbagai permasalahan
seperti akses permodalan, manajemen, dan pemasaran bagi tenant.

5
BAB 2. TARGET DAN LUARAN

2.1. Target program IbK

Target dari program Ipteks bagi Kewirausahaan di Universitas Udayana,


antara lain:
1) Berkembangnya wawasan kewirausahaan di kalangan mahasiswa dan alumni
di Universitas Udayana
2) Terciptanya wirausaha baru yang mengembangkan usaha berbasis aplikasi
ilmu pengetahuan dan teknologi (teknoentrepreneurship) di Universitas
Udayana.
3) Terintegrasinya pembinaan kewirausahaan menuju terciptanya wirausaha
baru di Universitas Udayana.

2.2. Luaran program adalah

1) Terbentuk dan beroperasinya kelembagaan Ipteks bagi Kewirausahaan yang


memiliki tugas pokok dan fungsi pengembangan kewirausahaan di
Universitas Udayana
2) Terbinanya sebanyak 20 tenan calon wirausaha baru setiap tahun
3) Terciptanya sebanyak 5 wirausaha baru dalam satu tahun
4) Terciptanya unit income generating di bawah manajemen unit IbK sebagai
sumber pendanaan untuk keberlanjutan operasional IbK.

6
BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1. Pola rekrutmen tenant peserta IbK

Rekrutmen calon peserta IbK (tenant) dilakukan melalui berkordinasi dengan Biro
Kemahasiswaa Universitas. Pola rekrutmen berdasarkan atas dua pertimbangan pokok,
yaitu potensi kewirausahaan tenant dan ketercapaian sasaran IbK. Untuk tujuan itu,
maka pembuatan kluster berdasarkan level kewirausahaan calon tenant sangat penting.
Mengacu kepada hal tersebut seleksi calon tenant ditetapkan dengan kriteria sebagai
berikut : (1) mahasiswa yang sudah punya produk dan sudah laku tetapi usahanya
belum berjalan optimal (eks pelaksana PKMK yang usahanya sudah berjalan); (2)
mahasiswa yang merintis usaha tetapi produknya belum layak jual (pelaksana PKMK);
dan (3) mahasiswa yang belum menghasilkan produk tetapi punya motivasi kuat untuk
berwirausaha (penerima ibah PKMM dan PKMP yang potensial dikomersialkan).

Berdasarkan kriteria tersebut dan penjajagan awal yang dilakukan oleh tim pengusul
IbK, maka tenan tahun 2014 adalah sebagai berikut :

No Jenis Usaha Jumlah Jenis Asal Keterangan


anggota Program Fakultas
1 Usaha Edutani 5 PKMK Pertanian +++
2 Usaha Instalasi Vertikultur 3 PKMM Pertanian +
3 Usaha Boga Pandita 4 PKMK FTP ++
4 Usaha Budidaya Jamur Tiram 4 PKW Agribisnis +++
5 Usaha Pembibitan Merrygold 4 Mandiri Pertamanan ++
Total 20
Keterangan : +++ = telah punya produk; ++ = punya produk tetapi belum mapan;
+ = belum punya produk tetapi berpotensi menjadi wirausaha

Melalui pola rekrutmen tersebut unit IbK mampu mencetak sejumlah 5 – 8


wirausaha mandiri pada tahun pertama. Ketercapaian target tersebut didasarkan asumsi
bahwa 2 kelompok pertama (nomor 1 dan 2) telah mampu menjadi wirausaha baru
selama satu tahun inkubasi. Dua kelompok berikutnya (nomor 3 dan 4) setelah

7
mendapatkan teknologi dalam pengembangan produk pada tahun pertama diharapkan
telah menjadi wirausaha mandiri pada akhir tahun kedua. Kelompok ketiga (nomor 5
dan 6) naik tingkat menjadi kelompok kedua dan pada tahun ketiga telah keluar dari IbK
sebagai wirausaha mandiri. Untuk menggantikan tenant yang keluar dari IbK akan
direkrut melalui mahasiswa PKM pada tahun berikutnya dengan pola rekrutmen yang
serupa. Demikian pola rekrutmen berjalan secara berkelanjutan setiap tahun dengan
memperhatikan bahwa jumlah tenan minimal berjumlah 20 orang.

3.2 . Metode pendekatan yang akan diterapkan


Secara garis besar pelaksanaan program IbK di Universitas Udayana ditujukan
untuk mencapai 2 sasaran utama, yaitu (1) mengadakan pelayanan Ipteks bagi
kewirausahaan untuk tenant, dan (2) pengembangan dan keberlanjutan unit IbK. Untuk
mencapai sasaran tersebut maka dilakukan strategi dan pendekatan sebagai berikut:
(1) Layanan Ipteks kewirausahaan bagi tenant
Layanan Ipteks kewirausahaan bagi tenant ditujukan untuk meningkatkan
kemandirian tenan dalam berwirausaha baik mengenai aplikasi teknologi dalam
produksi, manajemen, dan pembentukan jaringan pemasaran, akses modal usaha
maupun dalam pengembangan usaha. Pendekatan layanan Ipteks kepada tenan
disesuaiakan dengan kluster level kewirausahaan tenant yang bersangkutan.
Mengacu kepada kluster tenant di atas, secara ringkas metode pendekatan inkubasi
dicantumkan seperti tabel 1.

Tabel 1. Metode pendekatan dalam kegiatan inkubasi bagi masing-masing kluster level
kewirausahaan tenan IbK.

No Pendekatan Kluster Level Kewirausahaan Tenant


I II III
1 Metode  Pengembangan  Perbaikan teknik  Pelatihan
Inkubasi kemitraan dan produksi/ terapan kewirausahaan
fasilitas/outlet Ipteks  Magang
pemasaran  Bantuan sarana kewirausahaan
 Akses modal usaha produksi  Konsultasi bisnis
 Manajemen usaha  Manajemen usaha plan dan penilaian

8
kelayakan usaha
2 Pola  pembimbingan sesuai  secara berkala dan  secara berkala dan
bimbingan kebutuhan melalui terjadwal 1 kali/ terjadwal 1 kali/
konsultan pada unit minggu minggu dari IbK
IbK dan perusahaan
mitra
3 Pengawasan  berkala 1 kali/ bulan  berkala 1 kali/ bulan  sesuai waktu
 aspek pengawasan :  aspek pengawasan pelaksanaan
kesesuaian dengan : terapan teknologi, magang dan
rencana usaha, proses produksi, pelatihan
standar mutu, dan manajemen kewirausahaan
kinerja, dan target  aspek : indikator
pemasaran capaian yang
ditetapkan
4 Pembiayaan  mandiri, CSR, dan  stimulan dari  belum ada
usaha tenan perbankan program Ibk pembiayaan usaha
(pendampingan  CSR
pengusulan kredit)
5 Pola  teknik pemasaran  aplikasi Ipteks :  belum ada bantuan
Pemberian  perbaikan mutu peralatan, mesin, dan teknologi
bantuan produk pelatihan operasional
teknologi
6 Metode  Konsultasi dan  Konsultasi dan  Konsultasi
penyelesaia pendampingan oleh pendampingan dengan
n masalah pengelola/nara sumber oleh pengelola/ pembimbing
nara sumber magang dari IbK
dan Pengusaha
mitra

Melalui pendekatan ini, unit IbK diharapkan mampu dihasilkan minimal sebanyak 5
wirausaha baru madiri dalam satu tahun. Sementara jumlah wirausaha yang
diinkubasi dalam setiap tahunnya minimal berjumlah 20 orang.
(2) Pengembangan dan Keberlanjutan Unit IbK
Pengembangan dan keberlanjutan IbK perlu menjadi pemikiran dari sejak awal
untuk mengantisipasi agar tidak terhenti beroperasi ketika pembiayaan dari DP2M
Dikti sudah berakhir. Oleh sebab itu, maka harus diranjang kegiatan yang dapat
menjadi sumber pendapatan (income generating) untuk mendukung operasional
IbK. Kegiatan yang direncanakan meliputi dua jenis, yaitu :

9
a. Jasa Layanan Konsultasi Bisnis
Jasa layanan konsultasi bisnis diberikan oleh tenaga ahli yang berkompeten di
bidangnya, diantaranya meliputi : penilaian ide bisnis, penilaian kelayakan
bisnis (business plan), manajemen, dan lain-lain. Layanan jasa konsultasi bisnis
tersebut, selain ditujukan kepada peserta inkubasi (tenant in wall) juga
diperuntukan bagi wirausaha eksternal (masyarakat luas).
b. Pelatihan Kewirausahaan
Jasa pelatihan kewirausahaan diselengggarakan melalui kerjasama dengan
lembaga pemerintah dan swasta untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan
masyarakat. Selain itu, kegiatan pelatihan kewirausahaan ini juga
diselenggarakan melalui inisiatif sendiri bagi masyakat umum dengan
memunggut biaya kepada peserta.
Unit IbK memiliki peluang yang sangat besar dalam menjalin berkolaborasi
dengan instansi lain, baik pemerintah maupun swasta. Instansi swasta misalnya PT
Aroma Bali yang bergerak dibidang processing produk pertanian, PT Hardy’S (usaha
retail), Bank Mandiri dan lain-lain. Untuk instansi pemerintah misalnya Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Propinsi Bali, Dinas Koperasi Kota Denpasar,
dan lain-lain. Pola kolaborasi yang dilakukan sebagai berikut :
 PT Aroma Bali dan PT Hardys menyediakan lokasi magang proses produksi dan
kemampuan manajerial, dan menyediakan praktisi yang berkompeten dalam
memotivasi dan pengetahuan praktis dalam berusaha
 Dinas Perindag Propinsi Bali sedang mengelola unit Inkubator Bisnis yang
pengelolaannya bekerjasama dengan Universitas Udayana membantu fasilitas
tempat usaha dan bimbingan teknis
 Bank Mandiri menyediakan ahli dalam pengetahuan usulan pendanaan kridit usaha
dan penyedia CSR bagi UMKM

10
3.3. Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan IbK direncanakan berjalan selama 3 tahun, bentuk kegiatan terdiri dari
persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Secara ringkas rencana kerja dan jadwal kegiatan
disajikan pada tabel berikut.

Tabel Program kerja selama tiga tahun.

Waktu 2012-2014 (dalam triwulan)


Uraian Kegiatan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan : rapat tim pelaksana mengenai X
deskripsi tugas dan pengaturan jadwal kerja
Sosialisasi kelembagaan inkubator X
Seleksi calon tenan x
pelatihan kewirausahaan x x x X x x
menempatkan tenant magang pada x X x
perusahaan /Industri
Inkubasi x x x X x X x x x x x
Pelayanan Konsultasi x x x X x X x x x x x
Pengembangan IbK X x x x
Supervisi X x X
Monitoring dan Evaluasi x x x x x x
Pelaporan x x x x x x

11
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

4.1. Kualifikasi Tim Pelaksana,


Kepakaran IPTEK yang dimiliki oleh perguruan tinggi sangat relevan dan ahli
dalam bidangnya. Sumberdaya manusia dari berbagai disiplin ilmu yang terlibat dalam
program IbK telah memiliki kualifikasi dan pengalaman luas dalam pengkajian dan
penerapan Ipteks yang relevan dengan pengembangan kewirausahaan dilakukan.
Personalia tim rata-rata telah pernah mendapatkan hibah pengembangan kewirausahaan
dari DP2M Dikti seperti UJI, MKU, dan KKU. Sumberdaya manusia tersebut terdiri
dari :

No Nama Lulusan Fakultas Kompetensi


Budi Rahayu S2 IPB
1 Peternakan Manajemen
Tanama Putri, S.Pt., Agribisnis
MM.
Ir. I GP Ratna Adi, S2 IPB
2 Pertanian Ilmu Tanah
M.Si.
3 Ir. I Gede Suranjaya, S2 IPB Peternakan Agribisnis
M.Si peternakan

Selain tenaga pelaksana di atas, dalam operasional IbK juga didukung oleh nara
sumber dari berbagai bidang ilmu terkait yang bertugas memberikan konsultasi bagi
tenant. Jumlah dan kompetensi nara sumber yang terlibat disesuaikan dengan
kebutuhan, diantaranya:

No Nama Lulusan Fakultas Kompetensi


Prof. Dr. Ir. I S3 IPB Bogor
1 Peternakan Praktisi dan ahli
Nyoman Suparta, Agribisnis
MS

2 Prof. Dr. I Made S3 UNAIR Ekonomi Ahli Manajemen


Suyana Utama, MS Surabaya

12
3 Prof. Dr. Ir. I Ketut S3 IPB Bogor Teknologi Teknologi Industri
Satriawan, MT Pertanian

4 Ir. I Ketut Sardiana, S2 UGM Pertanian pengembangan


M.Si Jogyakarta jejaring pemasaran

a. Struktur organisasi tim

Unit IbK LPM Unud dilaksanakan oleh sebuah tim yang diketuai oleh seorang
ketua pelaksana. Ketua pelaksana dibantu oleh 3 kepala devisi, yaitu kepala devisi
pelayanan konsultasi, devisi kerja sama dan pemasaran, dan devisi Inkubasi. Secara
ringkas susunan tim pelaksana dapat dilihat pada Gambar 1.

KETUA LPPM
UNUD
NARASUMBER KETUA IbK
UNUD

BAG. ADMINISTRASI

KEPALA DEVISI KEPALA DEVISI KEPALA DEVISI


PELAYANAN KERJASAMA DAN INKUBASI
KONSULTASI PEMASARAN

Gambar 1. Struktur Organisasi Pelaksana IbK

Ketua pelaksana bertanggungjawab kepada penanggungjawab kegiatan, yaitu


Ketua Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana.
Laporan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara tertulis oleh ketua pelaksana kegiatan
kepada penanggung jawab secara berkala setiap kuartal (empat bulanan).

Dalam operasional IbK, ketua pengelola dibantu oleh seorang staf administrasi
yang bertugas mengurus administrasi dan keuangan dan 3 orang Kepala Divisi yaitu
Divisi Inkubasi yang bertanggungjawab mengatur kegiatan inkubasi mulai dari
rekrutment tenant, pelatihan wirausaha, magang, dan pendampingan; Divisi Pelayan

13
Konsultasi bertanggungjawab dalam pelayanan konsultasi bagi tenant khusunya out
wall; Divisi Kerjasama dan Pemasaran bertanggungjawab dalam menjalin kerjasama
kemitraan dengan pihak perbankan, pengusaha, dan pemangku kepentingan lainnya.

Selain petugas administrasi dan divisi, ketua IbK juga dibantu oleh narasumber
yang berperan terutama dalam menyusun strategi pengembangan IbK, masukan-
masukan teknis, serta evaluasi kinerja IbK. Personalia pelaksana kegiatan IbK adalah
sebagai berikut :

No Nama Jabatan Bidang Keahlian, Tugas


1 Dr. Ir. I Ketut Penanggung- Ketua LPPM, mengkordinasikan
Satriawan, MT jawab kegiatan teknis dan non teknis
2 Budi Rahayu Ketua Pelaksana Ketua pengelola IbK,
Tanama mengkordinasikan teknis
Putri,S.Pt.,MM pelaksanaan kegiatan
3 Ir. I GP Rata Adi, Kepala Devisi Mengkordinasikan kegiatan
M.Si Kerjasama dan perencanaan kinerja unit IbK
Pemasaran
4 Ni Putu Ramaswati Kepala Devisi Ahli ekonomi pemasaran,
Purnawan, SSi, Layanan mengkordinasikan kegiatan
M.Sc Konsultasi Kerjasama dan Pemasaran
5 Ir. I Gede Kepala Devisi Ahli agribinsis, mengkordinasikan
Suranjaya,M.Si Inkubasi kegiatan inkubasi kepada tenan

b. Fasilitas kewirausahaan PT yang akan digunakan sebagai unit layanan IbK


Fasilitas kewirausahaan perguruan tinggi yang akan digunakan sebagai unit
pelayanan IbK, secara ringkas sebagai berikut:
1. Fasilitas gedung kantor untuk sekretriat manajemen IbK seluas 6 x 4 m,
dilengkapi meja kantor berlokasi di gedung Inkubator Agribisnis Unud Jl.
Diponegoro Denpasar.
2. Ruang pertemuan/pelatihan berukuran 8 x 10 m (kapasitas 40 orang) berlokasi
di gedung Inkubator Agribisnis Unud Jl. Diponegoro Denpasar.

14
3. Ruang/lokasi aoutlet/gerai pemasaran produk tenan IbK seluas 4 x 6 m
Inkubator Agribisnis Unud berlokasi di pusat perbelanjaan Ramayana (gambar
terlampir).
4. Laboratorium sebagai pusat pengembangan Ipteks yang mendukung program
IbK, diantaranya : Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Kebun percobaan
Fakultas Pertanian Pegok – Denpasar, Laboratorium Agribisnis Fakultas
Peternakan, Laboratorium MIPA.
5. Unit UJI dan IbIKK sebagai tempat konsultasi dan magang.
6. Kontribusi pendanaan dari Universitas Udayana melalui dana DIPA LPPM
sebanyak Rp. 20.000.000 (dua puluh juta rupiah) setiap tahun.

JALAN DIPONEGORO DENPASAR


BISNIS UNIVERSITTAS
GEDUNG INKUBATOR

RAMAYANA
UDAYANA

SUPERMARKET

R. ADMINSTRASI

R. KONSULTASI R.
PELATIHAN

Gambar 2. Denah Lokasi Fasilitas Pendukung unit IbK Jl. Diponegoro, Denpasar Bali

15
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan yang telah dilakukan Program Ipteks bagi Kewirausahaan di


Universitas Udayana tahun 2014
a. Rapat Pendahuluan
Rapat pendahuluan kegiatan Ipteks bagi Kewirausahaan Universitas Udayana
dilakukan pada tanggal 26 Maret 2014, diikuti oleh seluruh tim pelaksana kegiatan
IbK. Pada rapat pendahuluan ini dibahas mengenai rencana kegiataan dan time table
kegiatan program IbK tahun 2014.
b. Pembuatan brosur dan poster
Kegiatan pembuatan brosur dan poster diawali dengan rapat penentuan tema
pelatihan, waktu pelaksanaan kegiatan, serta penentuan para narasumber. Rapat ini
dilakukan pada tanggal 7 April 2014, yang dihadiri oleh tim IbK dan perwakilan
BEM Univeristas Udanyana. Pencetakan
c. Rekruitmen Tenant
Kegiatan Rekruitmen tenant dilakukan pada tanggal 9 April 2014, dengan cara
penempelan poster, serta penyebaran brosur informasi program IbK ke Fakultas-
fakultas dilingkungan Unud, yang dilakukan oleh seluruh tim IbK dan BEM
Universitas Udayana. Pendaftaran peserta dilayani sampai tanggal 20 Mei 2014.
d. Rekruitment Calon Tenant
Pada akhir masa pendaftaran calon tenant (tanggal 20 Mei 2014) telah terdaftar 60
orang mahasiswa yang berminat sebagai calon tenant program IbK Universitas
Udayana, dimana keseluruhan calon tenant ini diikutkan dalam kegiatan pelatihan
kompetensi kewirausahaan.
e. Kegiatan Pelatihan Penyusunan Proposal Usaha, dilakukan pada tanggal 7 – 8 Juni
2014 di Gedung Widya Shaba Kmapus Bukit Jimbaran. Kegitan peltihan diikuti oleh
sebnyak 60 orang mahasiswa yang berasal dari 8 Fakultas di lingkungan Universitas
Udayana. Materi yang diberikan pada pelatihan ini adalah:

16
1. Achievement Motivation Training (AMT):
- Maksud AMT : memperkenalkan, hubungan antara pemikiran dengan
perbuatan, ciri-ciri motivasi berprestasi, persahabatan dan kekuasaan, cara
meningkatkan motivasi diri, serta cara membuat rencana yang realistis.
- Tujuan AMT : agar peserta mengetahui “kemampuan diri” (kekuatan dan
kelemahannya), sehingga dalam berpikir dan berbuat lebih realistis (cara
yang optimal), agar mendapatkanhasil yang maksimal dan dengan biaya yang
minimal.
- Penjelasan metode AMT dan hubungannya dengan Kewirausahaan
- AMT dianggap sebagai praktek dalam bentuk simulasi kegiatan usaha bisnis
- Materi AM : Teori dan Games
- Teori : Introduksi tetang : AMT, latihan berimajinasi, mengenal siapa saya,
rencana 5 tahun, profil diri, profil pekerjaan, profil-profil wirausaha dan
profil para pemimpin sukses
- Games : Ring Toss Games dan Business Games, melalui proses : pelaksanaa
games, diskusi kelompok, presentaasi dan rangkuman
2. Management Motivation Trining (MMT)
- Maksud MMT : memperkenalkanhubunganantaraaspek yang satudengan
yang lainnya, dalam mengelola usaha menuju pencapaian tujuan yang
direncanakan (business plan)
- Tujuan MMT : agar mengetahui bagaimana implementasi aspek-aspek
manajemen di lapangan, serta mengetahui masalah yang muncul serta
bagaimana cara mengatasinya.
- Penjelasan aspek-aspek manajemen bisnis (marketing, teknis, finansial.SDM,
hukum, dan lingkungan)
3. BUSINESS PLAN : Penyusunan Rencana Bisnis
- Menjelaskan pengertian, maksud dan tujuan “rencana bisnis (RB) termasuk
Studi Kelayakan Bisnis”
- Memberikan contoh-contoh rencana bisnis dalam skala bisnis kecil

17
- Menugaskan peserta membuat rencana bisnis secara perorangan tetang bisnis
yang akan mereka laksanakan , dibimbing oleh pembina.
- Penyusunan rencana bisnis dilakukan melalui tahapan; (a) Studi literatur dan
rencana bisnis yang dibuat orang lain, kemudian memilih RB tentang usaha
yang akan dilakukan sendiri, (b) servai literatur dan lapangan, (c) menyusun
draft RB, konsultasi dengan pembina, (e) penulisan RB akhir.
- Diperoleh 20 orang untuk mengikuti fase pelatihan pengembangan komoditas
bisnis.
No Nama Tenan Jenis Usaha Ket.
1 Desak Putu Sudarmini Edu Tani ***
2 Ni Putu Ari Susanti Edu Tani ***
3 Ni Nyoman Diah Uttari Edu Tani ***
4 Ni Gusti Ayu Made Srisca Edu Tani ***
Hartati
5 Ni kadek Oky Febrianti Edu Tani ***
6 Dwika Wiratama Instalasi vertikultur *
7 I Nyoman Suda Instalasi vertikultur *
8 I Made Arisatria Wibawa Instalasi vertikultur *
9 Putu Pratya Pratama Boga Pandita **
10 Purna Wirawan Boga Pandita **
11 Eka Handayani Boga Pandita **
12 Maya Sari Boga Pandita **
13 Dwika Wiratama Jamur Tiram ***
14 Desak Putu Sudarmini Jamur Tiram ***
15 Dian Pratama Jamur Tiram ***
16 Purna Widana Jamur Tiram ***
17 Ni Luh Budi Asih Merygold **
18 I Ketut Purna Yasa Merygold **
19 I Made Adi Suryadi Merygold **
20 Mia Widiastuti Merygold **

f. Kunjungan ke UKM Mitra


Kunjungan dilakukan ke organik farm milik Pak Runca yang berlokasi di Desa Titi
Galar, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal
28 Mei 2014 yang diikuti oleh tenant IbK level I yaitu: Usaha Edutani dan Usaha
Budidaya Jamur Tiram.

18
g. Konsultasi Bisnis
Kegiatan konsultasi binsnis dilakukan setiap hari kerja di kantor IbK Universitas
Udayana, Gedung PPAK-Sesetan. Kegitan konsultasi bisnis ini meliputi konsultasi
manajemen, perbaikan produk, dan pemasaran produk. Konsultasi bisnis diberikan
oleh tim IbK, serta pakar kewirausahaan (akademisi dan praktisi)
h. Pendampingan Teknis
Pendampingan Teknis pengembangan komoditas ini berupa pelatihan perbaikan
mutu komoditas usaha bagi tenan inwall yang diikuti oleh tenan level III dan II.
Pendampingan ini dilakukan terhadap 4 kegiatan usaha yaitu usaha budidaya jamur
tiram, pembibitan merry gold, boga pandita dan instalasi vertikultur dengan rincian
pelaksanaan sebagai berikut :
- Tanggal 10 September 2014 pelaksanaan pendampingan untuk usaha budidaya
jamur Tiram dan usaha pembibitan Merry Gold yang dilaksanakan di desa
Titigalar, Baturiti-Tabanan. Materi pendampingan yang diberikan berupa
pembuatan log jamur tiram, cara pembuatan media tanam dan teknik produksi
bibit merry gold. Instruktur yang dilibatkan dalam pendampingan ini yaitu I Made
Raksi seorang praktisi budidaya jamur tiram dan Bapak Rikky seorang praktisi
budidaya merry gold.
- Tanggal 14 September 2014 pelaksanaan pendampingan untuk usaha boga pandita
dan usaha vertikultur, dilaksanakan di farm lapangan IBK jalan Pulau Moyo-
Sesetan, Denpasar. Materi pendampingan dalam usaha boga pandita adalah teknik
atau cara membuat berbagai menu olahan makanan vegetarian berbahan baku
jamur tiram yang nantinya dapat disajikan untuk para pandita (rohaniawan
Hindu). Sedangkan materi untuk kegiatan usaha instalasi ventrikultur adalah
teknik budidaya tanaman secara vertikal yang nantinya dapat diaplikasikan untuk
urban farming. Instruktur yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu bapak Eko
(dosen Undira, Denpasar) untuk usaha boga pandita dan Ir. I Wayan Karta Dinata,
MS untuk instalasi vertikultur

19
Pendampingan ini diberikan kepada 11 orang tenan level 2 untuk bidang
kegiatan usaha jamur tiram, boga pandita dan instalasi vertikultur. Dan 4 orang
tenant level 3 untuk kegiatan usaha pembibitan merry gold.
i. Sarasehan Bisnis
Kegiatan sarasehan bisnis dilakukan pada tanggal 12 Nopember 2014 Tujuan
kegiatan sarasehan bisnis ini adalah untuk memperkenalkan para tenant kepada
sumber-sumber pendanaan. Narasumber yang diundang pada kegiatan sarasehan
bisnis ini adalah Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Suparta,MS.,MM dari BPR Parta
Kencana Tohpati. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh tenant IbK dan pelaku UKM yang
berkerjasama dengan IbK.
Hasil Kegiatan
a. Kondisi usaha mahasiswa sebelum dan setelah jadi tenant

Sebelum masuk IbK - Setelah IbK


a) Edutani : manajemen pemasaran a) sudah mampu operasional secara
belum bagus, manajemen bisnis kontinyu dengan minimal 40
belum bagus. peserta setiap kegiatan.
b) Instalasi Vertikultur : belum b) sudah mampu membuat instalasi
mampu membuat usulan bisnis, vertikultur, namun masih perlu
komoditas usaha belum bagus dilakukan perbaikan mutu dan
kualitas produk.
c) Usaha Boga Pandita : diperlukan c) sesudahnya telah mampu
perbaikan mutu produk yang menghasilkan produk olahan
dihasilkan, manajemen pemasaran jamur tiram.
belum bagus.
d) Budidaya Jamur Tiram : sudah d) sesudahnya sudah mampu
mampu membudidayakan jamur membuat usulan bisnis,
tiram, namun pemasaran produk komoditas usaha jelas tetapi
belum bagus. masih perlu perbaikan

20
e) Usaha Pembibitan Merrygold : e) sudah mampu menghasilkan bibit
sudah mampu melakukan Merrygold dengan kulaitas baik.
pembibitan Merrygold, namun
mutu komoditas masih perlu
ditingkatkan, manajemen
pemasaran belum bagus

Rencana bisnis yang direalisasikan penyandang dana

a) Edutani : di danai dari program PKMK sejumlah Rp. 10.000.000


b) Instalasi Vertikultur: di danai dari program PKMM sejumlah Rp. 10.000.000
c) Usaha Boga Pandita: di danai dari program PKMK sejumlah Rp. 10.000.000
d) Budidaya jamur tiram: di danai dari program PMW sejumlah Rp. 20.000.000
e) Pembibitan Merrygold di danai dari program IBK sejumlah Rp. 10.000.0000
Jumlah tenant yang menjadi wirausaha baru mandiri
a) Tahun I : 7 orang
b) Tahun II : 5 orang
c) Tahun III : 9 orang

Upaya Menjaga Keberlanjutan Program


a) Memunculkan income generating melalui bagi hasil produk dengan tenan
b) Mencari outlet representative untuk penjualan hasil-hasil produksi tenan
c) Memperbanyak jalinan kemitraan dengan praktisi dan dunia industry
d) Memfasilitasi temu usaha (tenan dengan dunia usaha)
e) Meningkatkan jumlah instruktur/konsultan
f) Meningkatkan keragaman asal fakultas tenan peserta IbK

21
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Mengacu kepada hasil kegiatan program IbK tahun 2011-2014 di Universitas
Udayana, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum, program IbK di Universitas Udayana telah berhasil, hal ini
ditandai dengan telah tercapainya indikator yang ditetapkan,yaitu: membina 20
orang tenant setiap tahunnya, serta menciptakan minimal 5 orang wirausaha baru
setiap tahunnya.
2. Wirausaha baru yang diciptakan berasal dari berasal dari berbagai fakultas di
Universitas Udayana dengan unit usaha yang berbeda-beda, yaitu: sebanyak 7
orang wirausaha baru pada tahun 2012, 5 orang wirausaha baru pada tahun
2013, dan 9 orang pada tahun 2014.
3. Mahasiswa Universitas Udayana memberikan respon yang positif terhadap
program IbK yang ditunjuukan dari antusiasme mahasiswa yang mendaftar
menjadi calon tenant IbK.
4. Telah muncul income generating dari penjualan hasil pertanian yang dikelola
oleh Usaha Edutani, profit sharing dari unit usaha tenant sebanyak 10% dari
keuntungan yang diperoleh, serta fee konsultasi bisnis.
6.2 Saran
Mengacu pada pelaksanaan kegiatan dan hasil yang telah dicapai maka dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Kegiatan IbK di Universitas Udayana perlu dilakukan secara berkesinambungan
untuk meningkatkan jiwa wirausaha mahasiswa serta merangsang munculnya
wirausaha-wirausaha baru.

22
DAFTAR PUSTAKA
Downey,W.D. dan Ericson,S.P. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi Kedua, Cetakan
Ketiga. Erlangga, Jakarta.

Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Penerbit Prenhallindo, Jakarta

Manullang, M. 2005. Dasar Dasar Manajemen. Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta.

Mitchell,J. 2003. Economic: Principles in Action. Pearson Prentice-Hall, New Jearsy.

Mosher, A. T. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV Yasaguna, Jakarta

Mubyarto, 1989.Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.

Suparta, I.N., Budiartha,I.W., Suciani, Putri,B.R.T., Agribisnis Peternakan Meraih


Kesempatan Menuju Sukses. Pustaka Nayottama, Denpasar.

Suryana. 2008. Kewirausahaan. Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.

Putri,B.R.T., Suciani, Sukanata, I.W., Parimartha, K.W., Budiartha I.W., dan Kayana,
I.G.N. 2013. Manajemen Pemasaran Produk Peternakan. Diktat. Fakultas
Peternakan Universitas Udayana. Denpasar Bali.

23
LAMPIRAN
DOKUMENTASI UNIT IBK UNIVERSITAS UDAYANA

PELATIHAN PEMUNCULAN JIWA PELATIHAN PEMUNCULAN JIWA


KEWIRAUSAHAAN KEWIRAUSAHAAN

PELATIHAN PENGEMBANGAN KOMODITAS PELATIHAN PENGEMBANGAN KOMODITAS


MERRY GOLD PEMBUATAN LOG DAN BUDIDAYA JAMUR
TIRAM

PELATIHAN PENGEMBANGAN KOMODITAS PELATIHAN DAN MAGANG KERJASAMA


OLEH PRAKTISI DENGAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

24
USAHA TENAN PEMBIBITAN MERRYGOLD INKUBASI TERAPAN IPTEKS PEMBIBITAN
MERRY GOLD

INKUBASI USAHA JAMUR TIRAM INKUBASI USAHA JAMUR TIRAM

INKUBASI USAHA EDUTANI INKUBASI USAHA EDUTANI

25
PENGEMBANGAN PRODUK BOGA PANDITA PENGEMBANGAN PRODUK BOGA PANDITA

INSTALASI VERTIKULTUR SEEDLING HOUSE MERRY GOLD

Tanaman Merrygold LABORATORIUM LAPANGAN UNIT IBK

26
Tanaman Melon Tanaman Cabai

Tanaman Kacang Panjang Tanaman Mentimun

27

Anda mungkin juga menyukai