Anda di halaman 1dari 5

Nama : Raditya Masyura

NIM : 042306833

Tugas 1

PT. Elektro merupakan produsen elektronik yang menghasilkan 3 jenis produk radio (jenis
radio X, Y, dan Z) . Ketiga jenis radio tersebut dihasilkan melalui dua departemen, yaitu
departemen spare parts dan departemen asembling. Pada saat ini, biaya produksi tidak
langsung dibebankan kepada produk di kedua depeartemen tersebut masing-masing atas dasar
Jam mesin dan Jan kerja langsung. Jumlah jam mesin di departemen spare parts adalah 10.000
Jam dan 5.500 jam kerja langsung di departemen asembling. Selama tahun 2002 diperkirakan
volume produksi dan jam yang dikonsumsi di departemen tersebut adalah Sbb:

Jenis Radio Volume Dept. Spare Dept.


parts Asembling
X 25.000 Unit 2.500 Jam 1.500 Jam
Y 12.500 Unit 3.200 Jam 1.700 Jam
Z 7.500 Unit 4.300 Jam 2.300 Jam
Jumlah 45.000 Unit 10.000 Jam 5.500 Jam

Anggaran Biaya overhead untuk tahun 2002 masing-masing Rp. 55 Juta, baik untuk
departemen Spare parts maupun Assembling. Data aktivitas lainnya adalah sebagai berikut:

Aktivitas Biaya Pemicu Biaya Jenis Radio


X Y Z
(Rp)
Set-ups 30.000.000,- No. of set up 20 40 60
Machining 38.000.000,- Machine hour 2.000 3.000 4.000
Raw materials 12.000.000,- Material requisition 20 30 40
handling
Packing 30.000.000,- Orders packed 200 350 300
Diminta:

1. Biaya overhead per unit menurut sistem konvensional maupun sistem ABC?!
2. Berikan argumentasi atas ke dua perhitungan tersebut?!
3. Apabila mekanisme sistem target costing dalam kasus ini akan diterapkan, faktor apa
saja dan bagaimana pertimbangan saudara atas activity yang digunakan untuk
menghasilkan spare parts tersebut?! Jelaskan berikut contoh.

Jawab :
1. A. Sistem Konvensional

A.1 Dept Spare Part


- Total jam kerja langsung = 10.000
- Tarif Overhead = Anggaran / total JKL = 55.000.000 / 10.000 = Rp. 5.500 / JKL

Biaya Overhead per unit :


Produk Total Unit Overhead / unit
X Rp. 5.500 x 2.500 jam = Rp.13.750.000 25.000 Rp. 550
Y Rp. 5.500 x 3.200 jam = Rp.17.600.000 12.500 Rp.1.408
Z Rp. 5.500 x 4.300 jam = Rp.23.650.000 7.500 Rp.3.153

A.2 Dept Asembling


- Total jam kerja langsung = 5.500
- Tarif Overhead = Anggaran / total JKL = 55.000.000 / 5.500 = Rp. 10.000 / JKL

Biaya Overhead per unit :


Produk Total Unit Overhead / unit
X Rp. 10.000 x 1.500 jam = Rp.15.000.000 25.000 Rp. 600
Y Rp. 10.000 x 1.700 jam = Rp.17.000.000 12.500 Rp.1.360
Z Rp. 10.000 x 2.300 jam = Rp.23.000.000 7.500 Rp.3.067

B. Sistem ABC (Activity Based Costing)

Aktivitas Total Biaya Konsumsi Aktivitas Tarif Aktivitas


Set-ups Rp.30.000.000,- 120 Rp.250.000
Machining Rp.38.000.000,- 9.000 Rp.4.222
Raw materials Rp.12.000.000,- 90 Rp.133
handling
Packing Rp.30.000.000,- 850 Rp.35.254
Biaya Overhead yang dibebankan kepada masing-masing produk sebagai berikut :

B.1 Produk X
Aktivitas Tarif Jumlah (unit) BO Total BO / Unit
Set-ups Rp.250.000 20 Rp.5.000.000 Rp.250.000
Machining Rp.4.222 2.000 Rp.8.400.000 Rp.4.222
Raw materials Rp.133 20 Rp.2.660 Rp.133
handling
Packing Rp.35.254 200 Rp.7.050.800 Rp.35.254
Rp.20.453.460 Rp.289.609

B.2 Produk Y
Aktivitas Tarif Jumlah (unit) BO Total BO / Unit
Set-ups Rp.250.000 40 Rp.10.000.000 Rp.250.000
Machining Rp.4.222 3.000 Rp.12.666.000 Rp.4.222
Raw materials Rp.133 30 Rp.3.990 Rp.133
handling
Packing Rp.35.254 350 Rp.12.338.900 Rp.35.254
Rp.35.008.890 Rp.289.609

B.3 Produk Z
Aktivitas Tarif Jumlah (unit) BO Total BO / Unit
Set-ups Rp.250.000 60 Rp.15.000.000 Rp.250.000
Machining Rp.4.222 4.000 Rp.16.888.000 Rp.4.222
Raw materials Rp.133 40 Rp.5.320 Rp.133
handling
Packing Rp.35.254 300 Rp.10.576.200 Rp.35.254
Rp.42.469.520 Rp.289.609

2. Menurut saya perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem ABC adalah :


A. Sistem Konvensional
Dalam sistem kalkulasi biaya Konvensional biaya Overhead dialokasikan
secara arbitrer kepada harga pokok produk. Hal ini akan menghasilkan harga
pokok produk yang tidak akurat atau terjadinya distorsi penentuan harga pokok
produk per unit sehingga tidak bisa diandalkan dalam mengukur efisiensi dan
produktivitas.

B. Sistem ABC (Activity Based Costing)


Adalah suatu sistem informasi akuntansi yang mengidentifikasi berbagai
aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan mengumpulkan biaya
dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya. ABC
memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas
untuk memproduksi, mendistribusikan atau menunjang produk yang
bersangkutan.

3. Target costing adalah metode perencanaan laba dan manajemen biaya yang difokuskan
pada produk dengan mempertimbangkan proses manufaktur sehingga metode target
costing ini dapat digunakan oleh perancang sebelum produk dan proses desain
dilakukan untuk mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya operasional
produk di masa depan. Target costing digunakan selama tahap perencanaan dan
menuntun dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan menghasilkan suatu
produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan pada suatu tingkat laba yang
dapat diterima serta memberikan perkiraan harga pasar produk, volume penjualan dan
tingkat fungsionalitas. Diatas semua itu, target costing merupakan alat yang
memperhatikan dan memfasilitasi komunikasi antar anggota dari cross-functional team
yang bertanggung jawab pada desain produk. Target costing lebih ke arah customer
oriented, semuanya ditentukan oleh konsumen dari harga, kualitas dan fungsi yang
dibutuhkan oleh konsumen.

Biaya produksi = harga jual – laba yang diinginkan perusahaan dari harga jual
Sebagai contoh, misalkan sebuah perusahaan X mempertimbangkan memproduksi
mesin penggali baru. Spesifikasi produk saat ini dan pangsa pasar yang ditarget
meminta harga jual mesin penggali baru adalah Rp 25.000.000,-. Laba yang diinginkan
oleh perusahaan adalah Rp 5.000.000,- per unit. Target cost dihitung sebagai berikut :
Target cost = Rp 25.000.000,- – Rp 5.000.000,- = Rp 20.000.000,-
Pada saat sekarang ini, biaya produksi sesungguhnya perusahaan adalah
Rp23.000.000,-. Dengan demikian pengurangan biaya yang harus dilakukan agar
perusahaan dapat mencapai target cost adalah sebesar Rp 3.000.000,- (Rp23.000.000,-
– Rp 20.000.000,-). Perusahaan harus mengupayakan pengurangan biaya dengan
menganalisis biaya produksi perusahaan dan mengurangi biaya-biaya yang dapat
dikurangkan untuk mencapai target cost tersebut. Target costing menyajikan informasi
perbandingan biaya produk sesungguhnya dengan target cost secara periodik untuk
memungkinkan manajemen memantau kemajuan program pengurangan biaya menuju
target cost.
Sumber :
- Modul UT PAJA3336
- https://www.e-akuntansi.com/target-costing/
- https://www.coursehero.com/u/file/24899963/1622-F1074-LDFA-
TK2-W4-R2-TEAM4docx/?justUnlocked=1#question
- https://www.ukirama.com/en/blogs/pengertian-dan-contoh-cara-
menghitung-biaya-overhead-pabrik-manufacturing-overhead-costs

Anda mungkin juga menyukai