Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SENI DAN SASTRA DALAM ILMU BUDAYA DASAR

Ditujukan guna memenuhi tugas :

“ILMU BUDAYA DASAR”

Dosen Pengampu :

Dian Rif’iyati, M.S.I

Disusun Oleh :
PBA KELAS C

Yoko Yuliant Santoso(2022116104)


Muslimin (2022113093)
Misbakhudin (2022116101)
M.Adib Nabila (2022116110)
Aris Riyanto (2022116114 )
M.Alfian Hidayatullah (20226129)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI( IAIN )


PEKALONGAN
2016/2017
KATA PENGANTAR

‫ﺑﺳم ﷲ اﻟرﺣﻣن اﻟرﺣﯾم‬


Allhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah “ILMU BUDAYA DASAR” dengan Judul “SENI DAN SASTRA”.

Kami menyadari sepenuhnya di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat


kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan adanya kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Terutama Kepada Dosen Pengampu Ilmu
Budaya Dasar Ibu Dian Rif’iyati, M.S.i yang telah membimbing kami.

Besar harapan dari kami semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua
dan khususnya bisa bermanfaat bagi penyusun dan dapat menambah wawasan kita
dalam mempelajari “ILMU BUDAYA DASAR” .Amin.

Pekalongan September 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan :
a. Latar Belakang iii
b. Rumusan Masalah iv
c. Tujuan iv

Bab II Pembahasan :

a. Daya Jangkau Seni atau Sastra 1


b. Strategi Pengajaran Sastra 5
c. Hubungan Manusia Dengan Karya Seni dan Sastra 11

Bab III Penutup :

a. Kesimpulan 13
b. Kritik dan Saran 14
c. Daftar Pustaka 15

ii
Bab I
Pendahuluan
a. LatarBelakang
Dimasa yang Modern ini kita tak luput dengan yang namanya
Seni dan Sastra dalam pengertian seni dan sastra memiliki
pengertian yang hampir sama jika mengadopsi dari artinya Seni
menurut ensiklopedia adalah penciptaan segala hal atau benda yang
karena keindahan bentuknya orang menjadi senang melihatnya atau
mendengarnya.
Sedangkan Sastra sendiri ialah Segala sesuatu yang memiliki
keindahan dan permai, jika kita tarik kesimpulan bahwa kedua-duanya
antara seni dan sastra memiliki arti dan tujuan sama, yaitu sama- sama
memiliki keindahan.
Selain itu juga awal munculnya suatu seni dan sastra secara riil
orang belum mengetahui entah itu pada masa tahun 50-an atau bahkan
masa angkatan Pujangga 45-an.
Dan tidak ketinggalan dalam Seni atau Satra memiliki metode
pengajaran yang bermacam-macam seperti Pengajaran strategi analisi
yang dikembangkan oleh Gordon dan masih banyak lainnya tentang
cara pengajaran dari wilayah barat sampai wilayah timur yang mana
orang lain belum tentu mengetahuinya.
Dan jangan kita lupakan bahwa antara manusia dengan Seni
atau Sastra memiliki ikatan yang kuat, jika kita telaah objek seni
atau sastra bisa berupa manusia dan bisa juga mahluk hidup
lainnya,
iii
karena seni tanpa adanya penilaian dari terasa hambar,
ibarat romeo dan juliet mereka memiliki ikatan batin yang
kuat begitupun Manusia, seni dan sastra mereka saling berkaitan
sesuai dengan pengertian diatas bahwa seni dan sastra adalah
penciptaan suatu karya yang memiliki keindahaan dan permai

b. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Seni Dan Sastra
2. Apa Metode Pengjaran Seni dan Sastra
3. Apa Hubungan Manusia dengan Seni dan Sastra

c. Tujuan
1. Mampu memahami apa yang dinamakan seni dan
sastra
2. Mengetahui metode pengajan seni dan sastra
3. Mengetahui hubungan manusia dengan seni dan
sastra

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Daya Jangkau Seni atau Sastra

Seni atau sastra adalah segala sesuatu yang memiliki nilai


keindahan,kehalusan,serta permai. Seni juga diartikan sebagai kemampuan untuk
menciptakan suatu yang sungguh – sungguh bagus atau luar biasa ( Badudu, 1994:
1280). Sedangkan, menurut Ensiklopedia Indonesia, seni meliputi penciptaan
segala hal atau benda yang karena keindahan bentuknya orang menjadi senang
melihatnya atau mendengarnya.Sedangkan menurut kamus Besar bahasa
Indonesia (1989:816), seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu dilihat
dari segi kehalusan, keindahan, dan sebagainya, seperti : seni tari, lukis, ukir, dan
lain – lain. Seni juga diartikan sebagai kesanggupan akal untuk menciptakan
sesuatu yang bernilai tinggi. Plato menyebutkan, seni adalah peniruan terhadap
alam, sehingga karya seni merupakan tiruan bentuk alam, sehingga karya seni
merupakan tiruan bentuk alam, seperti manusia, binatang, dan tumbuhan. Ki Hajar
Dewantara menyebutkan seni sebagai perbuatan manusia yang timbul dari
hidupnya perasaan dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan jiwa perasaan
manusia. Akhdiat K. Mihardja menyebut seni sebagai kegiatan rohani manusia
yang merefleksikan realitas dalam suatu karya, yang berkat bentuk dan isinya
mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohani
manusia. Janet Woll mengatakan bahwa seni adalah produk sosial
(Hariyono,2007:272)

Bertolak dari berbagai pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa seni
merupakan ungkapan manusia yang diabstraksikan melalui media tertentu yang
sarat dengan simbol, makna, dan kesan. Hal yang diungkapkan dalam seni akan
dapat menggugah perasaan, pikiran, dan semangat tertentu pada diri manusia.

1
Karena di dalam seni yang baik memuat unsur keindahan yang dapat dinikmati
oleh manusia. Dunia keindahan yang identik dengan kebenaran, yang memiliki
nilai abadi dan daya tarik yang selalu bertambah. Dalam karya seni yang baik
tentu saja mengandung nilai keindahan, yang oleh Horace dan dikutip oleh Wellek
dan Warren (1987) disebut delce et utile yang artinya berguna dan menyenangkan.
Dengan kata lain sebuah karya seni yang baik haruslah berguna bagi yang
menikmatinya dan mampu menghibur atau menyenangkan. Aspek kegunaan
inilah yang kemudian di identikan sebagi kebenaran, karena mampu mengugah
perasaan dan pikiran manusia tentang hal kebaikan. Sebuah karya seni yang
sebatas memberikan kesenangan namun tidak dapat menggugah perasaan dan
pikiran ke arah kebaikan, maka dapat dikatakan bahwa hasil karya seni itu tidak
memiliki nilai keindahan. Aspek keindahan dalam karya seni itu tidak juga sangat
di tentukan oleh jenis karya seni yang bersangkutan. Dilihat dari aspek medianya
jenis karya seni terbagi atas ragam seni suara, rupa,sastra, tari, dan seni pahat.
Adapun dalam tataran media yang lebih kompleks, artinya tidak hanya satu jenis
media yang digunakan melainkan merupakan kolaborasi atas beragam bentuk
media maka muncullah karya seni yang disebut drama, teater,wayang, serta
senimatografi.

Ekspresi manusia dalam hal seni di muka bumi ini sangat beragam.
Keragaman ini berkembang sesuai dengan keragaman suatu masyarakat. Kondisi
sosial, politik, dan alam sekitar yang berbeda – beda dan berubah – ubah akan
mempengaruhi hasil karya seni yang berbeda pula. Makna ekspresi seni tersebut
sangat di pengaruhi oleh kondisi zaman yang menyertainya. Indonesia yang
memiliki beragam budaya dan kondisi sosial yang beraneka ragam juga memliki
keanekaragaman bentuk kesenian. Keragaman kesenian di Indonesia
memunculkan kesenian yang bercorak keIndonesiaan. Dengan demikian, kesenian
Indonesia adalah ungkapan perasaan manusia Indonesia yang berisi nilai – nilai
tentang kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia, yang di ekspresikan dalam
bentuk karya seninya yang beragam.

2
Adapaun fungsi seni atau sastra seperti berikut ini :

a. Fungsi Komersial
karya seni yang esensi penciptaanya berorientasi pada upaya bisnis
sehingga tetap memprioritaskan pada segi hiburanya. Contoh karya seni yang
seperti ini antara lain dapat berupa musik,lukisan,film,tari, dan lain – lain yang
banyak diperjual – belikan di pasar.

b. Fungsi Individual
karya seni yang esensi penciptaanya berorientasi untuk memenuhi asas
manfaat dan kepuasan pada kepentingan pribadi atau privasi. Contoh hasil karya
seni semacam ini dapat beragam tergantung dari kepentingan pribadi – pribadi
yang bersangkutan, misalnya karya sastra pada zaman dulu seringkali di buat atas
pesanan kerajaan sehingga memiliki nilai pemitosan terhadap tokoh raja.

c. Fungsi social
karya seni atau sastra yang esensi penciptaanya lebih mengutamakan
untuk kepentingan masyarakat sehingga banyak melontarkan pandangan –
pandanganya yang bernilai sosial atau pun kritik sosial. Contoh hasil karya seni
semacam ini juga dapat beragam bisa berupa karya sastra, film, musik, maupun
yang lainya.

d. Fungsi ritual
karya seni yang esensi penciptaanya lebih mengutamakan untuk
kepentingan yang dianggap sakral dan ritual. Karya seni yang demikian biasanya
diciptakan oleh komunitas masyarakat yang memiliki ideologi yang sama,
sehingga keberadaan karya seni ini lebih ditujukan untuk kepentingan ritual atau
pun sesuatu yang dapat di pandang sakral,

3
misalnya dalam rangka peringatan hari – hari besar keagamaan, maupun hajatan,
kematian, atau pun hal – hal lain yang di keramatkan oleh komunitasnya. Adapun
bentuk seninya juga dapat beragam, seperti seni tari, musik, drama, lukis,dan lain
– lain.

Adapun dari fungsi - fungsi itu merupakan kegunaan dari suatu seni atau
sastra. Disamping itu seni pun tak lepas dari prinsip. Berikut macam – macam
prinsip seni :
1. Adanya kesatuan (unity)
Yaitu adanya unsur – unsur yang terpadu dan saling bekerja sama yang di
ekspresikan dalam suatu karya seni. Dengan kata lain ada suatu keterpaduan
antara unsur – unsur yang membentuk terciptanya karya seni.

2. Adanya keselarasan (Harmoni)


yaitu adanya unsur – unsur yang diekpresikan dalam karya seni secara
beragam serta mewujudkan suatu hasil karya yang memiliki nilai – nilai
keselarasan tentang jenis, bentuk, dan volumenya. Sehingga mencerminkan suatu
esensi keindahan yang berupa dulce et utile (berguna dan menyenangkan)

3. Keseimbangan (balance)
yaitu ekspresi yang mewujudkan terbentuknya keseimbangan antara unsur
– unsur yang membentuk karya seni dengan substansi yang dimaksud. Bicara
tentang aspek keseimbangan maka dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Keseimbangan nyata, yang didasarkan keseimbangan bobot massa suatu benda
b. Keseimbangan semu, yang mencerminkan ekspresi keseimbangan berdasarkan
perasaan.

4
4. Irama (ritme)
aspek keindahan yang dikaitkan dengan irama sering kali dihubungkan
dengan seni musik atau seni suara meskipun untuk seni yang lain juga terdapat
irama, tentu saja dalam arti yang semu. Pada seni bangunan, ritme bisa berarti
seberapa panjang rentang bidang horisontal yang di harmonisasikan dengan
bidang vertikal maupun ketinggianya.

5. Empasis/empasisi/dominasi
dalam karya seni sering kali ada suatu komposisi yang memperlihatkan
bentuk – bentuk dominasi dari salah satu aspek unsur yang membangunnya,
sehingga akan memberikan kesan khas dari dominasi tersebut, misalnya untuk
seni auara ritme memiliki nilai dominan dalam musik dan seterusnya. Ketiadaan
dominasi ini akan memperlihatkan kesan hambar, bahkan tidak jelas karena tidak
ada yang menjadi pusat perhatian.

B. Srategi Pengajaran Sastra


Sistem pengajaran sastra memerlukan pembenahan besar dengan
kepentingan untuk pencapaian proses dan hasil maksimal. Sistem itu mengaju
pada kurikulum dan strategi guru dalam pengajaran sastar. Suwardi Endraswara
(2002) dalam sekian tulisan mengenai pengajaran sastra di Indonesia kerap
mempersoalkan kebobrokan dan kelemahan atau dalam istilah yang keren disebut
“terkena infeksi”, “terjangkit virus kronis”, dan “suram”. Kondisi-kondisi itu
menjadi sebab pengajaran sastra bisa membuat “perut mual” dan “influenza
berat”. Istilah-istilah yang digunakan Suwardi Endraswara itu mempresentasikan
kondisi pengajaran sastra di Indonesia yang masih bermasalah dan belum
menemukan jalan pencerahan.

5
Strategi guru dalam pengajaran sastra memainkan peran penting untuk
merealisasikan idealitas pengajaran sastra. Raymon Rodrigues mengajukan suatu
strategi terapan yang mungkin bisa diadopsi dalam pengajaran sastra dengan cara
diskusi, bermain peran, dramatisasi adegan, presentase kemedia, menelaah nilai
sastra, menulis kreatif, dan tinjauan kesusastraan. Stratewgi pengajaran sastra itu
memang berat untuk bisa direalisasikan oleh guru tapi mungkin dilakukan dengan
niat bahwa ada proses pembaruan dalam pengajaran dengan perhitungan gagal
dan berhasil.
Beradasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa strategi pengajaran
sastra adalah metode-metode/cara yang dapat mempermudah pengajaran sastra
dalam pendidikan dan dapat menggugah minat siswa untuk menyenangi sastra.
Tujuan pengajaran sastra adalah bagaimana siswa mampu mengapresiasi cipta
sastra. Belajar apresiasi sastara pada hakikatnya adalah belajar tentang hidup dan
kehidupan.
1. Strategi Analisis
Agar analisis tidak merusak proses penikmatan perlu diperhatikan hakikat
dan tujuan analisis adalah :
Mengenal bagian-bagian yang membangun cipta sastra
- Menentukan hubungan antar bagian
- Menemukan hubungan bagian-bagian tersebut dengan struktur keseluruhan
Analisis selalu diakhiri dengan munculnya pengertian/kesan yang penuh
cipta sebagai suatu keseluruhan yang utuh (Kenny, 1966). Dengan analisi,
keterampilan intelektual dan nasional dapat berkembang hingga dengan latihan
analisis pada akhirnya pembaca akan sampai pada kesenangan untuk
mengerjakannya, yang berartiu muncul menggemari, menikmati cipta sastra yang
bersangkutan.

6
2. Strategi Model Gordon
Model ini ditawarkan oleh Willian J.J Gordon, karena itu disebut model
Gordon. Model ini menekankan pada keaktifan dan kreativitas siswa. Model
Gordon mengenal tiga teknik, yaitu :
a. Analogi personal
b. Analogi langsung
c. Konflik kempaan
Prinsip yang harus dipegang dari model Gordon di atass adalah :
. Jangan membatasi pengalaman yang mungkin diperoleh siswa
b. Hormati gagasan-gagasan yang muncul
c. Jangan takuti siswa dengan soal ujian
d. Biarlah siswa berproses secara bebas
e. Berilah ruang untuk mengadu pendapat, karena perbedaan individual
sangat mungkin terjadi
f. Gugahlah mereka sehingga timbul ide-ide kreatif dan produktif mereka.

3. CDA (Critical Discourse Analysis) sebagai model


Dalam CDA, pembelajaran sastra dapat dilakukan dengan tata cara sebagai
berikut :
a. Pemahaman untaian kata dan kalimat dalam wacana secara analisis.
b. Penguntaian asosiasi semantic dalam wacana dengan konteks, wacana lain
secara intertertekstual, maupun pola-pola paraanggapan yang terkait praanggapan
logis, semantic, maupun pragmatis.
c. Asumsi implicit yang melatarbelakangi, cirri koherensinya dengan makna
dalam wacana, dan inferensi.
d. Rekonstruksi pemahaman secara hermeneutis.

7
Ø Penyajian Pengajaran
Rahmanto (1988) menguraikan tata cara penyajian yang perlu diperhatikan
oleh setiap guru dalam memberikan pengajaran prosa, antara lain meliputi
beberapa tahap sebagai berikut :
1. Pelacakan /pendahuluan
Sebelum prosa disajikan kepada siswa, guru sebaiknya menilik judulnya, isinya,
dab bahasa yang sesuai dengan perkembangan siswa.

2. Penentuan sikap praktis


Untuk memperoleh gambaran tentang isi prosa perlu dibandingkan
dengan karya lainnya dengan memperhatikan tema yang sama.

3. Introduksi
Guru member stimulus kepada siswa dengan cara mengomentari
secara singkat jenis prosa yang telah dibacanya agar siswa mempunyai
pengetahuan awal tentang bahan yang akan dibaca. Setelah itu, siswa disuruh
membaca, baik secara individu, keompok atau bergiliran di depan kelas. Tugas
membaca tidak harus diselesaikan pada satu kali tatap muka saja, melainkan
beberapa kali tatap muka bahkan dapat pula dilanjutkan siswa membaca di rumah.

4. Penyajian
Sebelum memulai membahas guru seharusnya telah menyiapkan
beberapa pertanyaan bab demi bab secara betahap yang berhubungan dengan isi
cerita, misalnya tema, alur, penokohan. Untuk mengembangkan minat baca siswa
dan memacu meningkatkan kecepatan membaca, guru dapat menggunakan cara
lain seperti pembuatan synopsis baik laporan tertulis atau lisan yang diseritakan
secara berantai dikelas.

8
5. Tugas-tugas praktis
Selama proses pengajaran, setelah semua selesai dibaca, guru dapat
memberikan tugas-tugas paraktis di rumah, seperti membuat diagram tokoh latar
cerita dan alur, baik cerita yang dibaca, didengar dari radio, orang lain atau yang
diliaht dari televise atau panggung pentas.

6. Diskusi
Untuk mengakhiri pengajaran sastra, dapat dilakukan dengan diskusi
kelompok dan dipresentasikan baik secara lisan maupun tertulis, misalnya
mengenai analisis cerita dengan berbagai pendekatan objektif, pragmatic,
mimesis, dan ekspresif.

Ø Model Pengajaran Sastra


1. Model Strata
Strategi ini diperoleh dari tulisan seorang ahli pendidikan yang
bernama Leslie Strata sehingga disebut strategi strata. Wardhani (1981)
mengemukakan langkah dalam strategi ini yakni :

a. Penjelajahan
Siswa melakukan penjelajahan terhadap cipta sastra yang disukainya atau
yang disrankan oleh guru. Penjelajahan dapat dilakukan dengan membaca,
bertanya, mengamati/menyaksikan pementasan, dan kegiatan yang bertujuan
untuk mendapat pemahaman tentang cipta sastra yang sedang dijelajahi.

b. Interpretasi
Setelah penjelajahan, dilakukuanlah penafsiran terhadap cipta sastra yang
dijelajahi. Penafsiran dapat dilakukan dengan presentasi atau sutau penampilan
lain. Dapat pula dengan menganalisis unsure-unsur yang membangun cipta sastra
tersebut.
9
c. Re-Kreasi
Langkah ini adalah langkah pendalaman. Siswa diminta untuk mengkreasikan
kembali apa yang telah dipahaminya. Misalnya, mengubah bentuk cerita menjadi
drama, menuliskan suatu bagian dalam sastra klasik dengan gaya masa kini, dsb
Cara melaksanakan setiap langkah di atas bergantung pada teknik yang ingin
dipergunakan oleh guru. Strategi ini memungkinkan guru bekerja dengan siswa
dalam kelompok-kelompok ataupun secara perorangan.

2. Model Taba
Strategi ini terdiri atas tahap-tahap. Setiap tahap diprakarsai oleh guru dengan
pertanyaan guru menetukan jenis kegiatan siswa. Siswa swcacra berurut terlibat
dalam suatu proses pembentukan generalisasi., penjelasan/penafsiran, dan ramalan
kesimpulan baru (penerapan).
Ada tigatahap pokok dalam model taba ini. Setiap tahap dapat dikembangkan
lagi menjadi tahap-tahap baru sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.
1. Pembentukan konsep
2. Penafsiran data
3. Penerapan prinsip
Penerapan model taba, prinsipnya diperlukan pengkajian unsure-unsur
sastra baik intrinsic Maupin ekstrinsik. Siswa harus digiring kea rah generalisasi.
Model ini mengikuti pola pemikiran induktif. Melalui model ini, siswa kan bebas
terlibat dalam sebuah karya sastra. Mereka dapat membaca sendiri, mendengarkan
sebuah pembacaan sastra, menyaksikan pentas drama, selanjutnya diminta
member tanggapan. Dari sekian tanggapan siswa, lalu dirangkum, dicari titik
temunya, kemudian disimpulkan.

10
3. Model Moody
Moody dalam Endraswara (2005) menunjukkan enam tahap penyajian
pengajaran sastra yang dapat diterapkan pada apresiasi puisi, yaitu :
a. Preliminary assessment
b. Practical decision
c. Introduction of the work
d. Presentation of the work
e. Discussion
f. Reinforcement(testing)

C. Hubungan Manusia dengan karya seni atau sastra


Seni merupakan kebalikan dari alam, yaitu sebagai hasil campur tangan
(sentuhan) manusia. Seni merupakan pengolahan budi manusia secara tekun untuk
mengubah suatu benda bagi kepentingan rohani dan jasmani manusia. Seni
merupakan ekspresi jiwa seseorang yang hasil ekspresi itu berkembang menjadi
bagian dari budaya manusia. Melalui kebudayaan manusia berusaha untuk
membebaskan diri dari beban penderitaan dan kesulitan hidup. Tuntutan
kehidupan manusia yang semakin beragam sering kali menjadi beban bagi
kebutuhan hidup manusia sehari – hari. Segala bentuk kesulitan yang seringkali di
hadapi dalam kehidupan sehari – hari menjadi tantangan tersendiri bagi manusia
untuk menciptakan beragam bentuk kebudayaan. Hasil karya manusia yang
berupa seni merupakan bentuk produk kebudayaan, yang diupayakan dapat
meringankan kesulitan manusia dalam menghadapi segala bentuk tantangan
zaman. Dalam sejarahnya seni memiliki dampak tersendiri bagi kehidupan
manusia baik itu bersifat positif maupun yang bersifat negatif sebagaimana telah
di uraikan diatas.

11
Demikian pula dengan halnya karya seni yang dalam perkembanganya tidak
sebatas menjadi mitos yang tidak terpahami aspek fungsinya bagi kehidupan
manusia. Kehadiran karya seni dipandang memliki manfaat bagi keshatan rohani,
minimal dapat menghibur kepentingan jiwa manusia , dan bahkan bermanfaat
bagi kesehatan akal pikir, mental, dan perasaan manusia. Sejalan dengan dampak
positif perkembangan seni bagi kehidupan manusia, dunia seni juga dapat
berdampak negatif bagi pola perilaku manusia

12
KESIMPULAN
Pada dasarnya antara seni dan sastra saling berkaitan ,selain itu hubungan manusia
dengan seni dan sastra mempunyai model atau cara dalam menjelaskan entah itu
meode Gormond atau lain sebagainya, yang mana dari model pengajaran itu
manusia akan mudah paham tentang seni dan sastra serta keterkaitannya dengan
manusia itu sendiri

14
DAFTAR PUSTAKA
SUJARWA.ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.PUSTAKA
PELAJAR.YOGYAKARTA
http://chocochipzluvondhe-ondhe.blogspot.co.id/2011/04/makalah-pengajaran-sastra.html
HERIMANTO dan WINARNO.ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.PT BUMI
AKSARA.JAKARTA

15

Anda mungkin juga menyukai