THYPOID
Dosen Pembimbing
OLEH:
Tahun 2021
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................................6
1. Definisi Thypoid........................................................................................................................6
2. Epidemiologi Thypoid...............................................................................................................7
3. Etiologi Thypoid........................................................................................................................7
4. Patofisiologi Thypoid................................................................................................................8
5. Pathway Thypoid.......................................................................................................................9
7. Komplikasi Thypoid................................................................................................................10
9. Penatalaksanaan Thypoid.........................................................................................................14
BAB III................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................................................................18
B. Saran........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella typhi C.
Penyakit ini mempunyai tanda – tanda khas berupa perjalanan yang cepat yang
berlangsung kurang lebih 3 minggu disertai gejala demam, nyeri perut, dan erupsi
kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis dan penyakit ini sangat
sering di jumpai di Asia termasuk di Indonesia. ( Widodo Djoko, 2009) .
Pengobatan demam typhoid sampai saat ini masih dianut tiga penatalaksanaan,
salah satunya yaitu didominasi oleh berbagai jenis antibiotik seperti kloramfenikol,
amoksisilin, kotrimoksazol, ampicillin dan tiamfenikol.
Masalah yang timbul pada pasien demam typhoid yaitu kemungkinan pada
usus halus anatara lain, perdarahan usus, perforasi usus. Prioritas pada luar usus
antara lain, bronkopnemonia, typhoid ensefalopati, miningitis. Komplikasi yang berat
dapat menyebabkan kematian pada penderita demam typhoid.
B. Rumusan Masalah
Terdapat beberapa rumusan masalah yaitu:
C. Tujuan Penulisan
Terdapat beberapa tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu:
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Thypoid
Demam typhoid dan demam paratifoid adalah penyakit infeksi akut usus
halus. Demam paratifoid biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinik
yang sama atau menyebabkan enteritis akut (Juwono dan Prayitno, 2004).
Penyebabnya adalah kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C,
selain demam enterik kuman ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan
makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus) (Rasmilah, 2001). Proses timbulnya
demam typhoid berawal dari kuman yang masuk lewat rongga mulut menuju ke
lambung, suatu tempat dimana terdapat mekanisme pertahanan tubuh yang berfungsi
mematikan kuman. Sekalipun lambung mampu mematikan kuman tapi ternyata masih
ada sebagian kuman yang lolos, kuman yang lolos inilah yang kemudian masuk dan
menempel di usus halus. Didalam usus biasanya disebut sebagai ileum terminalis,
kemampuan berkembang biak, lalu menyebar kemana-mana diantaranya menuju sel-
sel usus, kelenjar dan saluran getah bening, pembuluh darah bahkan bisa mencapai
otak (Juwono dan Prayitno, 2004).
Salmonella typhi dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun
suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 70°C maupun oleh antiseptik.
Sampai saat ini diketahui bahwa kuman ini hanya menyerang manusia (Rampengan
dan Laurentz, 1993). Pada demam typhoid suhu tubuh semakin lama kian meninggi,
diikuti penurunan kesadaran, bibir dan lidah kering serta menurunnya tekanan darah.
Pada penurunannya terjadi secara cepat dan mendadak perlu diwaspadai sebagai
penanda terjadinya pendarahan atau perforasi (usus berlubang). Bila tidak ada
komplikasi, umumnya di minggu ketiga mulai terjadi proses penyembuhan
(Ganiswara,1995).
2. Epidemiologi Thypoid
Demam tifoid dan paratifoid adalah infeksi enterik yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella enterica serovar Typhi (S. Typhi) dan Paratyphi A, B, dan C (S.
6
Paratyphi A, B, dan C), masing-masing, secara kolektif disebut sebagai Salmonella
tifoid, dan penyebab demam enterik. Manusia adalah satu-satunya reservoir untuk
Salmonella Typhi dengan penularan penyakit yang terjadi melalui rute fecal-oral,
biasanya melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh kotoran
manusia. Diperkirakan 17 juta kasus penyakit demam tifoid dan paratifoid terjadi
secara global pada tahun 2015 terutama di Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Afrika
sub-Sahara, dengan beban dan insiden terbesar yang terjadi di Asia Selatan. Tanpa
diobati, baik demam tifoid maupun paratifoid mungkin fatal dengan 178.000 kematian
diperkirakan di seluruh dunia pada tahun 2015.
3. Etiologi Thypoid
Menurut Inawati (2017) demam thypoid timbul yang di akibat dari infeksi
oleh bakteri golongan salmonella yang memasuki tubuh penderita melalui pada sistem
saluran pencernaan (mulut, esofagus, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar)
yang akan masuk kedalam tubuh manusia bersama bahan makanan atau minuman
yang sudah tercemar. Cara penyebarannya untuk bakteri ini yaitu pada muntahan
manusia, urine, dan kotoran-kotoran dari penderita thypoid yang kemudian secara
pasif terbawa oleh lalat (kaki-kaki lalat) yang sudah hinggap ditempat kotor, dan lalat
itu mengontaminasi makanan, minuman, sayuran, maupun buah-buah segar. Sumber
utama yang akan terinfeksi adalah manusia yang selalu mengeluarkan
mikroorganisme penyebab penyakitnya, baik ketika ia sedang sakit atau sedang dalam
7
masa penyembuhan demam thypoid, sehingga penderita masih mengandung
salmonella didalam kandung empedu atau didalam ginjalnya. Bakteri salmonella thypi
ini hidup dengan baik pada suhu 37oC, dan dapat hidup pada air steil yang beku dan
dingin, air tanah, air laut dan debu selama berminggu-minggu, dan juga dapat hidup
berbulanbulan dalam telur yang terkontaminasi dan tiram beku.
4. Patofisiologi Thypoid
Penularan salmonella thypi dapat juga ditularkan melalui berbagai cara, yang
dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus
(muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses. Feses dan muntah pada penderita thypoid
dapat menularkan kuman salmonella typhi kepada orang lain, kuman tersebut dapat
ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan
dikosumsi oleh orang yang sehat. Apabila makanan tersebut kurang memperhatikan
kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar salmonella
tyhpi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke
dalam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai
jaringan limpoid. Didalam jaringan limpoid ini kuman akan berkembang biak, lalu
masuk ke aliran darah untuk mencapai sel-sel retikuloendotetial. Sel-sel
retikuleondetial ini kemudian akan melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan
menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus, dan kandung
ampedu (Padila, 2013). Demam dan gejala pada thypoid ini disebabkan oleh
endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian sperimental disimpulkan bahwa
endotoksemia bukan penyebab utama pada demam thypoid. Endotoksemia berperan
pada patogenis thypoid, karena akan membantu pasien inflamasi lokal pada usus
halus. Demam ini disebabkan salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang
sintesis dan pelepsan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang
(Padila,2013).
8
5. Pathway Thypoid
9
6. Manifestasi Klinis Thypoid
a) Masa tunas 10 – 20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui
makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari.
c) Demam. Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris
remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus
berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan
normal kembali pada akhir minggu ketiga.
d) Gangguan pada saluran pencernaan. Pada mulut terdapat nafas berbau tidak
sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih
kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan.
f) Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik
kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada
minggu pertama demam.
7. Komplikasi Thypoid
Menurut Sodikin (2011) komplikasi biasanya terjadi pada usus halus, namun hal
tersebut jarang terjadi, apabila komplikasi ini terjadi pada seorang anak maka dapat
berakibat fatal. Gangguan pada usus halus dapat berupa sebagai berikut, yaitu:
1. Perdarahan usus
2. Perforasi
3. Peritonitis
11
8. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Thypoid
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
b. Pemeriksaan Leukosit
c. Pemeriksaan feses
12
Didapatkan adanya lendir dan darah, dicurigai akan bahaya
perdarahan pada usus dan perforasi.
d. Tes widal
Tes widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan ati
bodi (aglutinin).. Anti gen yang digunakan pada tes widal
adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di
laboratorium. Maksud tes widal adalah untuk menentukan
adanya agglutinin dalam serum pasien yang disangka menderita
demam thypoid. Akibat infeksi oleh kuman salmonella, pasien
membuat anti bodi (agglutinin), yaitu:
e. Biakan darah
f. Pemeriksaan radiologi
13
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah adanya kelainan atau
komplikasi akibat demam thypoid
9. Penatalaksanaan Thypoid
Penatalaksanaan Medik
a. Perawatan
o Isolasi pasien.
o Desinfeksi pakaian.
b. Diet
c. Obat
Cloramphenicol
Penatalaksanaan Keperawatan
Kriteria Hasil :
Kriterian Hasil :
c. Berat badan
Kriteria hasil :
16
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Typhoid adalah suatu penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna dan
gangguan kesadaran. Penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik
yang disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella type A.B.C penularan terjadi
secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
B.Saran
Cara pencegahan penyakit typoid yang dilakukan adalah cuci tangan setelah
dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan, hindari
minum susu mentah (yang belum dipasteurisasi), hindari minum air mentah, rebus air
sampai mendidih dan hindari makanan pedas.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah. 2005. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta: EGC.
Widodo Joko. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Doenges, Maryllin. 2003. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Alih Bahasa: Yasmin Asih.
Jakarta: EGC.
http://eprints.ums.ac.id/16124/2/bab_1.pdf
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1390973&val=1248&title=EPIDEMIOLOGI%20MANIFESTASI%20KLINIS
%20DAN%20PENATALAKSANAAN%20DEMAM%20TIFOID
http://eprints.umpo.ac.id/5374/3/BAB%202.pdf
https://dinkes.tegalkota.go.id/berita/detail/demam-thypoid
19