Garuda 1014464
Garuda 1014464
Abstrak: Perawatan dirumah sakit yang dialami oleh seorang anak dapat menimbulkan
berbagai pengalaman yang sangat traumatik dan penuh dengan kecemasan. Cemas yang
muncul dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti lingkungan fisik rumah sakit antara
lain ruang rawat, alat-alat, bau yang khas, pakaian putih petugas kesehatan maupun
lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh terapi bermain terhadap
penurunan kecemasan anak usia pra sekolah yang di rawat. Jenis penelitian adalah quasy
eksperimen dengan menggunakan desain one group pretest-postest. Sampel penelitian
adalah anak usia pra sekolah yang di rawat di edelwiss RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisis data secara kuantitatif yaitu
univariat dan Bivariat dengan uji Paired T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
pengaruh terapi bermain terhadap penurunan kecemasan pada anak usia pra sekolah yang
dirawat (ρ = 0,000). Kepada rumah sakit agar lebih meningkatkan kegiatan terapi bermain
bagi anak yang di rawat dalam upaya menurunkan kecemasan pada anak.
Anak adalah individu yang unik, dan ruang rawat, alat-alat, bau yang khas,
buka merupakan miniatur orang dewasa. pakaian putih petugas kesehatan maupun
Orang tua bertanggung jawab untuk lingkungan sosial, seperti sesama pasien
menjaga dan mengupayakan anak dalam anak, ataupun interaksi dan sikap petugas
kondisi optimal (Supartini, 2004) kesehatan itu sendiri. Perasaan, seperti
Perawatan dirumah sakit yang takut, cemas, tegang, nyeri, dan perasaan
dialami oleh seorang anak dapat yang tidak menyenangkan lainnya, sering
menimbulkan berbagai pengalaman yang kali dialami anak (Wong, 2008).
sangat traumatik dan penuh dengan Perasaan cemas yang muncul pada
kecemasan. Cemas yang muncul dapat anak dapat timbul karena menghadapi
disebabkan oleh banyak faktor seperti sesuatu yang baru dan belum pernah
lingkungan fisik rumah sakit antara lain dialami sebelumnya, rasa tidak aman dan
185
186 Jurnal Media Kesehatan, Volume 10 Nomor 2, Oktober 2017, hlm. 102-204
nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang demikian, kegiatan bermain harus menjadi
biasa dialaminya, dan sesuatu yang bagian integral dari pelayanan kesehatan
dirasakan menyakitkan. Beberapa anak di rumah sakit (Supartini,2004).
penelitian menunjukkan bahwa anak yang Hasil penelitian Mujiastuti tentang
dirawat mengalami kecemasan akibat dari pengaruh terapi bermain terhadap
beberapa tindakan dan prosedur yang kecemasan pada anak usia pra sekolah (3-5
dilakukan. Hal ini menimbulkan trauma Tahun) di bangsal anggrek RSUD Saras
pada anak selama dilakukan perawatan Husada Purwokerto Tahun 2009, dengan
(Supartini, 2004). uji Paired t-test. Hasil penelitian
Pada anak usia prasekolah ( 3-5 menunjukkan nilai ρ = 0,000 dimana nilai
tahun) jika mengalami perawatan di rumah tersebut (p<0,05), maka Ho ditolak, artinya
sakit akan menunjukkan reaksi terhadap ada beda rata-rata antara nilai sebelum
perpisahan seperti menolak makan, sering perlakuan terapi bermain dengan setelah
bertanya, menangis walaupun secara perlakuan terapi bermain dan hasil
perlahan, dan tidak kooperatif terhadap penelitian Katinawati menunjukkan adanya
petugas kesehatan. Perawatan di rumah pengaruh terapi bermain dalam
sakit juga membuat anak kehilangan menurunkan kecemasan anak yang di
kontrol terhadap dirinya. Perawatan di rawat di RSUD Tugu Rejo Semarang
rumah sakit yang mengharuskan adanya dengan nilai ρ = 0,000. Hasil penelitian
pembatasan aktivitas anak sehingga anak Mehrangiz.S, Mehravar.MJ, Zahra.SR
merasa kehilangan kekuatan diri. tahun 2012 menunjukkan ada efek bermain
Perawatan di rumah sakit sering kali dalam mengurangi kecemasan pada
dipersepsikan anak prasekolah sebagai pemisahan anak.
hukuman sehingga anak akan merasa malu, Kecemasan adalah suatu perasaan
bersalah, atau takut. Ketakutan anak subjektif yang dialami seseorang terutama
terhadap perlukaan muncul karena anak oleh adanya pengalaman baru, termasuk
menganggap tindakan dan prosedurnya pada pasien anak yang harus mendapatkan
mengancam integritas tubuhnya. Hal ini perawatan di rumah sakit karena alasan
menimbulkan reaksi agresif dengan marah tertentu. Pada pasien anak dilaporkan
dan berontak, ekspresi verbal dengan bahwa yang membuat mereka cemas
mengucapkan kata-kata marah, tidak mau adalah karena dampak hospitalisasi,
bekerjasama dengan perawat, dan pemeriksaan dan prosedur tindakan medik
ketergantungan pada orang tua yang menyebabkan perasaan tidak nyaman
(Alimul,2015). (Nurjanah, 2005).Faktor-faktor yang
Untuk mengurangi kecemasan saat menyebabkan kecemasan pada anak yang
menjalani perawatan ini anak memerlukan dirawat meliputi kepribadian anak, posisi
media yang dapat mengekspresikan anak dalam keluarga, pendampingan orang
perasaan cemas dan mampu bekerjasama tua anak, dan kelas dalam rumah sakit
dengan petugas kesehatan selama dalam (Stevens, et al, 2000 dalam Fatkhul,
perawatan. Media yang paling efektif Mubin, D. 2010)
adalah melalui kegiatan bermain. Menurunkan kecemasan pasien anak
Permainan yang terapeutik didasari oleh merupakan tugas perawat anak. Salah satu
pandangan bahwa bermain bagi anak caranya yang bisa digunakan yaitu dengan
merupakan aktifitas yang sehat dan menerapkan terapi bermain pada anak yang
diperlukan untuk kelangsungan tumbuh dirawat. Karena terapi bermain dapat
kembang anak dan memungkinkan untuk mengurangi kecemasan yang dialami anak
dapat menggali dan mengekspresikan selama di rawat dirumah sakit (Riyadi,
perasaan dan pikiran anak, mengalihkan 2009).
perasaan nyeri, dan relaksasi. Dengan
Delfina, Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Penurunan… 187
setelah dilakukan tindakan terapi bermain rumah sakit sering kali dipersepsikan anak
adalah 4,09 dengan standar deviasi 1,990. prasekolah sebagai hukuman sehingga
Terlihat nilai mean mengalami penurunan anak akan merasa malu, bersalah, atau
setelah dilakukan tindakan terapi bermain takut. Ketakutan anak terhadap perlukaan
adalah 6,406 dengan standar deviasi 3,509. muncul karena anak menganggap tindakan
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai dan prosedurnya mengancam integritas
P = 0,000<5%, artinya ada penurunan rata- tubuhnya. Hal ini menimbulkan reaksi
rata kecemasan anak sesudah dibandingkan agresif dengan marah dan berontak,
dengan sebelum dilakukan tindakan terapi ekspresi verbal dengan mengucapkan kata-
bermain. kata marah, tidak mau bekerjasama dengan
perawat, dan ketergantungan pada orang
PEMBAHASAN tua.
Sebelum pelaksanaan perlakuan Hasil penelitian ini juga sesuai
dengan tindakan terapi bermain untuk dengan penelitian yang dilakukan
melihat pengaruhnya terhadap kecemasan Katinawati yang menunjukkan adanya
pasien anak yang di rawat dilakukan pengaruh terapi bermain dalam
pengukuran pertama kecemasan terhadap menurunkan kecemasan anak yang di
seluruh responden dengan menggunakan rawat di RSUD Tugu Rejo Semarang
lembar observasi kecemasan pasien anak. dengan nilai ρ = 0,000 dan penelitian
Hasil penelitian didapatkan rata – Mujiastuti tentang pengaruh terapi bermain
rata kecemasan pasien anak sebelum terhadap kecemasan pada anak usia pra
dilakukan tindakan terapi bermain 10,50 sekolah (3-5 Tahun) di bangsal anggrek
(95% CI: 9,27-11,73). Sedangkan hasil RSUD Saras Husada Purwokerto Tahun
analisis didapatkan rata – rata kecemasan 2009, dengan uji Paired t-test. Hasil
anak sesudah dilakukan tindakan terapi penelitian diketahuinya nilai rata-rata
bermain adalah 4,09 (95% CI:3,38-4,81). kecemasan sebelum diberikan terapi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bermain 14 dengan standar deviasi 5,
anak yang dirawat mengalami kecemasan, sedangkan rata-rata kecemasan sesudah
Keadaan ini terjadi karena dampak dari diberikan terapi bermain 11 dengan standar
hospitalisasi yang dialami oleh anak, baik deviasi 3 , dimana nilai p=0,000, dimana
yang bersumber dari lingkungan ataupun nilai tersebut (p<0,05).Hasil penelitian
tindakan keperawatan yang alami oleh Fricilia Euklesia Wowilingmenunjukkan
anak. Lingkungan yang asing dan prosedur bahwa nilai p value = 0,000 (<0,05)
yang menyakitkan sering menimbulkan sehingga terdapat pengaruh terapi bermain
traumatik pada anak yang dirawat. Hasil mewarnai gambar terhadap tingkat
penelitian ini sesuai dengan teori Alimul kecemasan pada anak usia pra sekolah
(2015) kecemasan pada anak usia akibat hospitalisasi di Ruangan Irina E
prasekolah ( 3-5 tahun) muncul ketika BLU RSUP Prof. Dr. R. D.Kandou
mengalami perawatan di rumah sakit akan Manado
menunjukkan reaksi terhadap perpisahan Keadaan ini menunjukkan adanya
seperti menolak makan, sering bertanya, penurunan kecemasan pada anak setelah
menangis walaupun secara perlahan, dan dilakukan tindakan terapi bermain. Hal ini
tidak kooperatif terhadap petugas diperkuat oleh pendapat Supartini (2004)
kesehatan. Perawatan di rumah sakit juga bahwa terapi bermain dapat mengurangi
membuat anak kehilangan kontrol terhadap dampak hospitalisasi pada anak, permainan
dirinya. Perawatan di rumah sakit yang yang terapeutik didasari oleh pandangan
mengharuskan adanya pembatasan bahwa bermain bagi anak merupakan
aktivitas anak sehingga anak merasa aktifitas yang sehat dan diperlukan untuk
kehilangan kekuatan diri. Perawatan di kelangsungan tumbuh kembang anak dan
Delfina, Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Penurunan… 189
memungkinkan untuk dapat menggali dan beberapa anak yang belum dapat
mengekspresikan perasaan dan pikiran mengekpresikan perasaan dan pikiran
anak, mengalihkan perasaan nyeri, dan secara verbal dan/atau pada anak yang
relaksasi. Kegiatan bermain harus menjadi kurang dapat mengekspresikannya,
bagian integral dari pelayanan kesehatan permainan menggambar, mewarnai, atau
anak di rumah sakit. melukis akan membantunya
Terapi bermain diberikan dalam mengespresikan perasaan tersebut.
upaya mengurangi cemas yang dihadapi Permainan yang terapeutik akan dapat
anak akibat dampak hospitalisasi. Dengan meningkatkan kemampuan anak untuk
terapi bermain pertumbuhan dan mempunyai tingkah laku yang positif (.
perkembangan anak yang sakit tetap terus Keadaan ini sesuai dengan pendapat
bisa berkembang (Alimul, 2015). Kuntjoro yang menyatakan bahwa peran
Hasil observasi selama penelitian perawat sangat penting dalam
responden yang mengalami kecemasan penanggulangan kecemasan dan berupaya
ditandai dengan beberapa hal, diantaranya agar pasien tidak merasa cemas melalui
menjadi takut dengan orang asing, marah asuhan keperawatan yang komperehensif
karena hal-hal kecil, tidak tenang, mudah secara biologis, psikologis, sosial, dan
gelisah, ketakutan, sulit untuk beristirahat spiritual.
dan gangguan pola tidur, mulut terasa
kering, kehilangan minat pada banyak hal, KESIMPULAN
membutuhkan dukungan keluarga. Rata-rata kecemasan anak sebelum
Kecemasan yang muncul pada anak dilakukan tindakan terapi bermain 10,50,
akibat hospitalisasi dapat diatasi dengan sedangkan rata-rata kecemasan anak
pemberian terapi bermain, dimana terapi sesudah dilakukan tindakan terapi bermain
bermain pada anak yang sakit dapat 4,09. Rata-rata perbedaan kecemasan anak
mengurangi kecemasan, menurunkan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
traumatic akibat tindakan keperawatan. terapi bermain adalah 6,406. Ada
Aktifitas bermain yang dilakukan perawat penurunan rata-rata kecemasan anak
pada anak di rumah sakit akan memberikan sesudah dibandingkan dengan sebelum
keuntungan sebagai berikut : dilakukan tindakan terapi bermain. Dan
Meningkatkan hubungan antara klien (anak ada pengaruh pemberian terapi bermain
dan keluarga) dan perawat karena dengan terhadap penurunan kecemasan pada anak
melaksanakan kegiatan bermain, perawat yang dirawat,
mempunyai kesempatan untuk membina Mengurangi kecemasan pada anak
hubungan yang baik dan menyenangkan yang di rawat sebaiknya perawat di ruang
dengan anak dan keluarganya. Bermain anak dapat menerapkan terapi bermain,
merupakan alat komunikasi yang efektif karena terapi bermain bisa sebagai media
antara perawat dan klien. Perawatan di untuk meningkatkan hubungan antara klien
rumah sakit akan membatasi kemampuan (anak dan keluarga) dan perawat karena
anak untuk mandiri. Aktivitas bermain dengan melaksanakan kegiatan bermain,
yang terprogram akan memulihkan perawat mempunyai kesempatan untuk
perasaan mandiri pada anak. Permainan membina hubungan yang baik dan
pada anak di rumah sakit tidak hanya akan menyenangkan dengan anak dan
memberikan rasa senang pada anak, tetapi keluarganya dan bermain merupakan alat
juga akan membantu anak komunikasi yang efektif antara perawat
mengekspresikan perasaan dan pikiran dan klien.
cemas, takut, sedih, tegang dan nyeri. Pada
190 Jurnal Media Kesehatan, Volume 10 Nomor 2, Oktober 2017, hlm. 102-204
DAFTAR RUJUKAN
Alimul. A. 2015. Pengantar Ilmu Keperawatan Mehrangiz.S, Mehravar.MJ, Zahra.SR.International
Anak Jilid 1. Salemba Medika. Jakarta Conference on Education and Educational
Christiana.E, Jurnal Pendidikan Dasar Vol 9 No.1 Psychology (ICEEPSY 2012). Diakses tanggal
Tahun 2008. http://www.terapi bermain.com. 20 Juni 2016.
Diakses tanggal 20 Juni 2016. Mujiastuti.U. Pengaruh Terapi bermain terhadap
Fatkhul, Mubin, D. 2010. Faktor-Faktor yang Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah (3-5
Berhubungan dengan Kecemasan pada Anak Tahun) Di Bangsal Anggrek RSUD Saras
Usia Prasekotah Di Bangsal Melati RSUD Husada Purwokerto Tahun 2009, Skripsi.
Tugurejo Semarang. Jurnal. Jurnal http://www.terapi bermain.com. Diakses
KeperawatanVol. 3 No. 2 tanggal 20 Juni 2016.
Fricilia E.W. 2011. Pengaruh terapi bermain dalam Nursalam, 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan
menurunkan kecemasan anak yang di rawat di Anak. Salemba Medika. Jakarta
RSUD Tugu Rejo Semarang Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak, EGC,
Katinawati,Handayani.S,Ari.S 2011.Pengaruh Jakarta.
Terapi Bermain Dalam Menurunkan Wong, L. 2008. Buku Ajar Konsep Dasar
Kecemasan Pada anak usia Pra Sekolah yang Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Mengalami Hospitalisasi di RSUD Tugurejo
Semarang.