Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Definisi
Apendiksitis merupakan salah satu penyakit saluran pencernaan yang
paliing umum ditemukan dan yang paling sering memberikan keluhan
abdomen akut (Brunner & Suddarth, 2013). Selain itu apendiksitis
merupakan peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing.
Usus buntu merupakan infeksi yang dapat mengakibatkan peradangan akut
sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi
yang pada umumnya sangat berbahaya (Sjamsuhdayat, 2010).
B. Etiologi
Apendiksitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik, tetapi ada
faktor predisposisi yaitu :
1. Penyumbatan lumen apendik, pada umumnya terjadi karena :
a. Hiperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak.
b. Adanya fekalit dalam lumen apendiks
c. Adanya benda asung seperti biji-bijian.
d. Strikutra karena fibrosa akibat perdarahan sebeumnya.
2. Infeksi kuman dari colon yang palung sering adalah E Coli dan
streptococcus.
3. Laki-laki lebih banyak dari wanita, yang terbanyak pada umur 15-30 tahun
(remaja dewasa). ini disebakan oleh karena ituperingatkan jaringan
inmposible.
4. Tergantung pada bentuk apendiks :
a. Apendik yang terlalu panjang
b. Massa apendiks yang pendek 5.
c. Penonjolan jaringan limpoid dakan kunen apendis.
C. Manifestasi Klinis
Terdapat beberapa gejala yuang sering terjado yaitu:
a. Nyeri kuadran bawah
b. Demam ringan, mual , muntah dan hilangnya fokus nafsu makan.
c. Nyeri tekan
d. Terdapat konstipasi atau diare.
e. Nyeri lumbal, bila apendiks melingkar di belakang sekum.
f. Nyeri defekasi, bla apendik berada dekar rektal.
g. Nyeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat kandung kemih atau
ureter.
h. Apabila appendiks sudah ruptur, nyeri menjadi menyebar, disertai
abdomen terjadi akibat ileus paralitik.
D. Patofisiologi
Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendisk.
Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa appendiks
mengalami bendungan. Semakin lama mukus tersebut semakin banyak,
namun elasitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan intra lumen. Tekanan tersebut akan
menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema dan ulserasi mukosa.
Pada saat itu terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai dengan nyeri
epigastrium.
Bila sekresi mukus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut
akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan
menembus dinding sehingga peradangan yang timbul meluas dan mengenai
peritoneum yang dapat menimbulkan nyeri pada abdomen kanan bawah yang
disebut apendisitis supuratif akut.
Apabila aliran arteri terganggu maka akan terjadi infrak dinding
appendiks yang diikuti ganggren. Stadium ini disebut apendisitis
ganggrenosa. Bila dinding appendiks rapuh maka akan terjadi prefesional
disebut appendikssitis perforasi. Bila proses berjalan lambat, omentum dan
usus yang berdekatan akan bergerak ke arah appendiks hingga muncul
infiltrat appendikkularis.
Pada anak-anak karena omentum lebih pendek dan appendiks lebih
panjang, dinding lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan
tubuh yang masih kurang memudahkan untuk terjadi perforasi, sedangkan
pada orang tua mudah terjadi karena ada gangguan pembuluh darah.
E. Komplikasi
1. Abses
2. Perforasi
F. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis apendisitis akut biasanya berdasarkan gejala klinis dan tes
laboratorium. Diagnosis ditegakkan bila memenuhi :
1. Gambaran klinis yang mengarah ke appendicitis seperti Nyeri di sekitar
umbilikus dan epigastrium disertai anoreksia (nafsu makan menurun),
nausea, dan sebagian dengan muntah. Beberapa jam kemudian nyeri
berpindah ke kanan bawah ke titik Mc Burney disertai kenaikan suhu
tubuh ringan.
2. Demam lebih dari 37,50C
3. Laboratorium : lekositosis yaitu lekosit > 10.000 /dl biasanya pada
perforasi terdapat pergeseran ke kiri (netrofil segmen meningkat).
4. USG yang mungkin di temukan pada pemeriksaan ini :
Lampiran buncit berisi cairan dengan diameter lebih dari 5 mm
Ketebalan dinding 3 mm atau lebih besar.
G. Penatalaksanaan
Tindakan penanganan yang dapat dilakukan pada penderita appendicitis
meliputi penanggulangan konservatif dan operasi:
1. Penanggulangan Konservatif
Penanggulangan konservatif yang diberikan pada penderita yang tidak
memiliki akses ke pelayanan bedah berupa pemberian antibiotik, karena
pemberian antibiotik berguna untuk mencegah infeksi pada penderita
apendiksitis perforasi sebelum operasi dilakukan penggantian cairan dan
elektrolit serta pemberian antibiotik sistemik.
2. Operasi
Apabila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan appendicitis maka
tindakan yang dilakukan adalah operasi membuang apendik
(apendiktomi). Penundaan apendiktomi dengan pemberian antibiotik dapat
mengakibatkan abses dan perforasi. Pada abses appendiks dilakukan
drainage (mengeluarkan nanah).
H. Pathway Appendiksitis
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN APENDIKSITIS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien :
Nama, umur, alamat, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan
2. Keluhan Utama :
Biasanya pasien selalu mengeluh nyeri pada daerah perut.
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengeluh nyeri pada daerah perut
b. Riwayat penyakit dahulu :
Meliputi penyakit apa yang pernah diderita oleh klien seperti hipertensi,
operasi abdomen yang lalu, apakah klien pernah masuk rumah sakit,
obat-abatan yang pernah digunakan apakah mempunyai riwayat alergi
dan imunisasi apa yang pernah diderita.
c. Riwayat penyakit keluarga
d. Pola Kesehatan
4. Pemeriksaan Fisik (secondary survey)
Keadaan Umum :
a. Sistem kardiovaskuler (mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya
distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung).
b. Sistem hematologi (mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan
splenomegali).
c. Sistem urogenital (ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan
keluhan sakit pinggang).
d. Sistem muskuloskeletal (mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam
pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak).
e. Sistem kekebalan tubuh (mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar
getah bening).
B. Diagnosa Keperawatan
a. Pre Operasi
1. Nyeri akut
Definisi
Nyeri akut merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan awitan yang tiba-
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat di antisipasi atau diprediksi (Nanda International, 2017)
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lamat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3
bulan (SDKI, 2019)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
- Tampak meringis
- Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
gejala dan tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
- Tekanan darah meningkat
- pola napas berubah
- nafsu makan berubah
- proses berpikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri
- Diaforesis
Kondi Klinis Terkait
- Kondisi pembedahan
- Cedera traumatis
- Infeksi
- Sindrom koroner akut
- Glaukoma
2. Defisit pengetahuan
Definisi
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu
Penyebab
- Keteratasan kognitif
- Gangguan fungsi kognitif
- Kekeliruan mengikuti anjuran
- Kurang terpapar informasi
- Kurang minat dalam belajar
- Kurang mampu mengingat
- Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
- Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
- Menunjikan presepsi yang keliru terhadap masalah
Gejala dan Tanda Minor
- Menjalani pemeriksaan yang tepat
- Menunjikan perilaku berlebihan (mis. apatis, bermusuhan,
agitasi,histeria)
Kondisi Klinis terkait
- Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien
- Penyakit akut
- Penyakit kronis
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik
- Kram abdomen
- Nyeri abdomen
- Menghindari makanan
- Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
- Kerapuhan kapiler
- Diare
- Kehilangan rambut berlebihan
- Bising usus hiperaktif
- Kurang makan
- Kurang informasi
- Kurang minat pada makanan
- Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
- Kesalahan konsepsi
- Kesalahan informasi
- Membran mukosa pucat
- Ketidakmampuan memakan makanan
- Tenus otot menurun
- Mengeluh gangguan sensasi rasa
- Mengeluh gangguan sensasi rasa
- Mengeluh asupan makanan kurang dan RDA (recomended
dialy allowance)
- Cepat kenyang setelah makan
- Sariawan rongga mulut
- Steatorea
- Kelemahan otot pengunyah
- Kelemahan otot untuk menelan
4. Kekurangan volume cairan
Definisi
Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular.
Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran
sodium
Batasan Karakteristik :
- Kelemahan
- Haus
- Penurunan turgor kulit/lidah
- Membran mukosa/kulit kering
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan
volume/tekanan nadi
- Pengisian vena menurun
- Perubahan status mental
- Konsentrasi urine meningkat
- Temperatur tubuh meningkat
- Hematokrit meninggi
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing)
Faktor-faktor yang berhubungan:
- Kehilangan volume cairan secara aktif
- Kegagalan mekanisme pengaturan
b. Post Operasi
1. Nyeri akut
2. Hipertermi
Definisi
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh
Penyebab
- Dehidrasi
- Terpapar lingkungan panas
- Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
- Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
- Peningkatan laju metabolisme
- Respon trauma
- Aktivitas berlebihan
- Penggunaan inkubator
- Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
- Suhu tubuh diatas nilai normal
- Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
- Kulit merah
- Kejang
- Takikardi
- Takipnea
- Kulit terasa hangat
- Kondisi Klinis Terkait
- Proses infeksi
- Hipertiroid
- Stroke
- Dehidrasi
- Trauma
- Prematuritas
3. Risiko infeksi
Definisi
Mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik
Faktor resiko
Penyakit kronis
- Diabetes melitus
- Obesitas
-
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Masalah
Kolaborasi