Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS MENDALAM

PADA PASIEN CKD DAN HHD


DI RUANGAN TERATAI RSUD DR DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

Disusun sebagai salah satu syarat untuk


Menyelesaikan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL)

Disusun Oleh :

SEPRI HANDAYANI
PO.62.31.3.18.275

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN UNTUK
LAPORAN KASUS MENDALAM

Laporan kasus mendalam pada pasien CKD dan HHD di


RSUD Doris Sylvanus telah disahkan pada :
Tanggal : Oktober 2021

Disusun oleh :

SEPRI HANDAYANI
PO.62.31.3.18.275

Pembimbing

HELMI SUSANTI SIMAMORA. S.Gz


NIP : 198220722 200501 2 013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan kasih-Nya Penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangka Raya
tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa


dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materi. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam laporan kasus PKL ini terutama kepada:

1. Direktur RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya


2. Ibu Dhini, M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes Palangkaraya
3. Ibu Noor Jannah, S.Tr.Gz selaku kepala Instalasi Gizi RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangkaraya.
4. Ibu Nila Susanti, SKM, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Palangkaraya.
5. Ibu Fretika Utami Dewi, S.Gz, M.Pd selaku koordinator dan pembimbing
dalam Praktek Kerja Lapangan AGK
6. Helmi Susanti. S.Gz, selaku pembimbing yang telah membimbing
penyusunan, dan telah memberikan arahan serta masukan kepada penulis
7. Orang tua serta keluargaku yang telah memberikan doa, dorongan dan
semangat selama penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus PKL ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Semoga laporan kasus PKL ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Palangka Raya, Oktober 2021

Sepri Handayani
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
1. Tujuan Umum 2
2. Tujuan Khusus 2
BAB II. GAMBARAN UMUM PASIEN 3
A. Identitas Pasien 3
B. Data Subyektif 3
C. Data Obyektif 3
D. Diagnosa Medik 3
E. Pengobatan 3
BAB III. PELAKSANAAN PELAYANAN GIZI 4
A. Pengkajian Gizi 4
1. Antropometri 4
2. Biokimia 4
3. Klinis 4
4. Dietery 5
5. Riwayat Personal 5
B. Diagnosis Gizi 5
C. Intervensi Gizi 6
1. Terapi Diet 6
2. Tujuan Diet 6
3. Prinsip/Syarat Diet 6
4. Perhitungan Kebutuhan 6
5. Rencana Konsultasi Gizi 7
6. Monitoring dan Evaluasi 7
7. Implementasi Gizi 8
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA 10
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 15
A. Monitoring dan Evaluasi Asupan Zat Gizi 15
1. Asupan Makanan 15
2. Evaluasi Perkembangan Diet 16
B.Monitoring dan Evaluasi Data Rekam Medik 18
1. Pemeriksaan Klinis 18
2. Pemeriksaan Laboratorium 18
BAB VI. RINGKASAN PELAYANAN GIZI 19
BAB VII. PENUTUP 20
A. Kesimpulan 20
B. Saran 22

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Laboratorium 3

Tabel 2.2 Pemeriksaan Fisik Klinis 3

Tabel 3.1 Hasil Laboratorium 4

Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik Klinis 4

Tabel 3.3 Hasil Laboratorium 7

Tabel 3.4 Hasil Fisik Klinis 8

Tabel 3.5 Perencanaan Menu Hari Pertama 9

Tabel 3.6 Perencanaan Menu Hari Kedua 9

Tabel 5.1 Food Weighing Hari Pertama 15

Tabel 5.2 Food Weighing Hari Kedua 15

Tabel 5.3 Asupan Recall 24 Jam Sebelum Dilakukan Food Weighing 16

Tabel 5.4 Asupan Recall 24 Jam Pada Food Weighing Hari Pertama 16

Tabel 5.5 Asupan Recall 24 Jam Pada Food Weighing Hari Kedua 17

Tabel 5.6 Hasil Monev Laboratorium 18

Tabel 5.7 Hasil Monev Fisik Klinis 18

Tabel 6.1 Ringkasan Pelayanan Gizi 19

Tabel 7.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Terakhir Pasien 20

Tabel 7.2 Hasik Pemeriksaan Klinis Terakhir Pasien 20


DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi Pemorsian

Dokumentasi Edukasi Pasien

Leaflet Tentang Diet Jantung

Laporan Harian

Laporan Konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit ginjal kronik (chronic kidney disease) merupakan kondisi
terjadinya penurunan fungsi ginjal yang berlangsung perlahan-lahan dalam
jangka waktu yang lama dan menetap pada 3 bulan terakhir. Penyakit ginjal
kronik disebabkan oleh berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan
kronik yang disebabkan oleh berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan
penyakit lainnya. Umumnya gejala yang muncul dari penyakit ini adalah tidak
nafsu makan, lemas, mual, muntah, kurang konsentrasi, kadang disertai edema
pada tangan dan kaki, kulit kering dan gatal, serta uremia. Pemberian diet
ditentukan dari nilai laju filtrasi glomerulus. Diet rendah protein diberikan
apabila nilai laju filtrasi glomerulus pada grade/stage 3 atau 4.
` Chronic Kidney Disease (CKD) atau dikenal dengan Gagal Ginjal Kronik
(GGK) adalah terjadinya peurunan fungsi ginjal secara progresif yang
menyebabkan ginjal tidak dapat mempertahankan keseimbangan metabolik,
cairan, dan elektrolit (EscottStumps, 2012). Menurunnya fungsi ginjal
menyebabkan zat-zat sisa metabolisme yang seharusnya dikeluarkan melalui
urin dan tidak dapat seluruhnya dikeluarkan dari tubuh sehingga akan
menumpuk di dalam darah sehingga kerja ginjal semakin berat (Rachmawati et
al, 2014). CKD dapat disebabkan oleh peradangan glomerulus kronis,
hipertensi tak terkontrol, obstruksi saluran kemih, infeksi, konsumsi obat, dan
lingkungan toksik yang tercemar dengan timah, kadmium, merkuri, dan
kromium (Escott-Stumps, 2012). Tanda dan gejala CKD pada tahap awal yaitu
anoreksia, kelelahan, pusing, hipertensi, gatal, inflamasi pada ginjal, mual,
muntah (Rolfes et al 2009).
Hypertensive heart disease adalah suatu istilah yang digunakan secara
umum untuk penyakit jantung seperti hipertropi ventrikel kiri , penyakit arteri
koroner , aritmia jantung , dan gagal jantung kongestif yang disebabkan oleh
efek peninggian tekanan darah kronis. Penyebab dari hypertensive heart
disease adalah hipertensi kronis , akan tetapi, penyebab dari hipertensi sangat
bervariasi. Patofisiolgi dari hypertensive heart disease adalah satu hal
kompleks yang melibatkan banyak Faktor yang saling mempengaruhi , yaitu
hemodinamik , struktural , neuro endokrin , seluler . Dan faktor molekuler . Di
satu sisi, faktor-faktor ini memegang peranan dalam perkembangan hipertensi
dan komplikasinya . di sisi lain peningkatan tekanan darah itu sendiri dapat
memodulasi faktor-faktor tersebut. Peningkatan tekanan darah menyebabkan
perubahan yang merugikan pada struktur dan fungsi jantung melalui 2 cara
yaitu secara langsung melalui peningkatan afterload dan secara tidak langsung
melalui nuero hormonal terkait dan perubahan vaskular. Efek hipertensi
terhadap jantung berbeda-beda , pada jantung dapat terjadi hipertrofi ventrikel
kiri , abnormalitas atrium kiri , pcnyakit katup , gagal jantung , iskemik
miokard , dan aritmia kardia.

Asuhan gizi (Nutrition Care) bertujuan untuk memenuhi kebutuhan zat


gizi agar mencapai status gizi optimal, pasien dapat beraktivitas normal,
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, yang pada akhirnya mempunyai
kualitas hidup yang cukup baik. Preskripsi diet adalah perencanaan makanan
pasien untuk penyembuhan penyakit meliputi jenis diet, kandungan zat gizi,
dan konsistensi makanan dengan diet khusus yang akan diberikan kepada
pasien. Pengaturan makanan bagi orang sakit rawat inap di Rumah Sakit bukan
merupakan tindakan yang berdiri sendiri dan terpisah dari perawatan dan
pengobatan, akan tetapi ketiganya merupakan satu kesatuan dalam proses
penyembuhan penyakit pasien antara Dokter, Perawat, dan Ahli Gizi. Indikator
keberhasilan pelayanan gizi rumah sakit adalah terwujudnya penentuan
kebutuhan gizi, terselenggaranya evaluasi terhadap preskripsi diet yang
diberikan sesuai perubahan keadaan klinis, status gizi dan status laboratorium.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan gizi terstandar kepada pasien dengan diagnosa HHD, CKD.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan skrinning gizi pada pasien laki-laki di ruang Teratai RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangkaraya.
b. Melakukan assessment (antropometri, biokimia, klinis/fisik, dietary history)
pada pasien HHD, CKD, di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
c. Menetapkan diagnosis gizi pada pasien.
d. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi kepada pasien
e. Meampu melakukan edukasi/konsultasi gizi tentang CKD dan HHD.
BAB II
GAMBARAN UMUM PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Tn.D
2. Jeni Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 45 tahun
4. No. Rekam Medik : 33.35.06
5. Ruang Perawatan : Teratai
6. Tanggal Masuk : 5 oktober 2021
7. Tanggal Assesment : 6 oktober 2021
8. Diagnosis Medis : HHD, CKD
B. Data Subyektif
Pasien mengeluh kurangnya nafsu makan dan mengalami mual.
C. Data Objektif
Tabel 2.1 Hasil laboratorium
Data Nilai Normal Hasil Keterangan
Laboratoriu Standar RS
m
Ureum 21-53 mg/dl 236 mg/dl Tinggi
Creatinin 0,17- 1,5 mg/dl 18,7 mg/dl Tinggi
Tabel 2.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis

Jenis Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan


Pemeriksaan

Tekanan 180/100 mmHg 120/90 mmHg Tinggi


Darah

Nadi 99 x/ menit 70 – 80 x/ menit Cepat

Suhu 36,5˚C 36,1 – 37,2 ˚C Normal

Respirasi 20 x/ menit >20 x/menit Normal

Kesadaran Sadar Penuh - -

D. Diagnosa Medik
Diagnosa medik yaitu CKD dan HHD.
E. Pengobatan
Infus RL 20, Inj. Tetorolak 30 mg, Inj. Ranitidin 50 gr,
Amplodimin 10 mg.

BAB III
PELAKSANAAN PELAYANAN GIZI

A. Pengkajian Gizi
1. Skrining
Pengukuran skrining menggunakan MST dengan total skor 4 termasuk
kategori resiko tinggi dan di assessment lanjut dan setiap hari.
2. Antropometri :
Berat Badan : 64,2 kg
Tinggi Badan : 169,8 cm
IMT : 22,2 kg/m²
Status Gizi : Normal
3. Biokimia
Tebel 3.1 Hasil Laboratorium
Data Nilai Normal Hasil Keterangan
Laboratorium Standar RS
Ureum 21-53 mg/dl 236 mg/dl Tinggi
Creatinin 0,17- 1,5 mg/dl 18,7 mg/dl Tinggi
Identifikasi : dari hasil pemeriksaan laboratorium pasien pada hari selasa
tanggal 5 oktober 2021, diketahui bahwa pemeriksaan ureum dan creatini
tinggi.

3. Klinis
Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis

Jenis Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan


Pemeriksaan

Tekanan Darah 180/100 mmHg 120/90 mmHg Tinggi

Nadi 99 x/ menit 70 – 80 x/ menit Cepat

Suhu 36,5˚C 36,1 – 37,2 ˚C Normal


Respirasi 20 x/ menit >20 x/menit Normal

Kesadaran Sadar Penuh - -

Identifikasi : dari hasi pemeriksaan klinis pasien pemeriksaan tekanan daran


tinggi dan nadi pasien cepat.

4. Dietery
Dahulu :

- Makanan Pokok : 3x sehari


- Lauk hewani : 2-3 x sehari
- Laun Nabati : 2-3 x seminggu (tahu dan tempe)
- Sayur : 2-3 x sehari ( labu, waluh kuning, wortel )
- Buah : 3-4 x seminggu ( pear, manga, naga )
- Kopi 1x sehari dengan campuran gula 2 sdm setiap kali pembuatan kopi
- Suka mengkonsumsi: kopi, mie instan, minuman instan dan makanan siap
saji.
- Sekarang : Pasien tidak memiliki pantangan atau alergi terhadap makan.
Saat dilakukan skrining, pasien mengatakan nafsu makannya berkurang
serta pasien mengalami mual.

5. Riwayat Personal

 Tidak ada alergi atau pantangan makanan.


 Tidak mengalami kesulitan dalam menelan dan menguyah.
 Belum pernah mendapat edukasi gizi.

B. Diagnosis Gizi

Domain Intake
NI 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan pasien mengalami
penurunan nafsu makan dan mual ditandai dengan asupan energi
difisit berat (62%), protein defisit sedang (75%), lemak defisit
ringan (88%), dan karbohidrat defisit berat (59%).
Domain Klinis
NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan pasien
mengalami gagal ginjal kronik ditandai dengan nilai laboratorium
pasien Ureum 236 mg/dl (tinggi) dan Kreatinin 18,7 mg/dl
(tinggi).

Domain Perilaku & Lingkungan

NB 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan
pasien belum pernah mendapat edukasi gizi ditandai dengan
pasien suka mengkonsumsi kopi, mie instan, minuman instan dan
makanan siap saji.

C. Intervensi Gizi

1. Terapi Diet

Terapi diet yang diberikan RP 40 ( Rendah Protein), DJ + Susu Ginjal 2x100


cc.

2. Tujuan Diet

- Meningkatkan nafsu makan bertahap mulai dari 80% sampai 100%.


- Memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan yang diperlukan.
- Menurunkan kadar ureum dan creatinine secara bertahap.
- Menurunkan tekanan darah pasien secara bertahap
- Memberikan edukasi kepada pasien.
3. Prinsip Diet dan Syarat Diet
a. Prinsip Diet
- Energi diberikan sesuai kebutuhan
- Protein 0,6 g/kg x BB
- Lemak rendah 15%
- Karbohidrat cukup 75%
- Natrium diberikan sesuai kebutuhan
b. Syarat Diet
- Makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering.
- Energi diberikan sesuai kebutuhan yaitu 1.785 kkal untuk memenuhi
kebutuhan energi dan metabolisme.
- Protein rendah yaitu 0,6 x BB = 0,6 x 64,2 = 38,52 gr untuk nilai laju
glomerulus.
- Lemak rendah 15% dari total energy sebesar 29,75 gr untuk menurunkan
tekanan darah pasien secara bertahap.
- Karbohidrat cukup 75% dari total kebutuhan yaitu 334 gr untuk
menyediakan keperluan energi proses metabolism dari lemak.
- Natrium <2000 mg/hari.
- Kalium 39 mg/kg//hari, disesuaikan dengan nilai laboratorium.
- Kalsium 1.200 mg/hari.
- Cairan dibatasi, yaitu 2.100 ml.
4. Perhitungan Kebutuhan
Harris Benedic :
= 66 + (13,7 x BB ) + ( 5 x TB ) – ( 6,8 x Usia )
= 66 + ( 13,7 x 64,2 ) + ( 5 x 169,8 ) – ( 6,8 x 45 )
= 66 + 879,54 + 849 - 306
= 1.477 kkal x fa x fs
= 1.488 x 1,0 x 1,2
= 1.785 kkal
Energi = 1.785 kkal
Protein = 0,7 g/kg x BB = 0,6 x 64,2 = 44,94 gr
Lemak = 15% x 1.785 = 29,75 gr
KH = 75% x 1.785 = 334 gr
Cairan = 1.500 ml + 600 ml = 2.100 ml.
- Cairan Infus 500 ml
- Susu ginjal 200 ml
Cairan yang diberikan : 2.100 ml – 500 ml – 200 ml = 1.400 ml
5. Rencana Konsultasi Gizi

a. Masalah Gizi
Kurangnya asupan makanan yang di konsumsi pasien dikarenakan
kurangnya nafsu makan dan mual yang di alami pasien.
b. Tujuan
Memberikan informasi terkait gizi kepada pasien mengenai Diet Penyakit
Ginjal dan Jantung.
c. Materi Edukasi
1) Pengertian GGK dan HHD, tujuan diet, syarat dan prinsip diet.
2) Bahan makanan yang dianjurkan dan bahan makanan yang tidak
dianjurkan
3) Contoh menu sehari.
4) Memberikan motivasi kepada pasien untuk melakukan diet.

6. Monitoring dan Evaluasi

- Biokimia :

Tabe 3.3 Hasil Laboratorium

Waktu Data Lab Nilau Normal Hasil Keterangan


RS
5/10/2021 Ureum 21-53 mg/dL 235 mg/dL Tinggi
10/10/2021 Ureum 21-53 mg/dL 65 mg/dL Tinggi
5/10/2021 Creatinin 0,17-1,5 mg/dL 18,7 mg/dL Tinggi
10/10/2021 Creatinin 0,17-1,5 mg/dL 1,15 mg/dL Normal
Identifikasi : Dari hasil pemeriksaan hasil laboratorium ureum pasien tetap
tinggi dan pemerikasaan creatinine pasien tinggi pada tanggal 5 oktober 2021
dan pada pemeriksaan 10 oktober 2021 creatinin pasien normal.

- Klinis :

Tabel 3.4 Hasil Pemeriksaan Klinis

Waktu Jenis Hasil Nilai Keterangan


Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
5/10/2021 Tekanan darah 180/100 120/90 Tinggi
mmHg mmHg
10/10/2021 Tekanan darah 168/83 mmHg 120/90 Tinggi
mmHg
5/10/2021 Nadi 99x/ menit 70-80 x/ Cepat
menit
10/10/2021 Nadi 91x/ menit 70-80 x/ Cepat
menit
Identifikasi : Dari hasil pemeriksaan klinis yang dilakukan tekanan darah tetap
tinggi dan nadi tetap cepat.

- Asupan makanan : Memenuhi asupan pasien secara bertahap dari 80%


sampai 100%

7. Implementasi Gizi
a. Kajian Terapi Diet

1) Jenis Diet : RP 40, DJ + Susu Ginjal 2 x 100 cc.


2) Bentuk Makanan : Lunak
3) Cara Pemberian : Oral
4) Frekuensi Pemberian : 3x makanan utama dan 1x selingan
5) Zat Gizi Yang Diberikan : Zat gizi yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan pasien.

b. Perencanaan Menu

Tabel 3.5 Perencanaan Menu Hari Pertama


Waktu Menu Berat Energi Protei Lemak KH
(gr) (kkal) n (gr) (gr) (gr)
16.00 Nasi tim 200 234,2 4,4 0,4 53,4
WIB Patin panggang 40 39,2 7,2 1 -
Sayur asem Jakarta 100 49 1,8 2,7 5,7
Apel manalagi 75 44,3 0,2 0,3 11,5
07.00 Nasi tim 200 234,2 4,4 0,4 53,4
WIB Ikan panggang 40 39,2 7,2 1 -
Soto banjar 100 59,4 1,5 0,2 13,2
10.00 Apel manalagi 100 59 0,2 0,4 15,3
WIB
12.00 Nasi tim 250 292,8 5,5 0,5 64,3
WIB Patin goreng 40 39,2 7,2 1 -
Bening Dayak 100 22,9 0,9 0,3 4,6
Apel Manalagi 100 59 0,2 0,4 15,3

Tabel 3.6 Perencanaan Menu Hari Kedua


Waktu Menu Berat Energi Protein Lemak KH
(gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)
16.00 WIB Nasi tim 250 292,8 5,5 0,5 64,3
Ikan Pepes 35 34,3 6,3 0,8 -
Bening Kacang 100 33 1,2 0,3 7,5
Semangka 100 32 0,2 0,6 7,2
07.00 WIB Nasi tim 250 292,83 5,5 0,5 64,3
Nisa saum tiram 35 4,3 6,3 0,8 -
Tumis labu siam 100 22,9 0,9 0,3 4,4
12.00 WIB Nasi tim 250 292,2 5,5 0,5 64,3
Ayam panggang 35 99,7 9,4 6,5 -
Cah papaya 100 19,4 0,8 0,1 3,6
Pear 100 52,3 - 0,3 12,4

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

A. Chronic Kidney Disease (CKD)

Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah
keadaan kerusakan ginjal dimana ginjal mengalami kehilangan fungsi yang
progresif dan irreversible (Pranowo et, al, 2016). Cronic Kidney Disease
(CKD) dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data hasil riset
kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018, Indonesia mengalami peningkatan
penderita Cronic Kidney Disease (CKD) sebanyak 1,8% sejak 2013. Pada 2013
tercatat terdapat 2% yang mengalami Cronic Kidney Disease (CKD)
sedangkan pada tahun 2018 tercatat sebanyak 3,8% yang mengalami Cronic
Kidney Disease (CKD).

Penderita gagal ginjal yang sudah pada stadium akhir atau end stage renal
disease (ESDR) memerlukan terapi ginjal pengganti yaitu hemodialisasis.
Hemodialisasis merupakan suatu cara untuk menganti fungsi ginjal dengan
mengeluarkan produk sisa metabolisme tubuh, air dan menjaga keseimbangan
elektrolit melalui membran simipermiabel yang disebut dializer (Kallenbach et
al, 2015 Dalam Kamasita Syastriana Esi, 2018). Ketika pasien memulai
hemodialisasi, maka saat itulah pasien harus merubah aspek dalam
kehidupannya. Selain harus mendatangi unit hemodialisasi selama 2-3 kali
dalam satu minggu, pasien juga harus konsisten mengkonsumsi obat,
memodifikasi gaya hidup seperti diet makanan, mengatur intake cairan, dan
mengukur balance cairan setiap hari. Masalah lain yang muncul seperti
hemoglobin juga harus di antisipasi. Hal tersebut dapat menjadi beban yang
sangat berat bagi pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisi. Termasuk
masalah psikososial dan ekonomi yang akan menyebabkan kelelahan yang
dapat bedampak bagi terapi dan memperburuk prognosis. (Kim, Y., et al,
2010).

Penyakit CKD dapat menyerang setiap manusia baik pria maupun wanita
tanpa memandang usia, status sosial, ekonomi, latar belakang pendidikan,
pekerjaan, dan tempat tinggal. Pasien GGK tertinggi pada kelompok umur >75
tahun (0,6%). Prevalensi pada pria (0,3%) lebih tinggi dari wania (0,2%),
prevalensi lebih tinggi dari masyarakat perdesaan (0,3%), tidak bersekolah
(0,4%), pekerjaan wiraswasta, petani/nelayan buruh (0,4%), dan kuintil indeks
kepemilikan terbawah dan menengah bawah masing-masing (0,3%)
(Riskesdas, 2018).

Masalah yang berkontribusi pada kegagalan hemodialisis salah satunya


adalah kepatuhan pasien. Kepatuhan (adherence) adalah tingkatan perilaku
seseorang yang mendapatkan pengobatan, mengikuti diet, dana atau sesuai
dengan rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan (Syamsiah, 2011). Faktor
pengetahuan pasien mengalami sakit dan terapi hemodialisis yang dijalani
menjadi faktor yang sangat penting dalam kepatuhan hemodialisi. Pengetahuan
adalah faktor dalam terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
pengetahuan lebih luas memunginkan penderita dapat mengontrol diri dengan
masalah yang dihadapi ( Syamsiah, 2011). Lama sakit, perubahaan pola hidup
fan komplikasi-komplikasi yang muncul dapat mempengaruhi masalah fisik,
psikologi dan sosial pasien.

Penyebab gizi kurang pada pasien CKD diantanya karena penurunan nafsu
makan, hilangnya zat gizi ke dalam cairan, katabolisme, inflamasi. Faktor yang
mempengaruhi asupan makan pada pasien CKD dengan terapi hemodialisis
adalah adanya gangguan gastrointestinal yang berupa mual dan anoreksia serta
hilangnya protein pada saat dilakukan dialisis (Rokhmah, et al, 2017).
Tingginya kadar ureum dalam darah akibat tidak tercukupinya terapi
hemodalisis yang dilakukan dapat menyebabkan mual dan muntah (gahong
dan McOhee, 2010). Selain malnutrisi dapat disebabkan karena faktor
psikologis seperti stress dan depresi. Pasien CKD dengan terapi hemodialisis
berisko tinggi mengalami gangguan nutrisi. Manutrisi merupakan
permasalahan yang sering terjadi pada pasien CKD dengan hemodialisis,
sehingga diperlukan makanan yang cukup agar menjaga stusus gizi normal dan
mencegah terjadinya kematian. Penetuan status gizi dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan % LLA. Pengukuran
status gizi pada pasien CDK dengan terapi hemodialisis mempertimbangkan
adanya penumpukan cairan (edema) akibat dari penurunan laju filtrasi
glomerulus.

B. Hypertensive Heart Disease (HHD)

Hypertensive Heart Disease (HHD) adalah suatu penyakit yang berkaitan


dengan dampak sekunder pada jantung karena hipertensi sistematik yang lama
dan berkepanjangan. HHD merujuk pada suatu keadaan yang disebabkan oleh
peningkatan tekanan darah (hipertensi). Hipertensi yang berkepanjangan dan
tidak terkendali dapat mengubah struktur miokard, pembuluh darah dan
konduksi jantung. Perubahan-perubahan ini dapat mengakibatkan komplikasi
berupa Left Ventricle Hypertrophy (LVH), penyakit arteri koroner, sistem
konduksi jantung, disfungsi sistolik dan diastolic miokard yang akan
bermanifestasi klinis sebagai angina (nyeri dada), infark miokard, aritmia
jantung (terutama fibrilasi atrium) dan gagal jangtung kongensif. HHD belum
diketahui dengan pasti, namun pada beberapa studi disebutkan pada penderita
hipertensi akan berkembang menjadi penyakit jantung, secara umum risiko
terjadinya HHD meningkat dua kali lipat pada penderita obesitas.

Pencegahan terhadap terjadinya komplikasi tersebut membutuhkan


tatalaksana yang tepat secara farmakologi maupun non-farmakologi, sering kali
penderita gagal dalam pengobatan karena ketidak mampuannya dalam
memodifikasi gaya hidup. Hal tersebut menunjukan bahwa dokter harus
menatalaksana pasien secara holistic dari berbagai aspek. Tidak hanya
memastikan pasien meminum obat dengan benar, tetapi juga memastikan
pasien memiliki situasi yang kondusif untuk membentuk gaya hidup sehat.
Peran dokter dalam mengatasi penyakit HHD sangatlah penting. Dokter
sebagai orang pertama yang akan didatangi oleh penderita dalam mencari
pertolongan, harus selalu meningkatkan pelayanan. Salah satu hal yang sering
diabaikan adalah memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan secara
menyeluruh. Pendidikan kesehatan kepada penderita dan keluarganya akan
sangat berarti bagi penderita, terutama bagaimana sikap dan tindakan, serta
cara untuk membentuk dan mempertahankan gaya hidup sehat.

C. Pengkajian Gizi

Pengkajian gizi yang utama dilakukan adalah mengkaji karakteristik


personal pasien, termasuk pemeriksaan fisik, laboratorium, dan kebiasaan
makan. Pengkajian data dan fisik ditujukan pada penggalian faktor resiko
penyakit kardiovaskuler, seperti usia (laki-laki >45 tahun, wanita >55 tahun).
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner (PJK) dini (ayah meninggal
karena jantung koroner <55 tahin atau <65 tahun pada ibu). Perokok aktif,
hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg atau dengan pengobatan anti-
hipertensi), kadar kolestrol HDL yang rendah (<40 mg/dL). Pemeriksaan
laboratorium kadar total kolestrol darah, kolestrol LDL darah, trigliserida
darah, dan kolestrol HDL.

1. Tujuan Diet

a. Mengendalikan gejala uremia.

b. Mempertahankan status gizi optimal.

c. Memperlambat progresivitas penurunan laju filtrate glomerulus menuju


gagal ginjal stadium akhir (stage 5).

d. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit.

e. Mengendalikan kondisi terkait penyakit ginjal kronik (misalnya anemia,


hipertensi, penyakit tulang, displidemia, dan kardiovaskuler).

2. Syarat dan Prinsip Diet

a. Kebutuhan energi 35 kkal/kg BB (usia dibawah 60 tahun) dan 30 kkal/kg


bb (usia 60 tahun ke atas).

b. Protein: 0,6 – 0,8 g/kg BB. Sebesar 50% kebutuhan protein harus bernilai
biologic tinggi.

c. Lemak diberikan 25-30% dari total energy. Pembatasan lemak jenuh


sebesar <10%. Jika terdapat dislpidemia, anjuean kolestrol dalam
makanan sebesar <300 mg/hari.

d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari perhitungan protein dan lemak.

e. Natrium <2000 mg/hari.

f. Kalium 39 mg/kg/hari, disesuaikan dengan nilai laboratorium.

g. Kalsium 1200 mg/hari.

h. Fosfat 800-1000 mh/hari.


i. Cairan dibatasi, yaitu sejumlah urine selama 24 jam ditamba 500-750 ml.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Monitoring Asupan dan Evaluasi Asupan Zat Gizi

1.Penimbangan Makanan (food weighing)

Metode penimbangan makanan, responden atau petugas menimbang dan


mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi selama 1 hari. Penimbangan
makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari tergantung dari tujuan, dana
penelitian dan tenaga yang bersedia. Hal yang perlu di perhatikan bila
terdapat sisa makanan setelah dimakan maka perlu juga timbangan sisa
tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi.

Dibawah ini adalah hasil dari food weighing selama dua hari:

Tabel 5.1 Food Weighing Hari Pertama


Zat Gizi Asupan Kebutuhan Persentasi (%) Keterangan
Energi 1.073 kkal 1.785 kkal 60% Defisit Berat
Protein 27,4 gram 38,52 gr 71% Defisit Sedang
Lemak 20 gram 29,75 gr 67% Defisit Berat
Karbohidrat 199,6 gram 334 gr 59% Defisit Berat
Identifikasi : Dari hasil penimbangan makanan hari pertama didapatkan
hasil asupan energi (60%), lemak (67%) dan karbohidrat (59%) termasuk
kategori defisit berat, lemak (71%) termasuk kategori defisit sedang.
Tabel 5.2 Food Weighing Hari Kedua
Zat Gizi Asupan Kebutuhan Persentasi (%) Keterangan
Energi 1.227 kkal 1.785 kkal 68% Defisit Berat
Protein 35,2 gram 38,52 gr 91% Normal
Lemak 25,7 gram 29,75 gr 86% Defisit Ringan
Karbohidrat 212 gram 334 gr 63% Defisit Berat
Identifikasi : Dari hasil penimbangan makan hari kedua didapatkan hasil
asupan energi (68%) dan karbohidrat (63%) termasuk kategori defisit berat,
lemak (86%) termasuk defisit ringan dan protein (91%) termasuk kategori
normal.
2. Evaluasi Perkembangan Diet
a. Asupan Recall Makan 24 Jam
Tabel 5.3 Asupan Recall 24 Jam Sebelum Dilakukan Pemorsian
Waktu Menu Berat Energi Protein Lemak KH (gr)
(gr) (kkal) (gr) (gr)
Sore Nasi tim 50 58,6 1,1 0,1 12,9
Sayur sop 50 52 0,9 3,5 5,3
Ayam grg 20 57 5,4 3,8 -
Tahu grg 10 20,3 0,7 2 0,2
Pudding 70 223,4 2,9 2,5 48,3
Pagi Nasi tim 70 82 1,5 0,1 18
Tumis syr 35 7,7 0,5 0,1 3
Tempe 10 35,4 1,7 2,7 1,5
Patin grg 25 24,5 4,5 0,6 -
Pear 25 13,1 0,1 0,1 3,1

Siang Nasi tim 50 58,6 1,1 0,1 12,9


Nila grg 20 19,6 3,6 0,5 -
Tumis syr 25 5,3 0,2 0,3 0,7
tempe grg 10 35,4 1,7 2,7 1,5
Puding 70 223,4 2,9 2,5 48,3
Total Asupan 920,3 29 21,7 155
Kebutuhan 1.785 38,52 29,75 334
Presentasi 51% 75% 72% 46%
Kategori D. Berat D. D. D. Berat
Sedang Sedang
Identifikasi : Dari hasil recall makan 24 jam pasien asupan energi 51% dan
karbohidrat 46% termasuk kategori defisit berat, protein 75% dan lemak
72% termasuk kategori defisit sedang.

b. Food Weighing Pemorsian Hari Pertama

Tabel 5.4 Asupan Recall Makan 24 Jam Pada Pemorsian Hari Pertama

Waktu Menu Berat Energi Protein Lemak KH (gr)


(gr) (kkal) (gr) (gr)
Sore Nasi tim 55 64,4 1,2 0,1 14,1
Ikan bakar 20 19,6 3,6 0,5 -
Sayur asem 45 22 0,8 1,2 2,6
Pudding 110 351 4,6 4 75,9
Pagi Roti tawar 12 32,9 1,1 0,4 6,2
Roti coklat 15 42,6 1,3 0,6 7,9
Nasi tim 30 35,1 0,7 0,1 7,7
Ayam 15 42,7 4 2,8 -
Soto banjar 35 36,4 0,6 2,5 3,7
Apel 50 29,5 0,1 0,2 7,7
Siang Nasi tim 90 105,4 2 0,2 23,1
Ikan goreng 18 17,6 3,3 0,4 -
Cah papaya 45 14,8 0,5 0,1 3,4
Mangga 50 32,5 0,3 0,2 8,5
Pear 50 26,2 0,3 0,2 6,2
Susu ginjal - 200 3,4 6,6 32,6
2x100 cc
Total Asupan 1.073 27,4 20 199,6
Kebutuhan 1.785 38,52 29,75 334
Presentasi 60% 71% 67% 59%
Kategori D. Berat D. D. Berat D. Berat
Sedang
Identifikasi : Dari hasil food weighing hari pertama asupan energi (60%),
lemak (67%) karbohidrat (59%) termasuk kategori defisit berat dan lProtein
(71%) termasuk kategori defisit sedang.

c. Food Weighing Pemorsian Hari Kedua

Tabel 5.5 Asupan Recall Makan 24 Jam Pada Pemorsian Hari Kedua

Waktu Menu Berat Energi Protein Lemak KH (gr)


(gr) (kkal) (gr) (gr)
Sore Nasi tim 176 206,1 3,9 0,4 45,2
Ayam bakar 40 114 10,8 7,6 -
Sop sayur 7 2,3 0,1 - 0,5
Pudding 60 191,5 2,5 2,2 41,4
Susu ginjal - 100 1,6 3,3 16,3
1x100cc
Pagi Nasi tim 146 171 3,2 0,3 37,5
Nila grg saos 15 14,7 2,7 0,4 -
Tumis labu 35 15,7 0,1 0,7 2,5
Siang Nasi tim 123 144 2,7 0,2 31,6
Ayam 15 42,7 4 2,8 -
Cah pepaya 55 24,7 0,2 1,2 3,8
Susu ginjal - 200 3,4 6,6 32,6
2x100 cc
Total Asupan 1.227 35,2 25,7 212
Kebutuhan 1.785 38,53 29,75 334
Presentasi 68% 91% 86% 63%
Kategori D. Berat Normal D. D. Berat
Ringan
Identifikasi : Dari hasil food weighing hari kedua asupan energi (68%) dan
karbohidrat (63%) termasuk kategori defisit berat, lemak (86%) termasuk
kategori defisit ringan dan protein (91%) termasuk kategori normal.

B. Monitoring dan Evaluasi Data Rekam Medik


1. Pemeriksaan Klinik :
Tabel 5.6 Monev Pemeriksaan Klinis

Jenis Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan


Pemeriksaan

Tekanan Darah 168/83 mmHg 120/90 mmHg Tinggi

Nadi 91 x/ menit 70 – 80 x/ menit Cepat

2. Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 5.7 Monev Laboratorium
Data Nilai Normal Hasil Keterangan
Laboratorium Standar RS
Ureum 21-53 mg/dl 65 mg/dl Tinggi
BAB VI

RINGKASAN PELAYANAN GIZI

Dari uraian pelaksanaan diit pasien Tn. D di atas, dapat dibuat ringkasan
pelayanan gizinya sbb :

Tabel 6.1 Ringkasan Pelayanan Gizi

Masalah Gizi Indikasi Terapi Monitoring &


Evaluasi
Pasien HHD, Diet = RP 40, DJ Monotoring dan
memiliki CKD, Rute = Oral evaluasi
masalah Anemia Bentuk = Lunak Parameter yang
dengan asupan Frekuensi = 3x makanan dimonitor
nya yang utama, 1x makanan 1. Keadaan
defisit dan selingan asupan setelah
nafsu maka diberikan diet
yang menurun. Tujuan : 2. Parameter
Pasien juga Jangka pendek hasil
memiiki 1. Memberikan pemeriksaan
masalah pada makanan sesuai BB, fisik /
tekanan dengan kebutuhan zat klinis dan nilai
darahnya yang gizi pasien laboratorium
tinggi. Nilai 2. Mempertahankan 3. Mengetahui
laboratorium asupan zat gizi terkait
ureum, pasien agar tetap makanan dan
kreatinin normal gizi
tinggi. 3. Memberikan edukasi
terkait gizi

E = 1.477 kcal
P = 38,52 gr
L = 24,6 gr
KH = 262 gr

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Skrining
Pengukuran skrining menggunakan MST dengan total skor 4 termasuk
kategori resiko tinggi dan di assessment lanjut dan setiap hari.
2. Asuhan Gizi
a. Assesmen
Berat badan 64,2 kg ditimbang menggunakan timbangan digital, tinggi
badan 169,8 cm, IMT 22,2 dan mempertahankan status gizi normal.
b. Biokimia
Tabel 7.1 Hasil pemerikaan laboratorium terakhir pasien
Data Nilai Normal Hasil Keterangan
Laboratorium Standar RS
Ureum 21-53 mg/dl 65 mg/dl Tinggi
Creatinin 0,17- 1,5 mg/dl 1,15 mg/dl Normal
c. Fisik Klinis
Tabel 7.2 Hasil pemeriksaan fisik/klinis terakhir pasien

Jenis Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan


Pemeriksaan

Tekanan Darah 168/83 mmHg 120/90 mmHg Tinggi

Nadi 91 x/ menit 70 – 80 x/ menit Tinggi

Suhu 36,5˚C 36,1 – 37,2 ˚C Normal

Respirasi 20 x/ menit >20 x/menit Normal

SPO² 97% 95-100% Normal

Kesadaran Sadar Penuh - -

d. Dieteri History

Dahulu :

- Makanan Pokok : 3x sehari


- Lauk hewani : 2-3 x sehari
- Laun Nabati : 2-3 x seminggu (tahu dan tempe)
- Sayur : 2-3 x sehari ( labu, waluh kuning, wortel )
- Buah : 3-4 x seminggu ( pear, manga, naga )
- Kopi 1x sehari dengan campuran gula 2 sdm setiap kali
pembuatan kopi
- Suka mengkonsumsi: kopi, mie instan, minuman instan dan
makanan siap saji.
Sekarang : Pasien tidak memiliki pantangan atau alergi terhadap makan.
Saat dilakukan skrining, pasien mengatakan nafsu makannya
berkurang.

3. Diagnosa Gizi

a. Domain Intake
NI 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan pasien mengalami
penurunan nafsu makan dan mual ditandai dengan asupan energi
difisit berat (62%), protein defisit sedang (75%), lemak defisit
ringan (88%), dan karbohidrat defisit berat (59%).
b. Domain Klinis

NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan pasien
mengalami gagal ginjal kronik ditandai dengan nilai
laboratorium pasien Ureum 236 mg/dl (tinggi) dan Kreatinin
18,7 mg/dl (tinggi).

c. Domain Perilaku & Lingkungan

NB 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan


dengan pasien belum pernah mendapat edukasi gizi ditandai
dengan pasien suka mengkonsumsi kopi, mie instan, minuman
instan dan makanan siap saji.

4. Monitoring dan Evaluasi

a. Asupan makan pasien diberikan 80-100%

b. Kadar creatinin pasien tinggi.

5. Edukasi Gizi

Pasien dapat menerapkan diet jantung, RP 40 + susu ginjal dan TKTP.


B. Saran

- Pasien atau keluarga pasien dapat mengetahui bahan makanan yang


dianjurkan dan yang tidak dianjurkan.
- Pasien atau keluarga pasien dapat mengubah perilaku atau sikap
terhadap makanan bergizi seimbang dengan penyakit CKD dan HHD

DAFTAR PUSTAKA
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Laporan hasil riset kesehatan dasar
(RIKESDAS) Tahun 2013. Diakses pada tanggal 16 Maret 2020 dari
http://www.depkes. go.id/.(2018). Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Diakses pada
tanggal 16 Maret 2020 dari
http://www.depkes.go.id/resources/downloa
d/infoterkini/materi_rakorpop_2018/Hasil% 20Risk esdas
%202018.pdf.
Penuntun diet dan terapi gizi / Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Asosiasi
Dietesien Indonesia ; editor, S. A Budi Hartati … (et, al),- Ed.4, -
Jakarta : EGC , 2019. Xvii,403 hlm : 15,5 x 24 cm.

LAMPIRAN
DOKUMENTASI PEMORSIAN
PEMORSIAN HARI I
Sore, 6 Oktober 2021 Pagi, 7 Oktober 2021 Siang, 7 Oktober 2021
PEMORSIAN HARI II
Sore, 7 Oktober 2021 Pagi, 8 Oktober 2021 Siang, Oktober 2021

DOKUMENTASI SISA MAKAN PASIEN


Sore, 6 Oktober 2021
Awal Akhir Sisa
Pagi, 7 Oktober 2021
Awal Akhir Sisa

Siang, 7 Oktober 2021


Awal Akhir Sisa

Sore, 7 Oktober 2021


Awal Akhir Sisa

Pagi, 8 Oktober 2021


Awal Akhir Sisa
Siang, 8 Oktober 2021
Awal Akhir Sisa

Edukasi/Konseling Gizi Kepada Pasien :

Anda mungkin juga menyukai