MENYELAMATKAN JIWA
LASMANA
Tim Tanggap Darurat 1
PENCARIAN & PERTOLONGAN PADA PENDERITA DI BANGUNAN RUNTUH –
TINGKAT DASAR
So That Others May Live
Penyusun:
Ujang Dede Lasmana
Penerbit:
ISBN:
Gambar-gambar atau foto-foto dalam buku ini berasal dari berbagai sumber dan juga milik sendiri.
Penampilan gambar-gambar atau foto-foto tersebut hanya bertujuan sebagai ilustrasi saja dengan harapan
mempermudah pembaca melihat contoh tindakan.
Bahan-bahan yang terdapat dalam buku ini sebagian bsar rsumr pada bah pelatia
CSSR oleh ADPC
LASMANA, Ujang D. 3
DAFTAR ISI
Komposisi Penggunaan
Batu: Structural/load-bearing
Marble, Granite elements
Material organik: Decorative elements and
Kayu, Tripleks, Kertas, façades or veneers
Particleboard Non-structural walls and
Metal: partitions
Besi, Baja, Alumunium
Konglomerat:
Concrete, Plaster,
Adoce, Clay
Keramik:
Lantai
Kaca:
Jendela, Blok Kaca
(glass block)
Plastik:
Polyurethane,
Polyethylene,
Thermosetting Adhesive
LASMANA, Ujang D. 8
CSSR BASIC & 2
AWARENESS TIPE-TIPE KERUSAKAN BANGUNAN
1. Kerangka Ringan
Tipe bangunan ini biasanya berupa rumah atau apartemen berlantai
dua dengan konstruksi umumnya menggunakan bahan-bahan ringan,
misalnya baja ringan, kayu, seng.
Kelemahan-kelmahan prinsipal pada bangunan tipe ini adalah terletak
pada dinding dan koneks-koneksinya.
PERHATIAN UMUM
BAGI PENYELAMAT/
RESCUER
Tim penyelamat yang
beroperasi di gedung runtuh
dengan rangka ringan harus
memeriksa masalah
stabilitas dengan mencari
dinding yang retak atau Ilustrasi bangunan dengan kerangka ringan
miring parah, dan (atas) dan yang mengalami kerusakan
mengimbangi struktur dari (bawah)
pondasi, atau lantai pertama
yang miring pada hunian
berlantai banyak.
LASMANA, Ujang D. 9
CSSR BASIC & 2
AWARENESS TIPE-TIPE KERUSAKAN BANGUNAN
Ilustrasi bangunan-bangunan
dengan kerangka berat tanpa
penguatan
LASMANA, Ujang D. 10
CSSR BASIC & 2
AWARENESS TIPE-TIPE KERUSAKAN BANGUNAN
3. Berlantai Berat
Bangunan dalam kategori ini dapat
berupa perumahan/apartemen/rumah
susun, komersial, atau industri
(jembatan jalan raya beton). Mereka
memiliki kerangka beton dan bisa
mencapai beberapa lantai.
LASMANA, Ujang D. 11
CSSR BASIC & 2
AWARENESS TIPE-TIPE KERUSAKAN BANGUNAN
4. Beton Pra-cetak
Bangunan beberapalantai dengan
dinding yang berat. Bangunan dengan
struktur pra-cetak umumnya merupakan
bangunan komersial atau perumahan
dan juga termasuk fasilitas parkir.
Kelemahan utama bangunan tipe ini
adalah dalam interkoneksi bagian: pelat
ke dinding/balok; balok ke kolom;
dinding ke lempengan, dll.
Ilustrasi bangunan dengan beton pra-cetak
LASMANA, Ujang D. 12
CSSR BASIC & 2
AWARENESS TIPE-TIPE KERUSAKAN BANGUNAN
LASMANA, Ujang D. 13
CSSR BASIC & 2
AWARENESS TIPE-TIPE KERUSAKAN BANGUNAN
Di Dunia Nyata
LASMANA, Ujang D. 14
3
CSSR BASIC &
AWARENESS
ASPEK KESEHATAN &
KESELAMATAN OPERASI
PENGANTAR
Gempa bumi di Kota Meksoko pada tahun 1985 merupakan pembelajaran berharga
bagi tim SAR dimana banyak penolong yang tewas saat melaksanakan bhaktinya. Di
Indonesia, gempa bumi di Lombok pada tahun 2018 harus juga menjadi renungan
akibat banyaknya Relawan yang tewas saat bertugas. Tindakan yang tidak aman &
kondisi yang tidak aman adalah faktor utama dalam kesehatan & keselamatan saat
operasi SAR bangunan runtuh.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESELAMATAN &
KESEHATAN SELAMA OPERASI SAR BANGUNAN RUNTUH
Gempa
Kebisingan susulan
Tercemarnya
ekstrim, debu,
air & udara
asap dan api
Peralatan &
Peralatan
perlengkapan
yang mudah
yang
meledak
berbahaya
Struktur
bangunan
SAFETY Vadalisme &
pencurian
yang tak stabil
Kelelahan
Bekerja di ekstrim, stres
ruang &
terbatas pengangkatan
Lingkungan yang berat
kerja yang Kondisi cuaca
asing
LASMANA, Ujang D. 15
CSSR BASIC & 3
AWARENESS ASPEK KESEHATAN & KESELAMATAN
OPERASI
Ingatlah Selalu
Kecelakaan
Tidak terjadi begitu saja.
LASMANA, Ujang D. 17
CSSR BASIC & 3
AWARENESS ASPEK KESEHATAN & KESELAMATAN
OPERASI
Fase Operasi
Beberapa hal berikut dapat menurunkan risiko terjadinya kecelakaan
selama operasi SAR bangunan runtuh:
1. Identifikasi risiko berikut ini:
1. Basis operasi
2. Area kerja
2. Memasukkan hal-hal berikut dalam briefing harian:
1. Sinyal peringatan dan alarm
2. Rute evakuasi dan titik kumpul
3. Tunjuk petugas keselamatan.
4. Penggunaan rompi identifikasi
5. Lokasi fasilitas medis dan metode transportasi jika terjadi
kecelakaan atau cedera.
3. Panduan keselamatan saat bekerja di lokasi:
1. Sertakan standar keselamatan dalam rencana kerja.
2. Memonitor operasi dan aktifitas logistik untuk memenuhi
standar keselamatan.
3. Tekankan akuntabilitas untuk personel.
4. Menekankan rotasi personel.
5. Memantau personel dari kelelahan dan stres.
4. Ketua tim harus memastikan semua personel mengikuti aturan
kebersihan, terutama sebelum dan sesudah makan.
5. Melaporkan dan menyelidiki semua cedera dan kecelakaan.
LASMANA, Ujang D. 18
CSSR BASIC & 3
AWARENESS ASPEK KESEHATAN & KESELAMATAN
OPERASI
LASMANA, Ujang D. 19
CSSR BASIC & 3
AWARENESS ASPEK KESEHATAN & KESELAMATAN
OPERASI
LASMANA, Ujang D. 20
CSSR BASIC & 3
AWARENESS ASPEK KESEHATAN & KESELAMATAN
OPERASI
Lookouts
Ini biasanya fungsi dari Petugas Keselamatan. Dia merupakan pengamat
objektif yang tidak terlibat dalam bagian operasi. Dia bertugas mengawasi
seluruh operasi untuk mengidentifikasi situasi yang berpotensi berbahaya dan
menanganinya sebelum menjadi bencana.
Communication
Ahli Komunikasi mengembangkan rencana komunikasi resmi. Rencana ini
akan mengenali jalur-jalur Komando, taktis, dan radio khusus. Jalur-jalur ini
merupakan lifeline personel operasi dengan dunia luar untuk sumber-sumber,
dukungan dan keselamatan. Rencana ini akan diberikan sebagai bagian dari
Rencana Aksi Tim Tanggap.
LASMANA, Ujang D. 21
CSSR BASIC & 3
AWARENESS ASPEK KESEHATAN & KESELAMATAN
OPERASI
Communication
Peringatan darurat universal adalah:
LASMANA, Ujang D. 22
CSSR BASIC & 3
AWARENESS ASPEK KESEHATAN & KESELAMATAN
OPERASI
Escape Routes
Escape Routes atau Jalur Penyelamatan adalah jalur yang
didisain dan ditentukan menuju ke area perlindungan yang aman.
Metode paling aman untuk keluar dari suatu area mungkin bukan jalur
yang paling langsung.
Beberapa contoh:
1. Setelah gempa bumi, kolom struktural mungkin masih
berdiri tetapi dapat runtuh selama gempa susulan.
2. Rute paling langsung menuju perlindungan yang aman
mungkin terletak langsung di jalur runtuhnya kolom. Rute
yang memberi kolom jarak yang lebar akan menjadi jalur
yang paling aman.
3. Pilihan lainnya adalah tetap berada ditempat. Jika area
kerja telah dipangkas dan meninggalkan area tersebut
malah justru membuat anda terpapar berbagai bahaya.
LASMANA, Ujang D. 23
CSSR BASIC & 3
AWARENESS ASPEK KESEHATAN & KESELAMATAN
OPERASI
Safe Zone
Zona aman, juga disebut sebagai “safe havens” adalah are-area
perlindungan aman yang telah ditetapkan sebelumnya, yang berarti
aman dari bahaya. Ini bisa berupa area yang ditentukan di luar zona
bahaya atau area aman yang disepakati di dalam zona panas. Jika zona
aman berada di dalam area panas, tim penyelamat mungkin harus
membangun area tersebut di sekitar korban dan diri mereka sendiri.
Contoh dari hal ini adalah korban yang terperangkap di dalam
bangunan yang runtuh sementara penyelamat memboks dan
mendarat di daerah sekitar. Dalam hal ini, tanggapan yang tepat bagi
penyelamat adalah menahan posisi mereka selama gempa susulan.
Bagian dari Rencana Keselamatan harus menyediakan Zona
Aman yang ditentukan di mana "head count" tim diambil. Hitungan ini
harus segera dikomunikasikan ke yang berikutnya dalam rantai
komando untuk memberikan pertanggungjawaban 100% dalam
keadaan darurat.
LASMANA, Ujang D. 24
5
CSSR BASIC &
AWARENESS
TEKNIK IDENTIFIKASI
PENYINTAS & LOKASI
LASMANA, Ujang D. 25
CSSR BASIC & 5
AWARENESS TEKNIK IDENTIFIKASI PENYINTAS &
LOKASI
LASMANA, Ujang D. 26
CSSR BASIC & 5
AWARENESS TEKNIK IDENTIFIKASI PENYINTAS &
LOKASI
LASMANA, Ujang D. 27
5
CSSR BASIC & TEKNIK IDENTIFIKASI PENYINTAS &
AWARENESS LOKASI
LASMANA, Ujang D. 28
5
CSSR BASIC & TEKNIK IDENTIFIKASI PENYINTAS &
AWARENESS LOKASI
system jam (dengan arah Utara sebagai jam 12). Gambar susunan metode silang
2. Ajak warga yang ada untuk tenang, beritahukan bahwa kita akan
melakukan identifikasi penyintas dengan menggunakan indera
pendengaran, sehingga keheningan diperlukan. Hentikan segal mesin yang
hidup: kendaraan, music, dll.
3. Berteriak: Tarik perhatian penyintas dalam bangunan:
Misalnya berteriak:
“Bapak Ibu yang berada dalam bangunan, mohon perhatian;
Saya/Kami akan melakukan penyelamatan,
Bila Bapak/Ibu mendengar suara saya mohon menjawab,
Bila tak bisa menjawab, pukullah benda keras disekitar Bapak/Ibu”
(Bila malam hari: “Bila tak bisa menjawab, pukullah benda keras disekitar
Bapak/Ibu atau bila Bapak/Ibu memegang senter, nyalakan sehingga
kami bisa menentukan posisi keberadaan Bapak/Ibu”)
4. Dengarkan, bila ada suara, tentukan posisinya. Setiap anggota tim diminta
berupaya menentukan posisinya.
5. Lakukan beberapa kali.
Tenangkan penyintas, beritahu bahwa pertolongan akan dilakukan.
LASMANA, Ujang D. 30
5
CSSR BASIC & TEKNIK IDENTIFIKASI PENYINTAS &
AWARENESS LOKASI
LASMANA, Ujang D. 31
5
CSSR BASIC & TEKNIK IDENTIFIKASI PENYINTAS &
AWARENESS LOKASI
LASMANA, Ujang D. 32
5
CSSR BASIC & TEKNIK IDENTIFIKASI PENYINTAS &
AWARENESS LOKASI
4m 4m 4m
Metode pencarian sejajar.
LASMANA, Ujang D. 33
5
CSSR BASIC & TEKNIK IDENTIFIKASI PENYINTAS &
AWARENESS LOKASI
MANAJEMEN PENYINTAS
Konsep-konsep dan prosedur berikut ini harus diterapkan pada saat
pencarian dimulai sampai korban terakhir ditemukan.
LASMANA, Ujang D. 35
6
CSSR BASIC &
AWARENESS
TEKNIK PENANDAAN
BANGUNAN RUNTUH
TRIAGE BANGUNAN
Sebelum memutuskan bangunan mana yang akan dijadikan lokasi
operasi CSSR maka tim CSSR harus melakukan Triage bangunan terlebih
dahulu. Triage bangunan adalah penilaian cepat terhadap bangunan yang
rusak, yang bertujuan untuk memilih bangunan mana yang mempunyai
kemungkinan terbesar adanya korban hidup yang bisa ditemukan, dicapai dan
diselamatkan.
Triage bangunan dilakukan dalam dua tahap:
1. Penilaian terhadap area secara keseluruhan di wilayah yang paling
terkena dampak.
2. Pemilihan bangunan.
LASMANA, Ujang D. 36
6
CSSR BASIC & TEKNIK PENANDAAN BANGUNAN
AWARENESS RUNTUH
LASMANA, Ujang D. 37
6
CSSR BASIC & TEKNIK PENANDAAN BANGUNAN
AWARENESS RUNTUH
Lokasi prioritas
LASMANA, Ujang D. 38
CSSR BASIC & 6
AWARENESS TEKNIK PENANDAAN BANGUNAN
RUNTUH
Tanda INSARAG
LASMANA, Ujang D. 39
CSSR BASIC & 6
AWARENESS TEKNIK PENANDAAN BANGUNAN
RUNTUH
LASMANA, Ujang D. 40
CSSR BASIC & 6
AWARENESS TEKNIK PENANDAAN BANGUNAN
RUNTUH
4. Berdasarkan informasi
ancaman yang didapat dari Unstable Construction
informasi penyintas, saksi Gas, electric
Unstable Construction
Gas, electric
7. Berdasarkan kajian menyeluruh,
GO apakah tim anda masuk atau tidak ke
L #5 D #7
WVI dalam bangunan? Bila masuk maka
tuliskan go pada bagian atas tulisan
tim anda.
Abiyasa Meeting Room
Unstable Construction
Gas, electric
LASMANA, Ujang D. 42
CSSR BASIC & 6
AWARENESS TEKNIK PENANDAAN BANGUNAN
RUNTUH
LASMANA, Ujang D. 43
CSSR BASIC & 6
AWARENESS TEKNIK PENANDAAN BANGUNAN
RUNTUH
METODE
LASMANA, Ujang D. 45
CSSR BASIC & 6
AWARENESS TEKNIK PENANDAAN BANGUNAN
RUNTUH
METODE
D-2
Gambar tanda ‘V’ terpisah untuk membedakan korban hidup dan
meninggal.
Angka L-3 dan D-2 dibawah tanda V menunjukkan jumlah korban hidup
dan meninggal pada lokasi ini. Angka ini dapat naik atau turun setelah korban
diungsikan, reruntuhan dipindahkan dan ditemukan kemungkinan korban baru.
LASMANA, Ujang D. 46
CSSR BASIC & 6
AWARENESS TEKNIK PENANDAAN BANGUNAN
RUNTUH
LASMANA, Ujang D. 47
6
CSSR BASIC & TEKNIK PENANDAAN BANGUNAN
AWARENESS RUNTUH
Kendaraan: Semua kendaraan harus diberi tanda dengan nama tim, dan
fungsinya dengan bendera, tanda magnetis, dan lain-lain.
TEKNIK PENGGUNAAN
CRIBBING
Cribbing: Konstruksi panggung yang stabil yang terbuat dari potongan kayu,
yang digunakan untuk menstabilkan dan menahan beban.
Contoh antara lain: Furnitur, batu-bata, balok beton, roda, dan veleg.
LASMANA, Ujang D. 49
7
CSSR BASIC &
AWARENESS
TEKNIK STABILISASI
BANGUNAN RUNTUH
JENIS-JENIS CRIBBING
KOTAK (BOX):
Terbuat dari beberapa blok kayu dalam konfigurasi persegi, menggunakan dua
blok paralel per lapis. Lapisan-lapisan diatur pada sudut 90 derajat satu sama
lain dengan ujung-ujung blok kayu tersebut overlapping satu sama lain sekitar
10 cm. Box crib memiliki tengah yang terbuka.
PLATFORM (cross-tie):
Terbuat dari blok-blok kayu dalam lapisan yang solid atau masing-masing lebih
banyak potongan kayu. Lapisan diatur sudutnya 90 derajat satu sama lain.
Sedikit atau tidak ada ruang yang tersisa antara potongan kayu. Ujung dari
potongan kayu juga harus overlap satu sama lain kira-kira 10 cm.
Kapasitas Platform
Cribbing
LASMANA, Ujang D. 51
7
CSSR BASIC &
AWARENESS
TEKNIK STABILISASI
BANGUNAN RUNTUH
PROSEDUR UNTUK MENGANGKAT DAN MENSTABILKAN BEBAN (Lanjt...)
5. Reposisi dan angkat fulcrum dan lanjutkan untuk mengangkat
beban hingga mendapatkan ruang yang cukup untuk
mengeluarkan korban dengan aman.
LASMANA, Ujang D. 52
PENULIS
Ujang Dede Lasmana dilahirkan di Jakarta pada 15 Desember 1972.
Berlatar belakang pendidikan formal dibidang kesehatan serta pemegang
sertifikat keahlian dalam bidang:
Pelatihan (Certified Instructor/Trainer) dari BNSP,
Pertolongan Pertama Pada Tanggap Darurat Bencana (Certified First Aid
Service Manager in Disaster) dari BNSP,
Kesehatan & Keselamatan Kerja - Umum & Rumah Sakit (Certified
Occupational Health & Safety Expert– General & Hospital) dari BNSP &
Kemenakertrans,
Penulisan (Certified Writer) dari BNSP,
Active Shooter Preparedness dari UNDSS,
Safety dari IFRC/ICRC,
Medical First Responder dari ADPC & Miami-Dade Fire Rescue,
Basic Life Support – Healthcare Provider dari AHA & Perki.
Pada tahun 2020, Ujang masuk dalam 10 finalis Inovasi Dalam Bidang
Pelayanan Kesehatan – Kategori SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu).
LASMANA, Ujang D. 53
PENCARIAN & PERTOLONGAN
PADA PENDERITA DI
BANGUNAN RUNTUH –
TINGKAT DASAR
So That Others May Live
LASMANA, Ujang D. 54