ABSTRAK
Generator DC merupakan suatu sistem listrik dinamis yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Generator DC tipe eksitasi bebas dan terpisah adalah generator yang lilitan medannya dapat dihubungkan kesumber DC
sehingga sumber listrik tidak bergantung dari mesin. Tegangan DC yang dipasangkan pada kumparan medan berupa
tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan pada
generator. Pada saat generator DC diberi beban maka output generator akan mengalami drop tegangan. Prinsip ini menjadi
dasar untuk mengontrol tegangan eksitasi sehingga dapat mengatur tegangan luaran. Sistem kontrol yang dilakukan untuk
mengatur besarnya tegangan eksitasi ini menggunakan metode Programmable Logic Controller (PLC), dengan
menggunakan sensor arus dan sensor tegangan dc. Hasil yang diperoleh saat tegangan medan 14,01 Volt dan 15,41 Volt
tegangan induksi yang dihasilkan sebesar 33,626 Volt dan 50,506 Volt. Pada saat generator menggunakan PLC dengan
tegangan medan yang sama hasil tegangan induksi nya lebih besar, ketika tegangan 14,01 Volt dan 15,41 Volt tegangan
induksi yang dihasilakn sebesar 34,311 Volt dan 51,587. Untuk nilai efisiensi generator tanpa menggunakan PLC dengan
tegangan medan yang sama diperoleh 66,526 % dan 46,213 %, ketika generator menggunakan PLC nilai efisiensi nya pun
berubah, dengan tegangan medan yang sama diperoleh nilai sebesar 62,395 % dan 48,322%.
Kata kunci : Generator DC, Tegangan Medan, Tegangan Induksi, Efisiensi, PLC.
ABSTRACT
DC generator is a dynamic electrical system that converts mechanical energy into electrical energy. A separate
and free excitation type DC generator is a generator whose field winding can be connected to a DC source so that the
power source does not depend on the engine. The DC voltage that is attached to the field coil in the form of resistance Rf
will produce a current If and cause flux at both poles. The induced voltage will be generated at the generator. When the
DC generator is loaded, the output generator will experience drop voltage. This principle is the basis for controlling the
excitation voltage so that it can adjust the output voltage. The control system that is used to adjust the magnitude of the
excitation voltage uses the method Programmable Logic Controller (PLC), using a current sensor and a dc voltage sensor.
The results obtained when the field voltage is 14,01 volts and 15,41 volts, the resulting induced voltages are 33,626 volts
and 50,506 volts. When the generator uses a PLC with the same field voltage the induced voltage is greater, when the
voltage is 14,01 volts and 15,41 volts, the resulting induced voltages are 34,311 volts and 51,587 volts. For the efficiency
value of a generator without using a PLC with the same field voltage, it was obtained 66,526% and 46,213%, when the
generator using PLC the efficiency value changed, with the same field voltage obtained values of 62,395% and 48,322%.
David, Sistem Pengendalian Generator DC Eksitasi Terpisah Menggunakan Programmable Logic Controller
2 | Jurnal Teknik, Volume 15, Nomor 1, April 2021, pp : 1-8
David, Sistem Pengendalian Generator DC Eksitasi Terpisah Menggunakan Programmable Logic Controller
Jurnal Teknik, Volume 15, Nomor 1, April 2021, pp : 1-8 | 3
PLC banyak digunakan pada aplikasi – aplikasi input. Ada 2 jenis output sinyal, yaitu analog output
industri, misalnya pada proses pengepakan, penangan sinyal dan digital output sinyal.
bahan, perakitan otomatis, pengaturan kecepatan Setiap output card mempunyai alamat tertentu
motor dan lain sebagainya. Dengan kata lain, hampir dan diproses oleh mikroprosesor menurut alamatnya.
semua aplikasi yang memerlukan kontrol listrik atau Banyaknya output tergantung jenis PLC nya. Pada
elektronik membutuhkan PLC [4]–[6]. Beberapa PLC juga dipersiapkan internal input dan output
peneliti juga menggunakan Arduino, Raspberry untuk proses dalam PLC sesuai dengan kebutuhan
maupun Variable Speed Drive (VSD) untuk berbagai program. Dimana internal input dan output ini hanya
fungsi pengendalian dan pengaturan [7]–[15]. sebagai flag dalam proses. Di dalam PLC juga
dipersiapkan timer yang dapat dibuat dalam
Sejarah PLC konfigurasi on delai, off delai, on timer, off timer dan
PLC pertama kali diperkenalkan pada tahun lain- lain sesuai dengan programnya. Untuk
1960-an. Alasan utama perancang PLC adalah untuk memproses timer tersebut, PLC memanggil
menghilangkan beban ongkos perawatan dan berdasarkan alamatnya. Untuk melaksanakan sebagai
penggantian sistem kontrol mesin berbasis relai. control sistem, PLC ini didukung oleh perangkat
Bedford Associates mengajukan usulan yang diberi lunak yang merupakan bagian peting dari PLC.
nama MODICON (Modular Digital Controller) Program PLC biasanya terdiri dari 2 jenis yaitu
untuk perusahaan–perusahaan mobil di amerika, ladder diagram dan instruksi dasar diagram, setiap
sedangkan perusahaan lain mengajukan sistem PLC mempunyai perbedaan dalam penulisan
berbasis komputer (PDP-8). MODICON 084 program [18].
merupakan PLC pertama didunia yang digunakan
pada produk komersil. Inverter DC to AC
Pada pertengahan tahun 1970-an, teknologi Inverter adalah perangkat elektronika yang
PLC yang dominan adalah sekuenser mesin-kondisi dipergunakan untuk mengubah tegangan DC (Direct
dan CPU berbasis bit-slice [16]. Prosesor AMD 2901 Current) menjadi tegangan AC (Alternating Current).
dan 2903 cukup populer digunakan dalam Sumber tegangan input inverter adalah 12/24 V DC
MODICON dan PLC A-B. Mikroprosesor dapat menggunakan battery , tenaga surya, atau
konvensional kekurangan daya dalam menyelesaikan sumber DC yang lainnya dengan output 220 V AC
secara cepat logik PLC untuk semua PLC, kecuali [12].
PLC kecil. Setelah mikroprosesor konvensional
mengalami perbaikan dan pengembangan, PLC yang
besar – besar mulai banyak menggunakannya.
Pada tahun 1990an dilakukan reduksi protokol
baru dan modernisasi lapisan fisik dan protokol –
protokol populer yang bertahan pada tahun 1980-an.
Standar terakhir (IEC 1131-3) berusaha untuk
menggabungkan bahasa program PLC dibawah satu
standar internasional [17]. Sekarang bisa dijumpai
PLC – PLC yang dapat diprogram dalam diagram
fungsi blok, daftar intruksi, C dan teks terstruktur
Gambar 3. Inverter DC to AC
pada saat bersamaan [4].
Sensor Arus ZMCT103C
Prinsip Kerja PLC Pada umumnya pengukuran arus membutuhkan
Programable Logic Controller merupakan sebuah resistor shunt yaitu resistor yang dihubungkan
peralatan elektronik yang dibangun dari seri pada beban dan mengubah aliran arus menjadi
mikroprosesor untuk memonitor keadaan dari tegangan. Tegangan tersebut biasanya diumpankan
peralatan input untuk kemudian di analisa sesuai ke current transformator terlebih dahulu. Ketelitian
dengan kebutuhan perencana (programmer) untuk dalam pembacaan sensor dioptimalkan dengan cara
mengontrol keadaan output. Sinyal input diberikan pemasangan komponen. Arus akan mengalir ke
kedalam input card. Ada 2 jenis input sinyal, yaitu dalam lilitan dan akan menghasilkan medan magnet
analog input sinyal dan digital input sinyal. di dalam lilitan tersebut [12].
Setiap input mempunyai alamat tertentu Dalam perancangan dan pembuatan alat
sehingga untuk mendeteksinya mikroprosesor simulasi penulis menggunakan sensor arus
memanggil berdasarkan alamatnya. Banyaknya input ZMCT103C. Sensor tersebut merupakan trafo dengan
yang dapat diproses tergantung jenis PLC nya. Sinyal bentuk ring-core yang memiliki keluaran arus
output di keluarkan PLC sesuai dengan program yang maksimal sebesar 5 ma. Sensor ZMCT mampu
dibuat oleh pemakai berdasarkan analisa keadaan mengukur arus tegangan AC satu fase. Adapun
kelebihannya yaitu dimensi kecil, akurasi tinggi,
David, Sistem Pengendalian Generator DC Eksitasi Terpisah Menggunakan Programmable Logic Controller
4 | Jurnal Teknik, Volume 15, Nomor 1, April 2021, pp : 1-8
mampu mengukur sampai dengan 5A dan keluaran terpisah terdiri dari sensor arus, sensor tegangan DC,
yang proporsional berupa arus AC [12]. enam kontaktor dan 1 push button.
output
Tap Belitan
Penyearah Proses
Tegangan Eksitasi
PLC Sensor
K1
A2
Sensor Tegangan DC
A1
L1 L2/N
NO
COM COM
00
COM
Sensor tegangan DC ini di dasarkan pada prinsip
K2
01
00
A2
COM
PLC
01
A1
NO
02
02
PB_ON
03
K3
A2
04
04
COM
A1
05
05
06
NO
06
07
input berkurang hingga lima kali dari tegangan
08
07
K4 NC VOUT0COM0
A2
09
NC
A1
10
11
NO
V IN0
I I N0
C OM0
K5 A2
AG
VIN1 C OM 1
A1
IIN1
K6
A2
A1
NO
David, Sistem Pengendalian Generator DC Eksitasi Terpisah Menggunakan Programmable Logic Controller
Jurnal Teknik, Volume 15, Nomor 1, April 2021, pp : 1-8 | 5
AC 14.75 V
3L2 4T2
1L1 2T1
K2
AC 15.04 V
AC 220 V
3L2 4T2 SENSOR
1L1
K3
2T1
K1
ARUS
A2
A1
L1 L2/N
NO
COM COM
AC 15.24 V
00
COM
3L2 4T2 K2
01
00
A2
COM
1L1 2T1
PLC
01
A1
K4
NO
02
02
PB_ON
Wiring Output Wiring Input
03
03
K3
A2
04
04
COM
AC 15.41 V A1
05
BELITAN EKSITASI
05
06
3L2 4T2 NO
06
07
1L1
08
2T1
07
K4
K5
NC VOUT0COM0
A2
09
NC
A1
10
11
NO
IOUT0
V I N0
I I N0
C OM0
K5 A2
AC 15.68 V
AG
VIN1 C OM 1
A1
IIN1
3L2 4T2 NO
1L1 2T1
K6 K6
A2
NO
Terpisah Menggunakan Programmable Logic Controller (PLC). Gambar 10. Rangkaian Input dan Output Programmable Logic
Controller (PLC)
Rangkaian Input dan Output Programmable
Logic Controller (PLC) Hasil perhitungan pada tegangan jepit ( Vt )
Sistem pengendalian generator DC eksitasi sebesar 23,94 Volt adalah :
terpisah menggunakan programmable logic controller Ea = 𝑉𝑡 + (𝐼𝑎 × 𝑅𝑎 )
(PLC) tipe CP1E, Programmable logic controller Ea = 23,94 + (1,10 x 20,1)
(PLC) merupakan perpaduan antara hardware dan = 46,050 Volt
software, programmable logic controller (PLC) akan
bekerja sesuai dengan program yang diupload melalui Tabel 1. Perhitungan Tegangan Induksi Armature Generator
PC atau Laptop, pemprograman dan pengiriman data
program menggunakan aplikasi CX-Programmer. Tegangan
Arus Tegangan
Rangkaian pengawatan input terdiri dari komponen Tegangan induksi
Beban Beban Jepit
sensor dan push button sedangkan output terdiri Medan armature
Watt (Ia) (pengukuran)
(Vf) (perhitungan)
komponen kontaktor. Selanjutnya, rangkaian input A Vt
Ea
dan output programmable logic controller (PLC)
5 0,56 14,01 23,055 34,311
adalah seperti pada gambar 10 :
10 0,87 14,75 23,575 41,062
Perhitungan Arus Medan Generator Beban Nol 15 1,1 15,04 23,94 46,050
𝑉𝑓 = 14,01 Volt 20 1,27 15,24 23,745 49,272
𝑅𝑓 = 77,2 Ohm 25 1,37 15,41 24,05 51,587
Maka Arus medan (I𝑓 ) adalah : Beban Resistif Menggunakan Programmable Logic Controller
(PLC)
𝑉𝑓
I𝑓 =
𝑅𝑓 Tabel 2. Perhitungan Tegangan Induksi Armature Generator
14,01 V Beban Resistif Tanpa Programmable Logic Controller (PLC)
= Tegangan
77,2 Ω Arus Tegangan
= 0,181 A Tegangan induksi
Beban Beban Jepit
Medan armature
Watt (Ia) (pengukuran)
Perhitungan Tegangan Induksi Armature Vf (perhitungan)
A Vt
Generator DC Beban Resistif Menggunakan PLC Ea
Hasil pengukuran pada tegangan jepit ( Vt ) 5 0,56 14,01 22,37 33,626
sebesar 23,055 Volt adalah : 10 0,91 14,75 22,67 40,961
Ea = 𝑉𝑡 + (𝐼𝑎 × 𝑅𝑎 ) 15 1,12 15,04 22,9 45,412
Ea = 23,055 + (0,56 x 20,1) 20 1,26 15,24 23,06 48,386
= 34,311 Volt 25 1,36 15,41 23,2 50,506
David, Sistem Pengendalian Generator DC Eksitasi Terpisah Menggunakan Programmable Logic Controller
6 | Jurnal Teknik, Volume 15, Nomor 1, April 2021, pp : 1-8
David, Sistem Pengendalian Generator DC Eksitasi Terpisah Menggunakan Programmable Logic Controller
Jurnal Teknik, Volume 15, Nomor 1, April 2021, pp : 1-8 | 7
David, Sistem Pengendalian Generator DC Eksitasi Terpisah Menggunakan Programmable Logic Controller
8 | Jurnal Teknik, Volume 15, Nomor 1, April 2021, pp : 1-8
sebesar 34,311 Volt untuk nilai error nya PLTU Tenayan Raya Pekanbaru,” in Seminar
sebesar 2,307%. Pada saat tegangan medan Nasional Cendikiawan ke 4, 2018.
15,41 Volt tegangan induksi tanpa [9] Atmam, A. Tanjung, and Zulfahri, “Analisis
menggunakan PLC sebesar 51,587 Volt dan Penggunaan Energi Listrik Motor Induksi Tiga
menggunakan PPLC sebesar 51,587 Volt untuk Phasa Menggunakan Variable Speed Drive
nilai error nya sebesar 2,140 %. Dari hasil (VSD),” SainETIn, vol. 2, no. 2, pp. 52–59, 2018.
perhitungan diperoleh nilai efisiensi tanpa [10] D. Setiawan, H. Eteruddin, and A. Arlenny,
menggunakan PLC sebesar 66,526 % ketika “Desain dan Analisis Inverter Satu Fasa Berbasis
tegangan medan 14,01 Volt pada saat tegangan Arduino Menggunakan Metode SPWM,” Jurnal
medan 15,41 Volt nilai efisiensi 46,213 %. Teknik, vol. 13, no. 2, pp. 128–135, 2019.
Ketika menggunakan PLC dengan nilai [11] R. Ratnadewi et al., “Control and Notification
tegangan medan yang sama diperoleh nilai Automatic Water Pump with Arduino and SMS
efisiensi sebesar 62,395 % dan 48,322 %. Gateway,” IOP Conference Series: Materials
3. Sensor tegangan DC dan sensor arus Science and Engineering, vol. 407, p. 12160,
ZMCT103C dapat digunakan sebagai 2018.
pengendali generator DC eksitasi terpisah. [12] A. Fitriandi, E. Komalasari, and H. Gusmedi,
4. Untuk mendapatkan pengendalian generator dc “Rancang Bangun Alat Monitoring Arus dan
eksitasi terpisah yang lebih baik disarankan Tegangan Berbasis Mikrokontroler dengan SMS
menggunakan beban yang nilainya berbeda- Gateway Rancang Bangun Alat Monitoring Arus
beda agar menentukan range yang akan di baca dan Tegangan Berbasis Mikrokontroler dengan
PLC menggunakan sensor lebih mudah dan SMS Gateway,” Electrician, vol. 10, no. 2, pp.
dapat menggunakan sensor yang ketelitiannya 87–98, 2016.
lebih tinggi, seperti sensor arus ACS758LCB. [13] R. Berlianti and F. Fibriyanti, “Perancangan Alat
Pengontrolan Beban Listrik Satu Phasa Jarak
5. DAFTAR PUSTAKA Jauh Menggunakan Aplikasi Blynk Berbasis
Arduino Mega,” SainETIn, vol. 5, no. 1, pp. 17–
[1] N. Evalina, A. A. Zulfikar, and Z. Zulfikar, 26, Dec. 2020.
“Pengaturan Kecepatan Putaran Motor Induksi 3 [14] H. Eteruddin, D. Setiawan, and A. Atmam, “Web
Fasa Menggunakan Programmable Logic Based Raspberry Monitoring System Solar
Controller,” Journal of Electrical Technology, Energy Power Plant,” IOP Conference Series:
vol. 3, no. 2, pp. 73–80, 2018. Earth and Environmental Science, vol. 469, no.
[2] Z. Anthony, Mesin Listrik Dasar. Padang: ITP 1, 2020.
Press, 2018. [15] D. Setiawan, H. Eteruddin, and M. Idris,
[3] H. Berahim, Pengantar Teknik Tenaga Listrik : “Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan
Teori Ringkas dan Penyelesaian Soal. Terhadap Iluminasi Lampu Menggunakan
Yogyakarta: Andi Offset, 1991. Raspberry-Pi di Universitas Lancang Kuning,”
[4] A. E. Putra, PLC Konsep, Pemrograman dan Jurnal Teknik, vol. 13, no. 1, pp. 17–24, 2019.
Aplikasi. Yogyakarta: Gava Media Jogyakarta, [16] A. E. Putra, Konsep Pemrograman dan Aplikasi
2014. (Omron CPM1A/CPM2A dan ZEN
[5] S. Nuari, Atmam, and E. Zondra, “Analisis Programmable Relay). Yogyakarta: Gava
Starting Motor Induksi Tiga Phasa Media, 2004.
Menggunakan Programmable Logic Controller [17] M. Maslar, “PLC Standard Programming
(PLC),” SainETIn, vol. 2, no. 2, pp. 60–67, 2018. Languages: IEC 1131-3,” in Conference Record
[6] R. A. Rangkuti, A. Atmam, and E. Zondra, of 1996 Annual Pulp and Paper Industry
“Studi Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Technical Conference, 1996, pp. 26–31.
Tiga Phasa Menggunakan Variable Speed Drive [18] B. William, Programmable Logic Controller.
(VSD) Berbasis Programmable Logic Controller Jakarta: Erlangga, 2003.
(PLC),” Jurnal Teknik, vol. 14, no. 1, pp. 121– [19] A. B. Muljono, I. M. A. Nrartha, I. M. Ginarsa,
128, 2020. and I. M. B. Suksmadana, “Rancang Bangun
[7] E. P. Wibowo, E. Zondra, and U. Situmeang, Smart Energy Meter Berbasis UNO dan
“Studi Penggunaan Variable Speed Drive Untuk Raspberry Pi,” Jurnal Rekayasa Elektrika, vol.
Pengaturan Kecepatan Motor Exhaust Fan Pada 14, no. 1, pp. 9–18, 2018.
Dyno Test Room PT. Trakindo Utama
Pekanbaru,” Jurnal Teknik, vol. 12, no. 2, pp.
85–96, 2018.
[8] Erisman, H. Eteruddin, and Atmam, “Evaluasi
Kinerja Motor Ship Moving 3 Phasa
Menggunakan Variable Speed Drive (VSD) Pada
David, Sistem Pengendalian Generator DC Eksitasi Terpisah Menggunakan Programmable Logic Controller