Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yensi Patandea .

Nim : PO713201201049

Kelas: TK2A.

Kelompok : B.

1. Pengkajian individu untuk Belajar.

Pengkajian kebutuhan belajar dalam pendidikan kesehatan

Pengkajian yang komperensif dalam pendidikan kesehatan dalam

kaitannya dengan kebutuhan belajar dapat digali dari riwayat keperawatan dan hasil pengkajian fisik
serta melalui informasi dari orang yang dekat dengan klien.

Pengkajian juga mencakup karakteristik yang mungkin akan mempengaruhi proses belajar. Misalnya
kesiapan untuk belajar, motivasi untuk belajar, dan tingkat kemampuan untuk membaca. Selain
penggalian data melalui wawancara, perawat juga harus melakukan observasi terhadap kemampuan
dan kebutuhan

klien. Kebutuhan belajar dapat juga diidentifikasi dari pernyataan klien terhadap

perawt tentang sesuatu hal yang tidak mereka ketahui atau tidak terampil dalam melakukannya.

a. Pengkajian faktor predisposisi

1. Pengkajian riwayat keperwatan

Informasi tentang usia akan memberi petunjuk mengenai status perkembangan seseorang, sehingga
dapat memberi arah mengenai isi pendidikan kesehatan dan pendeka67tan yang digunakan. Pernyataan
yang diajukan hendaknya sederhana. Pada pasien lansia, pernyataan yang diajukan perlahan dan
diulang. Status perkembangan, terutama pada klien anak dapat dikaji melalui observasi ketika anak
melakukan aktivitas atau bermain, sehingga mendapatkan data tetang kemampuan motorik dan
perkembangan intelektualnya.

2. Pengkajian fisik

Pengkajian fisik secara umum dapat memberikan petunjuk terhadap kebutuhan belajar klien. Contohnya
status mental, kekuatan fisik, status nutrisi. Hal yang mencakup pemeriksaan fisik adalah pernyataan
klien tentang kapasitas fisik untuk belajar dan untuk aktivitas perawatan diri sendiri.

3. Pengkajian kesiapan klien untuk belajar


Klien yang siap untuk belajar sering dapat dibedakan dengan klienyang tidak siap. Seorang klien siap
belajar mungkin mencari informasi,

misalnya melalui bertanya, membaca buku dan artikel, tukar pendapat dengan sesame klien yang pada
umumnya menuju ketertarikan. Di lain pihak, klien yang tidak siap belajar biasanya lebih suka untuk
menghindari masalah atau situasi.

4. Pengkajian motivasi

Secara umum dapat diterima bahwa seseorang harus mempunyai keinginan belajar demi keefektifan
pembelajaran. Motivasi dan memberi rangsangan atau jalan untuk belajar merupakan factor penentun
yang sangat kuat untuk kesuksesan dalam mendidik klien dan berhubungan erat dengan pemenuhan
kebutuhan klien. Motivasi seseorang dapat dipengaruhi oleh masalah keuangan, penolakan terhadap
status kesehatan, kurangnya dorongan dari lingkungan sosial, peningkatan terhadp penyakit,
kecemasan, ketakutan, rasa malu atau adanya konsep diri yang negative. Motivasi juga dipengaruhi oleh
sikap dan kepercayaan. Contoh motivasi belajar seorang pria dewasa setengah baya yang dinyatakan
hipertensi dan mulai dapat pengobatan anti hipertensi untuk mengendalikan tekanan darahnya mungkin
akan rendah jika teman dekatnya menceritakan bahwa ia impoten setelah mendapat pengobatan yang
sama.

5. Pengkajian kemampuan membaca

Ketidak mampuan membaca dan menulis dapat terjadi pada siapa saja. Hal ini dapat kita jumpai pada
individu yang berada di masyarakat. Penampilan seseorang dalam penggunaan bahasa bisa
menggambarkan kemampuan dalam menbaca dengan baik, meskipun, faktor pergaulan juga dapat
menjadikan seseorang dapat berkomunikasi dengan baik.

b. Pengkajian faktor kemungkinan

Faktor kemungkinan mencakup keterampilan serta sumber daya yang penting untuk menmpilkan
perilaku sehat. Sumber daya dimaksud meliputi fasilitas yang ada, atau sumber lain yang serupa. Faktor
ini juga menyangkut keterjangkauan sumber tersebut oleh klien (apakah biaya, jarak, waktu dapat
dijangkau?).

c. Pengkajian faktor penguat

Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau
tidak. Sumber penguat tersebut bergantung pada tujuan dan jenis program. Di dalam pendidikan
kesehatan pasien di rumah sakit misalnya, penguat diberi oleh perawat, dokter, ahli gizi, atau klien lain
dan keluarga. Apakah factor penguat itu positif atau negatif tergantung pada sikap dan perilaku orang
lain yang berpengaruh. Pengaruh itu tidak sama, mungkin sebagian mempunyai pengaruh sangat kuat di
bandingkan dengan yang lainnya dalam mempengaruhi perubahan perilaku. Perawat perlu mengkaji
secara cermat factor penguat ini, untuk menjamin bahwa sasaran pendidikan kesehatan mempunyai
kesempatan yang maksimum untuk mendapat umpan balik yang mendukung selama berlangsungnya
proses perubahan perilaku.
2. Pengkajian Motivasi Individu untuk Belajar .

Secara umum dapat diterima bahwa seseorang harus mempunyaikeinginan belajar demi keefektifan
pembelajaran. Motivasi dan memberi rangsangan atau jalan untuk belajar merupakan factor penentun
yang sangat kuat untuk kesuksesan dalam mendidik klien dan berhubungan erat dengan pemenuhan
kebutuhan klien. Motivasi seseorang dapat dipengaruhi oleh masalah keuangan, penolakan terhadap
status kesehatan, kurangnya dorongan dari lingkungan sosial, peningkatan terhadp penyakit,
kecemasan, ketakutan, rasa malu atauadanya konsep diri yang negatif.

Motivasi juga dipengaruhi oleh sikap dan kepercayaan.

Contoh motivasi belajar seorang pria dewasa setengah baya yang dinyatakan hipertensi dan mulai dapat
pengobatan anti hipertensi untuk mengendalikan tekanan darahnya mungkin akan rendah jika teman
dekatnya menceritakan bahwa ia impoten setelah mendapat pengobatan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai