Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN HAJI SESUAI SUNNAH

Pengertian Haji

Haji secara bahasa adalah al-qasdu yaitu melakukan suatu hal yang besar , sedangkan secara
istilah adalah untuk pergi ke baitullah untuk melakukan suatu amalan khusus semisal Thawaf,
Sa’I, Wukuf di Arafah dan amalan yang lainnya.

DALIL-DALIL DISYARIATKANNYA HAJI

Haji merupakan salah satu rukun islam yang kelima yang diwajibkan bagi hamba Allah yang
memenuhi syarat untuk haji, hal ini berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan sunnah maupun
ijma’.

1) Dalil Al-Qur’an
Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
“Mengejarkan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban
haji),maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam.”( QS. Ali-Imran: 97)
2) Dalil As-sunnah
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Islam membangun di atas lima perkara: Bersyahadat (bersaksi tidak ada sesembahan
yang berhak disembah selain Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-Nya),
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah dan berpuasa di bulan
Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
3) Dalil ‘ijma ( Konsensus Ulama)
Para ulama pun sepakat bahwa hukum haji itu wajib sekali seumur hidup bagi yang
mampu.

KEUTAMAAN HAJI

1. Haji merupakan diantara amalan yang paling afdhol


2. Haji termasuk jihad fii sabilillah (jihad di jalan Allah)
3. Jika ibadah haji tidak bercampur dengan dosa (syirik, bid’ah dan maksiat), maka
balasannya adalah surga
4. Haji akan menghapus kesalahan dan dosa-dosa
5. Orang yang berhaji adalah tamu Allah
6. Orang yang Haji di doakan ampunan
MACAM-MACAM TATA CARA HAJI

Haji dapat dilakukan dengan memilih salah satu dari tiga cara manasik:

1. Tamattu’, yaitu berniat menunaikan umroh di bulan bulan haji, lalu melakukan manasik
umroh dan bertahalul. Kemudian diam di Makkah dalam keadaan telah bertahalul .
Kemudian ketika datang waktu haji, melakukan amalan haji. Wajib bagi yang mengambil
tata cara manasik tamattu’ untuk menyembelih hadyu.
2. Ifrod, yaitu meniatkan haji saja ketika berihram.
3. Qiran, yaitu meniatkan umroh dan haji sekaligus dalam satu manasik. Wajib bagi yang
mengambil tata cara manasik qiran untuk menyembelih hadyu.

SYARAT WAJIB HAJI

1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Merdeka
5. Mampu

RUKUN HAJI

1. Niat Ihram
2. Thowaf Ifadhoh
3. Sa’i
4. Wukuf di Arafah
Jika salah satu dari rukun ini tidak ada, maka haji yang dilakukan tidak sah.

WAJIB HAJI

Wajib haji adalah rangkaian amalan yang harus dikerjakan dalam ibadah haji. Jika tidak
dikerjakan , maka hajinya tetap sah namun harus membayar dam (denda). Dan jika ditinggalkan
dengan sengaja tanpa udzur syar’i, maka pelakunya berdosa. Wajib haji ada tujuh, yaitu:

1. Ihram dan miqat.


2. Wukuf di Arafah hingga terbenam matahari.
3. Bermalam di Muzdalifah pada malam sepuluh Dzulhijah( Idul Adhha).
4. Bermalam di Mina pada hari-hari tasyrik.
5. Melempar jumrah.
6. Tahallul (mencukur rambut botak atau memendekkannya).
7. Thawaf Wada.
LARANGAN IHRAM

Ada beberapa hal yang terhalang bagi seorang yang telah berihram, antara lain:

1. Mencukur rambut dan memotong kuku.


Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala;
“Dan jangan kalian mencukur (rambut) kepalamu, sebelum qurban sampai di tempat
penyembelihannya.”(QS. Al-Baqarah:196).
2. Bagi laki-laki tidak diperbolehkan untuk mngenakan penutup kepala dan pakaian yang
berjahit.
3. Bagi wanita tidak diperbolehkan untuk menggunakan cadar dan sarung tangan.Namun
seorang wanita diperbolehkan untuk menutup wajahnya dengan menggulurkan
jilbabnya ke wajahnya, ketika kaum laki-laki yang bukan mahram lewat didekatnya.
4. Memakai wangi-wangian
5. Melamar dan melakukan akad nikah.
Diriwayatkan dari Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam berkata, “Seorang yang sedang ihram tidak diperbolehkan untuk
menikah, dinikahkan dan melamar.” (HR.Muslim)
6. Memotong pepohonan dan mengambil barang temuan di tanah haram.
7. Berburu hewan darat atau menunjukkan hewan yang akan diburu. Para Ulama telah
bersepakat bahwa orang yang sedang ihram haram untuk berburu. Hal ini sebagaimana
firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, “Dihalalkan bagi kalian binatang buruan laut dan
makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagi kalian, dan bagi
orang-orang yang dalam perjalanan. Dan diharamkan atas kalian (menangkap) binatang
buruan darat, selama kalian dalam ihram. Dan bertaqwalah kepada Allah yang kepada-
Nyalah kalian akan dikumpulkan.” (QS. Al-Maidah : 96)
8. Melakukan jima’ hal-hal yang dapat mendorong kepada jima’, berbuat kefasikan dan
berbantah-bantahan. Sebagimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, “(Musim) haji
adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam
bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (kata-kata yang mengarah
kepada jima’), berbuat fasik dan berbantah-bantahan didalam masa mengerjakan haji.”
(QS. Al-Baqarah : 167)

Refensi:

 Buku Fiqih Praktis Haji & Umrah (penulis: Abu Yusuf Akhmad Ja’far)
 https://almanhaj.or.id/
 https://konsultasisyariah.com/
 https://muslim.or.id/
 https://rumaysho.com/

Anda mungkin juga menyukai