AKTIFITAS BERFIKIR
DOSEN PEGAMPU: NURHAYANI, S.Ag.,S.S.,M.Si
MATA KULIAH: PSIKOLOGI UMUM
Alhamdulillah dan syukur kehadirat Tuhan Allah yang Maha Esa. Yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Penulisan makalah ini tidak luput dari hambatan dan kesulitan bila tanpa
bimbingan, dorongan,terimakasih penulis ucapkan kepada ibu : NURHAYANI,
S.Ag.,S.S.,M.Si
selaku dosen pembimbing matakuliah Dasar-Dasar Ilmu Komunikasi
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. kami juga berharap semoga makalah tentang “AKTIFITAS BERFIKIR” ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
A. Latar Belakang ...........................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................
A. Definisi berfikir ..........................................................................................
B. Macam-macam kegiatan berfikir ...............................................................
C. Langkah-langkah proses berfikir.................................................................
D. Strategi dalam pemecahan masalah.............................................................
E. Beberapa strategi pemecahan masalah yang sering digunakan ....................
F. Proses pemecahan masalah .........................................................................
G. Penyebab kesulitan dalam memecahkan persoalan ......................................
BAB III PENUTUP .............................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Daftar pustaka ..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia
dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau
remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat
tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang
mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa; logos = ilmu
pengetahuan). Pada pokoknya, psikologi itu menyibukkan diri dengan masalah
kegiatan psikis, seperti berpikir, belajar, menanggapi, mencinta, membenci dan
lain-lain. Macam-macam kegiatan psikis pada umumnya dibagi menjadi 4
kategori, yaitu: 1) pengenalan atau kognisi, 2) perasaan atau emosi, 3) kemauan
atau konasi, 4) gejala campuran.
Secara umum dapat dikemukakan bahwa problem itu timbul apabila ada
perbedaan atau konflik antara keadaan satu dengan keadaan yang lain dalam
rangka mencapai tujuan.
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Berpikir itu dapat memecahkan Persoalan ?
2. Bagaimana penerapan strategi dalam Pemecahan Masalah ?
3. Bagaimana proses dalam Pemecahan Masalah ?
4. Apa saja penyebab kesulitan dalam memecahkan Persoalan ?
C.Tujuan Penulisan
Tujuan kami membuat makalah ini untuk mengetahui :
1. Pengertian berpikir dan pemecahan masalah
2. Macam-macam Kegiatan Berpikir
3. Langkah-langkah Proses Berpikir
4. Strategi dalam Pemecahan Masalah
5. Proses Pemecahan Masalah
6. Penyebab kesulitan dalam memecahkan Persoalan
D.Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi Umum
2.Bagi penulis diharapkan dapat mendatangkan manfaat di dalam menambah
wawasan serta pengetahuan yang lebih luas
3.Bagi pembaca makalah ini diharapkan dapat mendatangkan manfaat sebagai
tambahan informasi serta referensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi berfikir
1. Pengertian
Berpikir
Berpikir adalah memberikan gambaran adanya sesuatu yang ada pada diri
seseorang. Sesuatu yang merupakan tenaga yang di bangun oleh unsur-unsur
dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas. Pengertian berpikir secara umum
adalah aktivitas mental atau intelektual yang melibatkan kesadaran dan
subjektivitas individu. Hal ini dapat mengarah pada sesuatu yang berupa tindakan
atau ide-ide atau pengaturan ide. Berpikir juga mendasari segala tindakan manusia
dan interaksinya.1 Dalam melakukan aktivitas, manusia memang memiliki syaraf
tersendiri dalam melakukan tindakan, namun ada beberapa aktivitas manusia pula
yang di pengaruhi oleh sistem pikiran manusia. Berpikir terpusat pada otak
manusia. Manusia juga sebagai makluk sosial dan individual yang selalu
berinteraksi dengan lingkungannya.2Berpikir merupakan proses yang
mempengaruhi penafsiran terhadap rangsangan-rangsangan yang melibatkan
proses sensasi, persepsi, dan memori. Pada saat seseorang menghadapi proses
persoalan, pertama-tama ia melibatkan proses sensasi, yaitu menangkap tulisan,
menangkap gambar, ataupun juga menangkap suara. Selanjutnya ia juga
mengalami proses 1
Masalah
Masalah adalah suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian
atau menghasilkan keuntungan yang luar biasa.
Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk
menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang.
2. Berpikir Kritis
1
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir (Cet. I; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), hal. 205
tantangan hidup yang akan datang dan selalu berkembang. Berpikir kritis
merupakan suatu istilah yang kini telah popular di dalam dunia pendidikan.
Karena banyak alasan, para pendidik menjadi lebih tertarik ntuk mengajarkan
keterampilan berpikir dengan berbagai corak. 2
Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk melakukan kebenaran di tengah
banjirnya kejadian dan informasi yang beragam saat ini. Berpikir kritis adalah
sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan
mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri.Berpikir kritis nyatanya
kini menjadi hal yang menarik dan banyak digunakan oleh para pendidik dalam
proses penyampaian dan pemahaman pembelajaran. Selain digunakan untuk
penyampaian pemahaman materi, berpikir juga akan melatih kecerdasan peserta
didik karena dia tidak hanya menerima tetapi juga mengevaluasi pembelajaran
dari dirinya sendiri.Terdapat berbagai pengertian berpikir kritis menurut
terminologi yang di berikan oleh para ahli, istilah berpikir kritis adalah sebagai
berikut:
A. Menurut Beyer yang di kutip dalam jurnal Siti Zubaidah, berpikir kritis
berarti membuat penilaian-penilaian yang masuk akal. Beyer memandang
berpikir kritis sebagai menggunakan kriteria untuk menilai kualitas
sesuatu, dari kegiatan yang paling sederhana seperti kegiatan normal
sehari_hari sampai menyusun kesimpulan dari sebuah tulisan yang
digunakan seseorang untuk mengevaluasi validitas sesuatu.
B. Menurut Matindas yang di kutip dalam jurnal Siti Zubaidah, berpikir kritis
adalah aktivitas mental yang di lakukan untuk mengevaluasi kebenaran
sebuah pernyatan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk
menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataan yang
bersangkutan.
C. Menurut Ennis yang di kutip oleh Rasiman berpikir kritis adalah kegiatan
mental untuk mengevaluasi suatu argumen atau proposisi dan membuat
keputusan agar dapat mengembangkan diri. 3
2
Nur Kholis, Mengurangi Kekerasan Terhadap Anak Berbasis Pendekatan
Pendekatan Pendidikan Multikultural, (Al-Tahrir, Vol. 14, No. 2 Mei 2014)
3
Wowo Sunaryo, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal.
12
bagaimana tingkat kemampuan berpikir kritis seseorang. Berikut ciri-ciri berpikir
kritis :
1) Mengenal secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan
2) Pandai mendeteksi permasalahan
3) Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak relevan
4) Mampu membedakan fakta dengan diksi atau pendapat
5) Mampu mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau kesenjangan-kesenjangan
informasi
6) Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis
7) Mampu mengembangkan kriteria atau standar penilaian data
8) Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual
9) Dapat membedakan diantara kritik membangun dan merusak
10) Mampu mengidentifikasi pandangan perspektif yang bersifat ganda yang
berkaitan dengan data.4
Sementara itu, Perkins dan Tishman sebagaimana yang dikutip oleh Santrock,
memberikan empat kriteria atau ciri-ciri berpikir kritis, yaitu:
1) Berpikir Terbuka Menghindari pemikiran sempit, membiasakan
bereksplorasi opsi-opsi yang ada.
2) Rasa Ingin Tahu Intelektual Ditujukan dengan kebiasaan bertanya,
merenungkan, menyelidiki, dan meneliti.
3) Perencanaan dan Strategi Menyusun rencana, memiliki tujuan, mencari
arah untuk menciptakan hasil
4) Kehati-hatian intelektual Adanya upaya mengecek ketidakakuratan atau
kesalahan, bersikap cermat dan teratur.5
4
Nurhayati, Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis. (Bandung: Remaja
Rosdakarya.
5
Santrock, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Kencana) hal. 360
(dapat mengidentifikasi pertanyaan/masalah, dapat
mengidentifikasi jawaban yang mungkin, dan apa yang
diperkirakan tidak keluar dari masalah), menganalisis pendapat
(dapat mengidentifikasi kesimpulan dari masalah itu), dapat
mengidentifikasi alasan, dapat menangani hal-hal yang tidak
relevan dengan masalah itu), berusaha mengklarifikasi suatu
penjelasan melalui tanya jawab.
b) The Basis For The Decision (menentukan dasar pengambilan
keputusan), yang meliputi: mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak, mengamati dan mempertimbangkan
suatu laporan obsevasi.
c) Inference (menarik kesimpulan) yang meliputi: mendeduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan
perkembangan nilai.
d) Advance Clarification (memberikan penjelasan lanjut) yang
meliputi: mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi
tersebut, mengidentifikasi asumsi.
e) Supposition and Integration (taktik dan strategi) yang meliputi:
mempertimbangkan alasan atau asumsi-asumsi yang diragukan
tanpa menyertakannya dalam anggapan pemikiran kita,
menggubungkan kemampuan dan karakter lain dalam keputusan. 6
3. Berpikir Kreatif
a) Pengertian Berpikir Kreatif
6
Ibid.., hal. 376
ketika seorang individu mendatangkan atau memunculkan ide baru. Ide baru
tersebut merupakan gabungan dari ide-ide sebelumnya yang belum pernah di
wujudkan.Pengertian ini memfokuskan pada pengertian indvidu untuk
memunculkan ide-ide terbarunya, yang belum pernah di ungkapkan atau di
munculkan sebelumnya. Berpikir kreatif ini ditandai dengan munculnya ide
sebagai proses berpikir.7
b) Ciri-Ciri Berpikir Kreatif
Sund berpendapat dalam Slameto bahwa individu dengan potensi kreatif dapat
dikenal melalui pengamatan yang terlihat, sebagai berikut :
a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar
b. Bersikap terbuka dengan pengalaman baru
c. Panjang / banyak akal
d. Keingintahuan untuk menemukan dan meneliti
e. Cenderung menyukai tugfas yang berat dan sulit
f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memaskan
g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam mengerjakan tugas
h. Berpikir fleksibel
i. Menanggapi pertanyaan yang diajukan dan cenderung memberi banyak jawaban
j. Kemampuan membuat analisa dan sintesis
k. Memiliki semangat bertanya
l. Memiliki semangat untuk meneliti sesuatu
m. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik
n. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.8
7
Sabandar, J. Berpikir Reflektif. Makalah tidak dipublikasikan. Prodi Pendidikan
Matematika SPS. UPI, 2008
8
Gie, The Liang. Teknik Berpikir Kreatif. (Yogyakarta: Sabda Persada Jogjakarta,
2003) hal. 46
B.Macam-macam Kegiatan Berpikir
Berpikir Asosiatif
Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya
ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau
diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir
asosiatif :
Asosiasi Bebas
Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya. Misalnya,
ide tentang makan dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran, dapur, nasi
atau anak yang belum sempat diberi makanan atau hal lainnya.
Asosiasi Terkontrol
Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu.
Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan merangsang ide-ide lain tentang
harganya, pajaknya, pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya, tetapi tidak
merangsang ide tentang hal-hal lain di luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi
lalu lintas, mertua sering meminjam barang-barang, piutang yang belum ditagih,
dan sebagainya.
Melamun
Menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang
tidak realistis.
Mimpi
Ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur.
Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun, tetapi kadang-kadang
masih dapat diingat.
Berpikir Artistik
Proses berpikir yang sangat subyektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh
pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini
sering dilakukan oleh para seniman dalam mencipta karya-karya seninya.
Berpikir Terarah
Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumya. Dan
diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahan persoalan. Dua
macam berpikir terarah, yaitu :
Berpikir Analitis
Berpikir Analitis yaitu Berpikir Konvergen (cenderung menyempit dan menuju
jawaban yang tunggal).
Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara
berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem
baru, menemukan bentuk artistik baru dan sebagainya untuk memperoleh lebih
dari satu jawaban.
Dalam berpkir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili
segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan buku adalah simbol yang
mewakili benda yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan
tertulis huruf-huruf.
Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara lain angka-angka dan simbol
matematika, simbol-simbol yang dipergunakan dalam peraturan lalu lintas, not
musik, mata uang, dan sebagainya.
C. Langkah-langkah Proses Berpikir
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu :
1.Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga
tingkatan, sebagai berikut :
Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut
kita perhatikan unsur-unsurnya satu demi satu. Misalnya ingin membentuk
pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita
analisa ciri-ciri misalnya :
Manusia Indonesia, ciri-cirinya :
Makhluk hidup
Berbudi
Berkulit sawo mateng
Berambut hitam
Manusia Eropa, ciri-cirinya :
Makhluk hidup
Berbudi
Berkulit Putih
Berambut pirang atau putih
Bermata biru terbuka
Dan sebagainya
Manusia Negro, ciri-cirinya :
Makhluk hidup
Berbudi
Berkulit htam
Berambut hitam kriting
Bermata hitam melotot
Dan sebagainya
2.Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih.
Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat
atau subyek dan sebutan atau predikat.
Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1.Keputusan Induktif
Keputusan induktif yaitu keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju
ke satu pendapat umum. Misalnya :
Jadi (kesimpulan). Bahwa semua logam kalau dipanaskan akan memuai (Umum).
2.Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus, Jadi berlawanan
dengan keputusan induktif. Misalnya : Semua logam kalau dipanaskan memuai (umum),
tembaga adalah logam. Jadi (kesimpulan) : tembaga kalau dipanaskan memuai Contoh
lain : Semua manusia terkena nasib mati, Si Karto adalah manusia. Jadi pada suatu hari si
Karto akan mati.
3.Keputusan Analogis
Keputusan Analogis adalah keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau
menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misalnya : Totok anak
pandai, naik kelas (Khusus). Jadi (kesimpulan) Si Nunung anak yang pandai itu, tentu
naik kelas.
D. Strategi dalam Pemecahan Masalah
Strategi Menyeluruh
Di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dipecahkan untuk keseluruhan
itu.
Strategi Detailistis
Di sini persoalan di bagi-bagi dalam bagian-bagian dan dipecahkan bagian demi bagian.
E. Beberapa Strategi Pemecahan Masalah yang Sering Digunakan
Salah satu kemungkinan strategi pemecahan masalah adalah trial and error sederhana.
Akan tetapi strategi ini biasanya akan menghabiskan waktu lama sampai kemudian
muncul pemecahan masalahnya. Dengan cara ini banyak masalah dapat pula justru tidak
terpecahkan secara sempurna.
Untuk memecahkan masalah-masalah yang sulit, perlu untuk memiliki beberapa strategi
selain trial and error. Strategi yang ada seharusnya dijadikan pijakan pada pengkategorian
dan penggambaran yang akurat dari suatu masalah. Tetapi hal ini juga harus melalui
perhitungan batas ingatan jangka pendek. Kita harus dapat menyelamatkan informasi dan
pekerjaan kita tanpa harus dibatasi oleh ruang kerja yang terlalu sumpek dengan ingatan
jangka pendek. Dengan cara ini kita akan dapat menggunakan strategi lain selain trial and
error.
Informational Retrieval
Dalam beberapa kasus, pemecahan terhadap suatu masalah dapat menjadi sederhana
seperti mengingat kembali informasi (Informational Retrieval) dari ingatan jangka
panjang. Informational Retrieval adalah suatu pilihan penting ketika suatu pemecahan
masalah harus ditemukan dengan cepat. Sebagai contoh seorang pilot dapat mengingat
dengan cepat yang dibutuhkan untuk menerbangkan maupun mendaratkan pesawat.
Ketika seorang pilot membutuhkan informasi, maka ia tidak punya cukup waktu untuk
duduk dan menghitung jawaban benar karena waktu adalah hal yang esensial. Oleh
karena itu ia gunakan ingatan jangka panjang untuk suatu jawaban segera. Cara yang
digunakan inilah merupakan suatu informational retrieval.
Algoritma
Makin kompleks suatu masalah tentu membutuhkan metode yang makin kompleks pula.
Dalam beberapa kasus kita dapat menggunakan algoritma. Algoritma adalah metode
pemecahan masalah yang menjamin suatu pemecahan masalah jika tersedia kesempatan
bagi seseorang untuk mengembangkannya. Sebagai contohnya adalah algoritma untuk
memecahkan anagram, yaitu suatu kelompok huruf-huruf yang dapat diatur kembali
menjadi suatu bentuk suatu kata. Katakanlah kita diberi huruf a, l, dan t. Lalu kita coba
alt, atl, lta, tla, tal, dan akhirnya kita temukan lat (terlambat) sehingga masalahnya
terpecahkan. Contoh lain adalah untuk memindahkan suhu Fahrenheit ke Celcius maka
kita dapat menggunakan rumus = 5/9 x (F-32). Formula ini sebagaimana halnya formula
yang lain merupakan suatu algoritma.
Heuristic
Banyak masalah yang dapat kita temukan sehari-hari yang tidak dapat begitu saja dapat
dipecahkan dengan algoritma. Pada bagian ini kita akan belajar menggunakan strategi
lain yang disebut dengan heuristic. Heuristic adalah suatu hukum yang terutama
membantu kita untuk menyederhanakan masalah. Metode ini meski tidak menjamin suatu
pemecahan masalah, tetapi akan mencoba atau berusaha untuk mencapainya. Suatu
metode heuristic mungkin hanya dapat bekerja dengan baik untuk situasi tertentu,
sementara metode yang lain mungkin hanya digunakan untuk tujuan-tujuan khusus. Akan
tetapi metode heuristic secara umum dapat digunakan untuk masalah-masalah manusia
yang lebih luas.
F. Proses Pemecahan Masalah
KESIMPULAN
Http://www.psb-psma.org/content/blog/proses-berpikir
Http://www.tugaskuliah.info/2009/06/makalah-psikologi-umum-berpikir-dan.html
Http://www.psikologizone.com/pengertian-ilmu-psikologi/0651110
Http://buntataris.blogspot.co.id/2012/07/makalah-psikologi-berfikir-dan.html
Arend, Bridget. 2009. Encouraging critical thinking in online threaded discussions. The
Journal of Educators Online, 6/1: 1-23.
Costa. A. L. (1985). Developing Mind: A Resource Book for Teaching Thinking (ed).
Alexandria: ASDC.
Daniel Muijs dan David Reynolds. 2003. Effective Teaching. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Erman Suherman, dkk. 2003. Stategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Facione, P. A. 2009. Critical Thinking: What It is and Why It Counts. InsightAssessment,
(Online),
(http://www.insightassessment.com, diakses 17 Juni 2009).
Funke, J. (2001). Thinking & Problem Solving. [Online].
Tersedia:http://www.psychology.uni-
heidelberg.de/AE/allg/. [5 April 2008]