Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

NAMA : MUHAMMAD DARDO


FAKULTAS : FKIP
PRODI : PBI

Karakter Mahasiswa Kini

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi baik di universitas, institut
atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai
mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai
mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa,
tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah
administratif itu sendiri. kemahasiswaan, berasal dari sub kata mahasiswa. sedangkan
mahasiswa terbagi lagi menjadi dua suku kata yaitu maha dan siswa. maha artinya “ter” dan
siswa artinya “pelajar” jadi secara pengartian mahasiswa artinya terpelajar. maksudnya
bahwa seorang mahasiswa tidak hanya mempelajari bidang yang ia pelajari tapi juga
mengaplikasikan serta mampu menginovasi dan berkreatifitas tinggi dalam bidang tersebut.
Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa
tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Mahasiswa
adalah Seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi
bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di berbagai belahan dunia.

Salah satu generasi penerus negeri Indonesia adalah para mahasiswa. mahasiswa
dianggap mampu menyikapi permasalahan untuk keberlangsungan Negeri ini. Banyak
harapan rakyat bahwa mahasiswa adalah sebagai pembawa perubahan di negeri ini Sebut
pelaku dan penggerak dalam perubahan kondisi sosial.

Namun, kenyataannya kegelisahan muncul bahwa mahasiswa sekarang sangat


berbeda mahasiswa zaman dahulu. Dulu ketika mendengar nama mahasiswa, maka orang
akan berdecak kagum dan iri.

Mahasiswa dahulu memiliki sifat kritis dan yang tidak dapat dibendung. Menyampaikan
aspirasi untuk membela rakyat dengan tindakan aksi yang solutif. Kemudian bagaimana dengan
mahasiswa zaman sekarang yang katanya? “agent of change,social of control, moral off
corst”

Menurut saya, kondisi mahasiswa sekarang sangat jauh berbeda dengan kondisi
mahasiswa zaman dahulu. Hal ini disebabkan mahasiswa sekarang sudah terjerumus dengan
kondisi perkembangan arus budaya tanpa selektif untuk memilahnya terlebih dahulu. Sosial
media merupakan kebutuhan primer mahasiswa zaman now. Era keterbukaan informasi
membuat tiap generasi millenial tidak dapat jauh dengan gadget pribadinya. Namun, hal ini
membuat lemahnya ciri khas mahasiswa yang Rasional, analisis, kritis, universal, idealis,
akademisi dan sistematis dalam kehidupan masyarakat.

Mahasiswa zaman sekarang hanya bisa mengkritisi tanpa memberi solusi serta
menjadikan aksi demonstrasi sebagai gaya semata tanpa mengambil esensi yang tersirat.
Sosial media hanya dijadikan topeng dibalik suara dan teriakan yang diberikan. Aktif
mengkritisi melalui sosial media untuk mendapatakan pengakuan apresiasi tertentu dan pada
faktanya apatis di dunia nyata. Inikah fungsi dari ketersediaan teknologi yang canggih bagi
mahasiswa? harapan untuk meningkatkan kualitas tetapi berbalik arah menjadi menurunkan
kualitas.

Mahasiswa yang dulunya dianggap sebagai akademisi yang memiliki pendidikan


lebih, tapi toh, nyatanya belajar hanyalah sebuah ajang formalitas dan titip absen adalah
sebuah identitas. Nilai dan ijazah adalah tujuan akhir dari mayoritas mahasiswa zaman
sekarang dan enggan menegok rakyat yang membutuhkan bantuan. Beban skripsi dan tugas
akhir dilalui sembari cangkruk di warung kopi (warkop) sebab ada “joki” siap dibayar untuk
mengerjakan.

Teriakan yang sudah tidak asing lagi didengar oleh seluruh mahasiswa Indonesia
“Hidup Mahasiswa”, hanyalah sebuah teriakan fana tanpa memahami dan memaknai apa arti
mahasiswa sesungguhnya. Mahasiswa di zaman sekarang berulang kali menyuarakan namun
tidak berbuat apa-apa.

Lalu di mana mahasiswa zaman sekarang?, hilangnya idealisme mahasiswa dan


dukungan masyarakat membuat mahasiswa seperti kehilangan arah. Momentum seperti
memperingati hari reformasi pun manjadi kehilangan dalam jiwanya. Reformasi dan
mahasiswa seperti berjalan sendiri-sendiri tidak ada yang mengawal reformasi, sehingga
reformasi seperti kehilangan arah begitu saja dan kebablasan.

Miris melihat mahasiswa zaman sekarang seakan lupa siapa dirinya dan untuk apa
mereka dikuliahkan. Kaum minoritas berintelektual ini sebenarnya merupakan tulang
punggung untuk membangun bangsa dan negara menuju peradaban lebih baik. Sedikit kita
melihat sejarah perubahan bangsa, dimana motor penggerak utamanya adalah mahasiswa
seperti kemerdekaan Indonesia yang tidak lepas dari peranan kaum muda dan mahasiswa,
peralihan orde lama ke orde baru dan yang terakhir adalah reformasi 1998 yang meruntuhkan
orde baru.

Mahasiswa zaman sekarang lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan merupakan


tanggung jawab diri sebagai mahasiswa yang seharusnya. Julukan agent of change telah
berubah menjadi julukan “agent of instagram, agent of Facebook, dan agent of game” bagi
mahasiswa zaman sekarang.

Asal mereka duduk nyaman. Seperti puisi yang disampaikan oleh Najwa Shihab
merupakan cerminan kondisi mahasiswa zaman sekarang.“Mahasiswa masa kini menjadikan
forum diskusi sebagai ajang pamer intelegensimenjatuhkan yang lain demi meninggikan
gengsi. Hobinya mengkritisitapi tak sanggup berkontribusi berlagak politisi tapi masih ciut
dihadapan birokrasi’.

Banyak menjadi mahasiswa wifi yang diam dan bungkam dijejal dalam koneksi.
Belajar jujur dikata individualis
Tak memberi contekkan katanya tak etis
open brain tanpa open internet dibilang tak realistis.

Miris, mahasiswa terlalu terambung-am ung IPK, huruf dan angka masih dianggap
simbol bahwa ia bisa. Tak peduli hasil dari mana asal bisa mendapat nilai (A), tak peduli
rakyatnya kelaparan, harga kebutuhan dikendalikan pasar.

Teriakan mahasiswa tiada terdengar mereka diruangan ber-AC ‘katanya’ sedang


belajar, mahasiswa kekinian titip absen dianggap simbol setia kawan tak ada motivasi belajar
membenahi tatanan. Kuliah asal cukup kehadiran
masa bodo rakyat menderita

Mahasiswa! agen perubahan katanya,


akbarkan sumpah mahasiswa beserta makna, jangan hanya mengejar IPK. Rakyat tak butuh
angka Mereka perlu aksi nyata”‘ Sekilas puisi cukup menggambarkan kondisi dan situasi
mahasiswa zaman sekarang. Indonesia sekarang butuh generasi bangsa yang tidak
mementingkan kehidupannya sendiri melainkan kehidupan bangsa dan negara.

Harapan terus mengalir terhadap mahasiswa agar kembali menjadi agen-agen


perubahan untuk negara seperti mahasiswa dahulu kala. Mahasiswa yang berani
menunjukkan aksi nyata tanpa perbanyak teori ataupun embel-embel popularitas.

Gerakan mahasiswa juga harus belajar dari perjuangan gerakan mahasiswa pada masa
sebelumnya. Mereka harus bersikap tegas dengan berbagai kajian dan tidak hanya riuh
dengan selebrasi politik. Tidak hanya bergerak dalam dunia maya seperti dengan gerakan
petisi online, akan tetapi bergerak dalam aksi nyata.

Mahasiswa di Chile, berhasil mendorong kebijakan kuliah gratis yang dibiayai dari
pajak korporasi, sebab mereka turun ke jalan-jalan untuk aksi massa dengan tuntutan-tuntutan
yang menekan penguasa sejak tahun 2006 melalui apa yang dinamai Penguin Revolution.

Artinya, gerakan mahasiswa selain berkutat dengan teori, mereka harus turun ke
massa rakyat melalui strategi live-in dengan melakukan aktivitas sosial-politik demi
menciptakan kesadaran politik pada massa dan keyakinan atas kekuatannya.

Melakukan berbagai kajian dan membentuk media propaganda seperti Koran menjadi
penting untuk memperkuat argumen dan memperluas kesadaran massa. Kebijakan
pemerintah yang masih terjerat dalam politik neoliberal. membuat terus terjadinya berbagai
konflik yang melibatkan rakyat dengan pemerintah atau swasta serta dengan keduanya.
Di sana mereka dapat turut membantu perjuangan rakyat dengan membentuk blok historis.
Dan hal utama adalah untuk menghidupkan kembali “perjuangan menyelesaikan revolusi
nasional Indonesia

Namun indonesia bukan hanya butuh orang-orang akademisi tetapi tidak memberikan
kontribusi terhadap negara. Mahasiswa sekarang dituntut agar mampu dalam sisi akademis
maupun non akademis.

Indonesia butuh penggerak untuk menuju dengan tujuan nasionalnya dari pemuda.
Mahasiswa sekarang yang seharusnya menjawab tantangan-tantangan bangsa ini.

Mahasiswa memang bukan pekerja sosial. Tetapi mahasiswa harus mampu menunjukkan
bahwa mereka adalah agen yang siap menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi dalam
masyarakat.
dengan siap memberikan gagasan cerah dengan sikap optimisnya pada saat menghadapi suatu
persoalan.

Sumber : http//suarajelata.com, http//liputan.co.id, http//berkuliah.com

Anda mungkin juga menyukai