Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
2021/2022
KATA PENGANTAR
ُ ا َ ْش َهد ُ أ َ ْن الَ ِإلَ َه ِإالَّ اللهُ َوا َ ْش َهد ُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا َر
س ْو ُل الل ِه
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Etika Persaingan dalam Bisnis Islami ini tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu di limpahkan kepada junjungan besar
Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan dengan sempurna kepada manusia
tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan yang bermartabat. Salam dan
doa juga terlimpah kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak.oleh karena itu penulis
mengharapkan ketulusan semua pihak untk menilai dan memberikan kritik saran
kepada penulis mengharapkan ketulusan semua pihak untuk menilai dan
memberikan kritik saran kepada kami sebagai bahan evaluasi. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat memberikan yang terbaik untuk kami dan para pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................5
C. Tujuan Masalah ............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Persaingan Dalam Bisnis Islami...................................................................6
B. Model Bisnis Modern ...................................................................................6
C. Jenis-Jenis Praktek Mal Bisnis ...................................................................12
D. Persaingan Bisnis sebagai Suatu Keniscayaan ...........................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
Abdul Rokhim, Ekonomi Islam Presepektif Muhammad SAW, (Jember:STAIN Press,2013), 110.
4
maupun melanggar hukum. Oleh karena itu diperlukan adanya etika dalam
berbisnis.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Bisnis dengan model modern /online atau digital itu sendiri memiliki arti
yakni bisnis dengan sistem milik sendiri. Sesuka hati yang melakukan bisnis. Bisnis
online yaitu bisnis berhubungan dengan internet. Bisnis dengan memasang iklan
2
B. N. Maribun, Kamus Manajemen (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), 276.
3
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani,1997), 173.
6
penjuan dengan blog atau website yang bisa dikunjungi via internet dan melakukan
transaksi tampa bertemu penjual dan pembeli.
Penggunaan dengan model bisnis ini memiliki keuntungan yakni kita tidak
perlu memikirkan biaya untuk membangun toko, sewa toko, sewa ruko dan lain
sebagainya. Dengan model bisnis ini muncul kurang biaya nya juga, yakni
terkadang keuntungan itu tidak berjalan mulus terus. Dengan model seperti ini
konsumen tidak dapat memastikan kualitas bahan dan segala yang berhubungan
dengan barang.
a. Go-Jek misalnya, salah satu start up yang mengadopsi model bisnis Ride-
Sharing –yang merupakan salah satu model bisnis modern yang sedang
popular pada saat ini.
b. Crowdsourcing, yaitu Menarik sekumpulan orang untuk memberikan
konten secara gratis, dimana orang lain pun bisa menikmati konten secara
gratis. Youtube dan Wikipedia merupakan contoh perusahaan sukses dari
model bisnis modern .
c. Pay As You Go, yaitu Users hanya membayar sesuai meteran atau biaya
yang tertera. Perusahaan Taxi konvensional yang pertama kali menciptakan
model bisnis ini. Contoh lainnya : Gojek, Uber, Grab.
d. Bisnis E-commerc, Perdagangan secara online, tampaknnya memang cukup
booming sejak tahun lalu. Saat ini sudah bermunculan banyak penjual
7
online, baik mereka yang berlevelmarketplace besar dan terkenal hingga
pedagang kecil level dropship yang tak memiliki modal sama sekali. Bisnis
e-commerce menjadi pilihan, sesuai dengan budget yang Anda miliki.
Misalnya dengan memberikan bonus untuk pembelian dalam jumlah
tertentu, gratis ongkos kirim, hingga pengadaan kuis untuk menarik calon
konsumen.
e. Bisnis E-Voucher, Saat ini, banyak sekali masyarakat yang mencari
voucher, baik voucher belanja, voucher rumah makan atau restoran, voucher
perawatan tubuh, hingga voucher hotel. Hal tersebut bisa menjadi peluang
bisnis Anda. Caranya pun tergolong mudah. Anda hanya perlu bekerja sama
dengan pusat perbelanjaan, restoran, rumah makan, hotel.Bisnis E-
Ticketing, Saat ini sudah banyak Travel Resmi YangMengajak pelaku
bisnis untuk menjadi sub agen travel mereka. Hanya dengan sebuah
komputer yang terkoneksi internet, Anda sudah bisa memulai bisnis e-
ticketing.
Bisnis adalah salah bentuk profesi yang dikenal oleh masyarakat. Profesi
adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan
keahlian dan keterampilan yang tinggi dan melibatkan komitmen pribadi (moral)
yang mendalam. Menurut keraf dalam profesi terdapat empat prinsip, yaitu:
bertanggung jawab, keadilan, kebebasan dan integrasi moral. Dalam hal ini
penerapan etika didalam berbisnis tidaklah menimbulkan persoalan bahkan menjadi
suatu keharusan.Etika bisnis adalah terapan sebagi perwujudan dari pemahaman
tentang kebaikan dan kebenaran dari berbagai lembaga, teknologi, transaksi,
kegiatan dan perkembangan yang dikenal sebagai bisnis.
8
Demikian pula dalam teknologi etika bisnis dihadapkan dengan tuntutan
teknologi yang mensyaratkan keserbacepatan dan efisiensi total dalam sistem kerja
untuk mencapai suatu maksud dalam bisnis.Menghadapi realitas tersebut, terdapat
pilihan-pilihan yang dihadapkan adalah memilih diantara empat pilihan. Keempat
kondisi itu adalah:
Kedua, bisnis merupakan bagaian dari sistem sosial. Dan Ketiga, aplikasi
etika bisnis identik dengan pengelolaan bisnis secara profesional. Perkembangan
bisnis atau perusahaan, baik sebagai akibat maupun sebagai salah satu sebab
perkembangan politik, ekonomi soisal maupun teknologi serta aspek lingkungan di
sekitarnya, jika selama ia berinteraksi dan menghasilkan barang dan jasa bagi
masyarakat yang membutuhkannya maka bisnis atau perusahaan itu harus
menyadari akan tanggung jawab terhadap lingkungannya, khususnya tanggung
jawab sosial dengan segala aspeknya. Agar suatu perusahaan atau bisnis dapat
mencapai tujuannya secara kontinyu dengan dukungan masyarakat luas, maka
manajeman perusahaan harus menjaga efektivitas interaksi yang berlangsung antara
perusahaan dan konsumen dan stakeholderdenga cara-cara yang berdasarkan nilai-
nilai dan norma-norma etika bisnis.
9
Ciri-ciri model bisnis modern:
a. Spesialisasi
b. Interdependence
c. Produksi massal
4
K.Bertens, Pengantar Etika Bisnis, (Jakarta: Atmajaya,2001),h.46-47
10
a. Jujur, kejujuran merupakan buah keimanan dari orang mukmin, bahkan
ciri para Nabi. Tanpa kejujuran, agama tidak akan tegak dan tidak akan
stabil. Sebaliknya, kebohongan dan kedustaan adalah bagian daripada
sikap orang munafik.
b. Menjaga agar selalu memenuhi akad dan janji serta kesepakatan
kesepakatan di antara kedua belah pihak (pembeli dan penjual).
c. Menghindari berpromosi palsu, Hal ini bertujuan menarik perhatian
pembeli dan mendorongnya untuk membeli. Berbagai iklan di media
televisi atau dipajang di media cetak, media indoor maupun outdoor.5
Persaingan Bisnis
Beberapa islam dalam memandang bersaing secara sehat dalam bisnis Islam
sebagai suatu aturan hidup yang khas telah meberikan aturan-aturannya yang rinci
untuk menghindarkan munculnya permasalahan akibat praktik persaingan yang
tidak sehat. Dalam kaitan ini, maka Islam memberikan resep untuk mensikapi
persaingan dalam bisnis, yaitu, ada tiga unsur yang perlu dicermati :
5
Ali Hasan, Marketinsg dan Bank Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010),h. 25
6
Mochlasin Sofyan, Etika Bisnis dan Perbankan, Perspektif Islam, (Jawa tengah: Stain Salatiga
press, 2012),h.53-55
11
1. Pihak yang bersaing
2. Cara persaingan
3. Produk atau jasa yang dipersaingkan
1). Riba
Riba dari segi bahasa berarti ziyadah (kelebihan) atau tambahan. Sedangkan
menurut istilah syara’, berarti bertambahnya harta (dalam pelunasan hutang) tanpa
imbalan jasa apapun. Dalam al-Qur’an pengertian riba dipakai untuk istilah bunga.
Tetapi dari segi ekonomi riba berarti surplus pendapatan yang diterima dari debitur
sebagai imbalan karena menangguhkan untuk waktu atau periode tertentu.7 Riba
dilarang bukan hanya di kalangan kaum Muslim saja tetapi juga dilarang di
kalangan agama lain, terutama agama samawi. Islam menganggap riba sebagai
kejahatan ekonomi yang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat, baik itu secara
ekonomis, moral, maupun sosial. Oleh karena itu al -Qur'an melarang kaum
muslimin untuk memberi ataupun menerima riba.
ۗ الربَاِ طا ُن ِمنَ ْال َم ِس ۚ َٰذَ ِل َك بِأَنَّ ُه ْم قَالُوا إِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِمثْ ُل َ طهُ ال َّش ْي ِ َالَّذِينَ يَأ ْ ُكلُون
ُ َّالربَا َال يَقُو ُمونَ إِ َّال َك َما يَقُو ُم الَّذِي يَت َ َخب
ف َوأ َ ْم ُرهُ ِإلَى اللَّ ِه َو َم ْن َعاََ فَأُو َٰلَِِ َك َ َظةٌ ِم ْن َربِ ِه فَا ْنت َ َه َٰى فَلَهُ َما َسل َ الربَا ۚ فَ َم ْن َجا َءهُ َم ْو ِعِ َوأ َ َح َّل اللَّهُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم
ِ َّاب الن
َار هُ ْم فِي َها خَا ِلد ُون ْ َأ
ُ ص َح
7
Afzalurrahman, 1996. Doktrin Ekoomi Islam, alih bahasa Suroyo dan M. Nastangincet. 1.
Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf.
12
Artinya:
Orang-orang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan berdirinya seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena
mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah
mengahalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat
peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya
dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa
yang mengulanginya, maka mereka itu lah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya.(Q.S al-Baqarah :275)
a) Riba tak lain adalah mengambil harta orang lain tanpa ada nilai imbangan
apapun. Padahal, menurut sabda Nabi harta seseorang adalah seharam
darahnya bagi orang lain.
b) Riba dilarang karena menghalangi pemodal untuk terlibat dalam usaha
mencari rezeki. Orang kaya, jika ia mendapatkan penghasilan dari riba,
akan bergantung pada cara yang gampang dan membuang pikiran untuk
giat berusaha.
c) Riba biasanya pemodal semakin kaya dan bagi pe-minjam semakin miskin,
sekiranya dibenarkan maka yang ada orang kaya menindas orang miskin.
d) Riba secara tegas dilarang oleh al-Qur’an.8
8
Fakhruddin Muhammad ar-Razi, Tafsir al-Kabir,Tuhran: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah. h.87
13
Adapun judi dalam bahasa arab disebut al-maisir, al-qimar, rahanahu fi al-
qimar li'bun qimar, muqamarah, maqmarah (rumah judi). Termasuk dalam jenis
judi adalah bisnis yang dilakukan dengan sistem pertaruhan.9
Artinya :
Ayat itulah pertama kali dibicarakan mengenai judi berupa celaan sebagai
suatu kejahatan sosial. Langkah berikut dan final adalah melarang perjudian
dilakukan bersama-sama. Sedangkan dalam ayat lain dijelaskan bahwa semua
bentuk perjudian atau taruhan itu dilarang dan dianggap sebagai perbuatan dzalim
dan sangat dibenci. Kata maisir dalam bahasa Arab yang arti harfiahnya adalah
memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa kerja keras atau mendapat
keuntungan tanpa bekerja, oleh karena itu disebut berjudi.
Gharar pada arti asalnya adalah al-khida’, yaitu sesuatu yang tidak
diketahui pasti benar atau tidaknya. Dari arti itu, gharar dapat berarti sesuatu yang
9
Taqiyyuddinan-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternative, alih bahasa Maghfur Wachid,
Surabaya: Risalah Gusti. 1996 h.200
14
lahirnya menarik, tetapi dalamnya belum jelas diketahui dan menimbulkan
kebencian.10
Bisnis gharar dengan demikian adalah jual beli yang tidak memenuhi
perjanjian yang tidak dapat dipercaya, dalam keadaan bahaya tidak diketahui
harganya, barangnya, kondisi, serta waktu mem-perolehnya. Dengan demikian
antara yang melakukan transaksi tidak mengetahui batas-batas hak yang di-peroleh
melalui transaksi tersebut. Dalam konsepsi fiqh, termasuk didalamnya jenis gharar
adalah membeli ikan dalam kolam, membeli buah-buahan yang masih mentah di
pohon. Praktek gharar ini, tidak dibenarkan salah satunya dengan tujuan menutup
pintu bagi perselisihan dan perebutan dua belah pihak.11
Jadi meskipun dari segi konsep dan praktek berbeda, keduanya, gharar dan
judi memiliki akibat yang sama, yaitu salah satu pihak mendapatkan keuntungan
yang tidak adil (menjadikan salah satu pihak menarik pihak lain ke posisinya yang
dirugikan), yang berarti ada unsur memakan harta sesama dengan cara bathil.
Disamping itu akibatnya terjadi kekecewaan dan kebencian, karena disamping
prinsip keadilan yang harus ditegakkan dalam bisnis yang harus memperhatikan
prinsip kerelaan 'antaradzin' antara pelaku bisnis.
10
Wahbahaz-Zuhailiy, al-Fiqh al-Islam wa ‘adillatuhu, juz. 4 Beirut: Dar al-Fikr.h. 435-437
11
Ahmad Muhammad al-Asad dan Fathi Ahmad Abd Karim, Sistem, Prinsip, dan Tujuan Ekonomi
Islam,alih bahasa Imam Saefuddin, Bandung: Pustaka Setia.h. 93 dan 95
15
4) Penipuan (al-gabn dan tadlis)
Dasar penipuan ini dapat merujuk hadist riwayat Abu Hurairah; Dari Abu
Hurairah (dilaporkan bahwa) Ia mengatakan; Rasulullah SAW pernah lewat pada
seseorang yang sedang menjual bahan makanan, lalu Rasulullah memasukkan
tangannya ke dalam bahan makanan itu, lalu ternyata bahan
makanan tersebut tipuan. Maka Rasulullah bersabda, "tidak termasuk golongan
kami orang yang menipu."
12
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Dalam Islam: Kajian terhadap masalah cacat Kehendak
(Wilsgebreken), dalam Jurnal Penelitian Agama, No. 21Th VII Januari April 1999
16
Dengan aksioma kebenaran ini, maka etika bisnis Islam sangat menjaga dan
berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang
melakukan transaksi, kerja sama atau perjanjian dalam bisnis. al-Qur'an
menegaskan agar dalam bisnis tidak dilakukan dengan cara-cara yang mengandung
kebatilan, kerusakan dan kedzaliman, sebaliknya harus dilakukan dengan kesadaran
dan kesukarelaan.
13
Wahyu Utami dan Yogabakti Adipradana S., Pengantar Hukum Bisnis Dalam Perspektif Teori
dan Praktiknya di Indonesia, Jala Permata Aksara, Jakarta, 2017, hlm. 97
17
pasar dan menyebabkan produk-produk yang ada di pasar tersebut menjadi tidak
variatif. Hal ini akan berimbas pada masyarakat sebagai konsumen akan kehilangan
pilihan terhadap barang yang dibutuhkan (substitut), dan akhirnya tidak ada pesaing
yang berarti di pasar yang bersangutan. Akibatnya, tujuan persaingan yaitu efisiensi
konsumen dan produsen tidak tercapai.
Pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha dapat dikatakan melakukan
persaingan usaha tidak sehat apabila pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha
tersebut melakukan perbuatan curang, menyebabkan hambatan atau barrier to entry
bagi pelaku usaha pesaing, menyebabkan inefisiensi didalam pasar, dan
menyebabkan tidak adanya substitusi yang berarti di dalam pasar.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bisnis adalah salah bentuk profesi yang dikenal oleh masyarakat. Profesi
adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan
keahlian dan keterampilan yang tinggi dan melibatkan komitmen pribadi (moral)
yang mendalam.
3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah diatas.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Muhammad al-Asad dan Fathi Ahmad Abd Karim, Sistem, Prinsip, dan
Tujuan Ekonomi Islam, alih bahasa Imam Saefuddin, Bandung: Pustaka Setia.
Hasan, Ali. Marketing dan Bank Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
Sofyan, Mochlasin. Etika Bisnis dan Perbankan, Perspektif Islam, Jawa tengah:
Stain Salatiga press, 2012.
Qardhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani, 1997.
Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Dalam Islam: Kajian terhadap masalah cacat
Kehendak (Wilsgebreken), dalam Jurnal Penelitian Agama, No. 21 Th VII
Januari April 1999.
20