LABORATORIUM METALURGI II
PASIR CETAK
Disusun oleh:
Nama Praktikan : Hardy Andriyansyach
NPM : 3334170017
Kelompok : 22
Rekan : 1. Rachmat Suryana
2. Salsabila
Tanggal Praktikum : 14 Maret 2020
Tanggal Pengumpulan Lap. : 30 Maret 2020
Asisten : Muhammad Irfan
Tanggal Masuk
Tanda Tangan Tanggal Revisi Tanda Tangan
Laporan
(Muhammad Irfan)
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LAPORAN PRAKTIKUM.......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………...v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
iii
4.2 Pembahasan.......................................Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.......................................................................................21
5.2 Saran.................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 4.1 Spesimen Pasir Pertama dengan Komposisi 70% (60#);30% (18#+-
40#) ………………………………………………………………..17
Gambar 4.2 Spesimen Pasir Kedua dengan Komposisi 50% (60#);50% (18#+-
40#)………………………………………………………………...18
vi
Gambar 4.3 Spesimen Pasir Kedua dengan Komposisi 30% (60#);70% (18#+-
40#)...................................................................................................19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A. Contoh Perhitungan...........................................................25
Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus ...........................26
B.1 Jawaban Pertanyaan........................................................................27
B.2 Tugas Khusus .................................................................................30
Lampiran C. Gambar Alat dan Bahan ...................................................31
Lampiran D. Blanko Percobaan………………………………………………….34
vii
viii
1 BAB I
2 PENDAHULUAN
penunjang kehidupan manusia, baik dalam hal sarana maupun prasarana. Agar
proses fabrikasi pada logam tersebut, salah satunya adalah proses pengecoran
logam. Pengecoran merupakan proses awal yang paling penting dalam industri
dengan kebutuhan industri logam itu sendiri dan proses pengecoran masih
digunakan sampai sekarang untuk memperoleh bentuk logam sesuai dengan yang
pengetahuan akan persiapan dan pemilihan bahan dan jenis cetakan yang biasa
digunakan serta pengujian yang dilakukan agar didapatkan hasil pengecoran yang
baik dengan cetakan yang baik. Dalam persiapan pengujian pasir cetak yang
dibuat sehingga praktikan sebagai calon sarjana teknik metalurgi dapat lebih
memahami dan mengaplikasikan teori tentang persiapan dan pengujian pasir cetak
Batasan masalah dalam percobaan ini terdapat dua variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah ukuran pasir yang digunakan
ini adalah massa pada tiap-tiap fraksi ukuran, permeabilitas dan kadar air.
Sistematika penulisan laporan ini dibagi menjadi lima bab. Dimana bab I
menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang berisi mengenai teori singkat dari
percobaan yang dilakukan. Lalu bab III menjelaskan mengenai metode percobaan
yang menjelaskan mengenai metode penelitian yang terdiri dari diagram alir serta
alat dan bahan yang digunakan. Kemudian bab IV mengenai hasil percobaan dan
percobaan. Selain itu juga di akhir laporan terdapat lampiran yang memuat contoh
perhitungan, jawaban pertanyaan dan tugas khusus, gambar alat dan bahan, serta
blanko percobaan.
3 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan proses pengecoran masih digunakan sampai saat ini untuk memperoleh suatu
bentuk logam sesuai dengan yang diminati. Pengecoran logam merupakan proses
awal yang paling penting dalam industri logam. Teknologi pengecoran terus
cair dan cetakan untuk menghasilkan barang jadi dengan bentuk yang mendekati
bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke
dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Dengan kata lain, pengecoran logam adalah pembentukan benda kerja dengan cara
dari 700 ℃ sehingga tidak mudah untuk mendapatkan cetakan yang sanggup
menekan panas di atas temperatur tersebut. Untuk itu pasir cetak yang baik harus
dalam usaha untuk menghasilkan suatu produk benda coran yang berkualitas baik
mempengaruhi yaitu: bahan baku coran, komposisi bahan baku, kualitas pasir
cetak (bila menggunakan cetakan pasir), sistem peleburan, sistem penuangan dan
Cetakan pasir atau pasir cetak merupakan cetakan yang terbuat dari pasir
yang diberi bahan perekat agar dapat dibentuk sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. Pasir cetak ini biasa digunakan dalam proses pengecoran logam.
masih up to date sampai sekarang ini. Beberapa kelebihan dari teknik pengecoran
logam yang tidak dimiliki oleh metode lainnya antara lain adalah dapat
untuk produk dalam ukuran besar dan kecil serta cocok untuk produk massal.
Proses pengecoran logam dibagi menjadi dua kategori berdasarkan jenis cetakan:
(1) expendable mold, dan (2) permanent mold. Dalam suatu operasi pengecoran
expendable mold, cetakan dihancurkan agar produk cor dapat diambil. Karena
cetakan yang baru diperlukan untuk setiap operasi, laju produksi proses
expendable mold dibatasi oleh waktu yang diperlukan untuk membuat cetakan.
5
Dalam operasi pengecoran permanent mold, cetakan dibuat dari logam (atau
material lain yang juga durable) dan dapat digunakan berulang kali.
Cetakan pasir terbuat dari pasir yang diberi bahan pengikat. Pasir cetak
yang lazim dipakai adalah pasir gunung, pasir pantai, pasir sungai dan pasir silika,
baik pasir silika dari alam maupun pasir silika buatan dari kwarsit dengan ukuran
0,1 mm s.d. 1,0 mm. Bahan pengikat yang paling banyak digunakan adalah
solobon. Pasir cetak dapat digunakan secara terus menerus selama masih mampu
menahan temperatur cairan ketika dituangkan. Pasir cetak baru adalah pasir
dengan ukuran butir antara 0,06 dan 2 mm yang bebas dari atau mengandung
oksida kalsium dalam kadar rendah, yang terdapat di alam dalam keadaan murni
10 atau tercampur dengan tanah liat. Sedangkan pasir cetak lama adalah pasir
bekas pakai yang dicampur secara mekanis dengan pasir baru atau bahan
tambang. Menurut penggunaannya pasir baru atau pasir lama dapat dibagi menjadi
pasir cetak untuk pembuatan cetakan dan pasir inti untuk pembuatan inti.
Penggunaan pasir yang mahal seperti pasir zirkon dan kromite dapat dilakukan
Sand casting adalah proses pengecoran yang paling luas digunakan. Dalam
sand casting, material yang digunakan sebagai cetakan adalah pasir. Hampir
semua paduan cor (cast alloys) dapat disand cast, termasuk yang bertemperatur
lebur relatif tinggi. Tahapan sand casting, yang juga dikenal sebagai sand mold
casting, terdiri atas penuangan logam cair ke dalam cetakan pasir, solidifikasi
Produk cor kemudian dibersihkan dan diinspeksi. Rongga dalam cetakan pasir
komponen yang akan dicor) lalu mengeluarkan pola tersebut dengan membagi
cetakan menjadi dua bagian (cope and drag). Cetakan juga terdiri atas sistem
saluran (gating and riser system). Jika produk cor memiliki rongga internal atau
Kekuatan cetakan pasir ditentukan oleh resistansi gesek antar butir pasir.
Kekuatan cetakan pasir akan lebih tinggi jika menggunakan pasir dengan bentuk
densitas yang lebih tinggi. Perubahan bentuk pasir dari angular ke rounded akan
dengan digetarkan. Waktu pengisian logam cair kedalam cetakan akan lebih lama
apabila menggunakan pasir cetak yang memiliki ukuran lebih kecil. Kecepatan
penuangan semakin besar dengan bertambahnya ukuran pasir cetak. Hal ini karena
rongga-rongga antar pasir akan semakin kecil dengan mengecilnya ukuran pasir
sehingg gas hasil degradasi lebih sulit keluar melalui pasir. Pada pengecoran Al -
7% Si, ukuran pasir cetak memiliki faktor dominan dalam menentukan nilai
tegangan tarik dan elongasi benda cor. Pemilihan jenis pasir cetak dan metode
molds),cetakan lempung (loam molds), cetakan kulit kering (skin driend molds),
cetakan furam (furam molds), cetakan CO2. Pada industri pengecoran logam pada
pembuatan coran karena mudah didapat serta bianya yang cendrung murah
dibandingkan dengan cetakan yang lainya. Cetakan pasir basah terbuat dari pasir,
7
bahan pengikat tanah lempung, dan ditambah air kemudian diaduk menjadi satu
dan membutakan adonan cetakan pasir basah (green sand molds). Ukuran butir
pasir yang dipilih tergantung pada kualitas dan ketebalan lapisan coating. Ukuran
permeabilitas yang baik untuk pola yang terdekomposisi menjadi gas dan cairan
(Kumar, 2008).
Pasir cetak adalah silika (SiO2) atau campuran silika dengan mineral lain.
Pasir cetak harus memiliki sifat refraktori yang baik, seperti kemampuan untuk
menahan temperatur tinggi tanpa ikut melebur atau terdegradasi. Aspek pasir
cetak lainnya yang juga penting yaitu ukuran butir pasir, distribusi ukuran pasir,
dan bentuk butir-butir pasir. Ukuran butir pasir yang halus menghasilkan
permukaan akhir yang lebih baik pada produk cor, tetapi butir pasir berukuran
yang lebih baik. Cetakan yang dibuat dari butiran pasir berbentuk ireguler
(Groover, 2010).
dan bonding clay. Tipikal campuran (by volume) yaitu 90% pasir, 3% air, dan 7%
penentuan kualitas dari pasir cetakyang digunakan berbagai macam, antara lain
(Groover, 2010):
yang dibuat.
kembali.
pengecoran. Ada beberapa sifa pada pasir cetak, yaitu sebagai berikut (Acimovic,
1991):
9
a) Sifat Basah
b) Sifat Kering
solobon dihilangkan.
10
c) Sifat Panas
METODE PERCOBAAN
Adapun diagram alir yang digunakan pada percobaan pasir cetak ini
adalah:
Pasir kuarsa
Kesimpulan
Pembahasan
Data Literatur
12
Data
pengamatan
Pembahasan
Literatur
Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Pasir Cetak
3. Pemadat Pasir
4. Penggaris
5. Mesin Press
6. Cetakan Silinder
7. Neraca Digital
8. Sarung Tangan
13
9. Oven
18+40#).
Adapun hasil yang didapatkan pada percobaan pasir cetak yang telah
dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3.
Sample (x) Massa Awal (gr) Massa Akhir (gr) Kadar Air (%)
1 147,48 146,26 0,827
0,772
2 151,5 150,33
Pasir cetak merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas produk
hasil pengecoran. Pada percobaan pasir cetak ini dilakukan dengan pertama-tama
adalah dengan menyiapkan pasir kuarsa sebanyak 150 gram yang dimana pasir ini
akan diayak dengan ayakan 60 mesh, 40 mesh, dan 18 mesh yang berguna untuk
dicampur dengan kadar dari masing-masing fraksi ukuran dari pasir tersebut.
silicate bonding sebanyak 150 ml yang berguna sebagai perekat pada pasir agar
pasir dapat dengan mudah dibentuk sesuai bentuk yang diinginkan, setelah pasir
ke dalam cetakan untuk dipadatkan dengan ditumbuk sebanyak 10, 11, dan 12 kali
gas CO2 selama 3 menit yang berguna untuk mereaksikan solobon agar menjadi
setelah nilai permeabilitas dari pasir cetak tersebut diketahui, selanjutnya adalah
pengujian kadar air dengan memasukkan pasir cetak kedalam oven yang berguna
untuk menghilangkan kadar air yang terkandung pada pasir cetak tersebut yang
kemudian dihitung perbedaan massa dari pasir tersebut dengan massa awal dan
akhir setelah dimasukkan kedalam oven dan selanjutnya adalah pelepasan pasir
Pada percobaan pasir cetak ini didapatkan nilai permeabilitas dari setiap
16
campuran 30 % pasir dengan ukuran -18# +40# dan 70 % pasir dengan ukuran
-60#, untuk conto dua menggunakan campuran 50% pasir dengan ukuran -18#
+40# dan 50 % pasir dengan ukuran -60#, untuk conto satu menggunakan
campuran 70 % pasir dengan ukuran -18# +40# dan 30 % pasir dengan ukuran
-60#. Dari data tersebut maka dibuat diagram yang disajikan dan dapat dilihat
Gambar 4.1 Diagram antara Nilai Permeabilitas dan Fraksi Ukuran Pasir
Dari diagram batang diatas maka didapat bahwa campuran pasir 30% ukuran
-18# +40# dan 70% ukuran -60# memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan
campuran pasir 50% ukuran -18# +40# dan 50% ukuran -60#, sedangkan nilai
permeabilitas tertinggi adalah campuran pasir 70% ukuran -18# +40# dan 30%
ukuran -60#. Dari hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar
17
ukuran butir yang terkandung didalam cetakan pasir maka akan semakin besar
nilai permeabilitas dari cetakan pasir begitupun sebaliknya. Hal ini dikarenakan
semakin besar ukuran butirnya maka akan semakin besar rongga yang terdapat
mengeluarkan udara panas yang terkandung didalam logam panas pada coran dan
apabila semakin kecil ukuran butir pasir maka akan semakin kecil pula rongga
yang berada pada cetakan pasir sehingga cenderung tidak dapat mengalirkan
udara panas keluar dan cenderung memerangkap udara pada logam cair sehingga
Pada percobaan pasir cetak ini pada ketiga conto dilakukan penumbukan
tumbukan yang dimana pada variasi tumbukan ini ternyata memiliki pengaruh
terhadap permebalitas yang dihasilkan, hal tersebut disajikan dalam diagram pada
Gambar 4.2
0,14
Permeabilitas (l/cm)2
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
10 11 12
Tumbukan
Dari diagram diatas diketahui bahwa nilai permeabilitas pada conto satu yang
Dari hal ini maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai tumbukan yang
digunakan untuk memadatkan pasir cetak maka akan semakin besar pula nilai
tumbukan yang digunakan semakin banyak maka pasir cetak akan semakin padat
sehingga membuat pasir cetak terdistribusi merata yang dimana tidak menumpuk
pada suatu tempat untuk menghalangi jalur fluida, sehingga semakin banyak
tumbukan ini maka membuka jalur fluida untuk mengalir pada pasir cetak.
Pada percobaan pasir cetak ini diketahui bahwa kadar air pada ketiga conto
memiliki nilai yang berbeda-beda. Pada conto satu kadar air yang didapatkan
adalah sebesar 0,827 % dengan nilai permeabilitas sebesar 0,069 I/cm 2, pada
conto dua didapatkan kadar air sebesar 0,772 % dengan nilai permeabilitas
sebesar 0,074 I/cm2, dan pada conto tiga didapatkan kadar air sebesar 0,012%.
Dari hal ini maka dapat disimpulkan bahwa pada setiap conto, semakin besar
kadar air yang terkandung dalam pasir cetak maka nilai permeabilitasnya akan
semakin turun, begitupun sebaliknya. Hal ini dikarenakan air berfungsi sebagai
pengaktivasi pengikat, yang pada percobaan ini menggunakan solobon, kadar air
yang optimal adalah 1,5 – 8%, Apabila kadar air bertambah dan kadar pengikat
tetap maka kekuatan tekan basah akan menurun karena banyaknya air bebas,
solobon beralih fungsi dan menyebabkan pasir cetak menjadi berbentuk pasta,
solobon terdistribusi merata pada cetakan pasir dan kemudian diperlakukan panas,
sehingga air bebas yang terdapat pada solobon menguap. Pada permeabilitasnya,
ketika cetakan pasir pada keaadaan solid, solobon yang mengisi rongga-rongga
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan pasir cetak yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Semakin besar ukuran pasir maka akan semakin besar nilai
permeabilitasnya.
3. Kadar air paling banyak dimiliki oleh spesimen pertama yaitu 0,827%
5.2 Saran
Setelah percobaan pasit cetak ini dilakukan maka dapat disarankan untuk:
1. Sebaiknya mesin permeabilitas dikalibrasi terlebih dahulu sebelum
dilakukan praktikum.
permeabilitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sewandono, D., Harnowo., dan Tarkono. Pengaruh Variasi Abu Sekam dan
Solobon pada Cetakan Pasir terhadap Kekerasan dan Struktur Makro Hasil Coran
1984.
ofthe castings obtained by the Lost foam process. PhD thesis. 1991. Belgrade:
LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN
23
= 19,625 cm2
Panjang (L) = 5 cm
k=
k=
k = 0,069 liter/cm2
24
LAMPIRAN B
Jawab:
pasir. Pasir yang umum digunakan adalah pasir gunung, pasir pantai, pasir
sungai, dan pasir silika. Beberapa dari pasir tersebut ada yang langsung
dapat dipakai tetapi ada yang harus dipecah-pecah dulu sehingga ukuran
butirannya sesuai. Jika kadar tanah liatnya kurang mencukupi, pada pasir
resin sehingga daya pengikatnya lebih baik. Pasir gunung yang umumnya
Pasir dengan kadar lempung 10-20 % dapat dipakai begitu saja. Pasir
pantai diambil dari pantai dan pasir kali diambil dari kali. Pasir pantai,
pasir kali, pasir silika alam, dan pasir silika buatan tidak melekat dengan
2. Sebutkan dan Jelaskan dua jenis pasir cetak pada proses pengecoran
logam!
Jawab:
a. Pasir Silika
Pasir silika Pasir silika adalah pasir yang didapat dengan cara
26
b. Pasir Zirkon
Pasir zirkon berasal dari pantai timur australia yang mempunyai daya
taha api yang sangat efektif untuk mencegah sinter. Sinter sendiri ialah
3. Sebutkan dan jelaskan sifat utama yang dapat menentukan kualitas suatu
cetakan!
Jawab:
bahan pengikat harus tahan api sehingga dinding dalam cetakan tidak
pasir!
Jawab:
a. Cetakan Grafit
lain.
b. Cetakan Permanen
Sebuah cetakan permanen biasanya terbuat dari baja atau besi dan
terbuat dari logam. Karakteristik cetakan jenis ini adalah terbuat dari
komponen cor.
c. Cetakan Shell
kulit) adalah salah satu proses pelapisan butir-butir pasir secara thermo
250°C dan model yang terbuat dari bahan baja atau besi cor yang juga
ketebalan 10-15mm.
Jawab:
butir pasir kristal, butir pasir sebagian bersudut, butir pasir bersudut, dan
28
butir pasir bulat, pada setiap butir pasir tersebut memiliki nilai yang
karena semakin besar ukuran pasir maka akan banyak rongga kosong dan
permebilitas semakin tinggi, jadi semakin besar ukuran pasir maka akan
silika!
Jawab:
nilai pemuaian yang tinggi, dan tidak dapat digunakan logam yang bersifat
basa.
Jawab:
Perbedaan pasir cetak dengan cetakan pasir adalah jika pasir cetak
adalah pasir yang digunakan untuk membuat cetakan pasir dengan syarat-
29
syarat yang harus dipenuhi sedangkan cetakan pasir adalah cetakan yang
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D
BLANKO PERCOBAAN
33
34