OLEH
ZUZELMAN
NIM : PO71202210098
TAHUN 2021
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan di dunia adalah Diabetes
Mellitus (DM). Diabetes Mellitus adalah penyakit gangguan metabolik menahun
akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. DM dikenal sebagai silent
killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah
terjadi komplikasi (Kemenkes, 2014).
A. TUJUAN
Mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan ulkus
diabetik dmulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi,
dan evaluasi.
B. MAMFAAT
Diharapkan dapat menjadi acuan dalam penulisan asuhan keperawatan pada pasien diabetes
melitus tipe 2 dengan ulkus diabetikdan meningkatkan dalam member pelayanan pada pasien
dengan diabetes melitus tipe 2 dengan ulkus diabetik.
BAB II
KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
DM tipe 2 (sering disebut Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau sering
terjadi pada orang dewasa) disebabkan oleh tubuh yang tidak mampu menggunakan insulin
secara efektif. DM tipe 2 terjadi dari bervariasi sebab, dari dominasi insulin resisten relatif
sampai defek sekresi insulin. DM tipe 2 kebanyakan menyerang usia lanjut, karena
berhubungan dengan degenerasi atau kerusakan organ dan faktor gaya hidup ( Bustan,
2015). DM tipe 2 adalah DM yang paling sering terjadi pada sebagian besar orang di seluruh
dunia. Gejala DM tipe 2 hampir mirip dengan DM tipe 1 tetapi sering tidak ditandai oleh
gejala sehingga tidak terdiagnosis selama beberapa tahun sampai munculnya komplikasi
(WHO, 2016).
2. Etiologi
3. Patofisiologi
Tubuh memerlukan energi supaya sel dapat berfungsi dengan baik. Energi diperoleh
melalui proses metabolisme zat-zat makanan seperti karbohidrat, lemak, dan protein di
dalam tubuh. Pengolahan zat-zat makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan
selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan dipecah menjadi bahan dasar
dari makanan tersebut yaitu karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino, dan
lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan tersebut akan diserap oleh usus kemudian
masuk ke dalam pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan oleh
organ- organ di dalam tubuh sebagai sumber energi. Untuk dapat menjadi energi, zat
makanan tersebut terlebih dahulu diolah di dalam sel. Di dalam sel, zat makanan terutama
glukosa diolah melalui proses yang rumit serta hasil akhirnya adalah timbulnya energi.
Proses ini disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme, insulin memegang peran yang
sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat
digunakan sebagai bahan bakar dalam membentuk energi.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel β di pankreas. Dalam keadaan
normal artinya kadar insulin cukup dan sensitif, insulin akan ditangkap oleh reseptor insulin
yang ada pada permukaan sel otot, kemudian membuka pintu masuk sel hingga glukosa
dapat masuk sel untuk kemudian diolah menjadi energi/ tenaga. Akibatnya kadar glukosa
dalam darah normal. Pada diabetes dimana didapatkan jumlah insulin yang kurang atau pada
keadaan kualitas insulinnya tidak baik (resistensi insulin), meskipun insulin ada dan reseptor
juga ada, tapi karena ada kelainan di dalam sel itu sendiri pintu masuk sel tetap tidak dapat
terbuka tetap tertutup hingga glukosa tidak dapat masuk sel untuk dibakar (dimetabolisme).
Akibatnya, glukosa tetap berada di luar sel, hingga kadar glukosa dalam darah meningkat.
Pada stadium prediabetes mula-mula timbul resistensi insulin yang kemudian disusul oleh
peningkatan sekresi insulin untuk mengkompensasi resistensi insulin itu agar kadar glukosa
darah tetapnormal.
Lama kelamaan sel beta akan tidak sanggup lagi mengkompensasi resistensi insulin
hingga kadar glukosa darah meningkat dan fungsi sel beta makin menurun. Saat itulah
diagnosis diabetes ditegakkan. Penurunan fungsi sel beta berlangsung secara progresif
sampai akhirnya sama sekali tidak mampu lagi mengsekresi insulin, suatu keadaan
menyerupai diabetes tipe 1. Kadar glukosa darah makin meningkat (Suyono, 2009).
5. Penatalaksanan
6. Komplikasi
DM merupakan penyakit yang rentan terhadap komplikasi. Komplikasi DM
terdiri atas komplikasi akut dan kronik. Komplikasi yang bersifat akut terdiri atas :
1. Koma hipoglikemia
Koma hipoglikemia terjadi karena pemakaian obat-obat diabetik yang melebihi
dosis yang dianjurkan sehingga terjadi penurunan glukosa dalam darah. Glukosa yang
ada sebagian besar difasilitasi untuk masuk ke dalamsel.
2. Ketoasidosis
Minimnya glukosa di dalam sel akan mengakibatkan sel mencari sumber
alternatif untuk dapat memperoleh energi sel. Kalau tidak ada glukosa maka benda-
benda keton akan dipakai sel. Kondisi ini akan mengakibatkan penumpukan residu
pembongkaran benda-benda keton yang berlebihan yang dapat mengakibatkan asidosis.
3. Koma hiperosmolar nonketotik
Koma ini terjadi karena penurunan komposisi cairan intrasel dan ekstrasel
karena banyak diekresi lewaturin.
1. Definisi
Ulkus kaki dan amputasi, yang merupakan konsekuensi dari neuropati diabetes dan
penyakit arteri perifer, adalah penyebab umum terhadap morbiditas dan mortalitas pada
orang dengan diabetes ( ADA, 2017). Ulkus kaki diabetik pada penderita DM disebabkan
oleh interaksi beberapa faktor yaitu faktor infeksi patogen, biomekanik kaki tidak normal,
penyakit arteri perifer, serta penyembuhan luka yang lama sehingga menyebabkan amputasi
(Powers, 2006).Ulkus kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronik DM yang
paling ditakuti karena sering berakhir pada kecacatan dan kematian (Waspadji, 2009).
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. P
Umur : 52 tahun
2. Keluhan utama : klien datang ke rumah sakit dengan keluhan luka di kaki kanan tidak
sembuh-sembuh sejak 12 hari sebelum masuk rumah sakit.
3. Riwayat penyakit terdahulu : Riwayat DM sejak 15 tahun yang lalu. riwayat menggunakan
obat OHO glibenklamid 1 x sehari setiap pagi ½ jam sebelum makan dan metformin 2 x
sehari pagi dan malam. Klien mulai menggunakan insulin sejak 5 tahun lalu namun sejak 3
bulan terakhir pasien mulai menghentikan pengobatan dan berobat ke alternatif karena
merasa bosan dan jenuh dengan pengobatan yang dijalani. Riwayat ulkus pada kaki yang
sama (kaki kiri) dan riwayat amputasi digiti V pedis 3 tahun yang lalu.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaaan umum :
TD : 120/70 mmHg, Nadi : 76 kali/menit, Napas : 18 kali/menit, Suhu : 37,6°C.
3. Ekstrimitas : CRT <3 detik,denyut nadi perifer kuat, akral hangat. Edema pada tangan dan
kaki, teraba hangat pada area ulkus, pulsasi arteri dorsalis pedis kanan dan kiri (+) kuat,
nilai ABI kanan 0,91 kiri 0,90. Terdapat pruritus pada punggung dan tangan, kulit tampak
kering dan kusam. Terdapat kallus pada plantar sinistra yang mengering dan berwarna
kecoklatan dan daerah sekitarnya tampak mengeras. Kalus terbuka dan berisi jaringan
fibrotik. Pada plantar dextra terdapat ulkus dengan jaringan nekrotik, dasar luka berwarna
kuning, slough (+), pus (+), ukuran 10cm x 6cm x 2cm, nekrotik > 50%, derajat ulkus
menurut skala Wagner: III, edema derajat 2, bau (+), nyeri ringan saat ganti balutan. Hasil
rontgen pedis dextra menunjukkan hasil : osteomielitis falang proximal digiti I, II, dan IV.
Osteomielitis falangs distal digiti I, falang media II, IV. Lesi amputasi digiti V.Kulit kaki
mengkilap, rambut kaki (-), bunion (+), penebalan kuku (+), kuku tumbuh ke dalam (+),
baal (+).
4. Eliminasi
Pasien hanya BAB 1 kali selama 7 hari, BAB terasa keras dan sedikit-sedikit. Distensi
abdomen (-), bising usus (+) 10 x/menit, on terapi laxative. BAK normal. Intake 2000
cc/hari, volume urin 24 jam 1710 cc/hari. Muntah (-), diare (-), mukosa bibir tampak kering,
kulit tampak kering,
5. Koping diri : Pasienpasien tidak mau diamputasi seluruh kakinya, jika diamputasipasien
memilih pulangpaksa dan berobat alternatif. Sejak suaminya meninggal 3 tahun yang lalu
pasien mengatakan sudah malas untuk berobat dan kontrol gula.
6. Pola Nutrisi
Pasien mengatakan nafsu makan berkurang, sering merasa mual apa lagi saat makan, menu
makan yang di sediakan hanya habis sebagian, terkadang hanya habis 5 sendok saja, pasien
tampak lemah, lesu, wajah pucat. Pola makan di rumah 3 kali sehari, dengan komposisi
nasi, lauk dan sayuran, jumlahnya tidak ditakar, jadwal dan jenis makan tidak teratur.
Pasien suka ngemil dan hanya tahu untuk mengurangi makan nasi dan gula murni tapi
sangat jarang dilakukan. Di RS pasien mendapatkan diet DM 1800 kalori dengan pemberian
3 x makan besar dan 3 kali snack selingan antara makan pagi, siang dan malam.
7. Pola aktivitas
Pasien mengatakan badan terasa lemas, aktifitas hanya di atas tempat tidur. ADL dibantu
perawat. Keterbatasan aktifitas karena adanya ulkus. Terdapat kalus pada kaki kanan dan
kiri.
8. Pola istirahat
Pasien mengatakan sulit tidur, tidur 4-5 jam sehari. Wajah terlihat letih, sering menguap,
terdapat lingkaran hitam pada mata dan pasien sering terlihat mengantuk di siang hari.
C. Pemeriksaan Penunjang
Hasil lab: Hb 8,2 gr/dl, Ht 26%, albumin 2,7 gr/dl kolesterol total: 60 mg/dl, Leukosit 9.4
ribu/ul.GDS 292 mg/dl.Laboratorium : Na : 142 mmol/l, kalium : 3.1 mEq/L, klorida 92
mEq/L.
D. Terapi
1. sukrafalt 3 x 1 sendok makan.
2. NaCl 0,9% 500 cc/8 jam.
3. DM 1800 kalori
ANALISA DATA
KEMUNGKINAN
NO DATA MASALAH
PENYEBAB
DO :
- tidur 4-5 jam sehari. Wajah
terlihat letih,
- sering menguap,
- terdapat lingkaran hitam
pada mata dan
- pasien sering terlihat
mengantuk di siang hari.
- Hb : Hb 8,2 gr/dl
- Konjungtiva : subanemis
IMPLEMENTASI
EVALUASI
MASALAH TGL/
CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
KEPERAWATAN JAM
Infeksi berhubungan 14-8- S: klien mengatkan luka masi keluar pus dan Zuzelman
dengan peningkatan 2021 bau
leukosit O:
P: Lanjutkan intervensi
O:
P: Lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi
A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
BAB IV
A. KESIMPULAN
Pada pengkajian tinjauan kasus didapatkan data fokus adanyaulkus pada kaki sinistra
Pada pasien DM tipe II akan mengalami beberapa masalah keperawatan yang ditemukan pada
tinjauan kasus adalah Infeksi, Nyeri akut, Intoleransi aktivitas, Gangguan pola tidur, dan Defisit
perawatan diri dari diagnosa tersebut muncul karena didapatkan data-data dari pasien itu sendiri
Intervensi diagnosa keperawatan yang ditampilkan antara tinjauan pustaka dan tinjauan
kasus terjadi kesamaan namun masing-masing intervensi tetap mengacu pada tujuan, dan
kriteriahasil.
B. SARAN
1. Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya mempunyai pengetahuan,
keterampilan yang cukup serata dapat bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya dengan
memberikan asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus tipe II dengan ulkus
diabetik.
DAFTAR ISI
International Diabetes Federation (IDF), 2015. IDF Diabetes Atlas Edisi ke TujuhTahun2015.
http://www.diabetesatlas.org/component/attachments/?task=download&id=116 . Diakses Tanggal 8
Februari 2017.
Kemenkes RI , 2013. Hasil Riskesdas 2013. Balitbangkes, Jakarta