Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

OLEH

ZUZELMAN

NIM : PO71202210098

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES JAMBI

TAHUN 2021
BAB I

A. LATAR BELAKANG

Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi permasalahan kesehatan global


karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat baik di negara
maju maupun di negara berkembang. Perkembangan zaman banyak berperan
terhadap perubahan pola gaya hidup, sosial ekonomi, dan urbanisasi yang memicu
meningkatnya PTM terutama penyakit kardiovaskular, kanker, Diabetes Mellitus
(DM), hipertensi, dan penyakit obstruksi kronis (WHO,2014).

Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan di dunia adalah Diabetes
Mellitus (DM). Diabetes Mellitus adalah penyakit gangguan metabolik menahun
akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. DM dikenal sebagai silent
killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah
terjadi komplikasi (Kemenkes, 2014).

Menurut World Health Organization (WHO) prevalensi DM secara global


pada penduduk berusia di atas 18 tahun tahun 2014 adalah 8,5%. Prevalensi
diabetes terus meningkat selama 3 dekade terakhir dan berkembang paling pesat di
negara berkembang. Wilayah Mediterania Timur telah mengalami kenaikan terbesar
dengan prevalensi 13,7% yang merupakan wilayah dengan prevalensi tertinggi
tahun 2014. Jumlah terbesar penderita DM berada pada kawasan Asia sebesar 96
juta jiwa dan kawasan Pasifik Barat sebesar 13 juta jiwa yang mencapai setengah
kasus penderita DM di dunia (WHO,2016).

Prevalensi DM di Indonesia tahun 2007 berdasarkan wawancara adalah


1,1% meningkat menjadi 2,1% tahun 2013. Prevalensi DM pada umur ≥15 tahun
pada laki-laki sebesar 2,0% sedangkan pada perempuan sebesar 2,3%. Prevalensi
DM pada umur ≥15 tahun berdasarkan tempat di perkotaan 2,5% sedangkan di
pedesaan 1,7% (Riskesdas, 2013). Proporsi terbesar penduduk usia ≥15 tahun
dengan DM adalah Sulawesi Tengah (3,7%) dan Nusa Tenggara Timur (3,3%)
(Kemenkes RI, 2014).

A. TUJUAN
Mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan ulkus
diabetik dmulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi,
dan evaluasi.

B. MAMFAAT
Diharapkan dapat menjadi acuan dalam penulisan asuhan keperawatan pada pasien diabetes
melitus tipe 2 dengan ulkus diabetikdan meningkatkan dalam member pelayanan pada pasien
dengan diabetes melitus tipe 2 dengan ulkus diabetik.
BAB II

KONSEP PENYAKIT

A. Diabetes Mellitus Tipe II

1. Definisi
DM tipe 2 (sering disebut Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau sering
terjadi pada orang dewasa) disebabkan oleh tubuh yang tidak mampu menggunakan insulin
secara efektif. DM tipe 2 terjadi dari bervariasi sebab, dari dominasi insulin resisten relatif
sampai defek sekresi insulin. DM tipe 2 kebanyakan menyerang usia lanjut, karena
berhubungan dengan degenerasi atau kerusakan organ dan faktor gaya hidup ( Bustan,
2015). DM tipe 2 adalah DM yang paling sering terjadi pada sebagian besar orang di seluruh
dunia. Gejala DM tipe 2 hampir mirip dengan DM tipe 1 tetapi sering tidak ditandai oleh
gejala sehingga tidak terdiagnosis selama beberapa tahun sampai munculnya komplikasi
(WHO, 2016).

2. Etiologi

3. Patofisiologi
Tubuh memerlukan energi supaya sel dapat berfungsi dengan baik. Energi diperoleh
melalui proses metabolisme zat-zat makanan seperti karbohidrat, lemak, dan protein di
dalam tubuh. Pengolahan zat-zat makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan
selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan dipecah menjadi bahan dasar
dari makanan tersebut yaitu karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino, dan
lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan tersebut akan diserap oleh usus kemudian
masuk ke dalam pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan oleh
organ- organ di dalam tubuh sebagai sumber energi. Untuk dapat menjadi energi, zat
makanan tersebut terlebih dahulu diolah di dalam sel. Di dalam sel, zat makanan terutama
glukosa diolah melalui proses yang rumit serta hasil akhirnya adalah timbulnya energi.
Proses ini disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme, insulin memegang peran yang
sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat
digunakan sebagai bahan bakar dalam membentuk energi.

Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel β di pankreas. Dalam keadaan
normal artinya kadar insulin cukup dan sensitif, insulin akan ditangkap oleh reseptor insulin
yang ada pada permukaan sel otot, kemudian membuka pintu masuk sel hingga glukosa
dapat masuk sel untuk kemudian diolah menjadi energi/ tenaga. Akibatnya kadar glukosa
dalam darah normal. Pada diabetes dimana didapatkan jumlah insulin yang kurang atau pada
keadaan kualitas insulinnya tidak baik (resistensi insulin), meskipun insulin ada dan reseptor
juga ada, tapi karena ada kelainan di dalam sel itu sendiri pintu masuk sel tetap tidak dapat
terbuka tetap tertutup hingga glukosa tidak dapat masuk sel untuk dibakar (dimetabolisme).
Akibatnya, glukosa tetap berada di luar sel, hingga kadar glukosa dalam darah meningkat.
Pada stadium prediabetes mula-mula timbul resistensi insulin yang kemudian disusul oleh
peningkatan sekresi insulin untuk mengkompensasi resistensi insulin itu agar kadar glukosa
darah tetapnormal.
Lama kelamaan sel beta akan tidak sanggup lagi mengkompensasi resistensi insulin
hingga kadar glukosa darah meningkat dan fungsi sel beta makin menurun. Saat itulah
diagnosis diabetes ditegakkan. Penurunan fungsi sel beta berlangsung secara progresif
sampai akhirnya sama sekali tidak mampu lagi mengsekresi insulin, suatu keadaan
menyerupai diabetes tipe 1. Kadar glukosa darah makin meningkat (Suyono, 2009).

4. Tanda dan Gejala


Gejala dan tanda yang sering dijumpai pada penderita diabetes mellitus yaitu:
1. Poliuria (peningkatan pengeluaranurine)
2. Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat besar dan
keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel mengikuti
dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan
gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel
merangsang pengeluaran ADH(antideuretik hormon) dan menimbulkan rasahaus.
3. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada penderita diabetes
lama, katabolisme protein di otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk
menggunakan glukosa sebagaienergy.
4. Polifagia (peningkatan rasalapar)
5. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan pembentukan
antibody, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mucus, gangguan fungsi imun,
dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes kronik.
6. Kelainan kulit berupagatal-gatal
7. Kelainanginekologis
8. Keputihan dengan penyebab tersering yaitu jamur terutama candida.
9. Kesemutan akibat terjadinya neuropati. Pada penderita diabetes mellitus regenerasi
sel persarafan mengalami gangguan akibat kekurangan bahan dasar utama yang
berasal dari unsure protein. Akibatnya banyak sel persarafan terutama perifer
mengalamikerusakan.
10. Kelemahan tubuh terjadi akibat penurunan produksi energi metabolik yang
dilakukan oleh sel melalui proses glikolisis tidak dapat berlangsungoptimal.
11. Luka yang sukar sembuh. Proses penyembuhan luka membutuhakan bahan dasar
utama dari protein dan unsure makanan yang lain. Pada penderita diabetes mellitus
bahan protein banyak diformulasikan untuk kebutuhan energi sehingga bahan yang
dipergunakan untuk penggantian jaringan yang rusak mengalami gangguan. Selain
itu, luka yang sulit sembuh jugadapat diakibatkan oleh pertumbuhan mikroorganisme
yang cepat pada penderita diabetes mellitus.
12. Pada laki-laki terkadang mengeluh impotensi. Penderita diabetes mellitus
mengalami penurunan produksi hormon seksual akibat kerusakan sistem testosteron
dan sistem yangberperan.
13. Mata kabur yang disebabkan katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan pada
lensa oleh hiperglikemia dan dapat pula disebabkan oleh kelainan pada corpus
vitreum (Riyadi dan Sukarmin,2008).

5. Penatalaksanan

6. Komplikasi
DM merupakan penyakit yang rentan terhadap komplikasi. Komplikasi DM
terdiri atas komplikasi akut dan kronik. Komplikasi yang bersifat akut terdiri atas :
1. Koma hipoglikemia
Koma hipoglikemia terjadi karena pemakaian obat-obat diabetik yang melebihi
dosis yang dianjurkan sehingga terjadi penurunan glukosa dalam darah. Glukosa yang
ada sebagian besar difasilitasi untuk masuk ke dalamsel.
2. Ketoasidosis
Minimnya glukosa di dalam sel akan mengakibatkan sel mencari sumber
alternatif untuk dapat memperoleh energi sel. Kalau tidak ada glukosa maka benda-
benda keton akan dipakai sel. Kondisi ini akan mengakibatkan penumpukan residu
pembongkaran benda-benda keton yang berlebihan yang dapat mengakibatkan asidosis.
3. Koma hiperosmolar nonketotik
Koma ini terjadi karena penurunan komposisi cairan intrasel dan ekstrasel
karena banyak diekresi lewaturin.

Sedangkan komplikasi yang bersifat kronik terdiri atas :


1. Makroangiopati yang mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung,
pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak. Perubahan pada pembuluh darah besar
dapat mengalami atherosclerosis sering terjadi pada DM tipe 2.
2. Mikroangiopati yang mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetika, nefropati
diabetik. Perubahan-perubahan mikrovaskuler yang ditandai dengan penebalan dan
kerusakan membran diantara jaringan dan pembuluh darah sekitar.Nefropati terjadi
karena perubahan mikrovaskuler pada struktur dan fungsi ginjal yang menyebabkan
komplikasi pada pelvis ginjal . Sedangkan retinopati terjadi karena adanya penurunan
protein dalam retina. Perubahan ini dapat berakibat gangguan dalam penglihatan.
3. Neuropati diabetik.
4. Rentan infeksi seperti tuberculosis paru, gingivitis, dan infeksi saluran kemih. e.Kaki
diabetik. Perubahan mikroangiopati, makroangiopati dan neuropatimenyebabkan
perubahan pada ekstremitas bawah.Komplikasinya dapat terjadi gangguan sirkulasi,
terjadi infeksi, gangren, penurunan sensasi dan hilangnya fungsi saraf sensorik dapat
menunjang terjadinya trauma atau tidak terkontrolnya infeksi yang mengakibatkan
gangren (Riyadi dan Sukarmin, 2008).

B. ULKUS KAKI DIABETIK

1. Definisi
Ulkus kaki dan amputasi, yang merupakan konsekuensi dari neuropati diabetes dan
penyakit arteri perifer, adalah penyebab umum terhadap morbiditas dan mortalitas pada
orang dengan diabetes ( ADA, 2017). Ulkus kaki diabetik pada penderita DM disebabkan
oleh interaksi beberapa faktor yaitu faktor infeksi patogen, biomekanik kaki tidak normal,
penyakit arteri perifer, serta penyembuhan luka yang lama sehingga menyebabkan amputasi
(Powers, 2006).Ulkus kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronik DM yang
paling ditakuti karena sering berakhir pada kecacatan dan kematian (Waspadji, 2009).

2. Patofisiologi Ulkus KakiDiabetik


Kejadian infeksi lebih sering terjadi pada penderita dengan diabetes akibat
munculnya hiperglikemia. Keadaan hiperglikemia yang terus menerus akan mempunyai
dampak pada kemampuan pembuluh darah tidak berkontraksi dan relaksasi berkurang. Hal
ini mengakibatkan sirkulasi darah tubuh turun terutama kaki. Neuropati, baik neuropati
sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan pada
kulit dan otot, yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada
telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus. Adanya kerentanan
terhadap infeksi menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas
(Waspadji,2014).

3. Gejala Ulkus KakiDiabetik


Gejala ulkus kaki diabetik yaitu sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan, serta
melakukan kegiatan fisik, jika diraba kaki terasa dingin (tidak hangat), rasa nyeri kaki pada
waktu istirahat dan malam hari, sakit pada telapak kaki setelah berjalan, luka sukar sembuh,
pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang, perubahan warna kulit, kaki
tampak pucat atau kebiru-biruan (Tambunan dan Yunizar, 2009).
BAB III
Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. P
Umur : 52 tahun

2. Keluhan utama : klien datang ke rumah sakit dengan keluhan luka di kaki kanan tidak
sembuh-sembuh sejak 12 hari sebelum masuk rumah sakit.

3. Riwayat penyakit terdahulu : Riwayat DM sejak 15 tahun yang lalu. riwayat menggunakan
obat OHO glibenklamid 1 x sehari setiap pagi ½ jam sebelum makan dan metformin 2 x
sehari pagi dan malam. Klien mulai menggunakan insulin sejak 5 tahun lalu namun sejak 3
bulan terakhir pasien mulai menghentikan pengobatan dan berobat ke alternatif karena
merasa bosan dan jenuh dengan pengobatan yang dijalani. Riwayat ulkus pada kaki yang
sama (kaki kiri) dan riwayat amputasi digiti V pedis 3 tahun yang lalu.

4. Riwayat kesehatan keluarga : Tidak ada anggota keluarga menderita DM.

B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaaan umum :
TD : 120/70 mmHg, Nadi : 76 kali/menit, Napas : 18 kali/menit, Suhu : 37,6°C.

2. Mata : Konjungtiva subanemis,

3. Ekstrimitas : CRT <3 detik,denyut nadi perifer kuat, akral hangat. Edema pada tangan dan
kaki, teraba hangat pada area ulkus, pulsasi arteri dorsalis pedis kanan dan kiri (+) kuat,
nilai ABI kanan 0,91 kiri 0,90. Terdapat pruritus pada punggung dan tangan, kulit tampak
kering dan kusam. Terdapat kallus pada plantar sinistra yang mengering dan berwarna
kecoklatan dan daerah sekitarnya tampak mengeras. Kalus terbuka dan berisi jaringan
fibrotik. Pada plantar dextra terdapat ulkus dengan jaringan nekrotik, dasar luka berwarna
kuning, slough (+), pus (+), ukuran 10cm x 6cm x 2cm, nekrotik > 50%, derajat ulkus
menurut skala Wagner: III, edema derajat 2, bau (+), nyeri ringan saat ganti balutan. Hasil
rontgen pedis dextra menunjukkan hasil : osteomielitis falang proximal digiti I, II, dan IV.
Osteomielitis falangs distal digiti I, falang media II, IV. Lesi amputasi digiti V.Kulit kaki
mengkilap, rambut kaki (-), bunion (+), penebalan kuku (+), kuku tumbuh ke dalam (+),
baal (+).

4. Eliminasi
Pasien hanya BAB 1 kali selama 7 hari, BAB terasa keras dan sedikit-sedikit. Distensi
abdomen (-), bising usus (+) 10 x/menit, on terapi laxative. BAK normal. Intake 2000
cc/hari, volume urin 24 jam 1710 cc/hari. Muntah (-), diare (-), mukosa bibir tampak kering,
kulit tampak kering,

5. Koping diri : Pasienpasien tidak mau diamputasi seluruh kakinya, jika diamputasipasien
memilih pulangpaksa dan berobat alternatif. Sejak suaminya meninggal 3 tahun yang lalu
pasien mengatakan sudah malas untuk berobat dan kontrol gula.

6. Pola Nutrisi
Pasien mengatakan nafsu makan berkurang, sering merasa mual apa lagi saat makan, menu
makan yang di sediakan hanya habis sebagian, terkadang hanya habis 5 sendok saja, pasien
tampak lemah, lesu, wajah pucat. Pola makan di rumah 3 kali sehari, dengan komposisi
nasi, lauk dan sayuran, jumlahnya tidak ditakar, jadwal dan jenis makan tidak teratur.
Pasien suka ngemil dan hanya tahu untuk mengurangi makan nasi dan gula murni tapi
sangat jarang dilakukan. Di RS pasien mendapatkan diet DM 1800 kalori dengan pemberian
3 x makan besar dan 3 kali snack selingan antara makan pagi, siang dan malam.
7. Pola aktivitas
Pasien mengatakan badan terasa lemas, aktifitas hanya di atas tempat tidur. ADL dibantu
perawat. Keterbatasan aktifitas karena adanya ulkus. Terdapat kalus pada kaki kanan dan
kiri.
8. Pola istirahat
Pasien mengatakan sulit tidur, tidur 4-5 jam sehari. Wajah terlihat letih, sering menguap,
terdapat lingkaran hitam pada mata dan pasien sering terlihat mengantuk di siang hari.

C. Pemeriksaan Penunjang
Hasil lab: Hb 8,2 gr/dl, Ht 26%, albumin 2,7 gr/dl kolesterol total: 60 mg/dl, Leukosit 9.4
ribu/ul.GDS 292 mg/dl.Laboratorium : Na : 142 mmol/l, kalium : 3.1 mEq/L, klorida 92
mEq/L.

D. Terapi
1. sukrafalt 3 x 1 sendok makan.
2. NaCl 0,9% 500 cc/8 jam.
3. DM 1800 kalori
ANALISA DATA

No Data Kemungkinan Penyebab Masalah

1 DS : Peningkatan leukosit Infeksi


- Klien mengatakan ada luka
di kaki kiri
- Klien mengatakan luka bau
DO :
- Terdapat ulkus di plantasi
sinistra
- Terdapat pus di daerah luka
- Didaerah luka teraba hangat
- Tampak edema dan terdapat
luka terbuka
- Pus berwarna kuning
- Slough(+)
- Leukosit 9.4 ribu/ul
- Suhu : 37,6°C

2 DS : Agen pencedera fisik Nyeri akut


- Klien mengatakan nyeri pada
kaki yang luka
-
DO :
- Klien tampak gelisah
- Skala nyeri 7
- Terdapat nyeri tekan di luka
pada kaki kanan
- Klien menggerakkan kaki
yang luka saat di sentuh
- Nadi : 76 x/menit
- RR : 18x/menit
3 DS : Tirah baring Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan badan
lemas
DO :
- Terdapat ulkus di kaki kiri
- Klien tampak takut jika
beraktivitas
- Aktivitas hanya di tempat
tidur
- TD : 120/70 mmHg
- Nadi : 76x/ menit
- Terdapat kalus pada kaki
kanan dan kiri.
ANALISA DATA

KEMUNGKINAN
NO DATA MASALAH
PENYEBAB

4 DS : Restrain fisik Gangguan pola tidur


- Pasien mengatakan sulit tidur

DO :
- tidur 4-5 jam sehari. Wajah
terlihat letih,
- sering menguap,
- terdapat lingkaran hitam
pada mata dan
- pasien sering terlihat
mengantuk di siang hari.
- Hb : Hb 8,2 gr/dl
- Konjungtiva : subanemis

5 DS : Kelemahan Defisit perawatan diri


- Klien mengatakan aktivitas
dibantu
DO :
- Klien lemah
- Aktivitas hanya ditempat
tidur
- ADL dibantu perawat
- Kurang minat dalam
perawatan diri
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF

1 14 Agustus Infeksi berhubungan dengan peningkatan leukosit Zuzelman


2021

2 14 Agustus Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik Zuzelman


2021

3 14 Agustus Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring Zuzelman


2021

4 14 Agustus Gangguan pola tidur berhubungan dengan destrain fisik Zuzelman


2021

5 14 Agustus Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelelahan Zuzelman


2021
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

1 Infeksi berhubungan Setelah di lakukan  Pencegahan infeksi


dengan peningkatan tindakan - Monitor tanda dan gejala infeksi local
leukosit keperawatan 1x24 dan sistematis
jam di harapakan - Berikan perawatan kulit pada area
edema
tingkat infeksi
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
menurun kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
KH :
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Integritas - Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
kulit dan - Kolaborasi pemberian analgetik
jaringan  Perawatan luka
membaik - Monitor karakteristik luka (drainase,
warna, ukuran dan bau)
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Lepaskan balutan dan plester secara
perlahan
- Bersihkan dengan nacl
- Bersihkan jaringan nikrotik
- Berikan salaf yang sesuai kekulit
- Pertahankan teknik steril dalam
melakukan perawatan luka
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Kolaborasi prosedur debridement

2 Nyeri akut Setelah di lakukan  Manajemen nyeri


berhubungan dengan tindakan - Identifikasi lokasi, karakteristik,
agen cedera fisik keperawatan 1x24 durasi, frekuensi, kualitas, dan
jam di harapakan intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
tingkat nyeri
- Berikan tknik nonfarmakologi untuk
menurun mengurangi rasa nyeri
- Jelaskan penyebab dan periode
KH :
pemicu nyeri
- Keluhan - Kolaborasi pemberian analgetik
nyeri  Edukasi nafas dalam
menurun - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
- Meringis menerima informasi
menurun - Sediakan materi dan media
- Gelisah pendidikan kesehatan
menurun - Jelaskan tujuan dan manfaat teknik
- Pola nafas nafas dalam
membaik - Jelaskan prosedur nafas dalam
- Frekwensi
membaik
3 Intoleransi aktivitas Setelah di lakukan  Terapi aktivitas
berhubungan dengan tindakan - Identifikasi deficit tingkat aktivitas
imobilitas keperawatan 1x24 - Indentifikasi kemampuan
jam di harapakan berpartisifasi dalam aktivitas tertentu
- Fasilitasi pasien dan keluarga dalam
intoleransi membaik
menyesuai lingkungan untuk
KH : mengakomodasi aktivitas yang dipilih
- Libatkan keluarga dalam aktivitas
- Toleransi - Anjurkan cara melakukan aktivitas
aktivitas yang dipilih
- Ambulansi  Manjemen program pelatihan
- Tingkat - Indentifikasi pengetahuan dan
keletihan pengalaman aktivitas fisik
sebelumnya
- Indentifikasi kemampuan pasien
beraktivitas

4 Gangguan pola tidur Setelah di lakukan  Observasi


berhubungan dengan tindakan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
destrain fisik keperawatan 1 x 24 menerima informasi
jam di harapkan pola  Terapeutik
- Sediakan materi dan media
tidur terpenuhi
pengaturan aktivitas dan istirahat
KH : - Jadawalkan pemberian pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
- Keluhan sulit - Berikan kesempatan kepada pasien
tidur dan keluarga untuk bertanya
menurun  Edukasi
- Keluhan - Anjurkan menyusun jadawal aktivitas
sering terjaga dan istirahat
menurun - Ajarkan mengidentifikasi kebutuhan
- Keluhan istirahat
tidak puas
tidur
menurun
- Keluhan pola
tidur berubah
menurun
- Keluhan
istirahat tidak
cukup
menurun
5 Defisit perawatan Setelah di lakukan  Dukungan perawatan diri
diri berhubungan tindakan - Dukungan perawatan diri BAB/BAK
dengan kelelahan keperawatan 1x24 - Dukungan perawatan diri berpakaian
jam di harapakan - Dukungan perawatan diri
perawatan diri makan/minum
- Dukungan perawatan diri mandi
meningkat
 Perawatan diri
KH : - Perawatan kaki
- Perawatan kuku
- Kemampuan - Manajemen nyeri
hiegyn
meningkat
- Kemampuan
ke toilet
meningkat
- Minat
melakukan
perawatan
diri menigkat
- Mempertaha
nkan
kesebersihan
diri

IMPLEMENTASI

NO DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF

1 14 Agustus - Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan Zuzelman


2021 sistematis
- Memberikan perawatan kulit pada area edema
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
- Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
- Mengajarkan cara memeriksa kondisi luka
- Berkolaborasi pemberian analgetik
- Memonitor karakteristik luka (drainase, warna, ukuran
dan bau)
- Melepaskan balutan dan plester secara perlahan
- Membersihkan dengan nacl
- Membersihkan jaringan nikrotik
- Memberikan salaf yang sesuai kekulit
- Mempertahankan teknik steril dalam melakukan
perawatan luka
- Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
- Berkolaborasi prosedur debridement

2 14 Agustus - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Zuzelman


2021 frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
- Mengidentifikasi skala nyeri
- Memberikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri
- Menjelaskan penyebab dan periode pemicu nyeri
- Berkolaborasi pemberian analgetik
- Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
- Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Menjelaskan tujuan dan manfaat teknik nafas dalam
- Menjelaskan prosedur nafas dalam

3 14 Agustus - Mengidentifikasi deficit tingkat aktivitas Zuzelman


2021 - Mengidentifikasi kemampuan berpartisifasi dalam
aktivitas tertentu
- Menfasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuai
lingkungan untuk mengakomodasi aktivitas yang
dipilih
- Melibatkan keluarga dalam aktivitas
- Menganjurkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
- Mengidentifikasi pengetahuan dan pengalaman
aktivitas fisik sebelumnya
- Mengidentifikasi kemampuan pasien beraktivitas
4 14 Agustus - Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima Zuzelman
2021 informasi
- Menyediakan materi dan media pengaturan aktivitas
dan istirahat
- Menjadawalkan pemberian pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
untuk bertanya
- Menganjurkan menyusun jadawal aktivitas dan
istirahat
- Mengajarkan mengidentifikasi kebutuhan istirahat

5 14 Agustus - Mendukung perawatan diri BAB/BAK Zuzelman


2021 - Mendukung perawatan diri berpakaian
- Mendukung perawatan diri makan/minum
- Mendukung perawatan diri mandi
- Melakukan Perawatan kaki
- Melakukan Perawatan kuku
- Melakukan Manajemen nyeri

EVALUASI

MASALAH TGL/
CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
KEPERAWATAN JAM
Infeksi berhubungan 14-8- S: klien mengatkan luka masi keluar pus dan Zuzelman
dengan peningkatan 2021 bau

leukosit O:

- Terdapat ulkus di plantasi sinistra


- Terdapat pus di daerah luka
- Didaerah luka teraba hangat
- Tampak edema dan terdapat luka
terbuka
- Pus berwarna kuning
- Slough(+)
- Leukosit 9.4 ribu/ul
- Suhu : 37,6°C

A: masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

Nyeri akut berhubungan 14-8- S: Zuzelman


dengan agen cedera fisik 2021 - Klien mengatakan tingkat nyeri pada
kaki yang luka menurun
- Klien tampak tenang
- Klien sudah memahami teknik nafas
dalam

O:

- Skala nyeri 4-5


- Klien tampak rileks
- Nyeri pada luka di kaki kanan
- Klien sudah bisa melakukan teknik
nafas dalam

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi

Gangguan pola tidur 14-8- S: Zuzelman


berhubungan dnegan 2021 - Pasien mengatakan masih sulit tidur
destrain fisik
O:
- tidur 5-6 jam sehari. Wajah terlihat
letih,
- sering menguap,
- terdapat lingkaran hitam pada mata dan
- pasien sering terlihat mengantuk di
siang hari.
- Hb : Hb 8,2 gr/dl
- Konjungtiva : subanemis
A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Intoleransi aktivitas 14-8- S:Klien mengatakan sudah mulai bisa Zuzelman


berhubungan dengan 2021 beraktifitas sendiri

imobilitas O: Aktifitas dilakuakn secara mandiri

A: Masalah teratasi

P: Hentikan Intervensi

Defisit perawatan diri 14-8- S: klien mengatakan sudah melakukan Zuzelman


berhubungan dengan 2021 perawatan diri secara mandiri

kelelahan O: klien tidak bau pesing lagi, BAB dan BAK


secara mandiri, manajemen toilet secara
mandiri

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi

BAB IV
A. KESIMPULAN

Pada pengkajian tinjauan kasus didapatkan data fokus adanyaulkus pada kaki sinistra
Pada pasien DM tipe II akan mengalami beberapa masalah keperawatan yang ditemukan pada
tinjauan kasus adalah Infeksi, Nyeri akut, Intoleransi aktivitas, Gangguan pola tidur, dan Defisit
perawatan diri dari diagnosa tersebut muncul karena didapatkan data-data dari pasien itu sendiri

Intervensi diagnosa keperawatan yang ditampilkan antara tinjauan pustaka dan tinjauan
kasus terjadi kesamaan namun masing-masing intervensi tetap mengacu pada tujuan, dan
kriteriahasil.

Implementasi keperwatan dilakukan secara koordinasi dan terintegrasi untuk


pelaksanaan diagnosa pada kasus tidak semua sama pada tinjauan pustaka.
Evaluasi dilakukan penulis metode per 24 jam dengan harapan penulis dapat mengetahui
perkembangan yang terjadi pada pasien setiap saat. Pada akhir evaluasi semua tujuan dicapai
karena adanya kerja sama yang baik antara pasien, keluarga dan timkesehatan

B. SARAN
1. Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya mempunyai pengetahuan,
keterampilan yang cukup serata dapat bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya dengan
memberikan asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus tipe II dengan ulkus
diabetik.

2. Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang profesional alangkah baiknya


diadakan suatu seminar atau suatu pertemuan yang membahas tentang masalah kesehatan
yang ada padapasien.

DAFTAR ISI
International Diabetes Federation (IDF), 2015. IDF Diabetes Atlas Edisi ke TujuhTahun2015.
http://www.diabetesatlas.org/component/attachments/?task=download&id=116 . Diakses Tanggal 8
Februari 2017.
Kemenkes RI , 2013. Hasil Riskesdas 2013. Balitbangkes, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • LK Thalasemia
    LK Thalasemia
    Dokumen92 halaman
    LK Thalasemia
    Puskesmas Tasep Lintas
    Belum ada peringkat
  • SOP Transfusi Darah
    SOP Transfusi Darah
    Dokumen3 halaman
    SOP Transfusi Darah
    Puskesmas Tasep Lintas
    Belum ada peringkat
  • LP HMD 1
    LP HMD 1
    Dokumen14 halaman
    LP HMD 1
    Puskesmas Tasep Lintas
    Belum ada peringkat
  • SOP Transfusi Darah
    SOP Transfusi Darah
    Dokumen3 halaman
    SOP Transfusi Darah
    Puskesmas Tasep Lintas
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Anak Dengan Thalasemia
    Asuhan Keperawatan Anak Dengan Thalasemia
    Dokumen39 halaman
    Asuhan Keperawatan Anak Dengan Thalasemia
    Puskesmas Tasep Lintas
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen24 halaman
    Bab Ii
    Puskesmas Tasep Lintas
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen24 halaman
    Bab Ii
    Puskesmas Tasep Lintas
    Belum ada peringkat
  • LP KB Suntik
    LP KB Suntik
    Dokumen21 halaman
    LP KB Suntik
    Puskesmas Tasep Lintas
    Belum ada peringkat
  • EKLAMSI
    EKLAMSI
    Dokumen8 halaman
    EKLAMSI
    Puskesmas Tasep Lintas
    Belum ada peringkat