Anda di halaman 1dari 13

UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM

UNIVERSITAS TERBUKA

SEMESTER: 2020/21.1

Kebijakan Publik ADPU4410

1. Disadari bahwa terbitnya Undang-Undang No 22 tahun 1999 ialah awal mula terjadinya
perubahan paradigma dalam sistem pemerintahan daerah di Indonesia. Perubahan
paradigma pemerintahan daerah tersebut adalah perubahan dari paradigma sentralisasi
menjadi desentralisasi. Coba Saudara kemukakan pandangan saudara terkait Kekurangan
dan Kelebihan Desentralisasi dan Sentralisasi di Indonesia!
Jawab :

Kelebihan dan kekurangan Desentralisasi

Kelebihan

1. Penghasilan daerah dapat dialokasikan bagi pemerintah pusat atau daerah lain  

2. Menjamin stabilitas nasional

3. Lebih efisien biaya

4. Kemajuan daerah terukur

Kekurangan

1. Bergantung pada peran pemerintah pusat seutuhnya


2. Kurang inisiatif karena terbiasa diberi komando

Negara kesatuan adalah bentuk negara dimana kedaulatan negara dititk beratkan pada
pemerintah pusat. Pemerintah pusat berperan untuk mengatur penyelenggaraan setiap
daerah.  

Negara kesatuan terdiri atas 2 jenis

1. Desentralisasi :  

Kekuasaan pemerintah tidak sepenuhnya dijalankan pemerintah pusat. Akan tetapi, di


bagi menjadi 2 bagian, yakni bagian pemerintah pusat dan pemerintah daerah.  

 
2. Sentralisasi

Sistem kekuasaan yang sepenuhnya diatur oleh pemerintah pusat, sementara itu
pemerintah daerah tinggal menjalankan apa yang menjadi kebijakan pemerintah pusat

Keuntungan :

1. Penghasilan daerah dapat dialokasikan bagi pemerintah pusat atau daerah lain  

2. Menjamin stabilitas nasional

3. Lebih efisien biaya

4. Kemajuan daerah terukur

Kekurangan

1. Bergantung pada peran pemerintah pusat seutuhnya

2. Kurang inisiatif karena terbiasa diberi komando

2. Kerjasama dapat dikatagorikan menjadi dua bentuk, yaitu kerjasama bilateral dan
kerjasama multilateral, dalam beberapa kasus, pelaksanaan kerjasama antar daerah
terkadang muncul gejala negatif yang meresahkan. Antara lain berkembangnya sentimen
primordial, konflik antar daerah, dan munculnya sikap “ego daerah” yang berlebihan.
Kabupaten atau kota cenderung memproteksi seluruh potensinya secara ketat demi
kepentingannya sendiri, dan menutup diri terhadap kabupaten atau kota lain. Seperti
kasus penduduk, lingkungan, dan keamanan DKI Jakarta, Banjir Bandung raya dll. Coba
saudara Kemukakan sudut pandang saudara bagaimana cara menyelesaian permasalahan
tersebut agar dapat dijalankan menurut amanat Perundang-undangan!

Jawab :

Hubungan bilateral (Inggris: bilateral relations atau bilateralism) adalah jenis


hubungan yang melibatkan dua pihak. Biasanya digunakan untuk menyebut hubungan
yang melibatkan hanya dua negara, khususnya suatu
hubungan politik, budaya dan ekonomi di antara 2 Negara.
Kebanyakan hubungan internasional dilakukan secara bilateral. Misalnya perjanjian
politik-ekonomi, pertukaran tumpang, dan kunjungan antarnegara. Alternatif dari
hubungan bilateral adalah hubungan multilateral; yang melibatkan banyak negara,
dan unilateral; ketika satu negara berlaku semaunya (freewill).
Hubungan bilateral atau multilateral juga berlaku untuk Negara yang bekerjasama dengan
sebuah Organisasi besar dunia dalam berbagai bidang. contoh: Spt Indonesia dengan
PBB, Indonesia dgn OKI (Organisasi kerjasama Islam), Asia pasific economic
community (APEC) DSB. Tidak menutup kemungkinan dimasa mendatang akan terjalin
hubungan hubungan baru.

Dari segi wilayahnya, kerjasama antar Negara dibedakan atas:

 Kerjasama regional, yaitu kerjasama yang dilakukan oleh negara- negara yang berada di
kawasan satu rumpun. Misalnya kerjasama yang dilakukan oleh negara- negara di
kawasan Asia Tenggara.
 Kerjasama Internasional, yaitu kerjasama yang dilakukan oleh julukan negara- negara di
dunia tanpa mengenal batasan wilayahnya.
Berdasarkan jumlah anggotanya, kerjasama antarnegara dibedakan menjadi beberapa
jenis antara lain sebagai berikut:

 Kerjasama bilateral, yaitu kerjasama yang dilakukan antar 2 Negara saja.


 Kerjasama multilateral, yaitu bentuk kerjasama antarnegara yang dilakukan oleh
beberapa negara yang jumlahnya lebih dari 2 negara
Kerjasama Multilateral: Pengertian, Manfaat, Tujuan dan Contohnya
Post author
Scientific Rev: Redaksi Ilmugeografi
Manusia tidak akan bisa hidup mandiri tanpa ada campur tangan dari manusia lain. Setiap
manusia pasti akan hidup bermasyarakat, meskipun hanya dengan beberapa orang saja.
Maka dari itulah pilihan untuk hidup bermasyarakat pun tidak bisa ditolak. Selain
individu, yang bisa hidup bermasyarakat adalah negara. Negara juga akan hidup
bermasyarakat dengan negara lain. Suatu negara mustahil akan bisa menghidupi
rakyatnya tanpa ada campur tangan dari negara lain. Ada banyak kebutuhan yang tidak
bisa dicukupi oleh suatu negara dan harus mengimpor dari negara lain. seperti misalnya
kita mengimpor batubara dari negara penghasil batu bara terbesar di dunia. Ada banyak
sekali hubungan yang dilakukan suatu negara dengan negara lain, seperti perdagangan
antar negara, kerjasama dalam bidang politik, kerjasama dalam bidang teknologi,
kerjasama dalam bidang pendidikan, dan lain sebagainya. Hal ini kerap kali dan bahkan
tidak bisa dihindari oleh suatu negara manapun. Kerjasama antar negara bisa bisa
dibedakan ke dalam beberapa macam.

Macam- macam Kerjasama antar Negara

Kerjasama antar negara dapat dibedakan menjadi berbagai macam apabila dilihat dari
beberapa karakteristik. Beberapa karakteristik yang menggolongkan kerjasama antar
negara antara lain dari segi wilayah, dan dari segi jumlah anggotanya. Supaya lebih jelas,
berikut ini merupakan jenis- jenis kerjasama antar negara:

Dari segi wilayahnya, kerjasama antar negra dibedakan atas:


Kerjasama regional, yaitu kerjasama yang dilakukan oleh negara- negara yang berada di
kawasan satu rumpun. Misalnya kerjasama yang dilakukan oleh negara- negara di
kawasan Asia Tenggara.
Kerjasama Internasional, yaitu kerjasama yang dilakukan oleh julukan negara- negara di
dunia tanpa mengenal batasan wilayahnya.
Berdasarkan jumlah anggotanya, kerjasama antar negara dibedakan menjadi beberapa
jenis antara lain sebagai berikut:

Kerjasama bilateral, yaitu kerjasama yang dilakukan antar 2 negara saja.


Kerjasama multilateral, yaitu bentuk kerjasama antar negara yang dilakukan oleh
beberapa negara yang jumlahnya lebih dari 2 negara

Nah itulah penggolongan dari kerjasama antar negara yang sering dilakukan oleh negara-
negara di dunia. Penggolongan tersebut hanya menurut kategori jumlah anggotanya dan
juga wilayah negara yang melakukan kerjasama. Pada kesempatan kali ini kita akan
mengetahui lebih dalam mengenai salah satu bentuk kerjasama antar negara, yakni
kerjasama multilateral.

Pengertian Kerjasama Multilateral

Kerjasama antar negara salah satunya dibedakan berdasarkan jumlah anggota dari
kerjasama tersebut dan salah satu jenisnya adalah kerjasama multilateral. Mengenai
kerjasama multilateral ini telah kita ketahui sebelumnya, yakni sebagai kerjasama yang
dilakukan beberapa negara dimana jumlahnya lebih dari dua negara. Asal negara anggota
dalam kerjasama multilateral ini tidak dikhususkan. Artinya, anggotanya tidak harus
berasal dari wilayah tertentu. Sehingga dapat kita ketahui bahwa kerjasama multilateral
merupakan kerjasama yang dilakukan oleh banyak negara dan tidak ada persyaratan
khusus mengenai asal negara anggota. Ada banyak sekali kerjasama multilateral yang
tersebar di seluruh dunia, dan masing- masing kerjasama tersebut memiliki tujuan dan
maksudnya masing- masing. Namun ada beberapa hal yang biasanya menjadi poin
penting kerjasama multilateral. Dan poin- poin ini menjadi bagian dari hasil kerjasama
multilateral tersebut.

Pokok Bahasan Kerjasama Multilateral

Mengenai isi kerjasama antar negara, sebenarnya hal ini tidak bisa dibakukan mengingat
isi perjanjian atau kerjasama merupakan hak dari pelaku kerjasama. Dan masing- masing
kerjasama internasional pun memiliki isi atau bahasannya masing- masing. Namun
biasanya ada beberapa poin yang menjadi pokok bahasan dalam kerjasama antar negara,
khususnya kerjasama multilateral. Poin- poin inilah yang sering menjadi pembicaraan
para negara anggota karena merupakan masalah umum yang banyak dialami oleh suatu
negara. Biasanya dari bahasan- bahasan akan memunculkan kebijakan- kebijakan
tertentu. Beberapa kebijakan yang biasanya muncul sebagai hasil dari kerjasama
internasional antara lain sebagai berikut:

Bidang Ekonomi
Kerjasama multilateral di dunia ini kebanyakan bergerak dalam bidang ekonomi. Tidak
dipungkiri bahwa perekonomian memegang peranan yang sangat penting. Kerjasama
multilateral di bidang ekonomi ini contohnya dalam bidang perdagangan, ataupun
penanaman modal.

Bidang Sosial
Selain dalam bidang ekonomi, kerjasama multilateral juga banyak yang bergerak dalam
bidang sosial kemanusiaan. Dalam bidang sosial, biasanya kerjasama ini saling
memberikan bantuan ketika suatu negara mengalami bencana alam, seperti bencana
tsunami, jenis gempa bumi atau sedang mengalami hal- hal tertentu yang sekiranya
berhubungan dengan kemanusiaan.dalam hal ini termasuk pula perlindungan terhadap
perempuan dan anak- anak.

Bidang Moneter
Selain dalam bidang ekonomi, kerjasama multilateral juga banyak yang bergerak dalam
bidang moneter atau keuangan. Sebagai contoh adalah Bank Dunia. Selain mengurusi
keuangan, kerjasama ini juga saling memberikan pinjaman kepada anggota yang sedang
membutuhkan.

Itulah beberapa poin yang sekaligus menjadi suatu kebijakan yang biasa ada dalam suatu
kerjasama multilateral. Tujuan utama dari kerjasama multilateral ini tentunya adalah
menyejahterakan negara- negara yang termasuk ke dalam anggotanya disamping juga
mewujdukan kesejahteraan bersama.

Tujuan Kerjasama Multilateral

Ada banyak sekali tujuan kerjasama multilateral, dan tujuan tersebut disesuaikan dengan
kepentingan masing- masing organisasi. Adapun secara umum tujuan dari kerjasama
multilateral adalah memajukan negara- negara anggotanya,dan bukan negara yang berada
di suatu wilayah tertentu. Namun tujuan tersebut bisa dijabarkan kembali ke dalam uraian
yang lebih rinci. Adapun beberapa tujuan dari kerjasama multilateral antara lain sebagai
berikut:

Untuk memasarkan produk negara- negara anggota


Untuk mendapatkan bahan kebutuhan yang diperlukan apabila di negara sendiri tidak
memproduksinya
Untuk memperoleh jaminan sosial ketika suatu saat negara mengalami kesulitan
Sebagai sarana penanaman modal atau investasi dan peminjaman modal
Untuk menjalin persahabatan dengan negara- negara anggota
Itulah beberapa tujuan melakukan kerjasama multilateral. Tujuan- tujuan lain yang lebih
khusus disesuaikan dengan kepentingan masing- masing negara anggota yang tergabung
dalam oranisasi tersebut.

Manfaat Kerjasama Multilateral

Setiap hubungan dengan pihak lain pasti akan membawa dampak positif. Setiap dampak
positif kita rasakan sebagai manfaat. Seperti halnya dengan kerjasama multilateral.
Kerjasama multilateral merupakan hubungan yang dapat mendatangkan banyak manfaat.
Beberapa manfaat yang akan kita dapatkan dari kerjasama multilateral antara lain sebagai
berikut:

Menambah keuntungan negara


Salah satu manfaat kerjasama multilateral adalah bertambahnya keuntungan negara. Hal
ini jelas terjadi karena negara dapat memperkenalkan produk yang dihasilkan dalam
negerinya kepada negara- negara tetangga yang menjadi anggota dalam kerjasama
tersebut. Dengan demikian suatu negara bisa menjalin hubungan perdagangan yang lebih
banyak lagi dengan pasar yang lebih luas. Dengan demikian keuntungan yang bisa
didapatkan akan lebih banyak.

Mempererat hubungan antar negara


Selain menambah keuntungan negara, manfaat kerjasama multilateral yang lainnya
adalah mempererat hubungan antar negara. Hubungan antar negara ini seperti halnya
hubungan persahabatan. Dengan menjalin kerjasama antar negara maka akan semakin
banyak peluang bagi suatu negara untuk meningkatkan berbagai hubungan lainnya diluar
hubungan kerjasana tersebut. Apabila suatu negara sedang dilanda musibah, maka negara
yang lain pun bisa memberikan bantuan.

Memasarkan produk dalam negeri


Seperti halnya poin teratas, manfaat kerjasama multilateral antara lain adalah untuk
memasarkan produk yang dibuat lokal oleh suatu negara. Kerjasama antar negara bisa
menjadi ajang promosi untuk meperkenalkan produk lokal dalam negeri supaya dikenal
oleh masyarakat yang lebih luas. Dengan demikian produk lokal kita akan lebih dikenal
dan kemungkinan daya jualnya juga akan lebih tinggi di masyarakat luas.

Meningkatkan kesejahteraan ekonomi


Manfaat lain dari kerjasama multilateral adalah meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Dengan melakukan kerjasama multilateral, maka kita bisa lebih mudah mendapatkan
barang- barang yang tidak diproduksi di dalam negeri untuk kemudian dikonsumsi di
dalam negeri. Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi suatu negara.

Mudah mendapatkan pinjaman keuangan


Kerjasama multilateral di bidang moneter akan memudahkan suatu negara mendapatkan
pinjaman keuangan apabila sedang membutuhkan. Hal ini karena memang organisasinya
bergerak dalam bidang moneter.

Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi


Kerjasama multilateral akan meningkatkan ilmu pengetahuan dan juga teknologi. Dengan
sering berkumpul dan sharing, maka suatu negara akan bisa mencontoh negara lain dalam
bidang ilmu pengetahuan dan juga teknologi supaya lebih maju dan juga lebih modern.

Itulah beberapa manfaat yang akan kita peroleh apabila kita melakukan kegiatan
kerjasama antar negara khusunya kerjasama multilateral.

Contoh Kerjasama multilateral

Ada banyak sekali contoh kerjasama regional yang ada di dunia ini, beberapa diantaranya
adalah sebagai berikut:

World Bank
World Bank atau Bank Dunia merupakan lembaga moneter dunia yang bergerak dalam
bidang keuangan pembangunan. World Bank menyediakan pinjaman uang kepada negara
anggotanya yang memerlukan dana untuk melakukan pembangunan di negara tersebut,
demi untuk meningkatkan kesejahteraan masyaraktnya.

IMF (International Monetary Fund)


Selanjutnya adalah IMF. Sama halnya dengan World Bank, IMF juga merupakan
organisasi yang bergerak dalam bidang moneter. Dalam bahasa Indonesia, IMF diartikan
sebagai Dana Moneter Internasional atau DMI. IMF bertujuan untuk mempererat
kerjasama moneter global, memperkuat kestabilan keuangan, mendorong perdagangan
internasional, memperluas lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

ECOSOC
Selanjutnya ada ECOSOC yang merupakan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB. Ecosoc
merupakan salah satu konvenan Hak Asasi Manusia yang memuat penegasan hak- hak
dasar ekonomi, sosial dan budaya setiap manusia.
WTO (World Trade Organization)
WTO merupakan organisasi yang menangani perdagangan dunia. Kebijkan perdagangan
di dalam organisasi ini berdasarkan kesepakatan angota. Tugas utama WTO adalah untuk
menagangani apabila terjadi sengketa perdagangan di antara sesama anggota.

3. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


(APBD) merupakan salah satu faktor penting untuk mendanai pelaksanaan fungsi-fungsi
pemerintahan. Keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah bisa berakibat tidak
terlaksananya fungsi pemerintah secara optimal. Oleh karena itu, APBD merupakan
instrument penting dalam pengelolaan pemerintahan. Dalam proses pembuatan Peraturan
daerah tentang APBD, adanya tahapan-tahapan yang bersifat kontinuitas dan
metodologis. Coba saudara gambarkan bagan mekanisme urutan proses perumusan dalam
menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD)!
Jawab :

4. Kemukakan pandangan saudara terkait pelayanan prima dalam mewujudkan


kesejahteraan rakyat, dan berikan contoh prinsip-prinsip dalam memberikan pelayanan
yang baik oleh pemerintah daerah kepada masyarakat umum!
Jawab :
Untuk membangun budaya hukum pelayanan publik yang mencirikan praktek good
governance, terdapat banyak aspek yang harus dibenahi dalam birokrasi publik, sehingga
pelayanan publik yang prima dapat diwujudkan, terutama perubahan mindset, yang
selama ini menjadi penyebab pelayanan publik yang buruk. Selanjutnya dengan langkah
kongkrit pendelegasian kewenangan dan mengembalikan pelayanan publik kepada
“khittah” konstitusi, sehingga penyelenggaraan pelayanan publik tidak melenceng dari
tujuan mulia untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Implementasi dari politik hukum pemerintahan saat ini, maka dalam penyelenggaraan
pelayanan publik, semangat yang harus ditanamkan kepada aparatur penyelenggaranya
adalah semangat memberikan yang terbaik bagi pengguna layanan haruslah dipahami
sebagai suatu sikap yang muncul dari sebuah kesadaran akan nilai-nilai tersebut.
Sehingga melayani kemudian tidaklah dipahami semata sebuah kegiatan untuk memenuhi
tanggungjawab formal seorang petugas terhadap mereka yang dilayani. Cara pandang
seperti ini haruslah bermula dari kesadaran yang mendalam dari diri seseorang yang
bermula dari perubahan mindset pada setiap petugas pelayanan. Yaitu merubah budaya
feodal yang negatif menjadi budaya hukum pelayanan publik yang positif berdasarkan
konsep good governance.
Pada hakekatnya perbaikan sistem dan prosedur pelayanan publik yang menuju
pelayanan publik yang prima yang diberikan oleh aparatur/birokrat kepada masyarakat
sebaiknya dilakukan dengan penuh perhatian sehingga diharapkan akan menimbulkan
pandangan positif baik dari kalangan pelanggan, maupun aparatur yang memberikan
pelayanan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pelayanan publik harus dilasanakan dan
berjalan berdasarkan prinsip-prinsip pelayanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Adapun yang menjadi prinsip - prinsip dalam pelayanan publik adlah sebagai berikut
1. Kesedehanaan
Pelayanan publik dapat dikatakan pelayanan prima apabila dalam pelaksanaannya tidak
menyulitkan, prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat,
tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang
meminta pelayanan.
2. Kejelasan dan Kepastian
Kejelasan dalam pelaksanaan publik ini mencakup kejelasan dalam hal:
a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik.
b. Prosedur dan tata cara pelayanan publik.
c. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan
publik.
d. Rincian biaya/tarif pelayanan publik dan tata cara pembayaran
e. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan publik.
f. Pejabat yang menerima keluhan masyarakat apabila terdapat sesuatu yang tidak jelas
dan atau tidak puas atas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
3. Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan.
4. Akurasi
Produk dari hasil pelaksanaan pelayanan publik dapat diterima dengan benar, tapat, dan
sah yang berpegang teguh pada prinsip efektivitas dan efisiensi.
5. Keamanan.
Kriteria ini mengandung arti bahwa proses serta hasil pelayanan publik dapat
memberikan rasa aman, kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum bagi
masyarakat.
6. Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab
atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam
pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Dalam pelaksanaan pelayanan publik harus tersedia sarana dan prasarana kerja, peralatan
kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi
telekomunikasi dan informatika (telematika).
8. Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai sehingga mudah dijangkau oleh
masyarakat.Selain itu, segala bentuk informasi yang berkaitan dengan pelayanan publik
juga mudah diakses oleh masyarakat melalui teknologi telekomunikasi dan informatika
(telematika)
9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan
Pada pelaksanaan pelayanan publik, pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan
dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan yang ikhlas.
10. Kenyamanan
Lingkungan tempat pelaksanaan pelayanan publik harus tertib, tersedianya ruang tunggu
yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat, serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan, seperti area parker, toilet, sarana ibadah, dan lain-lain.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik


menyebutkan, adapun komponen standar pelayanan publik sekurang-kurangnya adalah
sebagai berikut:
1. Dasar Hukum
Setiap bentuk kebijakan pelayanan publik yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan, harus memiliki dasar hukum yang disahkan oleh
Peraturan Perundangan untuk menandakan bahwa pelayanan yang diberikan merupakan
pelayanan publik yang sah menurut hukum dan perundangan.
2. Sistem, Mekasisme dan Prosedur
Bentuk pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintahan harus memiliki
sistem yang jelas, mekanisme pelaksanaan yang mudah diimplementasikan oleh seluruh
masyarakat serta harus memiliki prosedur.
3. Jangka waktu Penyelesaian
Pelayanan publik yang diberikan oleh instansi pemerintah dalam pelaksanaannya harus
memiliki batas waktu penyelesaian kegiatan yang efisien.Pelayanan publik yang
diberikan kepada masyarakat dilakukan dalam standart waktu yang singkat.
4. Biaya/Tarif
Pelayanan publik pada hakekatnya adalah bentuk pelayanan yang diberikan
kepadmasyarakat.Oleh sebab itu biaya atau tarif yang yang diberikan harus memiliki
standart harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat secara keseluruhan. Dengan kata
lain harga untuk pelayanan publik adalah harga yang murah.
5. Produk Pelayanan
Pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi dapat dikatakan sebagai pelayanan publik
apabila produk yang dihasilkan dapat berupa public good,public service
danadministration service.
6. Sarana, Prasarana dan Fasilitas
Keefektivan pelayanan publik yang diberikan oleh organisasi dapat dilihat dari
ketersediaan sarana dan prasaran dalam proses pemberian pelayanan serta terdapat
fasilitas yang memadai demi kenyamanan pelanggan atau masyarakat.
7. Potensi Pelaksana
Petugas pemberi pelayanan publik harus memiliki keahlian, kreativitas serta kemampuan
yang menyangkut sikap dan prilaku dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan atau
masyarakat.

8. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan


Setiap organisasi pemerintahan harus memiliki sarana yang menampung aspirasi
masyarakat yang berisi kritik, saran dan juga pengaduan.Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pemberian pelayanan publik kepada masyarakat.
9. Jumlah Pelaksana
Organisasi pemerintahan memiliki pelaksana pelayanan yang memadai agar dalam
pelaksanaan pemberian pelayanan dapat berjalan efektif.

Pelayanan publik harus selalu berubah mengikuti perkembangan masyarakat, karena


masyarakat itu bersifat dinamis. Pelayanan publik dilaksanakan dalam suatu rangkaian
kegiatan terpadu yang bersifat sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar, dan
terjangkau. Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan pengguna jasa,
penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan.

Sinambela, dkk (2006) mengemukakan asas-asas dalam pelayanan publik tercermin dari:
a. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan
disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
c. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap
berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
d. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
e. Kesamanan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, agama, ras, golongan, gender dan
status ekonomi.
f. Keseimbangan Hak dan kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-
masing pihak.

Pasal 14 UU No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik menyatakan penyelenggara


memiliki hak :

a. Memberikan pelayanan tanpa dihambat pihak lainnyang bukan tugasnya


b. Melakukan kerja sama.
c. Mempunyai anggaran pembiayaan penyelenggaraan pelayananan publik.
d. Melakukan pembelaan terhadap pengaduandan tuntutan yang tidak sesuai dengan
kenyataan dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
e. Menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undanga.

Pasal 15 UU No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik menyatakan penyelenggara


berkewajiban :
a. Menyusun dan menetapkan standar pelayanan
b. Menyusun, menetapkan, dan mempublikasikan maklumat pelayanan
c. Menempatkan pelaksana yang kompeten
d. Menyediakan sarana, prasarana, dan/ atau fasilitas pelayanan publik yang mendukung
terciptanya iklim pelayanan yang memadai
e. Memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan
pelayanan publik
f. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan Berpartisipasi aktif dan
mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan publik
g. Memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan
h. Membantu masyarakat dalam memaharni hak dan anggung jawabnya
i. Bertanggung jawab dalarn pengelolaan organisasi penyelenggara pelayanan publik
j. Memberikan pertanggungjawaban sesuai denganhukum yang berlaku apabila
mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau jabatan
k. Memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir atau melaksanakan perintah
suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari lembaga negara atau
instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai