57-Guinea Bissau (Republic of Guinea-Bissau)
57-Guinea Bissau (Republic of Guinea-Bissau)
PRODUK PERORANGAN
BIDANG STUDI :
SUB BIDANG STUDI :
NAMA :
PANGKAT/KORPS :
NRP :
NOSIS :
KELOMPOK :
LEMBAR KEHORMATAN
NAMA :
PANGKAT/KORP :
NRP :
NOSIS :
Nama
Pangkat Nosis
TERBATAS
TERBATAS
PENDAHULUAN
Afrika adalah benua terbesar kedua setelah Asia. Benua tersebut merupakan
benua pertama yang dihidupi manusia sebelum akhirnya menyebar. Setelah
mengalami penjajahan, perang saudara dan perpecahan yang masih menyisakan
banyak permasalahan, saat ini benua Afrika terdiri dari beberapa Negara, salah
satunya adalah Negara Guinea-Bissau.Guinea-Bissau merupakan Negara yang
menggunakan sistem pemerintahan Republik. Seperti beberapa Negara di benua
Afrika lainnya. Negara yang memiliki populasi 1,6 juta jiwa tersebut sejak
kemerdekaannya pada tahun 1974 terus-menerus mengalami pergolakan politis.
Kondisi politik yang tidak seimbang dan masih dalam masa pemulihan setelah
terjadi banyak konflik internal serta perang saudara mempengaruhi hampir setiap
aspek kehidupan di Guinea Bissau—dari segi politik, ekonomi dan keamanan lah
yang paling dipengaruhi oleh keadaan.Negara yang terletak di sebelah barat benua
eropa ini memang tidak dikenal banyak orang. Pertama, mungkin faktor wilayah.
Wilayah Negara Guinea Bissau dapat dikatakan sangat kecil, keberadaannya di
ujung pulau pun semakin tidak terlihat karena dihimpit oleh Negara-negara yang
lebih besar di sekitarnya, seperti Senagal dan Guinea. Untungnya, Guinea-
Bissau memiliki akses ke Samudra Atlantik di sebelah barat wilayahnya yang
merupakan anugrah yang belum tentu didapatkan sebagian Negara di benua Afrika
lainnya.Kedua, Guinea-Bissau bisa digolongkan sebagai negara baru, ia baru
merdeka dari jajahan Portugal pada tanggal 24 September 1973. Namun Portugal
baru mengakui kemerdekaan Guinea-Bissau pada tanggal 10 September 1974,
yang membuat dunia baru mengetahuinya saat itu juga. Seperti kebanyakan
negara Afrika lainnya, Guinea-Bissau termasuk dalam jajaran negara paling
memprihatinkan di dunia, dengan situasi politik yang tidak stabil membuat
kehidupan masyarakat Guinea-Bissau terperosok dalam kesulitan untuk
berkembang mensejahterahkan diri. Setelah kemerdekaan, dideklarasikan pada
TERBATAS
2
1973 dan diakui pada 1974, nama ibu kotanya, Bissau, ditambahkan ke dalam nama
negara untuk menghindari kekeliruan dengan negara Guinea. Guinea-Bissau
memiliki sejarah ketidakstabilan politik sejak meraih kemerdekaannya dan tidak ada
presiden terpilih yang berhasil menyelesaikan jabatannya selama lima tahun penuh.
Dari uraian di atas, terdapat beberapa pokok-pokok persoalan yang harus
dijawab oleh penulis sebagai berikut : Pertama. Bagaimana latar belakang
terjadinya masalah dinegara tersebut ? Kedua. Bagaimana langkah-langkah
strategis yang digunakan dalam diplomasi dan negosiasi Negara tersebut ? Ketiga.
Bagaimana Lesson learned (proses pembelajaran) yang didapat ditinjau dari
perspektif strategi dan perspektif komunikasi?. Dengan demikian maka didapatkan
rumusan masalah sebagai berikut :” UPAYA PENGELOLAAN POTENSI
DISINTEGRASI BANGSA PADA KONFLIK SPARATIS BERSENJATA DI
NEGARA GUINEA-BISSAU?”.
Dari penjelasan di atas, maka pentingnya penulisan esai ini adalah agar
dapat diperoleh suatu analisa yang mendalam terhadap bagaimana upaya
pengelolaan konflik bahasa di Negara Guinea-Bissau. Sebagai acuan penulis dalam
penulisan ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan mempelajari berbagai
literatur dan kepustakaan yang diperoleh dari berbagai sumber.
Adapun nilai guna yang dapat diambil adalah nilai guna pribadi bagi Penulis,
yaitu pengalaman untuk menganalisa terjadinya konflik di suatu Negara yang
disebabkan oleh kelompok sparatis bersenjata. Adapun maksud dari penulisan ini
adalah untuk memberikan gambaran tentang bagaimana kondisi Negara Guinea-
Bissau. Sedangkan tujuan penulisan ini adalah memberikan gambaran kepada
pembaca tentang konflik yang terjadi di Negara Guinea-Bissau. Adapun ruang
lingkup dalam penulisan esai ini meliputi : Pendahuluan, Pembahasan dan
Penutup.
PEMBAHASAN
Guinea-Bissau merupakan Negara yang menggunakan
sistem pemerintahan Republik. Seperti beberapa Negara di
benua Afrika lainnya. Negara yang memiliki populasi 1,6 juta
jiwa tersebut sejak kemerdekaannya pada tahun 1974 terus-
TERBATAS
TERBATAS
3
TERBATAS
TERBATAS
4
TERBATAS
TERBATAS
5
TERBATAS
TERBATAS
6
TERBATAS
TERBATAS
7
Cipriano Cassamá. Majelis Nasional juga telah mengaktifkan kembali proses dialog
dan perdamaian nasional, dengan harapan mengadakan konferensi nasional
tentang perdamaian pada tahun 2015. Pada 13 November 2014, menteri pertahanan
membentuk sebuah komite untuk meninjau daftar personil militer bahwa Sekretariat
Permanen untuk Komite Pengarah Reformasi Sektor Keamanan dipresentasikan
pada tanggal 15 September. Secara total, daftar mengidentifikasi banyaknya 2.282
personil yang akan pensiun selama periode lima tahun, termasuk 753 orang pada
tahun pertama. Daftar nama disertakan sebagai bagian dari usulan paket pensiun
bagi militer dan polisi. Pada 2 Desember 2014, perbatasan Guinea-Bissau dengan
Guinea dibuka kembali. Dulu ditutupnya perbatasan yang telah berjalan sejak 14
Agustus itu karena untuk mencegah penyebaran Ebola.
TERBATAS
TERBATAS
8
Negara tersebut termasuk dalam jajaran Negara paling miskin di dunia sebenarnya
masih perlu dibimbing karena masih merangkak berusaha pulih sebelum akhirnya
berkembang menyusul Negara-negara berkembang lainnya. Beberapa bantuan dari
organisasi internasional sempat diturunkan untuk Negara tersebut, namun Guinea-
Bissau memang masih tidak muncul solidaritas dari pihak internal sehingga
beberapa bantuan dari organisasi internasional sempat dicabut karena tidak nampak
berguna.
Negosiasi perlu menggunakan strategi dan taktik agar tujuan yang diinginkan
dapat terpenuhi dan tercapai. Kedua komponen ini berbeda namun keduanya saling
melengkapi dalam melakukan negosiasi. Taktik dan strategi memiliki berbagai
macam bentuk, dimana semua bentu-bentuk tersebut akan menunjang dari
keberhasilan dari adanya negosiasi untuk mencapai tujuan dan kepentingan yang
ada. Selain taktik dan strategi adapula faktor lain penentu keberhasilan negosiasi,
seperti eksistensi masing-masing pihak, posisi negosiator, frekuensi kekuasaan,
frekuensi negosiasi, kelompok yang terlibat serta eksistensi tenggat waktu
perundingan dan eksistensi perjanjian. Selanjutnya, terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dari proses negosiasi itu sendiri. Persiapan negosiator,
tanpa adanya persiapan yang baik, hasil yang diperoleh dalam negosiasi tidak akan
memuaskan bahkan mengalami kegagalan yang pada akhirnya menimbulkan
kekecewaan bagi semua pihak yang terlibat. Cara negosiator memulai negosiasi
juga menentukan sukses tidaknya suatu negosiasi, yakni pemilihan waktu, tempat,
pengaturan tempat duduk, menciptakan suasana yang positif, hingga merumuskan
tawaran pembuka perlu diperhatikan negosiator untuk memulai negosiasi yang baik.
Negosiasi yang sukses tidak hanya hasil dari perencanaan atau persiapan yang
baik, tetapi juga implementasi yang baik dari sebuah negosiasi. Selain itu, kompromi
juga merupakan upaya menuju pencapaian kedua belah pihak dalam bernegosiasi.
Berikutnya, menghindari kesalahan teknis, yakni mengajukan permintaan yang tidak
logis, membuat konsesi bebas, takut, diam, dan marah adalah contoh kesalahan
teknis yang harus dihindari saat bernegosiasi. apabila negosiator melakukan
kesalahan teknis, kepercayaan dari pihak lawan akan hilang dan pada akhirnya
kesepakatan pun gagal tercapai (Hartman dalam Purwanto, 2006).
TERBATAS
TERBATAS
9
PENUTUP
Sebagai akhir dari pembahasan essay ini, yang dapat disimpulkan bahwa
krisis negara Guinea-Bissau muncul dari kontradiksi antara pemerintah dengan
pihak oposisi, selain itu pemerintah Negara yang kurang perhatian dari segi
keamanan, sehingga Negara Guinea-Bissau dijadikan sebagai tempat paling
aman jaringan kartel internasional yang hendak menyelundupkan narkoba ke
Eropa. Berkaitan dalam penjelasan diatas, situasi yang terjadi di Guinea-Bissau
selama proses negosiasi dilakukan sesuai dengan keputusan presiden yaitu
negosiasi diambil alih oleh pemerintah dengan sudut pandang ‘winning not-
winner party’ , sehingga dalam hal ini Pemerintah Guinea-Bissau memilih untuk
memposisikan pihaknya pada situasi ‘win-win situation’ dimana pemerintah
bersedia untuk memberikan keuntungan kepada pihak oposisi dengan syarat-
syarat serta ketentuan yang berlaku dan tentunya telah disepakati oleh kedua
belah pihak
Adapun sebagai saran diakhir tulisan ini adalah jika
pemerintah Guinea-Bissau ingin memiliki posisi tawar di mata
internasional, maka pemerintah harus tegas terhadap
jaringan kartel narkoba internasional yang hendak
menyelundupkan narkoba ke Eropa.
Demikianlah tulisan essay tentang “UPAYA PENGELOLAAN POTENSI
DISINTEGRASI BANGSA PADA KONFLIK SPARATIS BERSENJATA DI
NEGARA GUINEA-BISSAU” yang penulis buat sebagai bahan masukan bagi
pembaca. Adapun pembahasan ini tentunya terdapat keterbatasan disana sini, untuk
itu perlu masukan dan saran untuk melengkapi apa yang sudah disampaikan.
TERBATAS
TERBATAS
10
Nama
Pangkat Nosis
TERBATAS
TERBATAS
101
ALUR PIKIR.
UPAYA PENGELOLAAN POTENSI DISINTEGRASI BANGSA
PADA KONFLIK SPARATIS BERSENJATA DI NEGARA GUINEA-BISSAU
LANDASAN PEMIKIRAN
IDEOLOGI NEGARA NEGARA
BERKEMBANG
JARINGAN
KARTEL
NARKOBA KONDISI IDEAL: KERJASAMA
KONDISI FAKTUAL:
1.KEAMANAN EKONOMI &
1. KRIMINALITAS
PROSES PEMECAHAN NEGARA TERJAMIN
2. KETIDAK
STABILAN
2.PEMERINTAHAN POLITIK ANTAR
PEMERINTAHAN
MASALAH YG STABIL
NEGARA UNI
SPARATIS 3. PERDAGANAGN
AFRIKA
NARKOBA
BERSENJATA L
PENGARUH :
KONDISI POLITIK
TERBATAS
TERBATAS
1
11
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.re-tawon.com/2019/05/sejarah-perang-sipil-guinea-bissau.html
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Guinea-Bissau
3. https://ejournal.uksw.edu/refleksihukum/article/download/1597/849/
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_bahasa_di_Belgia
TERBATAS