Artikel MTK
Artikel MTK
Disusun untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan
Matematika SD
Disusun oleh:
19108244093
PGSD 5E
2021
MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIS (PMR) DALAM
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI BANGUN
RUANG KELAS 5 SEKOLAH DASAR
PENDAHULUAN
Hingga saat ini, dalam pengimplementasikan proses pembelajaran seperti yang tertuang
dalam Permendikbas No. 41 tahun 2007 tidaklah mudah, terutama pada muatan pembelajaran
Matematika SD. Menurut survey Trend In International Mathematics And Science Study
(TIMSS) tiap empat tahun sekali tahun 2007, 2011, dan 2015, rata-rata skor prestasi
Matematika siswa Indonesia pada tiga periode tersebut masih rendah capaian ini menunjukkan
bahwa secara rata-rata siswa Indonesia hanya mampu mengenali sejumlah fakta dasar tetapi
belum mampu mengkomunikasikan, mengaitkan berbagai topik, apalagi menerapkan konsep-
konsep yang kompleks dan abstrak dalam matematika. Sehingga termasuk kategori Low
International Benchmark. Tak hanya itu, banyak peserta didik menganggap bahwa Matematika
merupakan mata pelajaran yang sulit, terlebih dimasa pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Banyak
siswa sulit dalam memahami materi-materi pelajaran Matematika. Rendahnya prestasi belajar
dan statement negative siswa terhadap Matematika salah satunya dipengaruhi oleh metode
yang guru gunakan dalam pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran, guru masih dominasi
menggunakan metode ceramah atau dengan pemberian materi ajar dan penugasan jika sedang
pembelajaran jarak jauh. Matematika lebih banyak diajarkan dengan pemberian rumus dan
siswa menghaflkan rumus matematika tersebut sehingga menyebabkan siswa sulit memahami
konsep matematika mengingat materi pelajaran matematika dalam jangka panjang. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas sistem pembelajaran matematika di SD cukup rendah.
Upaya yang dapat guru lakukan untuk meningkatkan kualitas system pembelajaran
matematika adalah dengan memperbaiki metode pembelajaran yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran matematika di SD. Untuk memperbaiki metode pembelajaran agar siswa
aktif, kreatif, dan mandiri, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang kontekstual
sehingga peserta didik memiliki pengalaman langsung dalam mempelajari materi ajar
Matematika. Model pembelajaran yang kontekstial namun dikemas dalam konsep matematika
yang dapat diterapkan guru salah satunya model Realistis Mathematic Education (RME) atau
Pembelajarn Matematika Realistik (PMR). Model pembelajaran matematika realistik atau
Realistic Mathematic Education(RME) adalah pendekatan pengajaran yang bertitik tolak pada
hal- hal yang real bagi siswa (Zulkardi). Teori ini menekankan ketrampilan proses, berdiskusi
dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan
sendiri(Student Invonting), sebagai kebalikan dari guru memberi (Teaching Telling) dan pada
akhirnya murid menggunakan matematika itu untuk menyeleseikan masalah baik secara
individual ataupun kelompok.
PEMBAHASAN
Matematika adalah salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah. Matematika merupakan
mata pelajaran yang penting baik untuk bidang lain maupun matematika itu sendiri. Menurut
Chambers (2008: 7-9) matematika adalah fakta-fakta objektif, sebuah studi tentang alasan dan
logika, sebuah sistem di sekitar kita yang murni dan cantik, bebas dari pengaruh sosial, berdiri
sendiri, dan mempunyai struktur yang saling berhubungan. Selain itu, matematika adalah studi
tentang pola-pola abstrak di sekitar kita, sehingga apapun yang kita pelajari di dalam
matematika dapat diaplikasikan secara luas. Matematika dikarakteristikkan sebagai sebuah alat
untuk menyelesaikan masalah, tiang penyokong ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
menyediakan jalan untuk memodelkan situasi yang nyata.
Selama ini, matematika banyak menjadi momok bagi setiap orang tak terkecuali sisw SD.
Mate matika menjadi mata pelajaran yang dianggap sangat sulit untuk dipahami karena
matematika identic dengan banyaknya rumus yang harus dihafalkan oleh peserta didik. Padahal
faktanya, rumus matematika tidak harus dipelajari dengan cara dihafalkan saja, justru dengan
dihafalkan, peserta dominan mengingat rumus tersebut dalam jangka pendek. Akan tetapi,
apabila peserta didik mampu mempelajari materi dan rumus matematika secara bertahap
melalui proses menemukan konsep rumus tersebut dan menggunakan pengalamannya dari
lingkungan sekitarnya, ia akan memahami dan menginga materi dan rumus pelajaran dengan
baik dan mengingatnya dalam jangka panjang. Untuk menerapkan proses pembelajaran
tersebut, guru dapat menggunakan model pembelajaran Realistis Mathematic Education
(RME) atau Pembelajarn Matematika Realistik (PMR).
Realistis Mathematic Education (RME) atau yang biasa disebut dengan Pembelajarn
Matematika Realistik (PMR) adalah suatu pendekatan belajar matemtika yang dikembangkan
sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli matematika dari Freudenthal Institute, Utrecht
University di Belanda. Pendekatan ini didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal (dalam
Kriswandani, 2008) bahwa matematika adalah kegiatan manusia. Menurut pendekatan ini,
kelas matematika bukan tempat memindahkan ilmu matematika dari guru kepada peserta didik,
melainkan peserta didik menemukan sendiri ide dan konsep matematika melalui ekspolrasi
masalah-masalah nyata di kehidupannya. Menutrut teori RME yang dikembangkan Belanda,
pendidikan matematika harus diarahkan pada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan
yang memungkinkan siswa menemukan kembali (reinvention) matematika berdasarkan usaha
mereka sendiri (Suyanto, 2010).
Model Pembelajaran Matematika Realistik dalam hal ini dapat diterapkan salah satunya
pada topic materi geometri bagian pelajaran Bangun Ruang Kubus dan Balok kelas 5 SD. Sri
Subariah (2006:136) menyatakan bangun ruang merupakan bangun geometri tiga dimensi
dengan batas-batas berbentuk bidang datar atau bidang lengkung. Pokok bahasan bangun ruang
yang diajarkan di kelas V SD adalah bangun ruang Kubus dan Balok. Dalam hal ini, bangun
ruang kubus dan balok merupakan bangun ruang yang menjadi materi dasar sebelum
mempelajari bangun ruang-bangun ruang lainnya. Sehingga eksistensi mempelajari bangun
ruang kubus dan balok sangatlah penting. Pada materi bangun ruang kubus dan balok, terdapat
beberpa konsep yang menjadi momok peserta didik karena dianggap cukup rumit seperti
konsep sifat-sifat, jaring-jaring, volume, dan luas permukaan bangun ruang kubus dan balok.
Terutama pada bagian volume dan luas permukaan kubus dan balok terdapat rumus dan perlu
dipelajari bahkan dihafalkan oleh siswa.
KESIMPULAN
Dewi Herawaty. 2018. Model pembelajaran matematika realistik yang efektif untuk
meningkatkan kemampuan matematika siswa SMP. 3(2). Hal 107-125.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr