Latar Belakang
ton. Pada data ini terlihat jelas bahwa pulau Sulawesi sebagai penghasil tertinggi
rumput laut sangat penting untuk dikembangkan.
Pada Tabel 1 terlihat bahwa jumlah produksi rumput laut di Sulawesi yang
tertinggi berada di Sulawesi Selatan. Meskipun demikian, Provinsi Sulawesi
Tenggara merupakan salah satu provinsi penghasil rumput laut di Kepulauan
Sulawesi yang potensial. Provinsi ini memiliki luas lahan yang paling luas
diantara provinsi yang lainnya yaitu sebesar 54 770 hektar (KKP 2016). Hasil
rumput laut yang dihasilkan didominasi oleh jenis Eucheuma cottonii. Rumput
laut ini biasa tumbuh baik di musim kemarau, sebaliknya tumbuh lambat di
musim hujan Arisandi et al. (2013). Menurut hasil wawancara dengan para petani
di Kabupaten Buton, bahwa jenis rumput laut cottoni ini yang paling mudah
dibudidayakan dan memiliki harga yang tinggi. Salah satu kabupaten yang paling
potensial untuk dikembangkan budidaya rumput laut adalah di Kabupaten Buton,
hal ini seperti terlihat pada Gambar 1.
Sumber: Dinas perikanan dan Kelautan Kabupaten Buton (Data diolah), 2016
Gambar 2 Produksi perikanan budidaya per jenis komoditi di Kabupaten Buton
Pada Gambar 2 dilihat grafik produksi budidaya per jenis komoditi, rumput
laut merupakan komiditi dengan hasil produksi yang tertinggi dari komoditi-
komoditi lainnya seperti kerang mabe, kerapu dan lain-lain. Pada tahun 2014
produksi rumput laut mengalami penurunan yaitu sebesar 410 07 per ton dan
pada tahun 2015 terdapat kenaikan signifikan yaitu memproduksi sebesar 4 020
78 per ton dan tahun 2016 produksi sebesar 4 291 79 per ton. Dari data tersebut
disimpulkan bahwa terjadi kenaikan produksi budidaya rumput laut di Kabupaten
Buton.
Dilihat bahwa Produksi rumput laut dalam kurun waktu tiga tahun terjadi
peningkatan sebesar 96 63% dari komoditi laut lainnya, utamanya pada tahun
2014 sampai 2015. Peningkatan produksi ini merupakan suatu prestasi tersendiri
bagi Pemerintah Kabupaten Buton dalam mengelola sumberdaya lautnya yang
lebih dari 80% atau 21 054 km2 adalah wilayah kepulautan. Melihat produksi
rumput laut Kabupaten Buton yang setiap tahunnya meningkat, pencapaian ini
dilakukan untuk memenuhi target produksi yang ditetapkan Pemerintah
Kabupaten Buton.
Apabila melihat target produksi rumput laut yang ditargetkan pemerintah
Kabupaten Buton pada tahun 2017 sebesar 189 ribu ton (BPS Buton 2017), maka
pemerintah Kabupaten Buton sangat perlu untuk melakukan strategi
pengembangan yang tepat. Salah satu strateginya adalah mengembangkan
sumberdaya alam yang lebih dari 80% berupa laut, yang mana areal budidaya
perairan sebagian besar di Kabupaten Buton. Melihat potensi yang produksi
rumput laut dan target produksi yang telah ditetapkan Pemerintah, maka sangat
memungkinan Pemerintah Kabupaten Buton memenuhi target tersebut. Melihat
peran Kabupaten Buton dalam kontribusi rumput laut nasional, sangat perlu
peningkatan industri pengolahan rumput laut.
Hal ini tentu perlu perhatian khusus serta diperlukan strategi pengembangan
usaha rumput laut yang terencana dengan baik. Pada tingkat harga, menurut
Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan (2015) menyatakan
bahwa harga yang dibeli oleh pengepul dari petani masih sangat rendah yang
4
mengakibatkan petani merasa dirugikan, hal ini juga terjadi di Kabupaten Buton.
Selain itu, harga beli beberapa jenis rumput laut, dihargai dengan harga yang sama
rata tanpa melihat kualitas dan jenis rumput laut tersebut oleh pengepul.
Akibatnya terjadi perbedaan harga ditingkat petani dan pengepul. Hal tersebut
terjadi karena para petani yang tidak mengetahui perbedaan harga yang up to date
di pasar. Dengan demikian harga rumput masih ditentukan oleh musim dan daerah
masing-masing (Hikmayani et al. 2007). Hal ini secara tidak langsung
memberikan keuntungan yang lebih besar untuk pengepul, namun merugikan para
petani, dikarenakan seharusnya petani menerima bisa lebih besar harga dari
pengepul karena kualitas rumput laut yang dihasilkan petani tergolong rumput laut
yang berkualitas dan harga hasil olahan rumput laut yang relatif tinggi dan
dikarenakan petani sudah terikat dengan pengepul atau memiliki utang dengan
pengepul, sehingga posisi tawar menawar petani begitu rendah ke pengepul.
Selain permasalahan harga yang telah dipaparkan, sistem pengelolahan
rumput laut yang tradisional dan kualitas sumberdaya manusia dalam hal
keterampilan pengolahan rumput laut yang dinilai belum memadai, menjadi
permasalahan tersendiri bagi pengembangan budidaya rumput laut di di
Kabupaten Buton. Dalam hal pengolahan sistem rumput laut di Kabupaten Buton
masih mengandalkan musim dengan sistem budidaya long line (BPS Buton 2017).
Dengan sistem ini, para petani mengandalkan musim untuk menamam dan
memanen rumput laut. Faktor alam turut mempengaruhi produktivitas rumput
laut, seperti kualitas air laut, kandungan garam, besarnya arus dan gelombang di
laut. Masalah sumberdaya manusia dalam hal pengetahuan dan keterampilan
petani dan pengelolaan rumput laut menjadi faktor penentu yang harus
diperhatikan dan menjadi prioritas utama.
Lebih lanjut, dari sisi ketersediaan infrastruktur yang belum memadai dan
kebijakan pemerintah yang belum memihak penuh pada pengembangan usaha
rumput laut, utamanya kesejahteraan petani rumput laut di Kabupaten Buton. Di
Kabupaten Buton, kurang tersedianya infrastruktur pendukung seperti jalan,
pelabuhan, dan kantor administrasi rumput laut. Hal ini penting karena dapat
mengurangi tingginya biaya logistik.
Dengan demikian, penurunan produktivitas, pola budidaya serta penurunan
petani rumput laut masih menjadi permasalahan yang telah berlangsung selama
bertahun-tahun dan menjadi isu-isu yang harus diselesaikan dengan tepat.
Terjadinya permasalahan tersebut membuat arah strategi pengembangan yang
tepat sangat diperlukan saat ini mengingat daerah ini merupakan sentra
pengembangan rumput laut nasional. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
membuat arah kebijakan melalui strategi pengembangan yang tepat, sehingga
Kabupaten Buton dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Untuk mengatasi berbagai permasalahan diatas terkait
rumput laut di Kabupaten Buton, penelitian ini akan membahas tentang strategi
pengembangan usaha rumput laut di Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
2 TINJAUAN PUSTAKA
Rumput Laut