Anda di halaman 1dari 12

TEORI KEPUTUSAN

“Resiko Sistematik, Resiko Tidak Sistematik & Resiko Total”

OLEH :

KELOMPOK : III (TIGA)


TONY HERBIANSYAH (F1F117043)
FEBY FATIMA ALIEF (F1F117050)
SUCI RAHMADANI (F1F117041)
MUH. IKRAM ADI SURYA (F1F117023)
ERNAWATI (F1A215053)
SRI NILA SARI (F1A216051)

PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini
dalam keadaan sehat-sehat wal’afiat. Semoga limpahan rahmat dan karunia-Nya
selalu dilimpahkan kepada kita semua, Aamiin.

Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas kelompok mata kuliah
Pengantar teori keputusan dengan judul yaitu “Resiko Sistematik, Resiko Tidak
Sistematik & Resiko Total”. Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi siapa saja yang membacanya.

Demikian makalah ini kami buat, kami sadar bahwa makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan. Atas perhatian Dosen Pengantar Teori
Keputusan dan teman-teman, kami ucapkan terima kasih.

Kendari, November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……...………………………………………...…….….... i
KATA PENGANTAR………………………………………………...………. ii
DAFTAR ISI…………………….…………………………………….....…… iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………....….... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………...……... 2
1.3 Tujuan penulisan …………………………………….……………… 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Resiko …....…………………………….....................… 3
2.2 Pengertian Resiko Sistematik …….............................................… 3
2.3. Pengertian Resiko Tidak Sistematik ……………………................. 4
2.4. Pengertian Resiko Total …....……..……....……….....................… 5
2.5. Mengelola Resiko …...………….....……………….....................… 5
2.6. Contoh Kasus …....……......……………………….....................… 6

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan……………………………………………………...…
3.2 Saran………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan
tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang apa
yang harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga
dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran
yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Secara umum, resiko adalah tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu
atau tidak terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau periode waktu
tertentu (time period). Atau resiko bisa dikatakan sebagai penyimpanan arus kas
yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang semakin besar rentang
penyimpanan yang mungkin terjadi, maka akan semakin besar resikonya. Jika
dipikirkan hal ini merupakan sebuah konsep yang cenderung bersifat intuitif.
Resiko bisa juga diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda
dengan return yang diharapkan. Investor yang mempunyai sikap enggan terhadap
resiko disebut dengan risk averse investor. Investor ini tidak mau mengambil
resiko suatu investasi jika investasi tersebut tidak memberikan harapan return
yang layak sebagai kompensasi terhadap resiko yang ditanggung investor tersebut.
Sikap investor terhadap resiko akan tergantung pada preferensi investor terhadap
resiko. Investor yang lebih berani akan memilih resiko investasi yang lebih tinggi,
yang diikuti dengan harapan tingkat return yang tinggi pula. Demikian pula
sebaliknya, investor yang tidak mau menanggung resiko yang tinggi tentunya
tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang tinggi pula.
Dalam bidang finansial, resiko sering dihubungkan dengan volatilitas atau
penyimpangan /deviasi dari hasil investasi yang akan diterima dengan keuntungan
yang diharapkan. Volatilitas merupakan besarnya harga fluktuasi dari sebuah aset.
Semakin besar volatilitas aset, maka semakin besar kemungkinan mengalami
keuntungan atau kerugian. Van Horne dan Wachowics, Jr (1992) mendefinisikan
resiko sebagai variabilitas (keragaman) return terhadap return yang diharapkan.

1
Dalam manajemen investasi, tingkat keuntungan disebut dengan return.
Return dari suatu aset adalah tingkat pengembalian atau hasil yang diperoleh
akibat melakukan investasi. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi
investor untuk berinvestasi karena dapat menggambarkan secara nyata perubahan
harga. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya
merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dengan resiko
penurunan daya beli akibat adanya inflasi.

1.2    Rumusan Masalah


Di dalam makalah ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Resiko Sistematis, Resiko Tidak Sistematis
dan Resiko Total ?
2. Bagaimana cara mengelola Resiko?
3. Contoh kasus?

1.3  Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengethui apa yang dimaksud dengan Resiko Sistematis, Resiko Tidak
Sistematis dan Resiko Total
2. Mengetahui bagaimana cara mengelola Resiko
3. Mengetahui bagaimana menyelesaikan contoh kasus

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Resiko (Risk)


Secara umum, resiko adalah tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu
atau tidak terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau periode waktu
tertentu (time period). Atau resiko bisa dikatakan sebagai penyimpanan arus kas
yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang semakin besar rentang
penyimpanan yang mungkin terjadi, maka akan semakin besar resikonya.
Suad Husnan (2005:161) menyebutkan bahwa resiko dibagi menjadi tiga,
yaitu:
1) Resiko Sistematis (Systematic Risk).
Resiko sistematis merupakan resiko yang mempengaruhi semua
perusahaan. Resiko ini terjadi karena kejadian-kejadian diluar kegiatan
perusahaan seperti inflasi, resesi, suku bunga, kurs dan sebagainya,
sehingga resiko ini merupakan resiko yang tidak dapat didiversifikasi.
Resiko Sistematis memang tidak dapat dihilangkan meskipun telah
dibentuk suatu portofolio. Namun, resiko ini tetap dapat diukur untuk
menjadi pertimbangan investor dalam memilih investasinya. Beta
merupakan suatu tolok ukur atau ukuran untuk menghitung Resiko
Sistematis. Karena Beta menunjukkan adanya hubungan antara return
saham dengan return pasar. Beta dilambangkan oleh β. Pengukuran
Resiko Sistematis portofolio adalah sebagai berikut (Jogiyanto Hartono,
2014: 247):
Resiko Sistematis = βp2 × σm2
Keterangan :
βp = beta portofolio
σm = varian return pasar

Menurut Husnan (2001) penilaian terhadap Beta (β) sendiri dapat


dikategorikan ke dalam tiga kondisi yaitu:

3
1. Apabila β = 1, berarti tingkat keuntungan saham i berubah secara
proporsional dengan tingkat keuntungan pasar. Ini menandakan bahwa
risiko sistematis saham i sama dengan risiko sistematis pasar.
2. Apabila β > 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih
besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di
pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih besar
dibandingkan dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering
juga disebut sebagai saham agresif.
3. Apabila β < 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih
kecil dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di
pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih kecil
dibandingkan dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering
juga disebut sebagai saham defensif.
Mengetahui beta suatu sekuritas merupakan hal penting untuk
menganalisa sekuritas tersebut. Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko
sistematisnya yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi.
Mengetahui beta masing-masing sekuritas juga berguna untuk
pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut ke dalam portofolio yang
akan dibentuk.

2) Resiko Tidak Sistematis (Unystematic Risk).


Resiko tidak sistematis atau resiko khusus merupakan resiko yang
mempengaruhi satu (kelompok kecil) perusahaan, karena resiko ini
merupakan resiko yang penyebabnya ada di dalam perusahaan itu sendiri
atau di dalam suatu kelompok industri tertentu. Resiko ini disebut juga
sebagai resiko unit atau resiko residual atau resiko khusus perusahaan.
Yang termasuk dalam resiko ini misalnya adanya kerusakan peralatan,
pemogokan kerja, tuntutan hokum, penelitian yang gagal maupun bencana
alam.
Varians dapat menunjukkan bobot dari penyimpangan dengan tingkat
probabilitas berbeda yang kemudian dijumlahkan karena pembentukan

4
dari portofolio saham. Oleh karena itu, ukuran dari Resiko Tidak
Sistematis adalah varians. Varians dilambangkan oleh σei2. Resiko
Tidak Sistematis portofolio adalah sebagai berikut (Jogiyanto Hartono,
2014: 247):
Resiko Tidak Sistematis = (∑ W i × σei)2
Keterangan :
∑W i = presentase alokasi dana untuk setiap saham
σei2 = varian saham

3) Resiko Total (Total Risk).


Resiko Total merupakan penjumlahan dari diversifiable dan
nondiversifiable risks sebagai berikut :

Resiko Total = Resiko dapat didiversifikasi + Risisko Tidak dapat


didiverifikasi
= Resiko perusahaan + Resiko pasar
= Resiko Tidak Sistematik + Resiko Sistematiks

2.2 Mengelola Resiko s


Dalam aktivitas yang namanya resiko adalah pasti terjadi dan sulit untuk
dihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan sangat penting
untuk memikirkan bagaimana mengelola resiko tersebut.
Dalam mengelola resiko pada dasarnya ada 4 cara yaitu :
a. Memperkecil resiko, dengan cara tidak memperbesar setiap keputusan
yang mengandung resiko tinggi tapi membatasinya bahkan meminimalisirnya
agar resiko tersebut tidak menambah menjadi besar dan diluar kontrol
manajemen perusahaan.

5
b. Mengalihkan resiko, dengan cara mengalihkan resiko yang kita terima
tersebut ketempat lain seperti mengasurasikan bisnis guna menghindari
terjadinya resiko yang sifatnya tidak tentu waktunya.
c. Mengontrol resiko, dengan cara melakukan kebijakan mengantisipasi
terhadap timbulnya resiko sebelum terjadi, seperti memasang alarm
terhadap mobil, menempatkan satpam pada siang atau malam hari.
d. Pendanaan resiko, dengan cara menyediakan dana cadangan (reserve)
guna mengantispasi timbulnya resiko dikemudian hari, seperti perubahan
terhadap nilai tukar dolar dipasaran maka kebijakan sebuah bank adalah
harus memiliki dana cadangan dalam bentuk dolar.

2.3 Contoh Kasus


1. Contoh kasus resiko sistematik
Sebuah perusahaan memiliki beta saham sebesar 0.5 dan tingkat
varian return pasar yang diharapkan diasumsikan sebesar 5%. Maka nilai
resiko sistematis adalah:
Penyelesaian :
Resiko Sistematis = βp2 × σm2
RS = 0.52 ×0.052
= 0.25 × 0.0025
=0.2525
Jadi nilai resiko sistematik diatas adalah 0.2525

2. Contoh kasus resiko tidak sistematik


Seorang investor menginvestasikan modalnya pada perusahaan
ABCD . perusahaan ABCD ternyata adalah perusahaan yang direksinya
sarat masalah. Banyak kasus korupsi, penggelapan uang dan sebagainya.
Hal ini menyebabkan harga saham perusahaan ABCD turusn secara
berangsur.

6
Nah, resiko ini adalah resiko yang dapat diminimalisir atau dihindari
apabila seorang investor mengetahui terlebih dahulu profil perusahaan
tersebut, track record dewan direksi dan sebagainya. Dengan demikian
seorang investor bias menghindari membelisaham ABCD dan
memindahkan modalnya ke saham lain lebih pros

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Resiko bisa dikatakan sebagai penyimpanan arus kas yang mungkin terjadi
dimasa yang akan datang semakin besar rentang penyimpanan yang mungkin
terjadi, maka akan semakin besar resikonya. Jika dipikirkan hal ini
merupakan sebuah konsep yang cenderung bersifat intuitif.

3.2 Saran
Demikianlah yang bisa kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan dan rujukan atau refrensi yang kami peroleh.
Sehubungan dengan makalah ini penulis banyak berharap kepada pembaca
yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
para pembaca. Aamiin

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

Annisa Aryani, Dikdik Tandika, Azib. (2015). Pengaruh Risiko Sistematis


Terhadap Return Saham. Prosiding Manajemen. Bandung: Universitas
Islam Bandung.

Arthur J. Keown, dkk. (2011). Manajemen Keuangan: Prinsip dan


Penerapan.
Jakarta: PT. Indeks.

Bodie, Kane, Marcus. (2014). Manajemen Portofolio dan Investasi. Jakarta:


Salemba Empat.

Brealey, Myers, Marcus. (2007). Dasar-dasar Manajemen


Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Charles Jones. (2010). Investments Principles and Concepts, Eleventh


Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai