OLEH
WA ODE FATMA WATI
F1A2 16 055
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini dalam keadaan sehat-sehat wal’afiat.
Semoga limpahan rahmat dan karunia-Nya selalu dilimpahkan kepada kita semua, Aamiin. Tak
lupa pula shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, Keluarga beserta para Sahabatnya yang dengan gigih untuk menyebarkan
agama Islam ke penjuru dunia.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas kelompok mata kuliah Teori
Keputusan. Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Demikian makalah ini kami buat, kami sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Atas perhatian Dosen eknik Demografi StatistiTerori Keputuasan dan teman-teman, kami
ucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
BAB II
KEPUTUSAN HEDGING
2.1 pengertian
Hedging atau lindung nilai adalah pembentukan struktur transaksi guna mengurangi
risiko yang terjadi secara alamiah sebagai bagian dari kebanyakan kegiatan usaha. Hedging
diperlukan dengan adanya alasan transaksi kontan mungkin akan memerlukan negosiasi dan
waktu, komponen biaya komiditi mungkin kurang menarik serta adanya perdagangan future akan
membuat transaksi jadi tersamar. Secara umum tujuan diadakannya hedging adalah untuk
meningkatkan profitabilitas dalam beberapa cara (Iban, 2005 : 92).
Hedging (Lindung Nilai) adalah mengambil suatu posisi, memperoleh suatu arus kas,
asset, atau kontrak (termasuk kontrak forward) yang akan naik (atau turun) nilainya dan
mengoffsetnya dengan suatu penurunan (atau kenaikan) nilai dari suatu posisi yang sudah ada.
Lindung Nilai (hedging) dapat disebut sebagai strategi untuk mengurangi resiko bisnis. Aktivitas
hedging adalah kontrak penjualan atau pembelian mata uang asing untuk mengurangi resiko
yang timbul karena menyimpan piutang atau hutang dalam mata uang asing.
2.2 Tujuan Keputusan Keputusan Hedging
Tujuan utama perusahaan melakukan hedging adalah untuk mengurangi atau melindungi
perusahaan dari risiko kerugian nilai tukar mata uang, akibat adanya fluktuasi kurs valas. Dengan
melakukan hedging perusahaan dapat menghitung secara pasti seberapa besar hutang perusahaan
yang harus dibayar dan berapa pendapatan yang akan diterima perusahaan di masa yang akan
datang.
2.3 Faktor-faktor yang medorong perusahaan melakukan hedging
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi atau mendorong perusahaan melakukan
aktivitas hedging. Faktor yang mendukung perusahaan melakukan aktivitas hedging
antara lain:
a) faktor financial distress
faktor financial distress yaitu kesulitan keuangan perusahaan untuk membayar hutang-
hutangnya.
b) faktor Underinvestment problem
Underinvestment problem merupakan faktor lain perusahaan melakukan hedging. Dengan
hedging perusahaan dapat mengurangi underinvestment problem yaitu menurunnya
kemampuan perusahaan dalam mendanai investasi karena faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi aliran arus kas internal perusahaan. Asset substitution problem adalah
salah satu faktor perusahaan melakukan hedging yang berkaitan dengan agency problem
yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan antara pihak agen dan prinsipal.
menyatakan bahwa untuk mengurangi konflik kepentingan ini salah satunya dengan
meningkatkan sumber pendanaan melalui hutang, namun pembiayaan dengan hutang
membuat pemegang saham cenderung memilih proyek yang lebih berisiko.
BAB III
RESIKO SISTEMATIK, RESIKO TIDAK SISTEMATIK DAN RESIKO TOTAL
2.1 Pengertian Resiko (Risk)
Secara umum, resiko adalah tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu atau tidak
terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau periode waktu tertentu (time period). Atau
resiko bisa dikatakan sebagai penyimpanan arus kas yang mungkin terjadi dimasa yang akan
datang semakin besar rentang penyimpanan yang mungkin terjadi, maka akan semakin besar
resikonya.
Suad Husnan (2005:161) menyebutkan bahwa resiko dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Resiko Sistematis (Systematic Risk).
Resiko sistematis merupakan resiko yang mempengaruhi semua perusahaan. Resiko
ini terjadi karena kejadian-kejadian diluar kegiatan perusahaan seperti inflasi, resesi,
suku bunga, kurs dan sebagainya, sehingga resiko ini merupakan resiko yang tidak
dapat didiversifikasi.
Resiko Sistematis memang tidak dapat dihilangkan meskipun telah dibentuk suatu
portofolio. Namun, resiko ini tetap dapat diukur untuk menjadi pertimbangan investor
dalam memilih investasinya. Beta merupakan suatu tolok ukur atau ukuran untuk
menghitung Resiko Sistematis. Karena Beta menunjukkan adanya hubungan antara
return saham dengan return pasar. Beta dilambangkan oleh β. Pengukuran Resiko
Sistematis portofolio adalah sebagai berikut (Jogiyanto Hartono, 2014: 247):
Resiko Sistematis = βp2 × σm2
Keterangan :
βp = beta portofolio
σm = varian return pasar
2) Resiko Tidak Sistematis (Unystematic Risk).
Resiko tidak sistematis atau resiko khusus merupakan resiko yang mempengaruhi satu
(kelompok kecil) perusahaan, karena resiko ini merupakan resiko yang penyebabnya ada
di dalam perusahaan itu sendiri atau di dalam suatu kelompok industri tertentu. Resiko ini
disebut juga sebagai resiko unit atau resiko residual atau resiko khusus perusahaan. Yang
termasuk dalam resiko ini misalnya adanya kerusakan peralatan, pemogokan kerja,
tuntutan hokum, penelitian yang gagal maupun bencana alam.
Varians dapat menunjukkan bobot dari penyimpangan dengan tingkat probabilitas
berbeda yang kemudian dijumlahkan karena pembentukan dari portofolio saham. Oleh
karena itu, ukuran dari Resiko Tidak Sistematis adalah varians. Varians
dilambangkan oleh σei2. Resiko Tidak Sistematis portofolio adalah sebagai berikut
(Jogiyanto Hartono, 2014: 247):
Resiko Tidak Sistematis = (∑ W i × σei)2
Keterangan :
∑W i = presentase alokasi dana untuk setiap saham
σei2 = varian saham
3) Resiko Total (Total Risk).
Resiko Total merupakan penjumlahan dari diversifiable dan nondiversifiable risks
sebagai berikut :
Koefisien Variasi (KV) adalah perbandingan antara simpangan baku dengan rata-rata
suatu data dan dinyatakan dalam (%). Besarnya koefisien variasi akan berpengaruh terhadap
kualitas sebaran data.
Semakin kecil koefisien variasi berarti semakin seragam atau homogen data tersebut.
Semakin besar koefisien variasi berarti semakin data tersebut tidak seragam atau
heterogen
Jika dua kelompok data KV1 dan KV2, dengan KV1>KV2, maka kelompok pertama
lebih bervariasi atau lebih heterogen dari kelompok kedua.
Dimana dalam penerapan rumus diatas kita harus menghitung nilai simpangan baku dan
rata-rata sampel atau populasi terlebih dahulu.
Koefisien variasi berguna untuk membandingkan tingkat variasi suatu seri data ke data yang
lain, bahkan jika nilai rata-ratanya sangat berbeda dengan data yang lain. Penerapan perhitungan
koefisien variasi dalam kehidupan sehari-hari diantaranya
Untuk mengetahui perbandingan (membandingkan) antara gejala yang satu dengan gejala
yang lain; (dalam) Untuk menilai keadaan dengan jalan menguji perbedaan antara gejala
yang satu dengan gejala yang lain
Untuk menilai resiko bisnis yang akan muncul yaitu dengan membandingkan aset dan
return yang diharapkan
Untuk menjadi dasar atau pedoman, baik di dalam menarik kesimpulan, mengambil
keputusan, serta memperkirakan terjadinya sesuatu hal atas dasar bahan-bahan
keterangan (data) yang telah berhasil dihimpun, dan lain sebagainya.