Anda di halaman 1dari 10

NASKAH UAS-THE

UJIAN AKHIR SEMESTER-

TAKE HOME EXAM

UNIVERSITAS TERBUKA

SEMESTER: 2020/21.1

Psikologi Sosial

ADPU4218

1. Media sosial bahkan menjadi “senjata baru” bagi banyak bidang. Kampanye politik pada
pemilu 2014 lalu banyak melibatkan peran media sosial. Perusahaan-perusahaan saat ini
memberikan perhatian khusus untuk mengelola media sosial dan menjalin hubungan yang
baik dengan pelanggan mereka secara daring (dalam jaringan). Dengan media sosial
diyakinkan dapat meraih suara bagi seorang calon anggota dewan. Akan tetapi terjadi
penyalahgunaan media sosial untuk menyebarkan hoax di kalangan masyarakat yang
cukup masif sehingga menyebabkan permasalahan – permasalahan sosial. Dari bahan
cerita diatas ditemukan permasahalan sosial dari penyalahgunaan media sosial yang
menyebabkan konflik.
Untuk mengetahui lebih lanjut permasalahan sosial diatas silahkan saudara jawab
pertanyaan dibawah ini.
a. Jelaskan permasalahan diatas berdasarkan konsep kebutuhan ?
Jawab :
Di dalam ruang media sosial hanya informasi yang sesuai fakta yang berharga. Untuk
mencapai keyakinan bahwa informasi itu sesuai fakta, sering kali muncul perdebatan.
Dalam berbagai hal yang menarik perhatian publik terjadi tesis yang dilawan oleh
argumen antitesis. Keajaiban sering kali muncul di media sosial berupa tercapainya
sintesis. Tidak perlu ada seseorang yang menyimpulkan, tapi dari perdebatan tersebut
sering kali muncul "kesepakatan sunyi" di antara pihak-pihak yang berdebat beserta
para "pendengarnya". Inilah sintesis tersebut. Proses seperti ini berjalan dalam
rentang waktu yang cukup panjang. Karena sifatnya yang memiliki rentang waktu
panjang, media sosial tidak memiliki pengaruh signifikan untuk kampanye yang
sifatnya mobilisasi. Kerja-kerja di media sosial bergerak perlahan dengan
membincangkan visi, misi, ide, ideologi. Pengguna media sosial bukan orang yang
bisa digiring, tapi bergerak dengan kemauan dan kesadaran sendiri. Media sosial
hanya berpengaruh signifikan bagi politikus yang bekerja sepanjang waktu. Bukan
pekerjaan instan lima tahun sekali. Mereka yang intens menyebarkan ide-ide dan
berdiskusi dalam bidang tertentu secara mendalam sepanjang waktu akan mendapat
hasilnya saat pemilu. Media sosial tidak cocok untuk politisi "kosong", tapi hanya
bagi mereka yang punya kemampuan berpikir dan berdialektika. Media sosial juga
tak cocok bagi yang egois, melainkan bagi mereka yang memiliki kepekaan dan
kepedulian terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. Hanya politisi yang
memiliki simpati dan empati terhadap permasalahan rakyat yang akan menuai simpati
dan empati publik. Sifat kampanye di media sosial bisa merupakan kebalikan dari
kampanye di dunia nyata. Jika di dunia nyata kampanye begitu berisik, keras
suaranya tapi tanpa bukti nyata, di media sosial adalah antitesis dari berisik dan
bising tersebut, yaitu bermakna. Setiap suara punya arti, memiliki pembuktiannya
sendiri-sendiri. Politik di media sosial bisa merupakan politik sejati, yaitu politik
yang benar-benar berisi ide-ide dan aksi nyata untuk kebaikan umum. Inilah politik
yang memiliki daya dobrak. Berbagai isu sosial yang menjadi beban masyarakat
sering kali mendapatkan solusinya di media sosial. Penyeimbang Di sisi lain perlu
ada regulasi yang jelas dan komprehensif. Kecurangan dan pelanggaran amat
mungkin terjadi saat regulasi yang ada memiliki banyak celah. Amat mungkin terjadi
kampanye di media sosial saat masa tenang dan pungut-hitung. Permenkominfo No
14/2014 tentang Kampanye Pemilu melalui Penggunaan Jasa Telekomunikasi perlu
disosialisasikan dan diperkuat dengan peraturan KPU dan peraturan Bawaslu. Potensi
pelanggaran lainnya terkait kejelasan aktor dan materi kampanye. Perlu ada aturan
yang jelas untuk mencegah kampanye yang bersifat fitnah, terutama oleh akun-akun
anonim. Sebagai catatan, media sosial dapat jadi solusi meminimalkan ketidakadilan.
Media sosial dapat jadi penyeimbang media siaran televisi yang sekarang tak lagi
mampu mempertahankan independensi dan keadilannya. Televisi dimiliki pengusaha
yang sekarang masuk berbagai partai. Kondisi ini menyebabkan media televisi
tersebut menjadi corong partai politik sang pemilik. Di sinilah urgensi media sosial.
b. Terapkan teori skema mental pada kasus diatas ?
Jawab :
Penggunaan sosial media pada lembaga pemerintahan mempunyai etika yang berbeda
dengan penggunaan media sosial untuk pribadi. Oleh karena itu, dalam penggunaan
media sosial ini, Lembaga pemerintahan harus menaati etika yang lebih ketat. Dalam
hal ini, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi telah
mengeluarkan pedoman penggunaan media sosial yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 83 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemanfaatan Media Sosial
Instansi Pemerintah. Dalam peraturan ini kita dapat petunjuk etika berikut:
1. Menjunjung tinggi kehormatan instansi pemerintah.
2. Memiliki keahlian, kompetensi, objektivitas, kejujuran, dan integritas.
3. Menjaga rahasia negara dan melaksanakan sumpah jabatan.
4.Menegakkan etika yang berlaku agar tercipta citra dan reputasim instansi
pemerintah.
5. Menghormati kode etik pegawai negeri.
6. Menyampaikan dan menerima informasi publik yang benar, tepat, dan Akurat
7. Menghargai, menghormati, dan membina solidaritas serta nama baik instansi dan
perorangan.
8. Melaksanakan keterbukaan informasi publik sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pedoman penggunaan media sosial ini disusun sebagai acuan bagi pranata humas
atau divisi komunikasi sejenis pada masing-masing Lembaga. Dengan menggunakan
pedoman ini, maka diharapkan para pengelola media sosial di lingkungan
pemerintahan dapat mempunyai rujukan praktis dalam menyusun strategi, aktivasi
maupun evaluasi.

2. Sikap tidak muncul begitu saja, tetapi merupakan hasil dari suatu proses belajar. Faktot –
faktor yang mempengaruhi sikap antara lain pengalaman langsung, pengaruh orang tua,
lingkungan terdekat, kelompok teman sebaya, media massa, dan status atau kedudukan.
Dari pernyataan diatas sikap tidak muncul begitu saja tapi melalui proses belajar.
Silahkan saudara jawab pertanyaan dibawah ini.
A. Jelaskan secara teoritis proses perubahan sikap?
Jawab :

Dalam beberapa kasus, orang mungkin benar – benar akan merubah sikap mereka
agar dapat lebih sejalan dengan perilaku mereka. Sikap bisa memiliki efek yang kuat
pada perilaku, namun hal itu tidaklah permanen. Pengaruh sama yang mengarah
kepada pembentukan perilaku juga dapat menciptakan perubahan sikap. Proses
perubahan sikap dalam psikologi sosial bisa terjadi melalui beberapa pendekatan,
antara lain dengan pendekatan proses ganda. Proses ganda ini terjadi ketika
seseorang melakukan upaya kognitif dengan intensitas yang relatif sedikit atau
rendah, dan ketika seseorang melakukan upaya kognitif dengan intensitas tinggi.

A.Proses Rendah Upaya

Perubahan sikap dalam psikologi sosial bisa terjadi ketika faktor – faktor yang
memotivasi seseorang untuk berpikir rendah dan melakukan proses usaha rendah.
Jenis proses rendah upaya dalam perubahan sikap pada psikologi sosial. Proses
rendah upaya ini terbagi lagi menjadi beberapa tipe:
1.Pengkondisian klasik – Adalah salah satu cara untuk menghasilkan perubahan
sikap dalam psikologi sosial dengan berulang kali mengasosiasikan objek sikap yang
awalnya netral dengan stimulus lain yang sudah bermakna positif atau negatif.
2.Priming Afektif – Dalam proses ini melibatkan dua jenis rangsangan yang ditemui
tepat sebelum menemukan objek sikap baru dan tidak menemukan dengan cara
mengikutinya. Reaksi terhadap stimulus positif atau negatif ini akan menghasilkan
perubahan sikap dalam psikologi sosial.
3.Paparan yang Lebih – Cara ini merupakan paparan berulang terhadap suatu objek
sikap yang pada akhirnya akan menghasilkan perubahan sikap, misalnya dari positif
menjadi negatif dan sebaliknya. Efeknya paling kuat terjadi ketika objek diulang
diluar kesadaran.
4.Keseimbangan – Satu proses inferensial untuk perubahan perilaku melibatkan
keseimbangan kognitif, yang dicapai ketika orang – orang setuju dengan apa yang
mereka sukai dan tidak setuju pada apa yang tidak disukai.
5.Atribusi – Pada tingkat yang paling umum, atribusi terkait dengan kesimpulan
yang dibuat seseorang mengenai dirinya sendiri dan orang lain setelah melihat
perilaku dan situasi dimana terjadinya hal tersebut.
6.Heuristik – Adalah aturan mengenai keputusan sederhana yang didasarkan pada
pengalaman atau pengamatan yang dilakukan sebelumnya. Aturan sederhana ini
dapat digunakan untuk membentuk evaluasi ketika motivasi dan kemampuan berpikir
yang ada berada dalam tahap rendah.
B. Proses Upaya Tinggi

Proses ini membutuhkan penggunaan sumber daya mental yang lebih besar sehingga
disebut upaya tinggi.

Respons Kognitif – Sikap orang yang berubah melalui upaya kognitif tinggi
menghasilkan beberapa aspek yang penting untuk dipertimbangkan. Tanggapan
secara kognitif terhadap suatu objek sikap dan pesan persuasi jenis apapun yang
diterima oleh topik tertentu.
1.Proses Nilai – Harapan – Semakin besar kemungkinan suatu objek sikap
dihubungkan dengan konsekuensi positif maka sikap yang dihasilkan semakin
positif.
2. Proses Disonansi – Teori disonansi kognitif menyatakan bahwa orang
mendapatkan motivasi agar dapat memiliki sikap yang konsisten.  Rata – rata orang
yang mengalami ini akan merasakan peningkatan detak jantung, telapak tangan yang
berkeringat, dan lain sebagainya.
Jenis Perubahan Sikap
Perubahan sikap dalam psikologi sosial bisa digolongkan dalam beberapa jenis yaitu:

 Incongruent Change – Perubahan sikap yang bertentangan dan ditandai dengan


perbedaan dari sikap semula.
 Congruent Change – Perubahan sikap yang tandanya melalui arah perubahan yang
sejalan dengan sikap semula, atau berupa sikap yang menguatkan sikap awalnya.
 Education – Perubahan dari perilaku yang dilakukan melalui proses pembelajaran
sejak pemberian informasi.
Karakteristik terpenting dari sikap salah satunya adalah kekuatannya untuk
mengalami perubahan sikap dalam psikologi sosial. Kekuatan dikaitkan dengan sikap
yang gigih, menolak perubahan dan memiliki kemampuan untuk memprediksi
perilaku yang akan timbul setelahnya. Sikap lebih tinggi yang dihasilkan oleh proses
kognitif ada memperkuat karakteristik ini. Sikap sering didasarkan pada infoemasi
yang lebih konsisten, informasi yang lebih berkembang, juga dipegang oleh orang
besar yang menghasilkan .

B. Jelaskan model perubahan sikap ?


Jawab :
1. Model 3 komponen
 Komponen Kognitif Pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan
kombinasi pengalaman langsung dengan obyek sikap dan informasi yang
berkaitan dari berbagai sumber.
 Komponen Afektif Emosi atau perasaan konsumen terhadap produk atau merek
tertentu.
 Komponen Konatif Kemungkinan atau kecenderungan bahwa seseorang akan
melakukan tindakan khusus atau berperilaku dengan cara tertentu terhadap suatu
obyek sikap.
2. Model Multi Atribut
• Model sikap terhadap obyek
– Sikap yang merupakan hasil dari keyakinan konsumen terhadap suatu obyek
(produk) tertentu dan/atau atribut atribut yang dimilikinya.
• Model sikap terhadap perilaku
– Sikap terhadap perilaku dan tindakan atas sebuah obyek, bukannya sikap
terhadap obyek itu sendiri.
• Model teori-tindakan-yang-beralasan
– Model sikap yang komprehensif dan integratif.

3. Model Sikap terhadap prilaku


Suatu model yang menggagas bahwa sikap konsumen terhadap suatu perilaku
ditentukan dari tingkat kepercayaan bahwa suatu tindakan akan memberikan suatu
hasil tertentu (baik ataupun buruk).

C. Berikan contoh proses perubahan sikap ?


Jawab :

Narasumber mengatakan bahwa dia merasa senang ketika mendapatan tugas


volunteer, walaupun masih ada perasaan bingung untuk menentukan lokasi
Volunteer, narasumber juga masih bingung kegiatan apa yang akan dia lakukan
ketika Volunteer. Ketika akhirnya narasumber bergabung dalam kegiatan Volunteer
di Griya Baca (GB), dia mempunyai penilaian awal bahwa adik-adik binaan disana
sangat welcome terhadap pengajar.
Adik-adik binaan dinilai juga cepat mengerti instruksi yang diberikan para pengajar,
tapi ada kelemahan yaitu kadang adik-adik binaan fokusnya teralihkan dengan
kendaraan yang berlalu-lalang, karena lokasinya yang berada di dekat jalan raya.
Narasumber menyebutkan usaha mereka untuk mengembalikan fokus adik-adik
binaan dengan kata-kata persuasi atau dengan diiming-imingi sesuatu. Narasumber
tidak terlalu merasa terganggu dengan hilangnya fokus adik-adik, ia malah merasa
tertantang dengan situasi tersebut, jadi narasumber semakin tertantang untuk mencari
cara bagaimana mengembalikan fokus adik-adik tersebut.

Narasumber merasa motivasi sesama pengajar juga mempengaruhi motivasi


narasumber sendiri. Untungnya sampai kegiatan volunteer ini selesai, pengajar lain
mempunyai motivasi yang positif mereka cenderung bersemangat, jadi
narasumberjuga ikut bersemangat. Kesan yang didapatkan narasumber dalam
kegiatan ini adalah narasumber akhirnya bisa merasakan kegiatan mengajar yang
berbeda dari yang lain, yaitu diadakan bukan di dalam kelas, jadi ada sensasi
tersendiri dalam kegiatan ini.

 
2. Subjek 2
Narasumber merasa senang dengan adanya kegiatan volunteer ini, karena ia
menganggap kegiatan seperti ini bisa memberikan pengalaman secara langsung
sekaligus bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Narasumber
berpikir bahwa anak Griya Baca akan malu-malu dan kuranga aktif, tapi seperti
narasumber yang lain, setelah bertemu langsung dengan adik-adik binaan ternyata
tidak seperti yang dipikirkan, walaupun ketika mengajari awalnya cukup susah, tapi
setelah beberapa pertemuan selanjutnya malah berjalan dengan mudah. Untuk
sesama volunteer, narasumber menilai kalau pengaruh satu sama lain sangat berperan
penting, fungsinya untuk saling memotivasi dan memberi solusi hal-hal yang sulit
untuk diatasi ketika mengajar.

3. Subjek 3
Kesan pertama ketika mendapatkan tugas volunteer narasumber merasa tertarik
karena memang narasumber adalah individu yang menyukai kegiatan turun lapangan.
Tapi narasumber mengatakan bahwa ia kurang merasa nyaman di Griya Baca
awalnya, karena ketidak cocokan sistem yang diberikan oleh pengurusnya. Tapi
setelah berkegiatan langsung dengan adik-adik binaan narasumber merasakan
perasaan senang karena dari sikap adik-adiknya sendiri sangat welcome dan mudah
di ajak untuk kerja sama. Hal ini membuat penilaian narasumber berubah, dari yang
sebelumnya mengira anak jalanan itu menutup diri, sekarang mulai berubah.
Kalau dari sesama pengajar, narasumber mengatakan bahwa ia tidak merasakan hal
atau motivasi tertentu, maksudnya pengaruh pengajar lain tidak mempengaruhi
motivasi dalam diri narasumber.

4. Subjek 4
Ketika mendapatkan tugas volunteer narasumber menilai hal tersebut bagaikan
peluang emas, dikarenakan memang sudah lama subjek ingin melakukan volunteer,
tapi dia selalu disibukkan dengan acara organisasiny, jadi dikarenakan volunteer ini
merupakan tugas kuliah jadi ada alasan yang kuat untuk melakukan volunteer.
Sebelum melakukan volunteer di Griya Baca, narasumber megira adik-adik binaan
akan berperilaku seperti anak punk, susa diatur dan semacamnya. Tapi kesan setelah
bertemu ternyata adik-adik binaan jauh dari kata anak punk, gampang diatur ternyata
adik-adik binaan GB. Masalah kecilnya adalah mereka cenderung moody , tapi hal
ini malah menantang narasumer untuk lebih melatih sikap humanisnya.

Dari kasus yang diperoleh disesuaikan dengan teori yang mendukung didapatkan
bahwa tingkah laku orang lain mempengaruhi sikap yang akan diberikan oleh
seorang individu kepadanya. Dalam kegiatan Volunteer ini sesuai dengankesimpulan
awal didapatkan hasil bahwa adanya perubahan sikap serta pandangan tentang anak
binaan yang ada di Griya Baca, yaitu anak binaan Griya Baca yang dikira cuek dan
pasif ternyata tidak persis seperti apa yang diperkirakan. Perubahan prasangka
menjadi sikap yang positif ini dikarenakan adanya interaksi secara langsung.

Sesuai dengan tiga komponen pembentuk sikap, kegiatan volunteer di Griya Baca
menunjukkan bahwa terdapat perubahan sikap pengajar atas adik-adik binaan, yang
terbentuk dari tiga komponen tersebut. Pertama pada komponen kognitif yang berisi
pemikiran serta ide-ide yang berkenaan dengan objek sikap, para pengajar
(mahasiswa psikologi) awalnya mempunyai pemikiran mengenai adik-adik binaan
Griya Baca (GB) hanya terdiri dari anak-anak jalanan saja, yang memiliki sikap cuek
dan pasif, serta sulit untuk diatur. Pertama pada komponen afektif yang
berisiperasaan atau emosi seseorang atas objek sikap, tercermin dari perilaku adik-
adik binaan yang ternyata welcome dan selalu menuruti instruksi yang diberikan oleh
pengajar, mengubah perasaan tidak senang pengajar menjadi perasaan senang. Ketiga
pada komponen perilaku yang melalui respon subjek yang berkenaan dengan objek
sikap, karena sikap adik binaan yang welcome sehingga mengubah perasaan para
pengajar, maka sikap pengajar mulai berubah juga, pengajar menjadi termotivasi
dalam mengajar.

3. Psikologi sosial mendefenisikan kelompok sebagai sekumpulan individu yang


dipersepsikan saling terkait satu sama lain, dalam suatu unit yang kompak yang mana
dalam psikologi sosial kekompakan ini dapat di ukut dari beberapa faktor.
A. Silahkan saudara jelaskan faktor yang dapat mengukur derajat kekompakan suatu
kelompok. ?
Jawab :
Menurut saya kekompakkan dalam suatu kelompok itu terlihat sangat intensif dari
segi tujuan yang hendak di capai di dalam suatu kelompok tersebut , bagaimana suatu
kelompok tersebut berhasil menggapai suatu tujuan itulah yang dinamakan
kekompakkan dalam suatu kelompok
B. Berikan contoh kasus nyata kelompok yang diukur oleh saudara.?
Jawab :
Saya mengambil contoh sekelompok petani di sekernan muaro jambi faktorfaktor
yang berhubungan dengan kekompakan anggota kelompok tani kelas pemula di
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi dapat disimpulkan bahwa Tingkat
kekompakan anggota kelompok tani di daerah penelitian tergolong relatif baik. Hasil
dari penelitian diketahui bahwa kepemimpinan kelompok tani tergolong relatif sesuai,
homogenitas anggota kelompok tani tergolong relatif homogen, dukungan dan
pengakuan dari pemerintah tergolong kuat, serta dukungan dan pengakuan dari tokoh
masyarakat tergolong relatif kuat. Terdapat hubungan yang nyata antara kekompakan
anggota kelompok tani dengan kepemimpinan kelompok tani, homogenitas anggota
12 kelompok tani, dukungan dan pengakuan dari pemerintah serta dukungan dan
pengakuan dari tokoh masyarakat.

4. Bentrok merajalela, madiun mencekam. Puluhan rumah rusak, mobil dan motor dibakar.
Lagilagi, dua perguruan silat di madiun bentrok massal. Ulah brutal anggota perguruan
itu berubah menjadi kerusahan massal yang merugikan masyarakat. Bukan hanya mereka
yang bermusuhan yang saling merusak, tetapi warga yang tak berkaitan dengan masalah
juga menjadi korban (jawa pos, edisi senin 17 maret 2003).
Dari studi kasus di atas silahkan saudara jelaskan
a. Mengapa dapat terjadi perubahan sosial ?
Jawab :

Perubahan Penduduk

Setiap masyarakat tentunya mengalami proses sosial di antaranya adalah interaksi


sosial dan sosialisasi. Kedua kondisi ini baik cepat maupun lambat akan mengubah
pola pemikiran dan tingkat pengetahuan yang akan lebih mempercepat proses
perubahan.

Perubahan penduduk yang ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk


pada suatu daerah akan mengakibatkan keramahtamahan semakin menurun, kelompok
sekunder akan bertambah banyak, struktur kelembagaan menjadi lebih rumit, dan
bentuk-bentuk perubahan yang lainnya.

Penemuan-penemuan Baru

Penemuan baru juga dapat memengaruhi perubahan sosial. Penemuan yang benar-
benar baru disebut discovery. Penemuan baru ini berupa alat, gagasan, atau rangkaian
ciptaan.

Penemuan baru apabila telah diterima dan diakui masyarakat disebut invention. Proses
yang terjadi dalam discovery menjadi invention memerlukan waktu lama. Penemuan
baru di dalam masyarakat didorong oleg beberapa faktor sebagi berikut:

- Kesadaran individu atau masyarakat berkaitan dengan keterbatasan fungsi nilai


kebudayaan.

- Kualitas sumber daya manusia atau ahli untuk mengolah sumber daya alam dan
teknologi.

- Muncul rangsangan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja dalam


masyarakat.

b. Jelaskan penyebab perubahan sosial seperti apa yang dapat terjadi ?


Jawab :

Faktor penyebab perubahan sosial ini bisa terjadi akibat adanya sesuatu yang


dianggap sudah tidak memuaskan lagi bagi masyarakat. Atau mungkin disebabkan
adanya faktor-faktor baru yang oleh masyarakat dianggap memiliki manfaat yang
lebih besar bagi kehidupannya.Perubahan pasti akan selalu terjadi, baik secara
disadari maupun tidak. Berikut ada beberapa faktor penyebab perubahan
sosial masyarakat yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
berasal dari dalam atau luar masyarakat. 

c. Berikan pendapat saudara dari kasus diatas didasarkan pada persepektif


evolusionerdan perspektif siklus ?
Jawab :
Konflik telah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang mendorong terjadinya
dinamika sosial baik itu politik dan budaya. Konflik bisa terjadi di mana saja, kapan
saja, dan oleh siapa saja, baik bersifat vertikal ataupun horisontal. Konflik dapat
berbahaya jika menyebabkan terjadinya kerusuhan massa yang mengakibatkan
jatuhnya korban, baik itu secara sosial, psikis, maupun fisik. Banyak sekali jenis
konflik yang terjadi misalnya saja, konflik antar mahasiswa, konflik perebutan lahan,
konflik antar suporter sepak bola, konflik antar partai politik. Konflik merupakan
bentuk interaksi sosial yang terjadi pada perorangan atau kelompok yang berupaya
untuk mencapai tujuannya sendiri dengan mengalahkan atau menundukkan pihak
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai