PASAL
AYAT
BAB
HEALTH & SAFETY
UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
V 9 3
V 9 4
II 3 2
II 4 1
XII 164 6
XII 165 3
PP No. 20 Tahun 2012 Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan kerja
II 5 1
II 5 2
1 2 2
10
Kepmenaker No. 68 Tahun 2004 Tentang Pencegahan
dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tepmat Kerja
10
1 2 2
13
II 4 3
14
4 3
15
3 1
21 III 9 1
II 3 1
24
III 10
24
b
III 10
25
2 2
26
1 4
Environment
UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
II 3
41
V 13
I 2 1
49
49
54
13 3
55
59
8
60
2
Per Men LH No. 13 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu
Emisi sumber tidak bergerak bagi usaha dan/atau
kegiatan minyak dan gas bumi
61
MATEIAL B3
Peraturan Pemerintahan No. 74 Tahun 2001 Tentang
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) I 4
66
III 12
69
III 12 1
81 ANSI Z89.1-2003
82 ANSI Z87.1-2003
83 ANSI 105-2005
84 SNI 19-3994-1995
85 SNI 03-3987-1995
Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan
Pengurus diwajibkan memenuhi dan menaati semua syarat-syarat daan ketentuan-ketentuan yang
berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan
Program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 wajib dilakukan oleh
setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di dalam hubungan kerja sesuai
dengan ketentuan undang-undang ini
Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dan menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan
kerja
Dalam penyeleksian pemilihan calon pegawai pada perusahaan/instasi, hasil pemeriksaan kesehatan
secara fisik dan mental digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya
Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak mendapat
jaminan kecelakaan kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan
kerja berakhir
Penyakit akibat kerja yyang ditemukan sebagaimana dimaksud pasal 2 harus dilaporkan oleh
perngurus tempat kerja yang bersangkutan bekerja selambat-lambatnya 2 x 24 jam kepada Kepala
Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja melalui Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja perkantoran da/atau lingkungan kerja industri meliputi air,
udara, limbah, pencahayaan, kebisingan, getaran, radiasi, vektor penyakit, persyaratan kesehatan
lokal, ruang dan bangunan, instalasi dan toilet sebagaimana tercantum dalam lampiran I dan
lampiran II keputusan ini.
Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan
penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan dan penaggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.
Untuk melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pengusaha wajib :
a. mengembangkan kebijakan tentang upaya pencgahan dan penaggulangan HIV/AIDS:
b. mengkomunikasikan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan cara
menyebarkluaskan informasi dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan:
c. memberikan perlindungan kepada pekerja/buruh dengan HIV/AIDS dari tindak dan perlakuan
diskriminatif:
d. menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khusus untuk pencegahan dana
penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku.
Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah
dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan.
Tinggi pemberian tanda pamsangan tersebut ayat (1) adalah 125 cm dari dasar lantai tepat diatas
satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
Pengurus wajib dengan segera melakukan tindakan-tindakan preventif agar penyakit akibat kerja
yang sama tidak terulang kembali diderita oleh tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya.
Pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan
penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya untuk pencegahan penyakit
akibat kerja.
Setiap temPat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3.
Setiap pengusaha atau pengurus yang akan mengangkat Ahli Keselamatan Kerja harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Menteri.
Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 dinyatakan dengan manfaat lebih dari Paket
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja apabila memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a. Liputan pelayanan kesehatan yang diberikan sekurang-kurangnya harus memenuhi ketentuan
sebagaimana tercantum dalam BAB II dan BAB III peraturan ini.
b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan yang ditunjuk harus memiliki izin sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang ada.
c. Pelaksanaan pelayanan kesehatan harus mudah dijangkau oleh tenaga kerja dan keluarganya.
Kepesertaan meliputi tenaga kerja laki-laki maupun wanita dan keluarga yang terdiri dari suami atau
istri dan anak yang sah.
Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) harus memiliki lisensi dan
buku kegiatan P3K dari Kpala Instansi yang bertanggung di bidang pekerjaannya
P3k sebagimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan lambang P3K
berwarna hijau;
Isi kotak P3K sebagimana tercantum dalam lampiran II peraturan ini dan tidak boleh diisi bahan atau
alat selain yang dibutuhkan unutk pelaksanaan P3K di tempat kerja:
Penempatan kotak P3K : 1. pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang
jelas, cukup cahaya serta mudah 2. disesuaikan dengan jumlah kerja/buruh, jenis dan jumlah kotak
P3K diangkat apabila akan digunakan; sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri
ini; 3. dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-masing unit
kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh; 4. dalam hal tempat kerja pada
lantai yang berada di gedung bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak
P3K sesuai jumlah pekerja/buruh.
APD sebagaimana dimaskud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
atau standar yang berlaku
Pengusaha atau pengurus dilarang mempekerjakan operator dan/atau petugas pesawat angkat dan
angkut yang tidak memiliki Lisensi K3 dan buku kerja
Jumlah operator pesawat angkat dan angkut yang dipekerjakan oleh pengusaha atau pengurus
harus memenuhi kualifikasi dan jumlah sesuai dengan jenis dan kapasitas pesawat angkat dan
angkut sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL dan UKL-UPL wajib memiliki
izin lingkungan
Tata cara penyusunan dokumen lingkungan untuk kegiatan dan/atau usaha yang
wajib AMDAL atau UKL-UPL
Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diselenggarakan secara terpadu (tahan
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi) dengan pendekatan ekosistem
Pemantauan kualitas air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan sekali
Baku mutu udara emisi dana ambang batas emisi gas buang
2) Wajib melakukan inventarisasi emisi, pengelolaan emisi, pemantauan emisi, pelaporan, dan
penanganan keadaan darrat pencemaran udara
Setiap kemasan B3 wajib di beri simbol sesuai dengan klasifikasi dan label sesuai jenis klasifikasi
Setiap bahan kimia harus diberi simbol, label dam MSDS/LDKB sesuai pedoman penerapan GHS
dalam peraturan ini
Setiap orang yang memproduksi B3 wajib membuat Lembar Data Keselamatan Bahan (Material
Safety Data Sheet)
Perusahaan wajib
HSSE, GA SEMUA FUNGSI melindungi tenaga Pemerintah
kerja sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.
pelaporan penyakit
akibat kerja
HSSE, SEMUA FUNGSI Menaker
persyarratan
kesehatan
BUIO, HSSE SEMUA FUNGSI lingkungan kerja Menaker
upaya pencegahan
HIV/AIDS
HSSE SEMUA FUNGSI Menaker
pekasanaan upaya
HSSE SEMUA FUNGSI pencegahan HIV Menaker
/AIDS
tugas pelayanan
GA, HSSE SEMUA FUNGSI Menaker
kesehatan kerja
ALL SEMUA FUNGSI Menaker
pelayanan kesehatan
kerja
pembentukan p2k3
HSSE, GA SEMUA FUNGSI Menaker
Tata Cara
Penunjukan
Kewajiban Dan
HSSE, GA SEMUA FUNGSI Menaker
Wewenang Ahli
Kselematan Dan
Kesahatan Kerja
Pemeliharaan
HSSE, GA SEMUA FUNGSI Kesehatan Bagi Menaker
Tenaga Kerja
KEMUNGKINAN
YA TIDAK TERJADI KEMUNG KONSE RESIKO
BILA TIDAK KINAN KUENSI
DIPENUH
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P D
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P D
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P D
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P D
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
P Hukum D
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
P Hukum D
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan B
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan E
Hukum
Kecelakaan 5 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P D/C/E/
Kecelakaan 6 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 7 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P D/C
Kecelakaan 8 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 9 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan C
Hukum
Kecelakaan 10 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 11 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 12 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P C/E
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
P kerja, D
Fatality,Tuntutan
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan C
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P C
Kecelakaan 5 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P C
Kecelakaan 4 Tinggi
P kerja, C
Fatality,Tuntutan
Kecelakaan
Hukum 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan C/E
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan C
Hukum
Kecelakaan 5 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan C
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P C
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 5 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan A/C/E
Hukum
4 Tinggi
kecelakaan
kerja, PAK
P D
, tuntutan
hukum
5 Tinggi
pencemaran
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum
pencemaran 5 Tinggi
lingkungan,
P C
tuntutan
hukum
pencemaran 6 Tinggi
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum
7 Tinggi
pencemaran
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum
8 Tinggi
pencemaran
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum
pencemaran 9 Tinggi
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum
10 Tinggi
pencemaran
lingkungan,
P c
tuntutan
hukum
pencemaran 4 Tinggi
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum
pencemaran 5 Tinggi
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum
pencemaran
lingkungan, 6 Tinggi
P C
tuntutan
hukum C 7 Tinggi
pencemaran
P lingkungan,
tuntutan
hukum
pencemaran
lingkungan, C 6 Tinggi
P
tuntutan
hukum C 6 Tinggi
pencemaran
P lingkungan,
tuntutan
hukum
pencemaran
lingkungan, C 6 Tinggi
P
tuntutan
hukum C 6 Tinggi
pencemaran
P lingkungan,
tuntutan
hukum
pencemaran C 6 Tinggi
P lingkungan,
tuntutan
hukum
pencemaran C 6 Tinggi
P lingkungan,
tuntutan
hukum
Kecelakaan Tinggi
P kerja, c 4
Fatality,Tuntutan
Kecelakaan
Hukum Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
P kerja, c 4
Fatality,Tuntutan
Kecelakaan
Hukum Tinggi
P kerja, c 4
Fatality,Tuntutan
Kecelakaan Tinggi
Hukum
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
DAMPAK FINANCIAL KETERANGAN
3 Milyar (Biaya
pengobatan, perbaikan,
santunan, penggantian
pekerja, dll) penerapan program
jamsostek