Anda di halaman 1dari 35

BAGIAN YANG RELEVAN

NO. & JUDUL PERSYARATAN PERUNDANGAN


NO.
PERSYARATAN LAINNYA

PASAL

AYAT
BAB
HEALTH & SAFETY
UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

V 9 3

V 9 4

UU No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial tenaga


kerja

II 3 2

II 4 1

UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

XII 164 6

XII 165 3
PP No. 20 Tahun 2012 Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan kerja
II 5 1

II 5 2

Kep Pres No. 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang


Timbul Karena Hubungan Kerja
5 2

Kepmenaker No. 333 Tahun 1989 Tentang Diagnosis


Dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
6 4 1

Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 Tentang


Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
7 Dan Industri

Kepmenaker No. 186 Tahun 1999 Tentang Unit


Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
1 2 1

1 2 2

Kepmenaker No. 68 Tahun 2004 Tentang Pencegahan


dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tepmat Kerja
1 2 1

10
Kepmenaker No. 68 Tahun 2004 Tentang Pencegahan
dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tepmat Kerja

10

1 2 2

Permenaker No. Per. 04/MEN/1980 Tentang Syarat-


Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam
Api Ringan (APAR) II 4 1

13

II 4 3

Permenaker No. Per. 01/MEN/1981 Tentang


Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja
4 1

14

4 3

Permenaker No. Per. 043/MEN/1982 Tentang


Pelayanan Keselamatan Tenaga Kerja

15
3 1

Permenaker No. PER. 04/MEN/1987 Tentang Panitia


Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta 2 1
Tata Cara Penunjukan Ahli Kselematan Kerja
18
5 1

Permenaker No. Per. 02/MEN/1992 Tentang Tata


Cara Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli
Kselematan Dan Kesahatan Kerja

21 III 9 1

Permenaker No. Per. 01/MEN/1998 Tentang


Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi
Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Baik Dari Paket
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
I 2
22

II 3 1

Permenaker No. Per. 15/MEN/2008 Tentang


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Di Tempat
Kerja III 2 1

24

III 10
24
b
III 10

Permenaker No. Per. 08/MEN2010 Tentang Alat


Pelindung Diri
2 1

25

2 2

Permenaker No. Per. 09/MEN/2010 Tentang


Operator Dan Petugas Pesawat Angkat Dan Angkut
1 3

26

1 4

Environment
UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
II 3

41

V 13

Amdal & PROPER


PP 27/2012 Tentang Izin Lingkungan

I 2 1

49
49

Permen LH No. 16 Tahun 2012 Tentang Penyusunan


Dokumen Lingkungan Hidup
51

KUALITAS AIR / LIMBAH CAIR


PP No. 82 Tahun 2001 Tentang pengelolaan kulaitas
air dan Pengendalian pencemaran air
2 1-2

54

13 3

Per Men LH No. 01 Tahun 2010 Tentang Tata Laksana


Pengendalian Pencemaran Air 10 1b.

55

IKLIM GLOBAL, KUALITAS UDARA DAN KEBISINGAN


Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendaalian Pencemaran Udara II 4

59
8

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hiduo No. 48


Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan 6 1

60
2
Per Men LH No. 13 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu
Emisi sumber tidak bergerak bagi usaha dan/atau
kegiatan minyak dan gas bumi

61

MATEIAL B3
Peraturan Pemerintahan No. 74 Tahun 2001 Tentang
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) I 4

66
III 12

Per Men LH No. 03 Tahun 2008 Tentang Tata Cara


Pemberian Simbol dan Label B3
67 3

Peraturan Menteri Perindustrian No. 87/M-


IND/PER/9/2009 Tentang Sistem Harmoniasasi Global
68 Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimis

PP No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan B3


III 1 1

69

III 12 1

81 ANSI Z89.1-2003

82 ANSI Z87.1-2003

83 ANSI 105-2005

84 SNI 19-3994-1995

85 SNI 03-3987-1995

86 OSHA 3146 1998


PERIHAL

Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan

Pengurus diwajibkan memenuhi dan menaati semua syarat-syarat daan ketentuan-ketentuan yang
berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan

Setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja

Program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 wajib dilakukan oleh
setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di dalam hubungan kerja sesuai
dengan ketentuan undang-undang ini

Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dan menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan
kerja

Dalam penyeleksian pemilihan calon pegawai pada perusahaan/instasi, hasil pemeriksaan kesehatan
secara fisik dan mental digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya

Kewajiban penerapan SMK3 berlaku bagi perusahaan :


a. memperkejakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang;atau
b. mempunyai tingkal potensi bahaya tinggi

Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak mendapat
jaminan kecelakaan kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan
kerja berakhir

Penyakit akibat kerja yyang ditemukan sebagaimana dimaksud pasal 2 harus dilaporkan oleh
perngurus tempat kerja yang bersangkutan bekerja selambat-lambatnya 2 x 24 jam kepada Kepala
Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja melalui Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja perkantoran da/atau lingkungan kerja industri meliputi air,
udara, limbah, pencahayaan, kebisingan, getaran, radiasi, vektor penyakit, persyaratan kesehatan
lokal, ruang dan bangunan, instalasi dan toilet sebagaimana tercantum dalam lampiran I dan
lampiran II keputusan ini.

Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan
penanggulangan kebakaran di tempat kerja.

Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Pengendalian setiap bentuk energi;
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan saran evakuasi;
c. Pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas;
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;
e. Penyelenggaraan latihan dan gladi penaggulangan kebakaran secara berkala;
f. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang
mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi
bahaya kebakaran sedang dan berat.

Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan dan penaggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.
Untuk melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pengusaha wajib :
a. mengembangkan kebijakan tentang upaya pencgahan dan penaggulangan HIV/AIDS:
b. mengkomunikasikan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan cara
menyebarkluaskan informasi dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan:
c. memberikan perlindungan kepada pekerja/buruh dengan HIV/AIDS dari tindak dan perlakuan
diskriminatif:
d. menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khusus untuk pencegahan dana
penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku.

Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah
dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan.

Tinggi pemberian tanda pamsangan tersebut ayat (1) adalah 125 cm dari dasar lantai tepat diatas
satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.

Pengurus wajib dengan segera melakukan tindakan-tindakan preventif agar penyakit akibat kerja
yang sama tidak terulang kembali diderita oleh tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya.

Pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan
penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya untuk pencegahan penyakit
akibat kerja.

Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja meliputi :


a. Pemerikasaan kesehtan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus.
b. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja.
c. Pembinaan dan pengawasan terhadapa lingkungan kerja.
d. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair.
e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja.
f. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja.
g. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
h. Pendidikan Kesehatan unutk tenaga kerja dan latihan untuk petugas Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan.
i. Memberikan nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat
pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja.
j. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
k. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga krja yang mempunyai kelainan tertentu dalam
kesehatannya.
l. Memberikan laporan berkala tentang Pelayanan Kesehatan Kerja kepada pengurus.
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan Pelayanan Kesehatan Kerja

Setiap temPat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3.

Setiap pengusaha atau pengurus yang akan mengangkat Ahli Keselamatan Kerja harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Menteri.

Ahli keselamatan dan kesehatan kerja berkewaiban :


a. Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan bidang yang ditentukan dalam keputusan petunjukannya:
b. Memberikan laporan ke[ada Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang ditunjuk mengenai hasil
pelaksanaan tugas dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Untuk ahli keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja satu kali dalam 3 (tiga) bulan, kecuali
ditentukan lain :
2. Untuk ahli keselamatn dan kesehatan kerja di perusaahaan yang memberikan jasa dibidang
keselamatan dan kesehatan kerja setiap saat setelah selesai melakukan kegiatan:
c. Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan/instansi yang didapat berhubungan
dengan jabatannya.

Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 dinyatakan dengan manfaat lebih dari Paket
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja apabila memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a. Liputan pelayanan kesehatan yang diberikan sekurang-kurangnya harus memenuhi ketentuan
sebagaimana tercantum dalam BAB II dan BAB III peraturan ini.
b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan yang ditunjuk harus memiliki izin sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang ada.
c. Pelaksanaan pelayanan kesehatan harus mudah dijangkau oleh tenaga kerja dan keluarganya.
Kepesertaan meliputi tenaga kerja laki-laki maupun wanita dan keluarga yang terdiri dari suami atau
istri dan anak yang sah.

Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) harus memiliki lisensi dan
buku kegiatan P3K dari Kpala Instansi yang bertanggung di bidang pekerjaannya

P3k sebagimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan lambang P3K
berwarna hijau;
Isi kotak P3K sebagimana tercantum dalam lampiran II peraturan ini dan tidak boleh diisi bahan atau
alat selain yang dibutuhkan unutk pelaksanaan P3K di tempat kerja:

Penempatan kotak P3K : 1. pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang
jelas, cukup cahaya serta mudah 2. disesuaikan dengan jumlah kerja/buruh, jenis dan jumlah kotak
P3K diangkat apabila akan digunakan; sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri
ini; 3. dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-masing unit
kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh; 4. dalam hal tempat kerja pada
lantai yang berada di gedung bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak
P3K sesuai jumlah pekerja/buruh.

Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja.buruh di tempat kerja.

APD sebagaimana dimaskud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
atau standar yang berlaku

Pengusaha atau pengurus dilarang mempekerjakan operator dan/atau petugas pesawat angkat dan
angkut yang tidak memiliki Lisensi K3 dan buku kerja

Jumlah operator pesawat angkat dan angkut yang dipekerjakan oleh pengusaha atau pengurus
harus memenuhi kualifikasi dan jumlah sesuai dengan jenis dan kapasitas pesawat angkat dan
angkut sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Menjamin Keselamatan, kesehatan, dan Kehidupan Manusia. Menjaga kelestarian


fungsi lingkungan hidup.

Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan


dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup

Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL dan UKL-UPL wajib memiliki
izin lingkungan

Izin lingkungan meliputi :


a. Penyusunan Amdal atau UKL-UPL

b. penilaian AMDAL atau pemeriksanaan UKL-UPL

c. Permohonan dan penerbitan izin lingkungan

Tata cara penyusunan dokumen lingkungan untuk kegiatan dan/atau usaha yang
wajib AMDAL atau UKL-UPL

Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diselenggarakan secara terpadu (tahan
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi) dengan pendekatan ekosistem

Pemantauan kualitas air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan sekali

Penetapan izin pembuangan air limbah oleh Bupati/walikota

Baku mutu udara ambient

Baku mutu udara emisi dana ambang batas emisi gas buang

Mentaati baku tingkat kebisingan yang telah dipersyaratkan

memasang alat pencegahan terjadinya kebisingan


1) Memenuhi baku mutu emisi kegiatan produksi gas

2) Wajib melakukan inventarisasi emisi, pengelolaan emisi, pemantauan emisi, pelaporan, dan
penanganan keadaan darrat pencemaran udara

Wajib mencegah pencemaran

Wajib menyertakan MSDS

Setiap kemasan B3 wajib di beri simbol sesuai dengan klasifikasi dan label sesuai jenis klasifikasi

Setiap bahan kimia harus diberi simbol, label dam MSDS/LDKB sesuai pedoman penerapan GHS
dalam peraturan ini

Setiap orang yang memproduksi B3 wajib membuat Lembar Data Keselamatan Bahan (Material
Safety Data Sheet)

Setiap penanggung jawab pengangkutan, penyimpanan, dan pengedaran B3 wajib menyertakan


Lmebar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) sebagaimana dimaksud dalam Passal
11
PERSYAR

Standard for Selection Industrial Head Protection

Standard for Selection Personal Eye anf Face Protective Devices

Standard for Hand Protection Selection Criteria

Jenis kotak P3K dan isinya

Ketentuan tentang Alat Pemadam Api Ringan

Pencegahan dari jatuh ketika bekerja di ketinggian sewaktu pekerjaan kontruksi


penanggung jawab fungsi terkait critical point SUMBER

HSSE SEMUA FUNGSI Perusahaan wajib Pemerintah


melindungi tenaga
kerja sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.

HSSE SEMUA FUNGSI Perusahaan wajib Pemerintah


melindungi tenaga
kerja sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.

ALL SEMUA FUNGSI Perusahaan wajib Pemerintah


melindungi tenaga
kerja sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.

HRGA ,HSSE SEMUA FUNGSI Perusahaan wajib Pemerintah


melindungi tenaga
kerja sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.

Perusahaan wajib
HSSE, GA SEMUA FUNGSI melindungi tenaga Pemerintah
kerja sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.

HCM SEMUA FUNGSI perusahaan harus Pemerintah


melakukan MCU
sesuai dengan
prosedur perusahaan
ALL SEMUA FUNGSI Pemerintah
SMK3
penerapan dari
SMK3
ALL SEMUA FUNGSI Pemerintah

penyakit akibat kerja


ALL SEMUA FUNGSI Presiden

pelaporan penyakit
akibat kerja
HSSE, SEMUA FUNGSI Menaker

persyarratan
kesehatan
BUIO, HSSE SEMUA FUNGSI lingkungan kerja Menaker

GA, HSSE SEMUA FUNGSI kewajiban Menaker


pengururus dalam
kebakaran
proteksi terhadap
bahaya kebakaran

GA, HSSE SEMUA FUNGSI Menaker

upaya pencegahan
HIV/AIDS
HSSE SEMUA FUNGSI Menaker
pekasanaan upaya
HSSE SEMUA FUNGSI pencegahan HIV Menaker
/AIDS

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Menaker


APAR

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Menaker


tinggi pemasangan
APAR

HSSE, GA SEMUA FUNGSI tindakan preventiv Menaker


agar PAK tidak
terulang

ALL SEMUA FUNGSI Menaker


APD diberikan secara
Cuma-Cuma

tugas pelayanan
GA, HSSE SEMUA FUNGSI Menaker
kesehatan kerja
ALL SEMUA FUNGSI Menaker
pelayanan kesehatan
kerja
pembentukan p2k3
HSSE, GA SEMUA FUNGSI Menaker

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Menaker


pengangkatan ahli k3

Tata Cara
Penunjukan
Kewajiban Dan
HSSE, GA SEMUA FUNGSI Menaker
Wewenang Ahli
Kselematan Dan
Kesahatan Kerja

Pemeliharaan
HSSE, GA SEMUA FUNGSI Kesehatan Bagi Menaker
Tenaga Kerja

HSSE, GA SEMUA FUNGSI kepesertaan Menaker

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Menaker


petugas p3k

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Menaker


persyaratan p3k

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Menaker


persyaratan p3k
HSSE, GA SEMUA FUNGSI Menaker
persyaratan p3k
penempatan kotak
p3k

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Menaker

ALL SEMUA FUNGSI Menaker


APD

ALL SEMUA FUNGSI Standart apd Menaker

HSSE, GA SEMUA FUNGSI lisensi operator Menaker

HSSE, GA SEMUA FUNGSI jumlah operator Menaker

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Pemerintahan

HSSE, GA SEMUA FUNGSI

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Pemerintah

HSSE, GA SEMUA FUNGSI


HSSE, GA SEMUA FUNGSI

HSSE, GA SEMUA FUNGSI

HSSE, GA SEMUA FUNGSI

HSSE, GA SEMUA FUNGSI MenLH

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Pemerintah

HSSE, GA SEMUA FUNGSI

HSSE, GA SEMUA FUNGSI MenLH

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Pemerintah

HSSE, GA SEMUA FUNGSI

HSSE, GA SEMUA FUNGSI MenLH

HSSE, GA SEMUA FUNGSI


HSSE, GA SEMUA FUNGSI MenLH

HSSE, GA SEMUA FUNGSI

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Pemerintah

HSSE, GA SEMUA FUNGSI

HSSE, GA SEMUA FUNGSI MenLH

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Menteri Perindustrian

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Pemerintah

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Pemerintah

PERSYARATAN LAIN / STANDARD

America National Standard


HSSE, GA SEMUA FUNGSI
Institute

America National Standard


HSSE, GA SEMUA FUNGSI
Institute

America National Standard


HSSE, GA SEMUA FUNGSI
Institute

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Standar Nasional Indonesia

HSSE, GA SEMUA FUNGSI Standar Nasional Indonesia

Occupational Safety & Health


HSSE, GA SEMUA FUNGSI
Administration
STATUS KEPATUHAN ANALISA RESIKO PERATURAN

KEMUNGKINAN
YA TIDAK TERJADI KEMUNG KONSE RESIKO
BILA TIDAK KINAN KUENSI
DIPENUH

Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P D

Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P D

Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P D

Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P D

Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
P Hukum D

Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
P Hukum D
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum

Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan B
Hukum

Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan E
Hukum
Kecelakaan 5 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum

P D/C/E/

Kecelakaan 6 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 7 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum

P D/C

Kecelakaan 8 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 9 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan C
Hukum
Kecelakaan 10 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum

Kecelakaan 11 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 12 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum

P C/E
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
P kerja, D
Fatality,Tuntutan
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan C
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum

P C

Kecelakaan 5 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum

P C

Kecelakaan 4 Tinggi
P kerja, C
Fatality,Tuntutan
Kecelakaan
Hukum 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan C/E
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan C
Hukum
Kecelakaan 5 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan C
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
Fatality,Tuntutan
Hukum
P C

Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum
Kecelakaan 4 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan D
Hukum

Kecelakaan 5 Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan A/C/E
Hukum

4 Tinggi
kecelakaan
kerja, PAK
P D
, tuntutan
hukum

5 Tinggi
pencemaran
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum

pencemaran 5 Tinggi
lingkungan,
P C
tuntutan
hukum

pencemaran 6 Tinggi
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum
7 Tinggi
pencemaran
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum
8 Tinggi
pencemaran
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum

pencemaran 9 Tinggi
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum
10 Tinggi
pencemaran
lingkungan,
P c
tuntutan
hukum

pencemaran 4 Tinggi
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum

pencemaran 5 Tinggi
lingkungan,
P D
tuntutan
hukum
pencemaran
lingkungan, 6 Tinggi
P C
tuntutan
hukum C 7 Tinggi
pencemaran
P lingkungan,
tuntutan
hukum

pencemaran
lingkungan, C 6 Tinggi
P
tuntutan
hukum C 6 Tinggi
pencemaran
P lingkungan,
tuntutan
hukum
pencemaran
lingkungan, C 6 Tinggi
P
tuntutan
hukum C 6 Tinggi
pencemaran
P lingkungan,
tuntutan
hukum
pencemaran C 6 Tinggi
P lingkungan,
tuntutan
hukum
pencemaran C 6 Tinggi

P lingkungan,
tuntutan
hukum

Kecelakaan Tinggi
P kerja, c 4
Fatality,Tuntutan
Kecelakaan
Hukum Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum

Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
Kecelakaan Tinggi
P kerja, c 4
Fatality,Tuntutan
Kecelakaan
Hukum Tinggi
P kerja, c 4
Fatality,Tuntutan
Kecelakaan Tinggi
Hukum
kerja,
P Fatality,Tuntutan c 4
Hukum
DAMPAK FINANCIAL KETERANGAN

2 Milyar (Biaya Penerapan program HSE


pengobatan, perbaikan, merupakan mitigasi dari
santunan, penggantian dampak yang mungkin terjadi
pekerja, dll)

2 Milyar (Biaya Penerapan program HSE


pengobatan, perbaikan, merupakan mitigasi dari
santunan, penggantian dampak yang mungkin terjadi
pekerja, dll)

2 Milyar (Biaya Penerapan program HSE


pengobatan, perbaikan, merupakan mitigasi dari
santunan, penggantian dampak yang mungkin terjadi
pekerja, dll)

3 Milyar (Biaya
pengobatan, perbaikan,
santunan, penggantian
pekerja, dll) penerapan program
jamsostek

4 Milyar (Biaya Penerapan program HSE


pengobatan, perbaikan, merupakan mitigasi dari
santunan, penggantian dampak yang mungkin terjadi
pekerja, dll)

MCU sebelum bergabung


dengan MMU/ 1 tahun sekali
Penerapan program HSE
merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi
Penerapan program HSE
merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi
Penerapan program HSE
merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi
Penerapan program HSE
merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi
Penerapan program HSE
merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi
Penerapan program HSE
merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi
Penerapan program HSE
merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi
Penerapan program HSE
merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi
Penerapan program HSE
merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi
Penerapan program HSE
merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi
Penerapan program HSE
merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Penerapan program HSE


merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi
Penerapan program HSE
merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi
Penerapan program HSE
merupakan mitigasi dari
dampak yang mungkin terjadi

Anda mungkin juga menyukai