Disusun Oleh :
Kelompok 8 4D
1. Rizki Cahyani 1911020194
2. Amira Azka Dina 1911020222
3. Devalani Twenty N 1911020234
4. Septian Reza Perdana 1911020236
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Serosis Hepatis.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Serosis Hepatis ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................3
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan ..............................................................................................3
D. Manfaat penulisan.............................................................................................3
iii
V. Perencanaan Keperawatan........................................................................ 56
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, bertekstur lunak, lentur dan
terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah diafragma. Sebagian
besar hati terletak di profunda arcus costalis dextra dan hemidiaphragma dextra
(Snell, 2006). Hati mempunyai beberapa fungsi yaitu metabolisme karbohidrat,
lemak, protein dan merupakan tempat penyimpanan vitamin (Guyton & Hall,
2008). Penyakit sirosis hepatis merupakan penyebab kematian terbesar setelah
penyakit kardiovaskuler dan kanker. Diseluruh dunia sirosis hepatis menempati
urutan ketujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun
akibat penyakit ini. Sirosis hepatis merupakan penyakit hati yang sering
ditemukan dalam ruang perawatan penyakit dalam. Gejala klinis dari sirosis hati
sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala sampai dengan gejala yang jelas.
Apabila diperhatikan, laporan dinegara maju maka kasus sirosis yang datang
berobat kedokter hanya kira-kira 30% dari seluruh populasi penyakit ini dan lebih
dari 30% lainnya ditemukan secara kebetulan ketika berobat, sisanya ditemukan
saat otopsi (Sutadi, 2003).
v
kejadian sirosis hepatis yang ada, laki-laki lebih mudah terkena sirosis hepatis
dibandingkan dengan perempuan. Penderita sirosis hepatis banyak terjadi pada
usia antara 20-50 tahun. Berdasarkan dari data organisasi kesehatan dunia atau
World Health Organization (WHO) 2010, penyakit sirosis hepatis menempati
urutan kelima tertinggi penyakit kronis yang ada di dunia. Lebih dari 600.000 ribu
kasus baru didiagnosis secara global setiap tahun. Menurut hasil Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 bahwa jumlah orang yang didiagnosis Hepatis
di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan gejala-gejala yang ada, menunjukan
peningkatan dua kali lipat apabila dibandingkan dengan data tahun 2007 dan
2013.
Menurut hasil dari Riskesdas tahun 2013 bahwa jumlah orang yang
didiagnosis sirosis hati di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan gejala-gejala
yang ada, menunjukkan peningkatan 2 kali lipat apabila dibandingkan dari data
2007 dan 2013, hal ini dapat menunjukkan petunjuk awal tentang upaya
pengendalian akan penyakit ini harus ditingkatkan. Sirosis hepatis ditularkan
secara parenteral melalui transfusi darah atau produk darah yang terinfeksi atau
melalui peralatan yang terinfeksi seperti jarum suntik, bisa juga ditularkan melalui
fekal oral, kemudian hepatosit (sel epitel hati) dirusak secara langsung oleh virus
atau oleh respon imun tubuh terhadap virus, dan hal ini terjadi perubahan seluler
yang menimbulkan peradangan pada hati sehingga menyebabkan adanya
peregangan pada kapsula hati yang mengakibatkan pembesaran hati, yang akan
menggangu proses metabolisme nutrisi, pengeluaran zat sisa, dan penyimpanan
nutrisi yang ditandai dengan anoreksia (mual dan muntah) yang dapat
mengakibatkan kurangnya kandungan zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, sehingga
pasien mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
(Nurarif & Kusuma, 2013).
vi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari Serosis Hepatis ?
2. Bagaimana anatomi pada Serosis Hepatis ?
3. Bagaimana fisiologi organ yang berkaitan dengan Serosis Hepatis ?
4. Bagaimana etiologi pada Serosis Hepatis ?
5. Bagaimana patofisiologi pada Serosis Hepatis ?
6. Apa saja manifestasi klinis pada Serosis Hepatis ?
7. Apa saja komplikasi pada Serosis Hepatis ?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang pada Serosis Hepatis ?
9. Bagaimana penatalaksanaan pada Serosis Hepatis ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dari Serosis Hepatis.
2. Mengetahui Anatomi pada Serosis Hepatis.
3. Mengetahui bagaimana fisiologi organ yang berkaitan dengan Serosis
Hepatis.
4. Mengetahui bagaimana etiologi pada Serosis Hepatis.
5. Mengetahui bagaimana patofisiologi pada Serosis Hepatis.
6. Mengetahui bagaimana manifestasi klinis pada Serosis Hepatis.
7. Mengetahui apa saja komplikasi pada Serosis Hepatis.
8. Mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang pada Serosis Hepatis.
9. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan pada Serosis Hepatis.
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan makalah diatas, diharapkan hasil makalah ini
bermanfaat untuk pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan penulisan
makalah selanjutnya.
vii
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
Sirosis hepatis adalah penyakit kronis pada hati dengan inflamasi dan
fibrosis yang mengakibatkan distorsi struktur dan hilangnya sebagian besar hepar.
Perubahan besar yang terjadi karena sirosis adalah kematian sel-sel hepar,
terbentuknya sel-sel fibrotik (sel mast), regenerasi sel dan jaringan parut yang
menggantikan sel-sel normal (Baradero, 2008).
Sirosis hepatis adalah penyakit kronis yang menyebabkan destruksi sel dan
fibrosis (jaringan parut), jaringan hepatik (Sandra M. Nettina, 2001).
Sirosis hepatis adalah stadium akhir dari penyakit hati, yang menahun
dimana secara anatomis didapatkan proses fibrosis dengan pesanan nodul
regenerasi dan nekrosis (Smeltzer & Bare, 2001).
viii
B. Anatomi organ terkait Serosis Hepatis
Organ yang berhubungan dengan serosis hepatis adalah hati (hepar). Hati
adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga perut di
bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5 % dari berat badan orang dewasa
normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan
darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh
ligamentum falciforme, di inferior oleh fissure dinamakan dengan ligamentum
teres dan di posterior oleh fissure dinamakan dengan ligamentum venosum. Lobus
kanan hati enam kali lebih besar dari lobus kirinya dan mempunyai 3 bagian
utama yaitu : lobus kanan atas, lobus caudatus, dan lobus quadrates. Hati
dikelilingi oleh kapsula fibrosa yang dinamakan kapsul glisson dan dibungkus
peritorium pada sebagian besar keseluruhan permukaannnya.
Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu : vena porta hepatica yang
berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan nutrien seperti asam amino,
monosakarida, vitamin yang larut dalam air, dan mineral dan Arteri hepatica,
cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen. Hati, saluran empedu, dan
pankreas, semuanya berkembang sebagai cabang dari usus depan fetus pada
daerah yang di kemudian hari menjadi duo denum, semuanya berhubungan erat
dengan fisiologi pencernaan. Karena letak anatomi yang berdekatan, fungsi yang
berkaitan, dan kesamaan dari kompleks gejala yang di timbulkan oleh gangguan
pada ketiga struktur ini, maka cukup beralasan bila ketiga struktur ini di bicarakan
secara bersamaan (Loraine M. Wilson, Laula B. Lester, 1995, hal; 426 ).
ix
C. Fisiologi pada Serosis Hepatis
Menurut Corwin (2001), hati menerima suplai darah dari 2 sumber yang
berbeda. Sebagian besar aliran darah hati, sekitar 1000 ml per menit, adalah vena
yang berasal dari lambung, usus halus, dan usus besar, pankreas, dan limfa. Darah
ini mengalir ke hati melalui vena porta. Darah ini juga mungkin mengandung
toksin atau bakteri. Sumber lain perdarahan hati adalah arteri hepatica yang
mengalirkan darah 500 ml per menit. Darah arteri ini memiliki saturasi oksigen
yang tinggi.
Kedua sumber darah tersebut mengalir ke dalam kapiler hati yang disebut
sinusoid. Dari sinusoid darah mengalir ke vena sentrlis di setiap lobulus, dan dari
semua lobulus ke vena hepatica. Vena hepatica mengosongkan isinya ke dalam
vena kava inverior. Secara hematologis, hati berfungsi membentuk beberapa
faktor pembekuan termasuk faktorI (fibrinogen), II (protrombin), VII
(prokonvertin). Tanpa produksi zat-zat ini yang adekuat, pembekuan darah akan
terganggu dan dapat terjadi perdarahan hebat. Selain itu, vitamin K adalah vitamin
yang larut dalam lemak yang di butuhkan untuk membentuk faktor-faktor ini dan
yang lainnya. Karena garam-garam empedu di perlukan untuk menyerap semua
vitamin larut lemak dan usus, maka disfungsi hati yang menyebabkan penurunan
pembekuan atau suplai empedu ke usus juga dapat menimbulkan masalah
perdarahan.
Hati mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang di simpan
di suatu tempat di dalam tubuh, guna di buat sesuai untuk pemakaiannya
dalam jaringan.
2. Hati mengubah zat buangan dan bahan racun untuk di buat mudah untuk
x
3. Fungsi glikogenik
4. Pembentukan ureum.
5. Hati menerima asam amino yang di absorbsi oleh darah, kemudian terjadi
deaminasi oleh sel, artinya nitrogen di pisahkan dari bagian asam amino,
amonia di ubah menjadi ureum.
xi
Kondisi sirosis menyebabkan terbentuknya banyak jaringan dan regenerasi
noduler dengan berbagai ukuran yang dibentuk oleh sel parenkim hati yang masih
sehat. Nodul-nodul regenerasi ini dapat berukuran kecil (mikronoduler) atau besar
(makronodular). Ini terjadi akibat nekrosis hepatoseluler. Jaringan penunjang
retikulin kolaps dalam deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskuler, dan
regenerasi nodularis parenkim hati. Akibatnya bentuk hati yang normal akan
berubah dalam penanganan pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah
vena porta yang akhirnya menyebabkan hipertensi portal. Pada sirosis dini
biasanya hati membesar, teraba kenyal, tepi tumpul, dan terasa nyeri saat ditekan.
Ketika jaringan hati yang sehat hancur dan digantikan oleh jaringan parut kondisi
menjadi serius, karena dapat mulai memblokir aliran darah melalui hati. Jaringan
hati diganti oleh jaringan parut fibrosa serta nodul regeneratif (benjolan yang
muncul sebagai konsekuensi dari suatu proses di mana kerusakan jaringan dibuat
ulang).
xii
a. Sirosis Pascanekrosis (Makronodular)
b. Sirosis Billier
c. Sirosis Kardiak
Merupakan penyakit hati kronis terkait dengan gagal jantung sisi kanan
jangka panjang, seperti atrioventrikular perikarditis konstriktif lama.
Merupakan bentuk nodul kecil akibat beberapa agen yang melukai terus-
menerus, terkait dengan penyalahgunaan alcohol.
Terjadinya fibrosis hati disebabkan adanya aktifitas dari sel stellate hati.
Aktifitas ini dipicu dengan adanya faktor-faktor inflamasi yang dihasilkan oleh
hepatosit dan sel kupffer. Sel stellate merupakan sel penghasil utama matrix
ekstraseluler setelah terjadi cedera pada hepar. Pembentukan ECM disebabkan
xiii
oleh adanya pembentukan jaringan mirip fibroblast yang dihasilkan sel stellate
dan dipengaruhi oleh beberapa sitokin (Sherlock, 2011).
Berbeda dengan sirosis yang disebabkan oleh virus, pada sirosis yang
disebabkan oleh alkohol, alkohol awalnya diserap di usus halus. Tubuh
memiliki gastric alcohol dehydrogenase (ADH), microsomal ethanol
oxidizing system (MEOS), dan peroxisomal catalase untuk memetabolisme
alkohol yang yang masuk dalam tubuh. Etanol yang telah dimetabolisme akan
membentuk asetaldehida yang nantinya akan termetabolisme menjadi asetat.
xiv
Konsumsi alkohol dapat meningkatkan akumulasi trigliserida dengan
meningkatkan asupan asam lemak dan mengurangi oksidasi asam lemak seta
sekresi lipoprotein. Selain itu, pembentukan spesies oksigen reaktif
meningkatkan kerusakan membran hepatosit. Asetaldehida dapat bergabung
dengan protein untuk membentuk protein-acetaldehyde adduct yang dapat
mengganggu proses bentukan formasi mikrotubular dan pertukaran protein
hepatis. Akibatnya, terjadilah aktivasi sel stelata yang menginduksi produksi
kolagen berlebih dan matriks ekstraseluler. Jaringan ikat terbentuk dan
mengikat portal triad. Vena sentral membentuk nodul regeneratif.
Proses fibrosis pada sirosis yang disebabkan virus dan konsumsi alkohol
terjadi secara kronis sehingga hepar kontraksi dan mengecil. Walau demikian,
seiring perkembangan fibrosis menjadi sirosis, ukuran hepar akan kembali
membesar. Hipertensi portal menyebabkan pembentukan varises pada
esofagus dan gaster. Hal ini sangat berbahaya mengingat varises mudah untuk
pecah dan terjadi perdarahan. Selain itu, vasodilasi splanknik juga
meningkatkan aliran ke portal yang memperparah tekanan portal dan juga
menyebabkan sirkulasi hiperdinamik. Hal ini berujung pada asites dan
sindrom hepatorenal yang ditandai dengan adanya retensi natrium, vasodilasi
perifer, dan aktivasi faktor vasoaktif.
xv
F. Manifestasi Klinis Serosis Hepatis
Menurut Smeltzer & Bare (2001) manifestasi klinis dari sirosis hepatis
antara lain:
1. Pembesaran Hati
Pada awal perjalanan sirosis hati, hati cenderung membesar dan sel-selnya
dipenuhi oleh lemak. Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepi tajam yang
dapat diketahui melalui palpasi. Nyeri abdomen dapat terjadi sebagai akibat
dari pembesaran hati yang cepat dan baru saja terjadi sehingga mengakibatkan
regangan pada selubung fibrosa hati (kapsula Glissoni). Pada perjalanan
penyakit yang lebih lanjut, ukuran hati akan berkurang setelah jaringan parut
menyebabkan pengerutan jaringan hati. Apabila dapat dipalpasi, permukaan
hati akan teraba berbenjol-benjol (noduler).
xvi
3. Varises Gastrointestinal
Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat perubahan fibrotik juga
mengakibatkan pembentukan pembuluh darah kolateral dalam sistem
gastrointestinal dan pemintasan (shunting) darah dari pembuluh portal ke
dalam pembuluh darah dengan tekanan yang lebih rendah. Sebagai akibatnya,
penderita sirosis sering memperlihatkan distensi pembuluh darah abdomen
yang mencolok serta terlihat pada inspeksi abdomen (kaput medusae), dan
distensi pembuluh darah diseluruh traktus gastrointestinal. Esofagus, lambung
dan rektum bagian bawah merupakan daerah yang sering mengalami
pembentukan pembuluh darah kolateral. Distensi pembuluh darah ini akan
membentuk varises atau hemoroid tergantung pada lokasinya.
Karena fungsinya bukan untuk menanggung volume darah dan tekanan yang
tinggi akibat sirosis, maka pembuluh darah ini dapat mengalami ruptur dan
menimbulkan perdarahan. Karena itu, pengkajian harus mencakup observasi
untuk mengetahui perdarahan yang nyata dan tersembunyi dari traktus
gastrointestinal. Kurang lebih 25% pasien akan mengalami hematemesis
ringan; sisanya akan mengalami hemoragi masif dari ruptur varises pada
lambung dan esofagus.
4. Edema
Gejala lanjut lainnya pada sirosis hepatis ditimbulkan oleh gagal hati yang
kronis. Konsentrasi albumin plasma menurun sehingga menjadi predisposisi
untuk terjadinya edema. Produksi aldosteron yang berlebihan akan
menyebabkan retensi natrium serta air dan ekskresi kalium.
xvii
Gejala anemia dan status nutrisi serta kesehatan pasien yang buruk akan
mengakibatkan kelelahan hebat yang mengganggu kemampuan untuk
melakukan aktivitas rutin sehari-hari.
6. Kemunduran Mental
1. Hipertensi portal
2. Asites
Penyebab asites yang paling banyak pada sirosis hepatis adala hipertensi
portal, disamping adanya hipoalbumin(penurunan fungsi sintesis pada hati )
dan disfungsi ginjal yang akan mengakibatkan akumulasi cairan dalam
peritoneum.
3. Varises gastroesofagus
xviii
Varises gastroesofagus merupakan kolateral portosistemik yang paling
sering. Pecahnya Varises oesofagus (VE) mengakibatkan perdarahan
varieses yang berakibat fatal.
5. Enselopati Hepatikum
6. Sindroma Hepatorenal
a. Pemeriksaan laboratorium
1. Darah lengkap
xix
3. Albumin serum menurun
5. Pemanjangan masaprotombin
7. Fibrinogen menurun
8. BUNmeningkat
b. Pemeriksaan diagnostik
1. Radiologi
2. Esofagoskopi
3. USG
4. Angiografi
xx
a. Penatalaksanaan Medis
1) Memberikan oksigen
9) Vitamin: zink
xxi
13) Temponade balloon varises: pipa Sengstaken-Blakemore (pada
perdarah aktif)
b. Penatalaksanaan Keperawatan
xxii
4) Menjaga keseimbangan volume cairan
6) Mencegah Infeksi
xxiii
BAB III
xxiv
penyakit seperti klien ataupun penyakit keturunan seperti diabetes mellitus,
hipertensi dan jantung koroner.
xxv
12x/menit. 3) Perkusi : terdengar pekak pada batas hati, dan shifting dulness saat
diperkusi 4) Palpasi : terdapat nyeri tekan pada perut bagian kanan atas, hepar
teraba membesar, terdapat shifting dullnes atau gelombang cairan. Pemeriksaan
anus, tidak terdapat hemoroid, dan klien tidak terpasang kateter, bersih, dan tidak
ada tanda-tanda iritasi kulit. Pada ekstremitas atas, tangan klien tidak terpasang
infus, CRT < 2 detik, tidak ada edema. Pada ekstremitas bawah, terdapat udem
tungkai, kekuatan otot menurun, tidak ada gangguan gerak hanya saja klien
terlihat lemas.
3. Eritrosit 2,9 x 106 sel/ mm3 4,4 - 5,6 x 106 sel/ sel/ mm3
mm3 (laki-laki)
Satuan SI = 4,4 – 5,6
x 1012 sel/L
4. Hematokrit 25 % 40 – 50 % (laki-laki) %
Satuan SI = 0,4 – 0,5
xxvi
6. MCV 86 fL 80-100 fL fL
7. MCH 27 pg/sel 28 – 34 pg/sel pg/sel
8. MCHC 30 g/dL 32 – 36 g/dL g/dL
Hitung jenis
- Basofil 0% 0 – 2% %
- Eosinofil 4% 0% - 6% %
- Batang 0% 0% - 12% %
- Segmen 59% 6% - 73% %
- Limfosit 26% 15% – 45% %
- Monosit 10% 0% - 11% %
xxvii
makan
3 Spironolacton 100 mg 1x1 per oral Pagi sebelum
sebelum makan sarapan
xxviii
Pola hubungan dan peran, klien mengatakan didalam keluarganya berperan
sebagai kepala rumah tangga, ia mengatakan tinggal bersama istri dan kedua
anaknya. Klien mengatakan keluarganya sangat mendukung untuk menjalani
proses keperawatan khususnya istri dan anaknya. Klien mengatakan mampu
berkomunikasi dengan siapapun. Klien mengatakan sangat takut dan nampak
cemas karena keadaan perutnya yang semakin membesar. Klien mengatakan agar
penyakit yang di alaminya cepat sembuh dan klien cepat pulang. Pola reproduksi
dan seksual, klien seorang laki-laki, klien mengatakan ia mempunyai 1 anak laki-
laki dan 1 anak perempuan. Klien mengatakan ia tidak ada keluhan terkait
reproduksi dan seksualnya. Pola nilai dan keyakinan, klien mengatakan bahwa
klien beragama Islam, klien mengatakan kondisi sekarang merupakan cobaan dari
sang maha pencipta, selama dirawat pasien tidak melakukan kegiatan keagamaan
seperti sholat. Klien terlihat berdoa untuk kesembuhan sakitnya. Klien dan
keluarga tidak paham tentang penyakit sirosis hepatis dan cara penyembuhannya.
Aspek Biologis
Aspek Psikologis
Aspek Sosial
Aspek Spiritual
xxix
Tempat/Tanggal Lahir : Pekaja, 12 Januari 1984
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Suku : Jawa
Pekerjaan : Buruh
Tanggal Masuk RS : 5 April 2021
Sumber Informasi : Ny. S (istri klien)
Status Perkawinan : Menikah
Lama Bekerja : 2 tahun
Alamat : Desa Pekaja, Kalibagor
Diagnosa Medis : Sirosis Hepatis
Keluarga terdekat yang dapat dihubungi (orang tua, wali, suami, istri dan
lain-lain ):
Nama : Ny.S (istri klien)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Alamat : Desa Pekaja, Kalibagor
xxx
Klien mengatakan tidak memiliki alergi obat/makanan, pasien
mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan, klien mengatakan pernah
dirawat dirumah sakit dengan riwayat penyakit hepatitis.
1. Aspek Biologis
xxxi
Cairan Data Subyektif a) Klien mengatakan sebelum sakit dapat
menghabiskan 4 botol air mineral dan klien
sering mengkonsumsi minuman alkohol.
b) Klien mengatakan saat sakit hanya minum 1
gelas perhari (150 cc), klien tidak terpasang
infus.
xxxii
Temperature Data Subyektif a) Ny. S mengatakan bahwa klien panas dan
demam
b) Klien mengatakan saat sakit hanya minum 1
gelas perhari (150 cc)
b) BAK
1) Klien mengatakan sebelum sakit BAK 3-4
kali sehari dengan warna urine kuning
kecoklatan dan waktu tidak menentu
xxxiii
dan siang 2 jam.
xxxiv
tungkai
d) Kekuatan otot menurun
e) Klien terlihat lemas
Rasa Aman Data Subyektif a) Sebelum sakit klien mengatakan tidak ada
dan Nyaman keluhan saat tidur dan melakukan aktifitas
b) TTV :
1) Tekanan darah 130/80 mmHg
2) Nadi 111x/menit
3) Pernafasan 29x/menit
4) Suhu tubuh 38ºC
xxxv
kering sudah 1 bulan
xxxvi
e) Pemeriksaan mata, keadaan kedua mata simetris,
konjungtiva anemis, pergerakan bola mata normal, reaksi
terhadap cahaya mengecil. Klien tidak menggunakan alat
bantu penglihatan dan tidak ada keluhan pada mata klien.
xxxvii
sedikit kuning
2) Palpasi : ictus cordis teraba, kulit terasa hangat,
3) Perkusi : batas jantung tidak melebar
4) Auskultasi : Irama jantung teratur, suara jantung lub-
dub, nadi cepat 111x/menit.
l) Pemeriksaan abdomen diperoleh hasil :
1) Inspeksi : abdomen tampak membesar (asites), tidak
ada lesi
2) Auskultasi : terdengar bising usus 12x/menit
3) Perkusi : terdengar pekak pada batas hati, dan shifting
dulness saat diperkusi
4) Palpasi : terdapat nyeri tekan pada perut bagian kanan
atas, hepar teraba membesar, terdapat shifting dullnes atau
gelombang cairan.
xxxviii
terjadinya penurunan Hb
didalam tubuh klien yaitu 7,8
g/dL. Penurunan nilai hb
dapat terjadi pada anemia
(terutama anemia karena
kekurangan zat besi), sirosis,
hipertiroidisme, perdarahan,
peningkatan asupan cairan
dan kehamilan.
3. Eritrosit 4,4 - 5,6 x 106 sel/ 2,9 x 106 sel/ Nilai normal dari
xxxix
penurunan hematokrit
didalam tubuh klien yaitu 25
%. Penurunan Hct merupakan
indicator anemia (karena
berbagai sebab), reaksi
hemolitik, ssirosis.
xl
32 – 36 g/dL. MCHC pada
kasus didapatkan hasil
terjadinya penurunan MCHC
didalam tubuh klien yaitu 30
g/dL . Penurunan MCHC
mengindikasikan klien
kekurangan zat besi, anemia
mikrositik.
Hitung jenis
xli
yaitu normal.
Kimia
Bilirubin total 0,1 – 1,2 mg/dl 1,7 mg/dl Nilai normal dari
pemeriksaan bilirubin total
adalah 0,1 – 1,2 mg/dl.
Bilirubin total pada kasus
didapatkan terjadinya
peningkatan bilirubin total
didalam tubuh klien 1,7
mg/dl. Peningkatan bilirubin
total mengindikasikan adanya
kerusakan pada organ hati
atau pada klien dengan
hepatitis dan sirosis.
Bilirubin direk 0,1 – 0,3 mg/dl 0,5 mg/dl Nilai normal dari
pemeriksaan bilirubin direk
adalah 0,1 – 0,3 mg/dl.
xlii
Bilirubin direk pada kasus
didapatkan terjadinya
peningkatan bilirubin total
didalam tubuh klien 0,5
mg/dl. Peningkatan bilirubin
direk mengindikasikan
adanya gangguan fungsi hati
seperti hepatitis dan serosis
hati atau penyakit lain akibat
mengkonsumsi alkohol
berlebih.
xliii
Protein total 6,3 – 7,9 mg/dL 5,9 mg/dL Nilai normal dari
pemeriksaan protein total
adalah 6,3 – 7,9 mg/dL.
Protein total pada kasus
didapatkan hasil terjadinya
penurunan protein total
didalam tubuh klien yaitu 5,9
mg/dL. Nilai protein total
menurun pada kondisi gizi
buruk atau penyakit hati yang
berat.
xliv
Globulin 2,8 – 3,2 g/dL 3,4 g/dL Nilai normal dari
pemeriksaan globulin adalah
2,8 – 3,2 g/dL. Globulin pada
kasus didapatkan hasil
terjadinya peningkatan
globulin didalam tubuh klien
yaitu 3,4 g/dL.
xlv
creatinine didalam tubuh
klien yaitu 1,5 mg/dL. Nilai
creatinine yang meningkat
dapat mengakibatkan tubuh
terasa lemah,demam, warna
urine tidak seperti biasanya
dan jarang berkemih.
Terapi Pengobatan
xlvi
b) Klien juga mengatakan nafasnya sesak karena nyeri tersebut
c) Klien mengatakan pernah dirawat dirumah sakit dengan
riwayat penyakit hepatitis
d) Klien mengatakan agar penyakit yang di alaminya cepat
sembuh dan klien cepat pulang
d) Klien mengatakan dirinya sebagai seorang suami dan seorang
kepala rumah tangga merasa tidak nyaman karena keadaannya
yang tidak bisa beraktivitas seperti biasa
e) Klien mengatakan sangat takut dan nampak cemas karena
keadaan perutnya yang semakin membesar
xlvii
c) Sebelum sakit pasien mengatakan melakukan semua
aktivitasnya secara mandiri dan dapat bekerja seperti biasa
1) F (Faith / Beliefs) :
Jawaban:
“Apakah spiritual ini penting dalam hidup Anda? Apa spiritual itu
memiliki pengaruh pada diri anda pribadi, bagaimana Anda memahami
spiritualitas ini pada diri sendiri? Bagaimana keyakinan anda memiliki pengaruh
xlviii
terhadap perubahan perilaku selama Anda sakit ini? Apakah peran keyakinan
Anda akan memberikan kekuatan untuk bangkit/kembali dalamkeadaan sehat ?”
Jawaban:
maha pencipta
seperti sholat.
3) C (Community):
Jawaban:
4) A (Addres):
Jawaban:
xlix
Ds : Klien mengatakan pernah dirawat dirumah sakit dengan riwayat
penyakit hepatitis.
Analisa data ini mohon diperhatikan supaya MEMUAT 4 ASPEK yang terkait
problem utama.
l
1. DS : Pola napas Hambatan upaya Pola napas tidak
- Klien mengatakan tidak efektif napas (nafasnya efektif b.d
nafasnya sesak karena nyeri sesak karena Hambatan upaya
dibagian perut kanan atas nyeri) napas d.d
- Klien mengatakan bahwa pernapasan cuping
ia mengalami batuk kering hidung
sudah 1 bulan
DO :
- klien bernafas
menggunakan cuping
hidung
- RR 29x/menit
- pernafasan takipnea
li
makan saat sakit menurun
- Sebelum sakit BB klien
60 kg
- Saat sakit BB klien 48 kg
- Tinggi badan 160 cm
- IMT = 18,75
- Terdapat nyeri tekan pada
bagian perut kanan atas
DO :
- Mukosa mulut kering &
pecah-pecah
- Perut klien terlihat asites
- Di ekstremitas bawah
klien terdapat edema
tungkai
- Sebelum sakit BB klien
60 kg
- Saat sakit BB klien 48 kg
lii
perhari (150 cc) dehidrasi d.d suhu
DO : tubuh diatas nilai
- Suhu tubuh klien 38ºC normal
- Wajah klien tampak
pucat
liii
7. DS : Gangguan rasa Gejala penyakit Gangguan rasa
nyaman
- Saat sakit klien merasa nyaman b.d gejala
lemas dan sering terbangun penyakit d.d
karena nyeri perut mengeluh sulit
- Klien mengatakan dirinya tidur
sebagai seorang suami dan
seorang kepala rumah
tangga merasa tidak
nyaman karena keadaannya
yang tidak bisa beraktivitas
seperti biasa
- Saat sakit, selama dirawat
klien mengatakan susah
tidur dan sering terbangun
karena nyeri perut. Tidur
malam maksimal 5 jam dan
siang 2 jam.
- Klien mengatakan mual
saat makan
- Klien mengatakan ia
sering mengkonsumsi
minuman alkohol
DO :
- TTV :
- Nadi 111x/menit
- Pernafasan 29x/menit
- Suhu tubuh 38ºC
liv
keras sejak 2 minggu yang mengeluh nyeri
lalu
- Klien mengatakan nyeri
dibagian perut kanan atas
dengan identifikasi :
P : Klien mengatakan
rasa nyeri bertambah ketika
makan dan nyeri berkurang
apabila tidak terlalu banyak
bergerak
Q : Klien mengatakan
rasa nyeri yang timbul
seperti diremas-remas
R : Klien mengatakan
lokasi rasa nyeri dibagian
perut kanan atas
S : Pasien mengatakan
jika skala nyeri yang
dirasakan 6
T : Klien mengatakan
nyeri yang dirasakan hilang
timbul
- Klien mengatakan saat
sakit ia merasa mual saat
makan
DO :
- Tekanan darah 130/80
mmHg
- Nadi 111x/menit
- Pernafasan 29x/menit
- bau karakteristik
lv
pernapasan yaitu fetor
hepaticus
DO :
- Klien tampak menahan
rasa nyeri
- Nadi 111x/menit
- Wajah klien tampak pucat
DO :
- Selama dirawat klien tidak
melakukan kegiatan
keagamaan seperti sholat
lvi
dibagian perut kanan atas d.d tidak mampu
mandi
DO :
- Aktivitas pasien dibantu
oleh keluarga dan perawat
- Kekuatan otot pasien
menurun
-Klien terlihat lemas
- Saat sakit : selama di
rawat klien tidak pernah
mandi dan hanya di lap saja
2x sehari pagi dan sore
lvii
Prioritas Masalah Keperawatan dari 4 ASPEK Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d pernapasan cuping
hidung
3. Defisit nutrisi b.d berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal d.d
nafsu makan menurun
6. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri (dibagian perut kanan atas) d.d kekuatan
otot menurun
7. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit d.d mengeluh sulit tidur
9. Ansietas b.d krisis situasional d.d merasa khawatir dengan akibat dari kondisi
yang dihadapi
10. Distres spiritual b.d perubahan pola hidup d.d tidak mampu beribadah
11. Defisit perawatan diri b.d gangguan muskuloskeletal d.d tidak mampu mandi
lviii
V. Perencanaan Keperawatan (bisa diperbanyak sesuai kebutuhan)
Nama : Tn. U Umur : 37 tahun Ruang : Mawar Diagnosa medis : Sirosis Hepatis
1. 7 April 2021 Pola napas tidak efektif Pola Napas Manajemen Jalan Napas
b.d hambatan upaya Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi Definisi :
napas d.d pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat. Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan
cuping hidung napas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2x 24 jam di harapkan: Aktivitas-aktivitas :
Kriteria hasil : Observasi :
Indikator Awal Target - Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
Pernapasan 2 5 usaha napas)
cuping hidung - Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
Frekuensi napas 2 5
mengi, wheezing, ronki kering)
Keterangan :
Pernapasan cuping hidung Terapeutik :
1 : Meningkat -Posisikan semi-fowler atau fowler
59
2 : Cukup meningkat - Berikan oksigen, jika perlu
3 : Sedang
4 ; Cukup menurun Edukasi :
5 : Menurun - Ajarkan teknik batuk efektif
60
Gangguan fungsi hati Definisi : Definisi :
(sirosis hepatitis) Kehilangan dara baik internal (terjadi Mengidentifikasi dan menurunkan risiko atau
d.d penurunan kadar Hb didalam tubuh) maupun eksternal komplikasi stimulus yang menyebabkan
(terjadi hingga keluar tubuh). perdarahan atau risiko perdarahan.
61
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat Kolaborasi :
- Kolaborasi obat pengontrol perdarahan, jika
Hemoglobin perlu
Hematokrit - Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
Suhu tubuh
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
3. 7 April 2021 Defisit nutrisi b.d berat Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
62
badan menurun minimal Definisi : Definisi :
10% dibawah rentang Keadekuatan asupan nutrisi untuk Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi
ideal d.d nafsu makan memenuhi kebutuhan metabolisme yang seimbang
menurun
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Aktivitas-aktivitas :
selama 2x 24 jam di harapkan: Observasi :
Kriteria hasil : - Identifikasi status nutrisi
Indikator Awal Target - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Porsi makanan 1 5 - Identifikasi makanan yang disukai
yang dihabiskan
Serum albumin 1 5
Nyeri abdomen 1 5 -Monitor asupan makanan
Berat badan 2 5 - Monitor berat badan
Frekuensi makan 1 5
Nafsu makan 2 5 - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Membran mukosa 1 5
Terapeutik :
Keterangan :
- Lakukan oral hygienesebelum makan, jika
Porsi makanan yang dihabiskan
perlu
Serum albumin
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
1 : Menurun
Piramida makanan)
63
2 : Cukup menurun - Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
3 : Sedang konstipasi
4 ; Cukup meningkat Berikan makanan yang tinggi kalori atau protein
5 : Meningkat Berikan suplemen makanan, jika perlu
64
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
65
Keterangan : - Timbang BB setiap hari pada waktu yang sama
Kelembaban membran mukosa - Batasi aupan cairan dan garam
Asupan makanan
1 : Menurun Edukasi :
2 : Cukup menurun - Ajarkan cara membatasi cairan
3 : Sedang
4 ; Cukup meningkat Kolaborasi :
5 : Meningkat - Kolaborasi pemberian diuretik (furosemide)
Edema
Asites
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 ; Cukup menurun
5 : Menurun
Membran mukosa
Berat badan
66
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 ; Cukup membaik
5 : Membaik
Terapeutik :
67
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Lakukan pendinginan eksternal (mis. Kompres
Keterangan : dingin padai, leher, dada, abdomen, aksila)
Pucat
Takipnea Edukasi :
1 : Meningkat - Anjurkan tirah baring
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang Kolaborasi :
4 : Cukup menurun - Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
5 : Menurun intravena, jika perlu
Suhu tubuh
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
68
kanan atas) d.d kekuatan Kemampuan dalam gerakan fisik dari Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan
otot menurun satu atau lebih ekstremitas secara aktivitas pergerakan fisik
mandiri
Aktivitas-aktivitas :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
selama 2x 24 jam di harapkan: - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fiik
Kriteria hasil : lainnya
Indikator Awal Target
Pergerakan 1 5 Terapeutik :
ekstremitas - Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
Kekuatan otot 1 5
Nyeri 1 5 (mis. Pagar tempat tidur)
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien
Keterangan : dalam meningkatkan pergerakan
Pergerakan ekstremitas
Kekuatan otot Edukasi :
1 : Menurun - Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
2 : Cukup menurun -Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
3 : Sedang dilakukan (mis. Duduk ditempat tidur,duduk
4 : Cukup meningkat disisi tempat tidur dari tempat tidur ke kursi).
69
5 : Meningkat
Nyeri
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
70
Indikator Awal Target Aktivitas-aktivitas :
Kesejahteraan 2 5 Observasi :
fisik
Kesejahteraan 2 5
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durai,
psikologis
Kebebasan 1 5 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
melakukan ibadah - Identifikasi skala nyeri
Keluhan tidak 2 5 - Identifikasi respon nyeri non verbal
nyaman - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Keluhan sulit tidur 2 5
Mual 2 5
Konsumsi alkohol 2 5
Pola tidur 1 5
Keterangan : Terapeutik :
2 : Cukup menurun
3 : Sedang Edukasi :
71
5 : Meningkat - jelaskan strategi meredakan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
Keluhan tidak nyaman mengurangi rasa nyeri
Keluhan sulit tidur
Mual Kolaborasi :
Konsumsi alkohol - Kolaborasi pemberia analgetik, jika perlu
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
Pola tidur
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
72
pencedera fisiologis d.d Definisi : Pengalaman sensorik atau Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola
mengeluh nyeri emosional yang berkaitan dengan pengalaman sensorik atau emosional yang
kerusakan jaringan atau fungsional berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
dengan onset mendadak atau lambat dan fungsional dengan onset mendadak atau lambat
berintensitas ringan hingga berat dan dan berintensitas ringan hingga berat dan
konstan konstan
73
Kesulitan tidur - Fasilitasi istirahat dan tidur
Mual
1 : Meningkat Edukasi :
2 : Cukup meningkat - Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
3 : Sedang - jelaskan strategi meredakan nyeri
4 : Cukup menurun - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
5 : Menurun mengurangi rasa nyeri
74
situasional d.d merasa Definisi : Definisi :
khawatir dengan akibat Kondisi emosi dan pengalaman Menggunakan teknik peregangan untuk
dari kondisi yang subyektif terhadap objek yang tidak mengurangi tanda dan gejala ketidaknyamanan
dihadapi jelas dan spesifik akibat antisipasi sepertinyeri, ketegangan otot, atau kecemasan.
bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi Aktivitas-aktivitas :
ancaman. Observasi :
- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
tekanan darah dan suhu sebelum dan sesudah
selama 2x 24 jam di harapkan:
Kriteria hasil : latihan
Indikator Awal Target
-Monitor respon terhadap terapi relaksasi
Frekuensi 2 5
pernapasan
Frekuensi nadi 2 5 Terapeutik :
Pucat 2 5
Pola tidur 2 5 - Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang
Keterangan : nyaman, jika memungkinka
Frekuensi pernapasan -Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
Frekuensi nadi
Pucat prosedur teknik relaksasi
1 : Meningkat
75
2 : Cukup meningkat Edukasi :
3 : Sedang
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
4 : Cukup menurun
5 : Menurun relaksasi yang tersedia (mis. Musik, meditasi,
napas dalam, relaksasi otot progres)
Pola tidur
1 : Memburuk - Jelaskan secara rinci intervensi relaksi yang
2 : Cukup memburuk
dipilih
3 : Sedang
4 : Cukup membaik - Anjurkan mengambil posisi nyaman
5 : Membaik
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
rileksasi.
76
Setelah dilakukan tindakan keperawatan -Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan
selama 2x 24 jam di harapkan: ketidakberdayaan
-Identifikasi pandangan tentang hubungan antara
Kriteria hasil : spiritual dan kesehatan
Indikator Awal Target - Identifikasi ketaatan dalam beragama
Verbalisasi 2 5
perasaan tenang Terapeutik :
Perasaan takut 2 5
Kemampuan 1 5 - Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan
beribadah tentang penyakit dan kematian
- Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah
Keterangan :
Verbalisasi perasaan tenang Edukasi :
1 : Menurun - Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman
2 : Cukup menurun dan/ atau orang lain
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat Kolaborasi :
5 : Meningkat - Atur kunjungan dengan rohaniawan (mis.
Ustadz).
Perasaan takut
77
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menur
Kemampuan beribadah
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
78
- Identifikasi kemampuan membaca, status
perawatan diri, status kognitif , psikologis,
Kriteria hasil : tingkat kecemasan dan budaya
Indikator Awal Target
- Identifikasi masalah dan hambatan perawatan
Kemampuan 2 5
mandi diri yang dialami
Kemampuan 2 5
mengenakan
pakaian Terapeutik :
Kemampuan 2 5
BAB/BAK - Rencanakan strategi edukasi termasuk tujuan
yang realistis
Keterangan :
1: Menurun - Ciptakan edukasi interaktif untuk memicu
2: Cukup menurun partisipasi aktif selama edukasi
3: Sedang
4: Cukup meningkat - Berikan penguatan positif terhadap kemampuan
5: Meningkat yang didapat
Edukasi :
- Ajarkan perawatan diri praltik perawatan diri,
dan aktivitas kehidupan sehari-hari
- Ajurkan mendemonstrasikan praktik perawatan
diri sesuai kemampuan
79
- Anjurkan mengulang kembali informasi
edukasi tentang perawatan diri
Terapeutik :
Perilaku sesuai 2 5 - Sediakan materi dan media pendidikan
dengan
pengetahuan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
Keterangan : kesepakatan
Kemampuan menjelaskan pengetahuan - Berikan kesempatan untuk bertanya
80
tentang suatu topik
Perilaku sesuai dengan pengetahuan
1 : Menurun
2 : Cukup menurun Edukasi :
3 : Sedang
- Jelaskan faktor risiko yang dapat
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
81
Nama : Tn. U Umur : 37 tahun Ruang : Mawar Diagnosa medis : Sirosis Hepatis
10.20
- Melakukan pengkajian nyeri
11.30
- Melakukan kolabrasi dengan
82
dokter untuk pemberian obat
bronkodilator,ekspektoran,
13.00 mukolitik
- Mengajarkan teknik batuk efektif
83
perdarahan DO :
09.10 - Anjurkan untuk meningkatkan - Hb = 7,8 g/dL.
makanan serta vitamin - Hematokrit = 25 %.
09.30 - Mengobservasi hambatan fisik - Mukosa mulut kering & pecah-pecah
- Menganjurkan untuk tetap
10.00 bedrest selama perdarahan
10.10 - Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat pengontrol
10.20 perdarahan jika perlukan
84
mekan dan minum vitamin K DO :
09.20 - Kolaborasi dengan dokter untuk - Hb = 7,8 g/dL.
pemberian produk darah jika - Hematokrit = 25 %.
diperlukan - Mukosa mulut kering & pecah-pecah
09.30 - Memonitoring nilai
hematokrit/hemoglobin
10.00 - Mengedukkasi pasien untuk
membatasi tindakan invasif
10.30 - Menciptakan lingkungan yang
nyaman
11.00 - Mengedukasi pasien untuk
semangat mengkonsumsi obat
11.30 - Memonitoring kelelahan fisik
terhadap aktivitas pasien
85
- Memonitoring tingkat nyeri DO :
- Klien hanya menghabiskan 3 sendok
makan saat sakit
- Sebelum sakit BB klien 60 kg
- Saat sakit BB klien 48 kg
- Tinggi badan 160 cm
- IMT = 18,75
- Terdapat nyeri tekan pada bagian
perut kanan atas
86
10.30 - Mengobservasi tingkatan nyeri - Tinggi badan 160 cm
11.00 - Anjurkan posisi semi flower - IMT = 18,75
11.30 - Mengedukasi diet yang di - Terdapat nyeri tekan pada bagian
programkan perut kanan atas
13.00 - Kolaborasi dengan dokter
pemberian medikasi sebelum
makan
DO :
- Mukosa mulut kering & pecah-pecah
- Perut klien terlihat asites
87
- Di ekstremitas bawah klien terdapat
edema tungkai
- Sebelum sakit BB klien 60 kg
- Saat sakit BB klien 48 kg
DO :
- Mukosa mulut kering & pecah-pecah
- Perut klien terlihat asites
- Di ekstremitas bawah klien terdapat
88
edema tungkai
- Sebelum sakit BB klien 60 kg
- Saat sakit BB klien 48 kg
89
- Mengedukasi pasien untuk rajin
11.30 meminum obat
- Kolaborasi dengan dokter
13.00 pemberian cairan dan elektrolit
intravena jika diperlukan
90
11.00 - Sediakan kursi roda diekat
tempat tidur pasien
11.30 - Mengedukasi pasien untuk rajin
meminum obat
13.00 - Kolaborasi dengan dokter
pemberian cairan dan elektrolit
intravena jika diperlukan
13.30 - Mengobservasi tindakan basahi
dan kipasi permukaan tubuh
91
memaksimalkan ventilasi DO :
08.40 - Mengajarkan teknik untuk - Selama sakit aktivitas pasien dibantu
mengurangi rasa nyeri oleh keluarga dan perawat karena
09.10 - Kolaborasi dengn dokter pasien merasa badannya lemas dan
pemberian analgetik nyeri dibagian perut kanan atas,
09.30 - Memonitoring pola aktivitas dan sehingga ia tidak dapat bekerja seperti
tidur dan faktor penggangu tidur biasanya
10.00 pada pasien
92
Gangguan mobilitas fisik Minggu 18April 2021 - Mengkaji perkembagan pasien DS :
b.d nyeri nyeri (dibagian - Mengobservasi pola pernafasan - Klien mengatakan badannya lemas
perut kanan atas ) d.d 08.30 pasien dan nyeri dibagian perut kanan atas
kekuatan otot 09.00 - Mengedukasi cara melakukan
93
aktivitas DO :
- Menyediakan kursi roda didekat - Selama sakit aktivitas pasien dibantu
pasien oleh keluarga dan perawat karena
- Melakukan tindakan mobilisasi pasien merasa badannya lemas dan
- Mengidentifikasi harapan dan nyeri dibagian perut kanan atas,
kekuatan pasien sehingga ia tidak dapat bekerja seperti
biasanya
94
kekuatan otot 09.00 - Mengedukasi cara melakukan
aktivitas DO :
09.20 - Menyediakan kursi roda didekat - Selama sakit aktivitas pasien dibantu
pasien oleh keluarga dan perawat karena
09.30 - Melakukan tindakan mobilisasi pasien merasa badannya lemas dan
nyeri dibagian perut kanan atas,
10.00 - Mendampingi rohaniawan dan sehingga ia tidak dapat bekerja seperti
pelaksanaan ibadah yang di anut biasanya
10.30 b) CRT < 2 detik
- Mengedukasi untuk rajin
c) Di ekstremitas bawah klien terdapat
mengkonsumsi obat
edema tungkai
d) Kekuatan otot menurun
- Mengidentifikasi harapan dan
11.00 e) Klien terlihat lemas
kekuatan pasien
95
mengeluh sulit tidur 08.20 - Melakukan TTV sering terbangun karena nyeri perut
08.30 - Mengedukasi tentang gangguan - Klien mengatakan dirinya sebagai
rasa nyaman terhadap pola tidur seorang suami dan seorang kepala
09.10 - Menciptakanlingkungan yang rumah tangga merasa tidak nyaman
nyaman karena keadaannya yang tidak bisa
09.30 - Mengidentifikasi tingkat rasa beraktivitas seperti biasa
nyeri - Saat sakit, selama dirawat klien
10.00 - Melakukan terapi mengatakan susah tidur dan sering
nonfarmakologi untuk terbangun karena nyeri perut. Tidur
mengurangi rasa nyeri malam maksimal 5 jam dan siang 2
10.10 - Sediakan kursi roda didekat jam.
tempat tidur pasien - Klien mengatakan mual saat makan
10.20 - Mengobservasi hambatan fisik - Klien mengatakan ia sering
11.30 - Mengedukasi pasien untuk mengkonsumsi minuman alkohol
mengkonsumsi makanan
DO :
- TTV :
- Nadi 111x/menit
- Pernafasan 29x/menit
- Suhu tubuh 38ºC
96
- Selama dirawat klien tidak
melakukan kegiatan keagamaan seperti
sholat
97
11.30 - Mengajarkan strategi meredakan mengkonsumsi minuman alkohol
nyeri
DO :
- TTV :
13.00 - Mengedukasi pasien untuk
- Nadi 111x/menit
semangat meminum obat
- Pernafasan 29x/menit
- Suhu tubuh 38ºC
13.30 - Mengobservasi hambatan fisik
- Selama dirawat klien tidak
melakukan kegiatan keagamaan seperti
sholat
98
09.30 - Memonitoring pola aktivitas dan bergerak
tidur dan faktor penggangu tidur Q : Klien mengatakan rasa nyeri yang
10.00 pada pasien timbul seperti diremas-remas
R : Klien mengatakan lokasi rasa nyeri
10.10 - Memonitoring pola makan dan dibagian perut kanan atas
faktor pengganggu pola makan S : Pasien mengatakan jika skala nyeri
pada pasien yang dirasakan 6
10.20 - mengidentifikasi kekuatan fisik T : Klien mengatakan nyeri yang
terhadap pasien dirasakan hilang timbul
11.30 - mengevaluasi keadaan pasien - Klien mengatakan saat sakit ia
merasa mual saat makan
DO :
- Tekanan darah 130/80 mmHg
- Nadi 111x/menit
- Pernafasan 29x/menit
- bau karakteristik pernapasan yaitu
fetor hepaticus
99
Nyeri akut b.d agen Jumat 23 April 2021 DS :
pencedera fisiologis d.d 08.00 - mengkaji perkembangan pasien - Klien mengatakan lemas, perut
pola napas abnormal 08.20 - mengobservasi pola nafas pada membesar (asites) dan keras sejak 2
(takipnea) 08.30 pasien minggu yang lalu
08.40 - mengukur TTV - Klien mengatakan nyeri dibagian
09.10 - mengatur posisi semi flower perut kanan atas dengan identifikasi :
09.30 - Monitoring kelelahan fisik dan P : Klien mengatakan rasa nyeri
emosional dan tingkat bertambah ketika makan dan nyeri
kemandirian berkurang apabila tidak terlalu banyak
bergerak
Q : Klien mengatakan rasa nyeri yang
timbul seperti diremas-remas
R : Klien mengatakan lokasi rasa nyeri
100
dibagian perut kanan atas
S : Pasien mengatakan jika skala nyeri
yang dirasakan 6
T : Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan hilang timbul
- Klien mengatakan saat sakit ia
merasa mual saat makan
DO :
- Tekanan darah 130/80 mmHg
- Nadi 111x/menit
- Pernafasan 29x/menit
- bau karakteristik pernapasan yaitu
fetor hepaticus
101
terapi relaksasi perutnya yang semakin membesar
08.40 - Mengajarkan teknik terapi - Selama dirawat klien mengatakan
relaksasi susah tidur
09.10
- Mengajarkan teknik terapi rileks
dan meraasakan sensasinya DO :
09.30 - Klien tampak menahan rasa nyeri
- Memonitoring ketegangan
- Nadi 111x/menit
otot,frekuensi nadi,TD,dan shu
- Wajah klien tampak pucat
sesudah dan sebelum latihan
teknik terapi relaksasi
10.00
102
11.30
- Kolaborasi dengan dokter
pemberian terapii relaksasi
13.00
- Memonitoring pola aktivitas dan
tidur dan faktor penggangu tidur
pada pasien
13.30
- Mengevaluasi keadaan pasien
103
Ansietas b.d krisisi Minggu 25 April 2021 DS :
situasional d.d merasa 08.00 - Mengkaji perkembangan pasien - Klien mengatakan sangat takut dan
khawatir dengan akibat dari 08.20 - Mengobservasi pola pernapasan nampak cemas karena keadaan
kondisi yang dihadapi 08.30 - Mengatur posisi semi flower perutnya yang semakin membesar
- Selama dirawat klien mengatakan
- Mengedukasi cara melakukan
08.40 susah tidur
aktivitas bertahap
09.10
- Mengidentifikasi harapan dan
DO :
kekuatan pasien
- Klien tampak menahan rasa nyeri
- Nadi 111x/menit
- Wajah klien tampak pucat
104
perubahan pola hidup d.d 08.00 - Mengkaji keluhan pasien - Klien mengatakan agar penyakit yang
tidak mampu beribadah 08.20 - Melakukan TTV di alaminya cepat sembuh dan pasien
08.30 - Mengedukasi pasien untuk terus cepat pulang
melakukan ibadah
09.10 DO :
- Memberikan dukungan semangat
- Selama dirawat klien tidak
kepada pasien
09.30 melakukan kegiatan keagamaan seperti
sholat
- Mendampingi rohaniawan dan
10.00
pelaksanaan ibadah yang di anut
- Memonitoring pola aktivitas dan
10.10
tidur dan faktor penggangu tidur
pada pasien
105
aktivitas dengan cara bertahap cepat pulang
09.20 - Mendampingi rohaniawan dan
pelaksanaan ibadah yang di anut DO :
- Selama dirawat klien tidak
melakukan kegiatan keagamaan seperti
sholat
DO :
09.20 - Mengkaji tingkat rasa nyeri
- Aktivitas pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat
106
09.30 - Mengedukasi pasien untuk - Kekuatan otot pasien menurun
melakukan pola hidup sehat -Klien terlihat lemas
- Monitoring kelelahan fisik dan - Saat sakit : selama di rawat klien
10.00 emosional dan tingkat tidak pernah mandi dan hanya di lap
kemandirian saja 2x sehari pagi dan sore
10.30 - Mengidentifikasi masalah dan
hambatan perawatan diri
107
10.30 - mengkaji tingkat rasa nyeri saja 2x sehari pagi dan sore
108
cara penyembuhannya 09.00 - Melakukan TTV dan saturnasi membesar (asites) dan keras sejak 2
b.d kurang terpapar 09.20 - Mengedukasi pasien untuk minggu yang lalu
informasi d.d penyakit akut melakukan pola hidup bersih dan - Klien mengatakan nyeri dibagian
sehat perut kanan atas
09.30 - Mengkaji tingkat rasa nyeri
DO :
10.00 - Mengedukasi faktor risiko yang - Klien dan keluarga tidak paham
dapat mempengaruhi kesehatan tentang penyakit sirosis hepatis dan
10.30 - Memberikan keempatan untuk cara penyembuhannya
bertanya - Nyeri di perut bagian kanan atas
11.00 - Melakukan edukasi tentang
kesehatan
11.30 - Mengobservasi hambatan fisik
109
VII. Evaluasi Keperawatan (SOAP)
Nama :Tn. U Umur : 37 tahun Ruang : Mawar Diagnosa medis : Sirosis Hepatis
110
Frekuensi napas 2 5 3
P: Intervensi lanjutan :
Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Posisikan semi flower.
Mengajarkan teknik batuk efektif.
Mengedukasi pasien untuk meminum obat.
P : Intervensi lanjutan :
Pemberian obat analgetik
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian produk darah jika
diperlukan
Memonitoring nilai hematokrit/hemoglobin
111
Jumat, 9 April 2021 S : pasien mengatakan lemas perut membesar
3. Defisit nutrisi b.d berat badan O ; nadi 11x/menit
menurun minimal 10% dibawah A: Masalah sudah teratasi
rentang ideal d.d nafsu makan
menurun Indikator Awal Target Akhir
Porsi makanan 1 5 5
yang dihabiskan
Serum albumin 1 5 5
Nyeri abdomen 1 5 5
Berat badan 2 5 5
Frekuensi makan 1 5 5
Nafsu makan 2 5 5
Membran mukosa 1 5 5
P : Intervensi lanjutan :
-
112
Membran mukosa 1 5 4
Berat badan 2 5 5
Asupan makanan 1 5 5
P : Intervensi lanjutan :
Menciptakan lingkungan yang nyaman
Mengobservasi hambatan fisik
Mengedukasi pasien untuk rajin mengkonsumsi obat
P : Intervensi lanjutan :
-
6. Gangguan mobilitas fisik b.d S : pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas
113
nyeri nyeri (dibagian perut kanan O : CRT<2detik
atas) d.d kekuatan otot menurun A : Masalah sudah teratasi
Indikator Awal Target Akhir
Pergerakan 1 5 5
ekstremitas
Kekuatan otot 1 5 5
Nyeri 1 5 5
P : Intervensi lanjutan :
-
Selasa, 13 April 2021
7. Gangguan rasa Nyaman b.d S : Pasien mengatakan agar penyakit yang dialaminya cepat sembuh
Gejala penyakit d.d mengeluh sulit O : tidak pernah melakukan kegiatan keagamaan
tidur A : Masalah sudah teratasi
Indikator Awal Target Akhir
Kesejahteraan fisik 2 5 5
Kesejahteraan 2 5 5
psikologis
Kebebasan 1 5 5
melakukan ibadah
Keluhan tidak 2 5 5
nyaman
Keluhan sulit tidur 2 5 5
Mual 2 5 5
114
Konsumsi alkohol 2 5 5
Pola tidur 1 5 5
P : Intervensi lanjutan :
-
P : Intervensi lanjutan :
-
9. Ansietas b.d krisis situasional S : Pasien mengatakan susah tidur
d.d merasa khawatir dengan akibat O : Wajah tampak pucat
dari kondisi yang dihadapi A : Masalah sudah teratasi
Indikator Awal Target Akhir
Frekuensi pernapasan 2 5 5
Frekuensi nadi 2 5 5
115
Pucat 2 5 5
Pola tidur 2 5 5
P : Intervensi lanjutan :
-
P : Intervensi lanjutan :
-
11. Defisit perawatan diri b.d S : Pasien mengatakan melakukan ingin menyelesaikan aktivitas
gangguan muskulosketal d.d tidak perawatan diri
mampu mandi O : hambatan perawatan diri yang dialami
A : Masalah sudah teratasi
116
Indikator Awal Target Akhir
Kemampuan mandi 2 5 5
Kemampuan 2 5 5
mengenakan pakian
Kemampuan 2 5 5
BAB/BAK
P : Intervensi lanjutan :
-
117
P : Intervensi lanjutan :
-
118
PROGNOSIS
Klien dalam kasus ini sering mengkonsumsi alkohol sehingga klien memiliki
sintasan 5 tahun kurang dari 50% dan memiliki komplikasi yaitu asites. Asites
pada pasien sirosis menunjukkan prognosis yang buruk. Angka mortalitas 40%
dalam 1 tahun dan 50% dalam 2 tahun. EASL (European Association for the
Study of the Liver) merekomendasikan klien sirosis dengan asites merupakan
kandidat untuk dilakukan transplantasi hati.
KOMPLIKASI
Pasien pada kasus ini mengalami asites. Asites berkaitan dengan ketahanan hidup
jangka panjang yang rendah (5-year survival rate 30%-40%), peningkatan risiko
infeksi dan gagal ginjal sehingga semua pasien dengan asites sebaiknya dievaluasi
untuk transplantasi. Sekitar 50% pasien dengan sirosis hati akan mengalami asites
dalam waktu 10 tahun dan meninggal dalam 2 tahun.
119
DAFTAR PUSTAKA
Mediaction Publishing.
Jakarta:EGC.
Bare BG., Smeltzer SC. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Hal : 45
Company.
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Corwin, J.E. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC.
Longo DL, dkk. (2012). Principles of internal medicine 18th Ed EB. McGraw Hill
Professional.
Kedokteran.
120
Mansjoer, A., dkk. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Fakultas
PB PAPDI. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 6th Ed. Jakarta: Interna
Publishing.
Robinson, J.M., dan Saputra.L. (2014). Buku Ajar Visual Nursing Jilid Satu.
Sutadi. (2003). Sirosis Hepatis. Sumatra Utara : Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Tarigan, P. (2001). Buku Ajar Penyakit Dalam jilid 1 Ed. 3 Sirosis Hati. Jakarta:
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperwatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
121
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
122