bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat baik selaku
perokok aktif maupun perokok pasif, oleh sebab itu diperlukan perlindungan
terhadap bahaya rokok bagi kesehatan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan;
b. bahwa untuk udara yang sehat dan bersih hak bagi setiap orang, maka diperlukan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan Pegawai dan Perseroan untuk mencegah
dampak penggunaan rokok baik langsung maupun tidak langsung terhadap
kesehatan, sebagai upaya menciptakan iklim ke~a yang sehat dan bersih, serta
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal;
Mengingat :1. Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;
2. Undang-undang RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
3. Undang-Undang RI Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan
Pemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 3 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 26
Tahun 2006;
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk
Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi perusahaan Perseroan
(persero);
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun.2005 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;
7. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
8. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-58/MBU/2008
jo Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-
252/MBU/2009 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota
Direksi Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara;
9. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 001.Kl030/DIR/1994 tentang
Pemberlakuan Peraturan Sehubungan Dengan Pengalihan Bentuk Hukum
Perusahaan;
10. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 017.KlDIR/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Direksi PT PLN (Persero) Nomor 055.KlDIR/2010.
Pasal2
Tujuan
(1) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja harus memberi contoh dan teladan di
kawasan dilarang merokok yang menjadi tanggung jawabnya.
(2) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja wajib memelihara dan meningkatkan kualitas
udara yang sehat dan bersih bebas dari asap rokok.
(3) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja menampilkan data dan intormasi bahaya
rokok di Kawasan Dilarang Merokok.
(4) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja wajib menginstruksikan kepada stat dan/atau
pegawainya untuk tidak merokok di kawasan dilarang merokok atau seluruh tempat kerja.
(5) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja wajib menegur dan/atau memperingatkan
dan/atau mengambil tindakan apabila terbukti stat dan/atau pegawainya merokok di Kawasan
Dilarang Merokok atau di seluruh tempat kerja.
(6) Stat dan/atau pegawai dapat memberikan teguran atau melaporkan kepada Pimpinan dan/atau
penanggung jawab tempat kerja, apabila ada yang merokok di Kawasan Dilarang Merokok atau
di seluruh tempat Kerja.
(7) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja wajib mengambil tindakan atas laporan yang
disampaikan oleh stat dan/atau pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
Pasal4
Tempat Khusus/Kawasan Merokok
(1) Pegawai maupun non Pegawai dapat merokok hanya di tempat yang khusus disediakan untuk
merokok yang letaknya tidak di dalam gedung dan tidak mengganggu kegiatan kerja.
(2) Tempat khusus atau Kawasan merokok harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. tempatnya terpisah secara fisik atau tidak bercampur dengan kawasan dilarang
merokok;
b. dilengkapi alat penghisap udara atau memiliki sistem sirkulasi udara;
c. dilengkapi asbak atau tempat pembuangan puntung rokok.
d. dapat dilengkapi dengan data dan intormasi bahaya merokok bagi kesehatan.
Pasal5
Pembinaan
(1) Pejabat yang membidangi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), merupakan perangkat
Perseroan yang berkewajiban melakukan pembinaan untuk:
a. menyelenggarakan kawasan dilarang merokok di setiap tempat yang ditetapkan sebagai
kawasan dilarang merokok.
b. mengusahakan agar Pegawai terhindar dari penyakit akibat penggunaan rokok.
(2) Pembinaan dapat dilakukan oleh:
a. masing-masing perangkat Perseroan dengan melaksanakan berbagai kegiatan pembinaan
dalam rangka pembinaan pelaksanaan kawasan dilarang merokok dan bahaya merokok
bagi kesehatan;
b. Pimpinan· Unit dapat memberikan penghargaan kepada orang atau badan yang telah
berjasa dalam rangka memotivasi membantu pelaksanaan kawasan dilarang merokok.
(3) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurut c dilaksanakan sesuai
dengan Ketentuan yang berlaku.
Pasal6
Pengawasan
Pasal7
Sanksi
(1) Setiap Pegawai yang terbukti merokok tidak di kawasan merokok, dikenakan sanksi:
a. Teguran lisan; atau
b. Hukuman Disiplin Pegawai, jika dilakukan lebih dari 3 (tiga) kali; dan atau
c. Demosi jabatan.
(2) Setiap orang bukan Pegawai yang terbukti merokok di kawasan dilarang merokok dikenakan
sanksi teguran lisan dan diminta untuk merokok di tempat yang disediakan, mematikan rokok,
atau diminta keluar dari lingkungan kantor apabila yang bersangkutan tetap ingin merokok.
(3) Atasan langsung Pegawai yang terbukti membiarkan Pegawai merokok di kawasan dilarang
merokok, dapat dikenakan sanksi administrasi berupa Teguran lisan atau peringatan tertulis.
Dengan diberlakukan Keputusan ini, ketentuan lain yang bertentangan dengan Keputusan ini
dinyatakan tidak berlaku.