Anda di halaman 1dari 5

KETERAMPILAN KOMUNIKASI YANG BAIKm

Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam bentuk lambang


atau simbol bahasa atau gerak (non verbal), untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Stimulus atau rangsangan ini dapat berupa suara/bunyi atau bahasa lisan, maupun berupa
gerakan, tindakan atau simbol-simbol yang diharapkan dapat dimengerti oleh pihak lain, dan
pihak lain merespon atau bereaksi sesuai dengan maksud pihak yang memberikan stimulus.

Komunikasi kesehatan mencakup pemanfaatan jasa komunikasi untuk menyampaikan


pesan dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan upaya
peningkatan dan pengelolaan kesehatan oleh individu maupun komunitas masyarakat. Selain
itu, komunikasi kesehatan juga meliputi kegiatan menyebarluaskan informasi tentang
kesehatan kepada masyarakat agar tercapai perilaku hidup sehat, menciptakan kesadaran,
mengubah sikap dan memberikan motivasi pada individu untuk mengadopsi perilaku sehat
yang direkomendasikan menjadi tujuan utama komunikasi kesehatan.

Komunikasi kesehatan dengan pasien atau penderita meliputi informasi yang berkaitan
dengan kondisi kesehatan individu, informasi bagaimana memaksimalkan perawatan dan
bagaimana pemberian terapi. Komunikasi kesehatan pada pasien/penderita lebih bersifat
terapeutik yang artinya memfasilitasi proses penyembuhan.

Komunikasi kesehatan terapeutik ini dapat diberikan oleh pihak keluarga, ahli medis
dan orang-orang yang berada disekitar pasien/penderita dengan memperhatikan beberapa
prinsip dalam komunikasi terapetuik itu sendiri, yakni :

a. Komunikasi terapeutik harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya
dan saling menghargai.
b. Pihak keluarga, ahli medis dan orang-orang disekitar individu harus menyadari
kebutuhan pasien secara fisik maupun mental
c. Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik.
Komunikasi yang baik dapat dicapai dengan beberapa pendekatan, yaitu mendengar
aktif dan efektif, serta penyusunan pesan baik informatif dan persuasif.

A. Mendengar Aktif dan Efektif

Suatu proses psikologis dalam usaha memahami/memandang ide dan sikap yang
diekspresikan seseorang dari sudut pandang orang tersebut. Mempersepsikan suatu keadaan
atau situasi dari sudut persepsi orang lain. Dengan ketrampilan mendengar, kita akan
membuat orang yang diajak berkomunikasi merasa nyaman dan memberikan informasi yang
kita inginkan. Mendengar menunjukkan bahwa kita memperhatikan orang lain. Perhatian
merupakan salah satu ketrampilan dasar dalam komunikasi. Mendengar adalah sengaja, ada
unsur keinginan atau niat untuk mengetahui isi atau apa yang dibicarakan orang lain.
Mendengar adalah ketrampilan yang dibutuhkan dalam berkomunikasi. Seorang
pendengar yang aktif harus peka terhadap bahasa verbal dan nonverbal dari orang yang diajak
berkomunikasi. Mendengar orang lain dapat ditunjukkan melalui ekspresi yang tepat (non
verbal) ,seperti : Tatapan mata, Sikap duduk, Posisi duduk, Ekspresi wajah, Pertanyaan
lanjutan.
Dengan ketrampilan mendengar akan tercipta suasana yang menyenangkan dalam
berkomunikasi. Seringkali hanya dengan ketrampilan mendengar, seorang konselor
mendapatkan kepercayaan yang sangat besar dari orang lain (klien). Sikap yang diperlukan
dalam mendengar aktif, yaitu : bersedia mendengar, bersedia membantu, menerima perasaan
konseli, mempercayai, dan tidak melibatkan diri ke dalam masalah konseli.
Manfaat mendengar aktif, yaitu: mengurangi rasa takut kepada perasaan-perasaan
negative, menimbulkan hubungan yang hangat, menfasilitasi pemecahan masalah, membuat
orang menjadi lebih bersedia mendengarkan orang lain, dan meletakkan ‘kendali’ ke tangan
orang lain itu.
Cara atau tips untuk menjadi pendengar aktif, yaitu:
1. Bertanya jika tidak jelas.
2. Hindari gangguan/fokus pada penutur.
3. Kontak mata (jangan buat hal lain).
4. Jangan potong pembicaraan/interupsi .
5. Perhatikan bahasa verbal dan nonverbal.
6. Bersikap empati.
7. Uraikan pendapat kita untuk hindari misinterpretasi .
8. Evaluasi pesan setelah informasi selesai disampaikan.
9. Fokus/konsentrasi pada pemberi pesan.
10. Beri feedback untuk pastikan akurasi informasi.
11. Mendengarkan dengan totalitas tubuh.
12. Jangan terlalu banyak berbicara.

B. Penyusunan Pesan Informatif dan Persuasif

1. Pesan Informatif

Informatif merupakan segala hal yang bersifat memberikan atau menerkan hal yang
berupa fakta yang bertujuan untuk menambah wawasan pembaca pesan tersebut. Prinsip-
prinsip Komunikasi informatif antara lain adalah :

 Jumlah Informasi.

Batasi jumlah informasi yang akan dikomunikasikan dan kembangkan presentasinya.


Akan lebih baik menyajikan 2 informasi baru dan menjelaskan dengan contoh dan ilustrasi.

 Manfaat

Pendengar akan mengingat informasi dengan baik bila mreka merasa informasi itu
bermanfaat utk kebutuhan atau tujuan mereka. Jika kita ingin audience mendengarkan
pembicaraan kita kaitkan informasi dengan kebutuhan, keinginan dan tujuan mereka.

 Kaitkan informasi baru dengan yang lama

Para pendengar akan lebih mudah mencerna informasi dan mengingatnya lebih lama
bila kita mengkaitkan dengan apa yang telah mereka ketahui.

 Sajikan informasi melalui beberapa alat indera

Pendengar akan mengingat dengan baik informasi yg mereka terima melalui bebrapa
alat indera yaitu pendengar, penglihatan,penciuman, pengecap dan peraba.
2. Pesan Pesuasif

Persuasif merupakan segala hal yang bersifat mengajak atau mempengaruhi orang lain
akan suatu hal yang bertujuan agar orang lain mau mengikuti isi dari pesan yang
disampaikan. Pesan persuasif biasa ada pada iklan.

Model penyusunan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk mengubah
persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Oleh karena itu penyusunan pesan yang bersifat
persuasif mrmiliki sebuah proposisi. Proposisi disini ialah apa yang dikehendaki sumber
terhadap penerima sebagai hasil pesan yang disampaikannya, artinya setiap pesan yang dibuat
diinginkan adanya perubahan.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai
teknik persuasi, antara lain:

 Fear Appeal
Metode penyusunan atau penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakutan
pada khalayak
 Emotional Appeal
Cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan berusaha menggugah emosional
khalayak. Bentuk lain dari emotional appeal ialah propoganda.
 Reward Appeal
Cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan menawarkan janji-janji pada
khalayak. Mengenai metode reward appeal, Heilman dan Garner (1975) dalam
risetnya menemukan bahwa khalayak cenderung menerima pesan atau ide yang
penuh janji-janji daripada pesan yang disertai ancaman.
 Motivational Appeal
Teknik penyusunan atau penyampaian pesan yang dibuat bukan karena janji-janji,
tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga mereka
dapat mengikuti pesan-pesan itu.
 Humorious Appeal
Teknik penyusunan atau penyampaian pesan yang disertai dengan gaya humor,
sehingga dalam penerimaan pesan khalayak tidak merasa jenuh. Pesan yang disertai
humor mudah diterima, enak dan menyegarkan tetapi diusahakan jangan sampai
terjadi humor yang lebih dominan daripada materi yang ingin disampaikan.

Penyusunan bersifat persuasif ini sangat efektif untuk membujuk masyarakat dalam
penyampaian pesan kesehatan. Sebagai komunikator atau sumber pesan akan sangat terbantu
dalam bentuk penyusunan seperti ini, karena masyrakat akan lebih cepat meresap pesan dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai