ABSTRAK
Sentral telepon otomatis (STO) merupakan perangkat switching telekomunikasi sebagai
penyambung dan pemutus informasi yang kirimkan dengan terpusat dan terdistribusi. Penggunaan STO
harus memperhatikan performansi untuk melihat kualitas STO dalam melayani traffic yang ditawarkan.
Penelitian ini menganalisis performansi STO host di multi exchange area (MEA) pekanbaru dengan
studikasus di PT.Telkom Riau daratan.
Hasil pengolahan data traffic outgoing STO host selama setahun nilai performansi ASR PBR1
58,05 % dan PBR2 59,28%. Untuk performansi SCH PBR1 6,98 call/sirkit dan PBR2 9,11 call/sirkit.
Untuk performansi MHTS PBR1 0,09 menit dan PBR2 0,97 menit. Untuk performansi OCC PBR1 1,06
% dan PBR2 14,77 %. Untuk performansi sirkit block PBR1 1,32 % dan PBR2 2,02 %. Untuk
performansi GOS PBR1 0,42 % dan PBR2 0,41 %. Nilai performansi ini masih dalam kondisi baik dalam
pengoperasion STO karena sesuai dengan standar performansi di PT.Telkom. Performansi STO host
PBR2 lebih baik dari STO host PBR1 dikarnakan performansi PBR2 mendekati standar performansi.
ABSTRACT
PENDAHULUAN
pelanggan dengan memperhatikan kualitas
Penerapan jaringan telekomunikasi
sara telekomunikasi yang digunakan. Salah
sangat dibutuhkan kehidupan sebagai
satunya meningkatkan performansi sentral
perantara melakukan proses komunikasi
telepon otomatis (STO).
seperti suara,data, dan video dengan tidak
STO merupakan sentral telekomunikasi
ada keterbatasan jarak tempuh dan waktu.
menggunakan teknologi digital dengan
Meningkatnya permintaan informasi
melayani pelanggan secara terpusat dan
mengharuskan operator telekomunikasi
terdistribusi. Pengoperasian STO harus
memberikan pelayanan yang maksimal bagi
memperhatikan performansi sebagai tolak
ukur kualitas STO dalam melayani proses
1
telekomunikasi. Performansi STO dilihat dari 3. Sebagai interface unit akses dalam
banyak atau sedikit jumlah trafik telepon kaitannya dengan akses dari pelanggan
dapat dilayani. Semakin banyaknya jumlah dan interkoneksi dengan jaringan lain.
trafik telepon yang dilayani STO 4. Sebagai pembebanan untuk
menunjukkan performansi STO dikatakan menghitung dan pencatatan pemakaian
baik.. Performansi STO dalam melayani trafik panggilan.
dapat diukur dengan parameter answer
seizure ratio (ASR), seizure per circuit per Trafik Telekomunikasi
hour (SCH), occupancy circuit (OCC), mean
holding time per seizure (MHTS), grade of Trafik telekomunikasi ialah besaran
service (GOS) dan sirit block. perpindahan informansi-informansi dari suatu
Pada penelitian tugas ini akan tempat ke tempat lain melalui media
membahas Performansi STO host di MEA transmisi. Dalam jaringan telekomunikasi ada
Pekanbaru dengan melakukan studi kasus di tiga jenis trafik ialah (Fauzi dkk, 2006). :
PT.Telkom Riau Daratan. STO host yang 1. Offered Traffic (Trafik yang ditawarkan)
akan dianalisis ialah STO host Pekanbaru ialah trafik yang masuk dalam jaringan
Centrum -1(PBRC1) dengan jenis electronic telekomunikasi. Disimbolkan (A).
whaler sistem digital (EWSD) dan STO host 2. Carried Traffic (Trafik yang terlayani)
Pekanbaru Centrum-2 (PBRC2) dengan jenis ialah trafik yang terlayani dalam jaringan
STO AT&T 5 electronic switching system telekomunikasi. Disimbolkan (Y).
(5ESS) . Performansi STO host diukur dari 3. Lost Traffik (Trafik yang hilang) ialah
jumlah data trafik outgoing yang terjadi di trafik yang tidak dapat dilayani pada
STO host dari jam sibuk 08.00-17.00 wib sistem dikarnakan padatnya jumlah trafik
selama setahun dari bulan januari-desember yang masuk. Dismbolkan (R).
tahun 2011.
Sehingga hubungan ketiga jenis trafik dapat
Tujuan dari penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 1.
manganalisis performansi STO host MEA
Pekanbaru dengan standar performansi yang A Y
telah ditetapkan dan mengetahui di STO host G
manakah performansi yang baik .
R
BAHAN DAN METODE
2
3. Trafik masuk didapat dari kurva rata-rata dan banyaknya
(Incoming Traffic) ialah panggilan dari kurva (Trisnawati, 2008).
pelanggan STO lain yang masuk menuju
pelanggan dalam STO tersebut. c. Fixed Daily Measurement Hour (FDMH)
4. Trafik transit FDMH ialah metode pengamatan
(Transit Traffic) ialah panggilan dari selang satu jam pengukuran trafik yang
pelanggan di STO lain menuju pelanggan telah ditentukan sebelumnya (Juhana,
STO lainnya tetapi melalui pada STO 2010).
tersebut. d. Average Daily Peak Hour (ADPH)
5. Trafik Terminal ADPH ialah metode pengamatan jam
(Terminatting Traffic) ialah trafik yang tersibuk ditentukan berbeda-beda untuk
menuju ke pelanggan yang di panggil dari setiap harinya. Kemudian nilai tersebut
manapun asalnya. dirata-ratakan selama waktu pengamatan
6. Trafik asal (Juhana, 2010).
(Originating Traffic) ialah trafik yang
berasal dari pelanggan dalam suatu sentral Performansi Sentral Telepon
lokal. Performansi sentral telepon merupakan
kualitas dari sentral dalam melayani jaringan
telepon. Kualitas sentral dilihat jumlah trafik
telepon yang dapat dilayani sentral. Untuk
mengukur performansi dari sentral dapat
dilihat dari nilai Answer Seizure Ratio (ASR),
Seizure Per Circuit Per Hour (SCH), Mean
Holding Time Per Seizure (MHTS),
Occupancy Circuit (OCC), grade of service
(GOS), dan Sirkit Blok.
a. Answer Seizure Ratio (ASR)
ASR ialah parameter dalam mengukur
Gambar 2 Trafik pada STO persentasi kualitas rata-rata panggilan
(Safrianti, 2004) yang sukses dilayani pada sentral.
Performansi ASR dapat dicari dengan
Konsep Jam Sibuk membandingkan nilai panggilan yang
Jam sibuk adalah periode selama 60 terlayani pada sentral dengan panggilan
menit terus menerus selama terjadi intensitas yang masuk mencoba melakukan
trafik terpadat. Konsep pengamatan jam sibuk panggilan. Persamaan mencari nilai
digunakan untuk mengetahui intensitas trafik performansi ASR ialah (ITU-T E.411,
terpadat. Penetapan jam sibuk dapat 2000). :
diklasifikasikan ke dalam beberapa cara : ASR = x 100 %
a. Bouncing Busy Hour Method (BBH)
BBH dikenal juga post collected busy
b. Seizure Per Circuit Per Hour (SCH)
hour ialah metode pengamatan jam sibuk
SCH ialah parameter untuk
berdasarkan kepadatan intensitas trafiknya
mengetahui kepadatan panggilan yang
dari waktu ke waktu setiap hari. Dengan
masuk di STO dengan sirkit yang aktif
demikian dapat saja terjadi periode jam
pada rentang waktu tertentu. Satuan SCH
sibuk pada suatu hari akan berbeda dengan
ialah call/sirkit. Nilai performansi SCH
jam sibuk pada hari lain. (Trisnawati,
diketahui dengan membandingkan jumlah
2008)
panggilan yang masuk dengan jumlah
b. Time Consistent Busy Hour (TCBH)
sirkit sentral yang sedang aktif. Persamaan
TCBH ialah metode pengamatan jam
mencari nilai performansi SCH ialah
sibuk dimana periode 60 menit dalam satu
(ITU-T E.411, 2000). :
hari yang nilai trafiknya tertinggi dalam
jangka waktu yang lama. jam sibuk SCH =
3
Persaman mencari nilai performansi GOS
ialah (Gnanasivam, 2006) .
c. Mean Holding Time Per Seizure (MHTS)
MHTS ialah nilai rata-rata lamanya GOS =
pendudukan panggilan dalam waktu.
Satuan performansi MHTS menit/call. Jika
MHTS panjang panggilan dinyatakan
efektif dalam penggunaan sirkit sehingga
menghasilkan pulsa. Nilai MHTS dapat
METODE
dilihat dengan membandingkan jumlah
trafik dengan jumlah panggilan yang Penilitian ini akan membahas
tersalurkan. Persamaan mencari nilai performansi STO host PBR1 dan PBR2 di
performansi MHTS ialah (Trisnawati, MEA pekanbaru di PT. Telkom Riau daratan.
2008). : STO host PBR1 dan PBR2 merupakan sentral
pusat sebagai jalur penghubung antar sentral
MHTS = x 60 menit remote. Topologi hubungan STO host PBR1
dan PBR2 menggunakan topologi mesh. Pada
d. Occupancy Circuit (OCC) bulan juni 2012 STO host PBR1 memiliki 18
OCC ialah perbandingan antara traffic
sentral remote yang terhubung dan STO host
carried (erlang) dengan jumlah sirkit yang PBR2 memiliki 6 sentral remote yang
aktif. Semakin besar nilai OCC maka sirkit terhubung. Adapun bentuk konfigurasi
pada sentral menunjukkan semakin hubungan STO PBR1 dan PBR2 dapat dilihat
padatnya nilai beban sehingga jumlah pada gambar 3.
sirkit harus ditambah. Persamaan mencari Sentral Remote
OCC = x 100 %
Sentral Remote
Sentral Remote Pekanbaru
Sentral Remote Trunk / PB1G
e. Sirkit Block Sentral Remote
Sentral Remote
Sentral Remote
4
terbaik. Untuk lebih jelas bentuk alur Sumber : PT. Telkom Riau Daratan (2012)
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Jun 57,96 7,18 0,09 1,12 0,88 0,42
Jul 56,49 7,34 0,09 1,08 0,06 0,44
Agu 53,89 6,90 0,08 0,93 0,15 0,46
Sep 57,99 7,69 0,09 1,09 0,95 0,42
Okt 55,95 8,51 0,09 1,22 1,10 0,44
Nov 57,14 8,20 0,09 1,18 1,16 0,43
Des 56,31 7,83 0,08 1,09 0,50 0,44
5
untuk performansi STO host. Karena Gambar 2 Performansi SCH Perbulan
STO Host PBR1 dan PBR2
menguragi kualitas dari STO host dalam
melayani jaringan telepon. Sehingga dapat
merugikan operator telekomunikasi. PBR1 dan PBR2 selama jam sibuk terjadi
Tabel diatas dapat bentuk dalam bentuk sangat singkat dari standar performansi. Jika
grafik sebagai berikut : nilai performansi SCH terjadi singkat dari
nilai standar performansi menunjukkan
sedikit kepadatan pada sentral yang dituju.
Sehingga merugikan operator penyedia
telekomunikasi dikarnakan tidak efektif
penggunaan sirkit yang digunakan.
Bedasarkan gambar 2 performansi tetinggi di
STO host PBR1 terjadi di bulan oktober
dengan nilai performansi 8,51 call/sirkit dan
STO host PBR2 terjadi di bulan maret dengan
nilai performansi 11,06 call/sirkit. Sedangkan
nilai performansi terendah perbulan selama
Gambar 1 Performansi ASR Perbulan jam sibuk di STO host PBR1 terjadi bulan
STO host PBR1 dan PBR2 februari dengan nilai 5,18 call/sirkit dan STO
Performansi ASR menunjukkan host PBR2 terjadi di bulan agustus dengan
persentasi jumlah panggilan yang dapat nilai performansi 7,96 call/sirkit. Rendah nilai
disalurkan dari panggilan yang ditawarkan. performansi SCH disebabkan banyak sirikit
Nilai rata-rata performansi ASR perbulan aktif tetapi tidak sebanding dengan jumlah
STO host PBR1 dan PBR2 selama jam sibuk panggilan yang ditawarkan.
sebagian telah memenuhi standar
performansi. Bedasarkan gambar 1
performansi tertinggi di STO host PBR1
terjadi di bulan april dengan nilai performansi
63,60% dan STO host PBR2 terjadi pada
bulan november dengan nilai performansi
64,36%. Sedangkan nilai performansi SCH
terendah perbulan selama jam sibuk di STO
host PBR1 terjadi bulan agustus 53,89% dan
STO host PBR2 terjadi pada bulan maret
52,90%. Rendah nilai performansi ASR
Gambar 3 Performansi MHTS Perbulan
disebabkan terjadi gangguan internal dan STO Host PBR1 dan PBR2
eksternal di STO host yang berakibat Performansi MHTS merupakan rata-rata
meningkatnya loss call. lamanya waktu pendudukan panggilan yang
Performansi SCH merupakan rata-rata terjadi di STO. Nilai performansi MHTS
kepadatan jumlah panggilan yang masuk perbulan selama jam sibuk di STO host PBR1
terhadap sirkit yang aktif di STO. Nilai rata- dan PBR2 terjadi singkat dari standar
rata performansi SCH perbulan STO host performansi. Performansi MHTS yang
singkat di bawah standar performansi tidak
baik untuk performansi STO host, karena
panggilan dikatakan efektif jika menunjukkan
lama waktu pendudukan panggilan.
Bedasarkan gambar 3 performansi tertinggi
STO host PBR1 terjadi bulan maret dengan
april 0,11 menit dan STO host PBR2 terjadi
bulan september 1,23 menit. Sedangkan nilai
performansi MHTS terendah perbulan selama
jam sibuk di STO host PBR1 terjadi bulan
6
agustus dengan desember dan STO host penggunaan sirkit di STO host. Nilai
PBR2 terjadi bulan april 0,81 menit. performansi sirkit terblock perbulan selama
Performansi MHTS singkat disebabkan jam sibuk di STO host PBR1 dan PBR2
jumlah panggilan yang masuk tidak terjadi sedikit. Jika performansi sirkit terblock
sebanding dengan jumlah trafik yang kecil peluang panggilan yang dapat
ditawarkan. disalurkan akan semakin besar. Berdasarkan
gambar 5 performansi sirkit terblock terendah
di STO host PBR1 terjadi bulan juli 0,06%
dan STO host PBR2 terjadi bulan juli 0,06%.
Sedangkan performansi sirkit terblock
perbulan selama jam sibuk yang tertinggi di
STO host PBR1 terjadi bulan februari 4,83 %
dan STO host PBR2 terjadi bulan februari
6,76 %. Tinggi nilai performansi sirit terblock
disebabkan terjadi gangguan pada sirkit
sehingga meningkatnya jumlah sirkit yang
Gambar 4 Performansi MHTS Perbulan terblock.
STO Host PBR1 dan PBR2
Performansi OCC merupakan persentasi
kedudukan sirkit terhadap waktu. Nilai
performansi OCC perbulan selama jam sibuk
di STO host PBR1 dan PBR2 rendah dari
standar performansi yang ditetapkan.
Performansi OCC rendah dari standar
performansi menunjukkan beban trafik yang
kecil terhadap sirkit yang aktif di STO host.
Sehingga penggunaan saluran yang
dialokasikan tidak efisien. Berdasarkan
gambar 4 performansi OCC tertinggi di STO
host PBR1 di bulan oktober 1,22 % dan STO Gambar 6 Performansi GOS Perbulan
STO Host PBR1 dan PBR2
host PBR2 februari 19,03 %. Sedangakan
performansi OCC perbulan selama jam sibuk Performansi GOS merupakan panggilan
yang terendah di STO host PBR1 terjadi yang hilang dari panggilan yang masuk di
bulan februari dengan nilai performansi STO host. Nilai performansi GOS perbulan
0,86% dan STO host PBR2 terjadi bulan selama jam sibuk di STO host PBR1 dan
11,44%. Rendah nilai performansi OCC PBR2 memenuhi standar performansi yang
dikarnakan jumlah trafik yang terjadi rendah ditetapkan. Performansi GOS rendah dari
dari jumlah sirkit aktif. standar performansi menunjukkan
performansi sangat baik, dikarnakan semakin
kecil performansi GOS kesuksesan panggilan
yang dapat disalurkan semakin besar.
Bedasarkan gambar 6 performansi GOS
terendah di STO host PBR1 terjadi pada
bulan april dengan nilai 0,36 % dan STO host
PBR2 bulan oktober dan November 0,36 %.
Sedangkan performansi GOS tertinggi STO
host PBR1 terjadi pada bulan agustus dengan
nilai 0,46 % dan STO host PBR2 terjadi bulan
maret 0,47%. Performansi GOS meningkat
disebabkan terjadi gangguan dari pemanggil
Gambar 5 Performansi Sirkit Block Perbulan dan pada STO host.
STO Host PBR1 dan PBR2
Performansi sirkit terblock merupakan
persentasi jumlah sirkit yang terblock pada
7
dikatakan baik jika performansi SCH besar
tidak melebihi standar performansi yang
ditetapkan. Dari tabel 2 performansi SCH di
STO host pertahun, menunjukkan
STO Parameter Performansi performansi di STO host PBR2 lebih besar
ASR SCH MHT OCC Sirkit GOS
dengan nilai 9,11 call/sirkit sedangkan STO
S Terblock
host PBR1 dengan nilai 58,05%. Sehingga
performansi SCH di STO host PBR2 baik dari
PBR1 58,05 6,98 0,09 1,06 1,32 0,42
STO host PBR1.
PBR2 59,28 9,11 0,97 14,77 2,02 0,41
Performansi MHTS rata-rata pertahun
Performansi STO host rata-rata Pertahun
selama jam sibuk di STO host PBR1 dan
Tabel 2 Nilai Performansi STO Host pertahun. PBR2 terjadi singkat dari standar
performansi. Performansi MHTS singkat
menunjukkan waktu pendudukan panggilan
tidak terlalu lama. Performansi MHTS
Tabel diatas dapat bentuk dalam bentuk dikatakan baik jika waktu pendudukan
grafik sebagai berikut : panggilan lama. Dari table 2 performansi
MHTS pertahun, menunjukkan MHTS di
sirkit STO host PBR2 lama dengan nilai 0,97
menit sedangkan STO host PBR1 dengan
nilai 0,09 menit. Sehingga performansi
MHTS STO host PBR2 baik dari STO host
PBR1.
Performansi OCC rata-rata pertahun
selama jam sibuk di STO host PBR1 dan
PBR2 terjadi rendah dari standar performansi.
Performansi OCC rendah menunjukkan beban
trafik yang kecil terhadap sirkit yang aktif
Nilai performansi STO host MEA pada STO sehingga penggunaan saluran tidak
Pekanbaru di PT. Telkom Riau daratan efisien. Performansi OCC dikatakan baik jika
menunjukkan nilai performansi yang performansi OCC besar tidak melebihi
berfariasi. Performansi nilai ASR rata-rata standar performansi yang ditetapkan. Dari
pertahun jam sibuk di STO host PBR1 dan table 2 performansi OCC di STO host
PBR2 telah memenuhi standar performansi pertahun, menunjukkan performansi OCC di
yang ditetapkan. Semakin besar nilai STO host PBR2 lebih besar dengan nilai
performansi ASR menunjukkan peluang 14,44 % sedangkan STO host PBRl dengan
panggilan yang dapat disalurkan semakin nilai 1,06%. Sehingga menunjukkan
besar. Dari table 2 Performansi ASR di STO performansi OCC di STO host PBR2 baik
host pertahun, menunjukkan performansi di dari pada STO host PBR1.
STO host PBR2 lebih besar dengan nilai Performansi sirkit terblok rata-rata
59,28% sedangkan STO host PBR1 dengan pertahun selama jam sibuk di STO host PBR1
nilai 58,05%. Sehingga performansi ASR di dan PBR2 terjadi kecil. Jika performansi
STO host PBR2 baik dari STO host PBR1. sirkit terbok kecil, maka baik untuk
performansi STO host karena peluang
Performansi SCH rata-rata pertahun panggilan yang dapat disalurkan akan
selama jam sibuk di STO host PBR1 dan semakin besar. Dari table 2 performansi sirkit
PBR2 terjadi singkat dari standar terblok pertahun di STO host PBR1 lebih
performansi. Performansi SCH singkat kecil dengan nilai 1,32% sedangkan STO host
menunjukkan penggunaan sirkit di STO host PBR2 dengan nilai 2,02%.Sehingga
kurang efisien, karena semakin banyak sirkit menunjukkan performansi di STO host PBR1
yang aktif berarti semakin banyak jumlah call baik dari STO host PBR2.
yang dapat ditawarkan. Performansi SCH
8
Performansi GOS rata-rata pertahun 2. Memperkirakan trafik telepon terjadi di
selama jam sibuk di STO host PBR1 dan tahun yang akan datang dengan
PBR2 terjadi kecil dari standar performansi. menggunakan metode frocesting.
Jika performansi GOS kecil, maka baik untuk
performansi STO host karena menunjukkan
peluang panggilan yang dapat disalurkan
besar. Dari table 2 performansi STO host
pertahun, menunjukkan performansi STO DAFTAR PUSTAKA
host PBR1 kecil dengan nilai 0,41%
sedangkan STO host PBR2 dengan nilai Fauzi,Rahmad dan Suherman. “Jaringan
0,42%, sehingga menunjukkan performansi Telekomunikasi”. [Online] available
STO host PBR2 baik dari STO host PBR1. http://www.ittelkom.ac.id/staf/mhd/textbo
ok.pdf, diakses 21 April 2012.
Gnanasivam,P. “Telecommunication
KESIMPULAN DAN SARAN Switching and Networks”. [Online]
Kesimpulan availablehttp://en.bookfi.org/book/112870
6?_ir=1, diakses 3 januari 2013.
ITU-T. “ International Network
Dari pengolahan data trafik outgoing Management-Operational Guidance “.
perhari jam 08.00-17.00 wib selama bulan [Online] Available http://
januari sampai dengan desember tahun 2011, www.itu.int/rec/T-REC-E.411/en, diakses
dapat disimpulkan performansi di STO host 3 Juli 2012.
MEA pekanbaru ialah :
Juhana,Tuntun. “Konsep Jama Sibuk”
1. Nilai performansi ASR dan GOS di STO
[Online] Available
host MEA pekanbaru telah memenuhi
http://www.telecom.ee.itb.ac.id/~tutun/ET
standar performansi ditetapkan.
3042/ET3042-4.ppt, diakses 28 Desember
2. Nilai performansi SCH,MHTS,OCC dan
2012.
sirkit blok di STO host MEA pekanbaru
menunjukkan nilai lebih kecil dari standar
Linawati. “Trafik” [Online] available
performansi.
http://www.staff.unud.ac.id/~linawati/wp-
3. Dari parameter performansi yang dihitung
content/uploads/2009/p_1b.ppt, diakses
di STO host pada MEA Pekanbaru
februari 2013.
menunjukkan performansi PBR2 lebih
baik dari pada PBR1.
Munadi, Rendy. “ Teknik Switching “.edisi
Saran pertama. halaman 4-154. Penerbit
Informatika. Bandung. 2009.
Pada pelaksanaan penelitian ini, banyak
halangan dan hambatan yang dihadapi penulis PT. Telkomunikasi Indonesia. “Network
sehingga penelitian dapat terlaksana dengan dan Trafik Manajemen”. 1996.
baik. Untuk melihat performansi di STO data
Safrianti,Ery.“Indentifikasi Faktor Dominan
yang digunakan lebih lengkap seperti
yang Mempengaruhi Nilai ASR Sentral
mengetahui data satuan sambungan telepon
Telepon Otomat”.[Online]
(SST) di STO dan data jumlah kapasitas
Availablehttp://www.uinsuska.info/sainte
media transmisi yang digunakan STO.
Penelitian ini dapat dikembangkan untuk k/attachments/097_jurnal_stekin_v0112.
penelitian selanjutnya diantara lain : pdf. diakses 2 Juli 2012.
9
[Online] available http://www.
student.eepis-
its.edu/~daphol/7206040068.pdf, diakses 3
Juli 2012.
10