Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Pendalaman Materi Aqidah di Madrasah


‘’Membiasakan Sikap Iffah’’
Dosen pengampu:
Kaspul Anwar, M.Pd

Di susun:
 Sapranti /201190287
 Titin Kartika/201190291
 Arya Kharisma/201190270
 Muthmainnah/20119022
 Melsa Putri/201190288
 Andri Saputra/201190281
 Hikmahtun Zillah/201190274

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan segala rahmat taufik serta inayah.
Sehingga penulis dpat menyelesaikan penyusunana makalah yang merupakan maenjadi
komponen penilaian dalam mata kuliah PMAADM ( Pendalaman Materi Akidah Akhlak di
Madrasah). Penulis menyadari sepenuhnya penyusun makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dalaam isinya maupun dalam penyajiannya, berkat dorongan dan bimbingan
dari semua pihak maka makalah ini dapat terselesaikaan .
Semoga karya sederhana ini layak untuk dijaadikan sumber rujuakan dalam mengkaji,
memberikan kontribusi praktis maupun kademik bagi internal civitas akademik UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.Utamnya bagi fakultas Tarbiyah dan Keguruan , jurusan atau prodi
pendidikan Agama Islam dan tidak di pungkiri bagi semua golongan. Semua kebenaran
dalam makalah ini adalah semata dari Allah SWT dan miliknya, sedangkan segala kesalahan
kekurangan semata keterbatasan kami.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................................4
A. Pengertian ‘Iffah.......................................................................................................................5
B. Iffah Dalam Kehidupan..........................................................................................................5
C. Keutamaan Iffah....................................................................................................................5
BAB III...............................................................................................................................................6
A. Kesimpulan...........................................................................................................................7
B. Saran.................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................7

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pergaulan sehari –hari , antar sesame manusia, agar hubungan berjalan dengan
baik, tentu ada aturan yang harus dijalankan. Bagi umat islam tatacara bergaul tersebut,
telah diatur di dalam Al-qur’an dan Sunnah Rasullullah SAW . yang sering disebut
dengan terpiji atau akhlak terpuji. Iffah adalah sifat untuk menjaga diri dari sebab –sebab
kerusakan, menjauhkan diri dari perbuatan zina dan fitnah wanita. Iffah merupakan
akhlak paling tinggi dan dicintai Allah SWT.
Oleh sebab itulah sifat ini perlu diltih sejak anak –anak masih kecil, sehingga
memiliki kemampuan dan daya tahan terhadap keinginan- keinginanyang tidak semua
harus dituruti karena akan membahayakan saat telah dewasa. Dari sifat iffah inilah akan
lahir sifat-sifat mulia seperti : sabra, qana’ah , jujur, santun, dan akhlak terpujilainnya.
Pada dasarnya manusia terlahirkan dalm keadaan suci , akan tetapi seiring waktu
dalam menjalani kehidupan didunia ini banyak orang kehilangan kehormatannya Karen
tidak tertanamnya sifat iffah dengan kuat dalam diriny, selebih –lebih nya dalam menjalin
cinta dengan lawan jenis.
B. Rumusan Masalah
1. Apkalah pengertian iffah?
2. Apa saja iffah dalam kehidupan?
3. Apa saja keutamaan iffah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Iffah
2. Untuk mengetahui iffah dalam kehidupan
3. Untuk mengetahui keutamaan iffah

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ‘Iffah
Secara etimilogis, ‘Iffah adalah bentuk masdar dari affa-ya’ffu- ‘ffah yang berarti
menjauhakan dari hal –hal yang tidak baik, iffah juga berarti kesucian tubuh. Secara
trimonologis, iffah adalah memelihara kehormatan diri dari segala hal yang akan
merendahkan, merusak dan menjatuhkannya. Iffah ( al –iffah) juga dapat di maknai
sebagai usaha untuk memelihara kesucian diri ( al –iffah) adalah menjaga diri dari segala
tuduhan, fitnah, dan memelihara kehormatan.
B. Iffah Dalam Kehidupan
Iffah hendaklah dilakukan setiap waktu agar tetapberada dalam keadaan kesucian hal
ini dapat dilakukan dimulai memelihra hati (qualbu) untuk tidak membuat rencana dan
angan –angan yang buruk. Sedangkan kesucian diri terbagi ke dalam beberapa bagian:
1. Kesucian Panca Indra ( QS.An-Nur [24]: 33)
Dan oaring –orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian ( diri)
nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya .( QS. An –
Nur[24]:33}
2. Kesucian Jasad ; (QS.Al – Azzab [33]: 59)
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri –isterimu, anak –anakmu perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmn: Hendakalah mereka mengulurkan jilbabanya ke seluruh
tubuh mereka yang demikian supaya meraka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak di ganggu , dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.(QS. Al –Azzab [33];59)
3. Kesucian dari Memakan Harta Orang Lain ;( QS , An –Nisa [4]: 6)
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian
jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas ( pandai memelihara harta). Maka
serahkanlah kepada mereka harta-hartannya dan janganlah kamu Makan harta
anak yatim lebih dari batas kepatuttan dan ( janganlah kamu) tergesa-gesa
( membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa ( di anatra
pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia, menahan diri( dari memakan harta
anak yatim itu) dan Barangsiapa yang miskin, Maka Bolehlah ia makan harta itu
menurut yang patut. Kemudian papbila kamu menyerahkan harta kepada mereka,
maka hendaklah kamu adakan saksi –saksi ( tentang penyerahan itu) bagi mereka
dan cukupkan Allah sebagai pengawas ( atas persaksian itu). ( QS, n-Nisa’[4]:6)
4. Kesucian lisan
Denagan cara tidak berkata menyakitkan orang tua seperti firman Allah Swt.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selin Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan aebaik –baiknyaa .
jika salah seorang diantara keduannya atau kedua –duannya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu , maka sekali –kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduannya perkataan <ah> dan janganlah kamu membentuk mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (QS.Al Isra;[17]: 23)

5
C. Keutamaan Iffah
Dengan demikian , seorang yang ‘afif adalah orang yang bias menahan diri dari
perkara-perkara yang dihalalkan ataupun gdiharamkan walaupun jiwanya cenderung
kepada perkara tersebut dan menginginkanya sebagaimana sabda Rasulullah: Artinya;
Apa yang ada padaku dari kebaikan (harta) tidak ada yang menyebarkan dirinya dari
meminta –minta maka Allah akan menjadikannya sabar. Dan siapa yang merasa cukup
dengan Allah dari meminta kepada selainnya maka Allah akan memberikan kecukupan
padanya. Tidaklah kalian diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas dari pada
kesabaran.’’( HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Agar seorang mukmin memiliki sikap iffah , maka harrus melakukan usha-usaha
untuk membimbing jiwanya dengan melakukan dua hal berikut:
1. Memalingkan jiwanya dari ketergantungan kepada makhluk dengan menjaga
kehormatan diri sehingga tidak berharap mendapatkan apa yang ada di tangan
mereka, hingga ia tidak meminta kepada makhluk , baik secara lisn ( lisanul
maqal) maupun keadaan ( lisanul hal).
2. Merasa cukup dengan Allah percaya dengan pencukupannya . siapa yang
bertawakal kepad Allah, pasti Allah akan mencukupinya . Allah itu mengikuti
persangkaan baik hamba-nya . bila hamba menyangka baik, ia akan berolah
kebaikan. Sebaiknya, bila ia bersangka selain kebaikan, ia pun akan memperolah
apa yang disangkanya.
Untuk mengembangkan sikap iffah ini , maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikandan dilakukan oleh seorang muslim untuk menjaga kehormatan diri ,di
antaranya:
1. Selalu mengendalikan dan membawa diri agr tetap menegakkan Sunnah
Rasulullah.
2. Senantiasa mempertimbangkan teman bergaul dengn teman yang jelas akhlaknya.
3. Selalu mengontrol dalam urusan makan, minum dan berpakain secara islam.
4. Selalu menjaga kehalalan makanan , minuman dari rizki yang diperolehnya.
5. Menundukan pandangan mata ( ghandul bashar) dan menjaga kemaluannya.
6. Tidak khalawat ( berduaan ) dengan lelaki atau perempuan yang bukan
mahramnya.
7. Senantiasa menjauh diri dari hl –hal yang dapat mengundang fitnah.
Iffah merupakan paling tinggi dan dicintai Allah Swt. Oleh sebab itulah sifat ini
perlu dilatih sejak anak –anak masih kecil , sehingga memiliki kemampuan dan daya
tahan terhadap kenginana –keinginan yang tidak semua harus dituruti karena akan
membahayakan saat telah dewasa. Dari sifat ‘iifah akan lahir sifat-sifat mulia seperti :
sabra, qana’ah, jujur, santun, dan akhlak terpuji lainnya.
Ketika sifat ‘iffah ini sudah hialng dari dalam diri seseorang , akan membawa
pengaruh buruk dalam diri seseorang , akal sehat akan tertutup oleh nafsu
syahwatnya, iamsudah tidak mampu lagi membedakan mana yang benar dan salah
mana baik dan buruk, yang halal dan haram.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologis, ‘ iffah adalah bentuk masdar dari affa –ya’iifu-‘iffah yang berarti
menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik, iffah juga berarti kesucian tubuh. Secara
triminologis, iffah adalah memelihara kehormatan diri dari segala hal yang merendhakan,
merusak an menjatuhnnya. Iffah ( al –iffah) juga dapat dimaknai sebagai usaha untuk
memelihara kesucian diri ( al –iffah) adalah menjaga diri dari segala tuduhan, fitnah, dan
memlihara kehormatan.
B. Saran
Dengan disusunaya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga sedikit
banyak bias menambah pengetahuan pembaca . Di samping itu kan juga mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca sehingga kami bias beroriantasi lebih baik makalh
kami selanjutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA
Kamala , E ( 2014). Elsa_tu dua tiga . Retriavad farom Contoh Makalah Tentang ‘’Akhlak’’.
http://elsakemala88.blogspot.com /2013/09/contoh makalh – tentang –akhlak html
Prof . Dr. H. Ynahar Ilyas, L M. ( 2018). KULIAH AKHLAQ . Yogyakarta: LPPI.

Anda mungkin juga menyukai