Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA”


Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pengampu :

Tapi Rumondang Sari Siregar SE, M. acc dan


Dr. Azizul Kholis SE, M.Si. M.Pd, CMA., CSRS

DISUSUN OLEH :
Kelompok 7

1. Ferdi Ardiansyah Putra


2. Gabriel Philip
3. Irene Regina Sembiring
4. Suhairo Nasuha

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. kami sangat berharap hasil makalah ini dapat berguna bagi
semua orang.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam hasil ini terdapat kekurangan. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga hasil makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan hasilmakalah ini
diwaktu yang akan datang.

Medan, 25 Oktober 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Pengertian dan Tujuan Organisasi Nirlaba................................................................
B. Karakteristik Organisasi Nirlaba................................................................................
C. Pengertian Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba....................................................
D. Contoh Organisasi Nirlaba di Indonesia....................................................................
E. Studi Kasusu Laporan Keuangan Orgnaisasi Nirlaba................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi nirlaba adalah organisasi yang lebih memperhatikan jumlah kas dan saldo
investasi mereka, namun tidak berfokus pada pendapatan laba. Sedangkan definisi nirlaba adalah
bersifat tidak mengutamakan perolehan keuntungan (Pusat bahasa Departemen Pendidikan
Nasional 2002). Berdasarkan tujuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45
tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba yaitu untuk dapat menciptakan laporan tahunan
yang reliable dan relevan.
Organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis(pencari laba), perbedaan utama yang
mendasar terletak pada cara orang memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan
berbagai aktifitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para
anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi
tersebut, sedangkan organisasi bisnis jarang atau tidak ada transaksi misalnya: penerimaan
sumbangan. Dalam praktiknya organisasi nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk sehingga
kadang-kadang sulit dibedakan dengan organisasi bisnis.
Organisasi nirlaba tidak ada kepemilikan seperti dalam organisasi bisnis, kepemilikan dalam
organisasi nirlaba tidak dapat dijual dan dialihkan. Sering juga ditemukan organisasi nirlaba
yang mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari 2 pendapatan atas
jasa yang diberikan pada publik. Akibatnya pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran
pemasukan kas menjadi ukuran kineija penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi
tersebut, seperti kreditur dan pemasok dana lainnya. Pelaporan organisasi nirlaba semacam itu
hampir memiliki karakteristik yang sama dengan organisasi bisnis.
Laporan keuangan organisasi nirlaba tentu berbeda dengan laporan keuangan organisasi
bisnis pada umumnya. Perbedaan yang utama ada pada bagaimana cara organisasi memperoleh
sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba
memperoleh sumber daya yang berasal dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain
yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi nirlaba tersebut. sumbangan-
sumbangan tersebut didapatkan berdasar atas jasa yang diberika oleh organisasi tersebut.
Selain mendapatkan sumbangan dari para donatur untuk memenuhi sumber daya yang
dibutuhkannya, organisasi nirlaba juga mendanai kebutuhan modalnya dari utang serta
kebutuhan operasi dari pendapatan atas jasa yang diberikannya kepada publik. Hal ini berakibat
pada pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja yang
penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian dan Tujuan Organisasi Nirlaba?
2. Apa saja Karakteristik Organisasi Nirlaba?
3. Apa itu Pengertian Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba?
4. Apa itu Contoh Organisasi Nirlaba di Indonesia?
5. Bagaimana Contoh Studi Kasusu Laporan Keuangan Orgnaisasi Nirlaba?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa itu Pengertian dan Tujuan Organisasi Nirlaba
2. Untuk mengetahui apa – apa saja Karakteristik Organisasi Nirlaba
3. Untuk mengetahui Pengertian Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
4. Untuk mengetahui apa itu Contoh Organisasi Nirlaba di Indonesia
5. Untuk mengetahui bagaimana contoh Studi Kasusu Laporan Keuangan Orgnaisasi
Nirlaba
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Tujuan Organisasi Nirlaba
Menurut Kurniasari (2011) menyatakan bahwa organisasi nirlaba atau organisasi non profit
adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam
menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap
hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).
Organisasi nirlaba atau biasa disebut dengan organisasi non profit merupakan organisasi
yang sasarannya untuk mendukung suatu kebijakan atau memecahkan masalah penting yang
terjadi di suatu Negara. Dengan tujuannya yang tidak komersial atau tidak menarik perhatian
terhadap sesuatu yang bersifat mencari keuntungan. organisasi nirlaba bisa terbentuk dari
organisasi keagamaan, organisasi politik, rumah sakit, sekolah negeri, dan organisasi lainnya.
Pengertian Organisasi Non Profit Menurut PSAK No 45 Menurut PSAK No.45 pengertian
dari organisasi Non Profit adalah organisasi yang memperoleh sumber daya yang berasal dari
sumbangan pihak anggota. Para penyumbang ini tidak mengharapkan keuntungan yang akan
diperoleh pada saat organisasi ini berkembang. Namun perkembangan selanjutnya, org anisasi
ini menerima hasil pendapatan jasa yang diberikan publik atau dari kegiatan investasi.
Organisasi nirlaba memiliki tujuan tertentu yang berhubungan dengan kepentingan
masyarakat umum dan tidak mengutamakan perolehan laba atau keuntungan dalam menjalankan
kegiatannya. Tujuan utama dari organisasi nirlaba adalah pendidikan, pelayanan sosial,
perlindungan politik dan rekreasi (Nariasih: 17)
B. Karakteristik Organisasi Nirlaba
Berdasarkan PSAK 45 halaman 2 paragraf 01, dimana suatu organisasi dapat dikelompokan
sebagai organisasi nirlaba bila memenuhi, kriteria sebagai berikut:
1. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya
yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas
nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para pendiri atau
pemilik entitas nirlaba tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas
nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.

C. Pengertial Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba


Laporan keuangan merupakan bagian utama dalam menganalisis suatu perusahaan.
Sedangkan menurut Hamidu (2013) laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan
suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut dan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan juga
merupakan laporan yang menyampaikan informasi keuangan yang dipercaya kepada pihak yang
berkepentingan (Hamidu, 2013).
Menurut PSAK No. 45 (Revisi 2011), tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur dan pihak lain yang menyediakan sumber
daya bagi entitas nirlaba.
Menurut PSAK 45, organisasi nirlaba perlu menyusun setidaknya 4 ( empat ) jenis laporan
keuangan sebagai berikut :
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Aktivitas
3. Laporan Arus Kas
4. dan Catatan Atas Laporan Keuangan

D. Contoh Organisasi Nirlaba di Indonesia


Seperti yang sudah banyak orang ketahui bahwa organisasi non profit atau lembaga nirlaba
adalah suatu organisasi yang tidak bertujuan untuk mencari profit. Banyak sekali pertanyaan
mengenai sumber dana organisasi non profit ini, karena selama ini yang diketahui bahwa sumber
utamanya dari sumbangan masyarakat. Untuk itu berikut disajikan lembaga nirlaba dan sumber
pendanaannya.
1. Yayasan
Contoh organisasi non profit yang pertama adalah yayasan. dasar landasan hukum
yayasan dalam perundang-undangan adalah UU No 28 Tahun 2004. Undang-undang tersebut
mendefinisikan yayasan sebagai organisasi yang didirikan berdasarkan pembagian aset.
Maksudnya, organisasi ini ditujukan untuk mencapai suatu tujuan dalam bidang sosial,
bidang keagamaan, atau bidang kemanuisaan lainnya yang dapat membantu masyarakat.
Yayasan memiliki ciri khas yaitu kepemilikannya yang ekslusif. Organisasi ini hanya
memiliki pendiri dan warga Negara asing dapat membangun yayasan atas kepemilikannya
sendiri. Hal tersebut dilihat dari susunan strukturnya yang terdiri dari dewan pengawas,
dewan penasehat dan dewan pengurus. Dewan pengawalan yang berhak untuk memberikan
keputusan terhadap dewan penasihat dan pengurus.
2. Lembaga
Gabungan (Asosiasi) Contoh organisasi non profit yang kedua adalah lembaga gabungan
atau asosiasi. Lembaga asosiasi seringkali didefinisikan sebagai suatu organisasi yang berbasis
anggotanya dan dibentuk karena adanya tujuan yang ada diantara para anggotanya yang
tergabung. Asosiasi dibedakan menjadi dua yaitu asosiasi gabungan dengan memiliki hukum dan
asosiasi biasa yang tidak memiliki hukum.
Jika ada lembaga asosiasi yang ingin mendapatkan perlindungan hukum, lembaga tersebut
harus mempersiapkan surat pendaftaran. Surat pendaftaran ini nantinya akan diajukan ke ketua
pengadilan negeri. Setelah surat pendaftarannya disetujui dan disahkan oleh pengadilan distrik,
maka akan keluar surat perlindungan hukum dari Departemen Hukum dan HAM.
3. Institut
Contoh organisasi non profit yang terakhir adalah institut. Institut adalah suatu organisasi
yang bergerak di bidang pendidikan, bidang sosial, budaya, dan humaniora. Organisasi ini
memiliki tujuan yang sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Contoh institusi adalah
sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, lembaga kursus belajar,
institute pelatihan kerja dan sebagainya. Dari ketiga contoh lembaga organisasi nirlaba dapat
disimpulkan bahwa tujuan sebenarnya didirikannya organisasi nirlaba adalah untuk
mensejahterakan masyarakat.
Dilihat dari bentuk penyajian organisasinya yang membantu dalam melayani masyarakat,
mencerdaskan anak bangsa dan memberikan kebebasan bagi masyarakat. Meskipun
membutuhkan waktu yang lama untuk mendirikan lembaga nirlaba, tapi manfaatnya sangat luar
biasa.

E. Studi Kasusu Laporan Keuangan Orgnaisasi Nirlaba


Masjid Jami’ AL-Baitul Amien Jember yang berdomisili di Jalan Sultan Agung, Jember Lor,
Kecamatan Patrang, Tegal Rejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur 68118. Penelitian
menggunakan data kualitatif yaitu data yang merupakan paradigma (pola) penelitian yang
menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan
kondisi yang sesungguhnya (nyata) dan kompleks serta dapat dijelaskan secara rinci.
Sumber Data, Data Primer (Primary Data) Data primer dalam penelitian ini diperoleh
melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak pengelola masjid Al-Baitul Amien. Data
Sekunder (Secondary Data) Data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa laporan keuangan
yang sudah tersedia di masjid Al-Baitul Amien.
Teknik Pengumpulan Data, Wawancara, yaitu merupakan suatu teknik pengumpulan data
yang telah di kerjakan serta diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan tanya jawab secara langsung
terhadap objek yang akan diteliti dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Survei
lapangan, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan
diteliti, untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk penelitian ini. Studi kepustakaan,
dimana penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan datadata yang diperlukan serta yang
sifatnya teoritis melalui teori-teori yang sudah dipelajari.

Laporan Keuangan di Masjid Al-Baitul Amien Jember


Masjid Al Baitul Amien merupakan masjid yang dikelola secara modern sebagaimana
masjid-masjid di banyak kota Indonesia. Sumber-sumber keuangan masjid dari sumbangan
masyarakat dan jam’ah sholat jum’at dalam bentuk infaq dan sedakah yang diperoleh
kebanyakan pada saat sholat jum’at,Selain itu,masjid juga memperoleh sumbangan yang berasal
dari donatur yang memberikan sumbangan dengan alasanalasan pelaksanana ibadah seperti
infaq,untuk mendoakan orang tua yang telah meninggal dunia,infaq untuk nazar,infaq sebagai
uangkapan rasa syukur dan lain-lain. Sumber keuangan masjid juga diperoleh dari pemerintah
daerah, apabila mendapatkan bantuan untuk perbaikan atau pembangunan masjid.
Infaq yang menjadi sumber keuangan masjid pada saat sholat jum’at telah dimaksimalkan
sebagai pusat kegiatan masjid setiap hari jum’at. Masjid melakukan fungsinya sebagai ta’mir
pada saat sholat jum’at, karena jammah terbiasa membayar infaq sholat jum’at kepada pengurus
infaq yang telah terbentuk di masjid Al Baitul Amien. Laporan keuangan yang dibuat oleh
pengurus masjid masih saat sederhana yaitu bentuk laporan kas, dengan bentuk empat kolom
yaitu uraian, peneriman, pengeluaran dan saldo. Adapun data laporan keuangan yang telah
dilakukan oleh pengurus masjid Al Baitul Amien.

Kesesuaian Laporan Keuangan Masjid Al-Baitul Amien dengan PSAK No. 45 Penerapan
Laporan Keuangan
Penerapan laporan keuangan yang dilakukan oleh bendahara Masjid Jami’Al Baitul
Amien Jember masih menggunakan basis kas yaitu saat terjadinya aliran kas masuk dan kas
keluar. Seharusnya entitas nirlaba melakukan pencatatan keuangannya dengan menggunakan
basis akrual, yaitu suatu transaksi diakui pada saat terjadinya tanpa memandang apakah transaksi
tersebut melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas.
Basis akrual dipandang lebih mampu memberikan gambaran mengenai kondisi yayasan
dengan lengkap karena dengan mengaplikasikan konsep perbandingan biaya dengan pendapatan,
basis akrual dipandang mampu memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kinerja suatu
entitas (Nainggolan, 2005:35). Jadi penerapan akuntansi yang digunakan oleh pihak Masjid
Jami’ Al Baitul Amien Jember kurang sesuai.

Komponen Laporan Keuangan


Pembahasan Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK No. 45
Laporan Aktivitas Berdasarkan PSAK No. 45
Laporan Arus Kas Berdasarkan PSAK No.45
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Masjid Jami’Al Baitul Amien Jember
belum menerapkan PSAK Nomor 45 dalam penyusunan laporan keuangannya maka peneliti
merekonstruksi laporan keuangan masjid sesuai dengan aturan PSAK Nomor 45. Siklus
akuntansi yang dijalankan oleh Masjid Jami’Al Baitul Amien Jember juga belum memenuhi
siklus akuntansi pada umumnya. Belum terdapat proses penjurnalan, posting ke buku besar,
pembuatan neraca saldo, penyusunan laporan keuangan, hingga jurnal penutup. Pencatatan
transaksi keuangan pada Masjid Jami’Al Baitul Amien Jember masih menggunakan basis kas,
yaitu pencatatan transaksi berdasarkan adanya kas masuk dan keluar dari entitas. Masjid belum
menerapkan akuntansi berbasis akrual. Laporan keuangan hasil rekonstruksi menggunakan
akunakun yang ada dalam PSAK No.45. Hal ini dilakukan karena masjid merupakan bentuk
organisasi nirlaba yang juga menjalankan kegiatan dan transaksi syariah khususnya
infak/sedekah sebagai sumber penerimaan dana yang utama.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAUJ/article/download/11195/7786/
https://accurate.id/bisnis-ukm/pengertian-organisasi-nirlaba/

Anda mungkin juga menyukai