Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERANAN ISLAM DI INDONESIA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah aswaja Yang diampu oleh:
 Abas zahrotin M. Hum

Disusun oleh:

1. Akhmad Fauzan (4A202000


2. Ana Khoirulyani (4A202000
3. Muh. Yusril Ghozali (4A202000
4. Riatun Sukmawati (4A20200086)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TANBIHUL GHOFILIN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini yang berjudul ”peranan islam di Indonesia” dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarnegara, 12 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

C. Latar Belakang..............................................................................................1

D. Rumusan Masalah.........................................................................................1

E. Tujuan...........................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. Islam Di Indonesia........................................................................................2

F. Pandangan dunia terhadap islam di Indonesia..............................................4

G. Islam Indonesia dan perannya dalam dunia internasional islam...................6

BAB III....................................................................................................................9

PENUTUP................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

C. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki penganut muslim terbesar di dunia,
dengan jumlah penduduknya yang banyak dan wilayahnya yang luas, Indonesia
juga bisa menjadi negara pemilik masjid dan Pendidikan islam terbesar di dunia
mulai dari Pendidikan anak usia dini, pesantren hingga ke perguruan tinggi. 
Setiap tahun Indonesia adalah penyumbang jama’ah haji dan umrah terbanyak
di negeri kelahiran Rasulullah Saw. Selain itu, Indonesia juga dikenal sebagai
negara yang kaya dengan potensi alamnya. Sumber daya alam yang begitu besar
tersebut menjadikan posisi Indonesia menjadi sangat penting di mata dunia
terlebih-lebih di mata Eropa. 
Dan terdapat Islam Nusantara yang merupakan sebuah corak Islam yang
dikembangkan di Indonesia dulunya bernama (Nusantara) sejak abad ke-16
masehi, sebagai hasil dari ijtihad para ulama zaman dahulu dalam menyebarkan
ajaran agama Islam lewat akulturasi Sosial-budaya, kontekstualisasi, indigenisasi,
interpretasi konsep Islam, serta vernakulasi terhadap ajaran dan nilai-nilai Islam
yang Universal, yang sesuai dengan ralitas sosio-kultural Indonesia.

D. Rumusan Masalah
1. Apa itu islam Indonesia?
2. Apa pandangan dunia internasional terhadap islam di Indonesia?
3. Apa kontribusi islam Indonesia bagi dunia internasional islam?

E. Tujuan
1. Untuk mengetahui islam Indonesia
2. Untuk mengetahui pandangan dunia indternasional islam terhadap islam di
Indonesia
3. Untuk mengetahui kontribusi islam Indonesia bagi dunia internasional
islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Islam Di Indonesia
Sejarah peradaban islam di Indonesia terpisah dari sejarah islam pada
umumnya yang masih terpusat di timur tengah, islam di asia tenggara
termasuk di indonesia baru muncul belakangan dibandingkan dengan islam di
kawasan lain, islam masuk di Indonesia mulai pada abad ke 13 yang di bawa
oleh pedagang dari india muslim Gujarat, daerah pertama yang menerima
kedatangan islam di Indonesia adalah aceh, tepatnya didaerah pasai.
Konsep islam di Indonesia adalah islam yang diamalkan, dilaksanakan
serta dikembangkan sesuai dengan karakteristik masyarakat dan budaya
nusantara, keselarasan antara semangat kebangsaan dan keislaman menjadi
puncak dari Implementasi islam nusantara.
Islam di Indonesia disebut islam Nusantara, Negara Indonesia merupakan 
negara yang berpenduduk mayoritas islam terbesar di dunia, menganut
prinsip diplomasi yang bebas aktif, aktif disini adalah aktif mendukung
ketertiban dan perdamaian Dunia, ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945,
dalam naungan Pancasila dan slogan “Binneka Tunggal Ika”  juga rakyat
Indonesia mampu bersatu padu tanpa pandang bulu, hidup tentram, hidup
toleran dengan pengamalan dari nilai-nilai dari Pancasila yang telah terpatri,
Islam di Indonesia merupakan islam yang moderat, toleran, modern dan
terbuka untuk kemajuan, toleransi antar umat beragama di Indonesia sudah
sangat membumi di tengah plurarisme masyarakat, hal ini juga dicontohkan
oleh abah kita dengan adanya acara lintas agama yang pertahunya diadakan,
menandakan bahwa pluarisme agama di Indonesia memang sudah dipraktikan
oleh masyarakat luas, hal ini bahkan sudah mendapat pengakuan dari Jerman,
akulturasi konsep islam berkemajuan dan islam jalan tengah yang di jalani
oleh masyarakat muslim Indonesia dianggap berperan dalam menghidupkan
nilai toleransi.

2
Themuslim500.com pernah memuat kutipan dari Presiden Jokowi “Islam
Indonesia bukanlah islam arab; tidak harus jubah, celana, sarung, apapun itu”
kutipan tersebut sangat relevan untuk pemeluk islam di dunia mengingat
islam sekarang semakin terarabisasi dan makin terbelah antara kutub Syiah
dan kutub Sunni. Presiden Jokowi juga pernah mengatakan Indonesia bisa
menjadi rujukan kemajuan bagi negara-negara islam bahkan membatu
negara-negara muslim tersebut, islam Indonesia juga punya modal besar
sebagai pemimpin negara islam dimasa yang akan datang, dan semua yang
dikatakan Presiden Jokowi itu benar, tidak keliru sama sekali. karena islam
Indonesia adalah islam dalam keimanan, bukan islam politik sebagaimana
yang dihadapi negara-negara islam saat ini, 
Dunia kini sedang mengalami ancaman dari paham radikalisme, intoleran,
rasisme, sampai terorisme, sebagai contoh atas kejadian yang menimpa
muslim di irak yang telah kehilangan 800 ribu warganya atau suriah yang
kehilangan sekitar 200 ribu warganya dengan alasan yang tidak jelas “Apa
yang bisa kita banggakan dari islam model seperti itu? Katakanlah kalau
untuk perang melawan Israel misalnya, jelas melawan penjajah, kalau ini sia-
sia” tutur Said Aqi siradj ketua PBNU, di Indonesia juga pernah terjadi
konflik besar antara NU dan Syiah di Sampang namun, Indonesia mampu
menyelesaikan permasalahan tersebut tanpa merembet ke daerah lain.
Pemerintah Indonesia mengambil cara tegas-tanpa menjadi otoriter, tidak
pilih kasih dalam hukum dan menjamin hak setiap agama. usaha tersebut
akhirnya berbuah manis dengan dapat melahirkan sebuah bangsa yang
toleran,
Baru-baru ini presiden Joko widodo berpidato dalam sidang PBB “kita
harus tetap serius melawan intoleransi, konflik, terorisme dan perang.
Perdamaian dalam keberagaman, jaminan hak perempuan dan kelompok
minoritas harus kita tegakkan. Potensi praktik kekerasan dan marjinalisasi
perempuan di Afghanistan, kemerdekaan Palestina yang makin jauh dari
harapan serta krisis politik di Myanmar harus menjadi agenda kita bersama.
Pemimpin ASEAN telah bertemu di 

3
Jakarta dan menghasilkan five-point consensus yang implementasinya butuh
komitmen militer Myanmar. Harapan besar masyarakat dunia tersebut harus
kita jawab dengan langkah nyata dg hasil yang jelas. Itulah kewajiban yang
ada di pundak kita yang ditunggu masyarakat dunia. Itulah kewajiban kita
untuk memberi harapan masa depan dunia.

B. Pandangan dunia terhadap islam di Indonesia


Sebagai negara dengan populitas muslim terbesar di Dunia, banyak dari
beberapa negara melakukan pembicaraan dengan tokoh muslim Indonesia
perihal islam di Indonesia mengingat banyak dari negara takut menjadi islam
(islamphobia), sedangkan indonesia masih kuat dengan keislamannya. 
1. Wawancara dengan kalangan Jerman
Seperti yang dilansir dalam situs web https://amp-dw-com ketika Prof. Dr.
Sir. Azyumardi Azra memenuhi undangan KBRI Berlin untuk
mempromosikan Islam Nusantara kepada berbagai kalangan di Jerman.
Sejumlah profesor program studi islam dari berbagai universitas dan para
imam di jerman mengagumi perkembangan agama Islam di Indonesia. Kesan
tersebut mereka ungkapkan saat berdialog. Prof. Azyumardi membeberkan
karakter Islam Indonesia, yang pada prinsipnya merupakan implementasi dari
Islam Wasatiyah atau Islam Jalan Tengah. Dalam beberapa tahun terakhir
konsep ini lebih popular dikenal sebagai “Islam Nusantara Berkemajuan”.
“Berbeda dengan beberapa kondisi di negara lain, agama sering menjadi
faktor pemicu konflik. Namun di Indonesia Islam justru menjadi faktor
pemersatu bangsa Indonesia,” ungkap Prof. Azyumardi. Dia menegaskan
bahwa semangat persaudaraan Islam mampu menyatukan tidak kurang dari
714 etnis yang tersebar di seluruh Indonesia. Lebih lanjut Prof Azyumardi
pun menjelaskan bahwa lahirnya beberapa organisasi berbasis agama Islam,
terutama Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dengan cabang-
cabangnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, terbukti mampu
menjadi perekat bangsa.

4
Menurutnya pengaruh budaya lokal membuat Islam berkembang baik
dan dapat diterima oleh masyarakat Indonesia secara umum. Bahkan hal
tersebut juga menyebabkan penganutnya lebih taat. “Kita bisa lihat
indikasinya. Salah satu penelitian menyebutkan, persentase laki-laki Muslim
yang rutin sholat Jumat di Indonesia jauh lebih banyak ketimbang negara-
negara Timur Tengah”, jawab Prof Azyumardi. Begitu pun pada saat bulan
Ramadhan. Muslim di Indonesia lebih serius menjalankan ibadah Ramadan
dari pada Muslim di Timur Tengah. (Azra, 2018).
2. Menjalin kerjasama antara muslim di Amerika Serikat
Islam di Indonesia dipandang mampu mengubah pandangan negara-negara
barat terhadap Islam. Upaya kerjasama pun telah dijalin oleh Muslim di
Amerika Serikat dengan masyarakat muslim di Indonesia. “Pandangan
keislaman, yakni tawasuth-i'tidal, tasamuh, dan tawazun yang diperkenalkan
Nahdlatul Ulama lebih cocok bagi masyarakat pluralis, seperti negara-negara
Barat, salah satunya Amerika,” papar Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama
(PBNU) Slamet Effendy Yusuf, Sabtu (2/5). Maka, dengan kekuatan tiga
karakter tadi, Slamet melihat potensi Islam di Indonesia yang mampu
mengubah pandangan negara Barat terhadap Islam yang mengarah pada
islamofobia. Slamet menjelaskan, PBNU mengaplikasikannya dengan
menjalin agenda kerjasama untuk berbagi konsep Islam. "Teori-teori
keislaman NU akan diterjemahkan ke bahasa Inggris untuk diperkenalkan di
sana" ujarnya. Kemudian, lanjut Slamet, masyarakat muslim AS dapat
mengirim generasi mudanya untuk mengenyam pendidikan di universitas
Islam di Indonesia. Sehingga, upaya itu diharapkan akan menumbuhkan
pemahaman mengenail Islam di Indonesia. "Islam Indonesia dapat diharapkan
untuk membawa suasana damai dan jauh dari konflik ditengah masyarakat
dunia yang plural" kata Slamet. (Yusuf, 2015).
3. Meeting komunitas islam Inggris dengan muslim Indonesia
Dubes Inggris untuk Indonesia (Moazzam malik) menyatakan kekagumannya
terhadap islam di Indonesia. Pria keturunan Pakistan itu menyatakan secara
keseluruhan Indonesia berhasil menangkal radikalisme dan ekstremisme.

5
Pernyataan ini diambil atas dasar hanya sedikit warga Indonesia yang masuk
ke Irak atau Suriah untuk ikut kelompok teror. "Ada sekitar 500 warga
Indonesia yang masuk ke Suriah dan Irak. Ini memang mengkhawatirkan,
jumlah itu (500 orang) juga sama dengan warga Inggris yang bergabung (ke
Suriah dan Irak)" papar Moazzam. "Namun dibanding dengan jumlah seluruh
muslim di Indonesia yang ratusan juta, jumlah (warga Indonesia yang masuk
ke Suriah dan Irak) itu kecil. Hal itu bila dibanding dengan kami (Inggris)
yang umat Islamnya hanya 3 juta maka jumlah tersebut lumayan besar" jelas
dia. Oleh sebab itu, Inggris tak ragu belajar dari Indonesia dalam memerangi
terorisme. Bahkan, hal tersebut sudah terwujud kala PM Inggris David
Cameron datang ke Indonesia beberapa waktu lalu. "Ketika PM Inggris ke
Indonesia kami menggelar 2 pertemuan membahas bagaimana memberantas
terorisme dan ekstremisme," ujar Moazzam.  "Kami butuh belajar dari
Indonesia. Karena apa yang kami pelajari mengenai memberantas terorisme
dan ekstremisme relevan dengan apa yang terjadi saat ini."
Senada dengan Moazzam, Direktur CDCC Din Syamsudin menyebut
tantangan terbesar Islam saat ini adalah soal ekstremisme dan radikalisme.
"Ancaman terbesar dan berbahaya bagi umat Islam ialah ekstremisme,
kekerasan radikalisme," papar Din. Dia menyerukan agar semua umat Islam
di Indonesia dan dunia menjauhkan diri dari hal tersebut. Din menegaskan,
ajaran tersebut sama sekali bertolak belakang dari Islam. "Akar dari Islam
sama sekali tidak ada kekerasan. Islam mengajarkan soal damai, cinta kasih,
dan mengampuni orang lain" tegas Din. Dari sini sudah jelas bahwa islam di
Indonesia berbeda dengan negara islam yang lain. Islam bisa hadir di tengah
beraneka ragam suku dan budaya tanpa adanya radikalisme dan ekstrimisme.
(Tuwo, 2016).

C. Islam Indonesia dan perannya dalam dunia internasional islam


Dalam Fajar Baru Islam Indonesia? Mujamil Qomar menulis,
“Indonesia belum memiliki pengalaman sebagai pusat peradaban Islam.
Selama ini, umat Islam 

6
Indonesia menjadi konsumen terhadap pemikiran-pemikiran Islam
produk para pemikir Islam dari Mesir, Iran, India-Pakistan, dan Barat.”35
Bila menilik kondisi di masa lalu, pernyataan ini mungkin bisa diterima.
Sebagaimana diuraikan oleh Badri Yatim bahwa peradaban Islam di Kawasan
Asia Tenggara khususnya Indonesia dalam kajian sejarah peradaban Islam.
Peradaban Islam di kawasan tersebut bahkan terpisah dari sejarah
peradaban Islam pada umumnya yang masih terpusat di Timur Tengah. Hal
itu bisa dimaklumi karena peradaban Islam Asia Tenggara baru muncul
belakangan dibanding Islam di kawasan lainnya. Meskipun begitu, Indonesia
telah banyak berperan bagi dunia internasional islam. Hal ini dibuktikan
dengan perananan penting indonesia dalam OKI. Organisation of Islamic atau
Organisasi Kerja Sama Islam (dahulu Organisasi Konferensi Islam) (OKI)
dibentuk pada 22-25 September 1969.
Organisasi itu mewadahi negara-negara Islam atau negara dengan
banyak penduduk muslim. Anggotanya ada 57 negara, termasuk Indonesia.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia,
Indonesia punya peranan penting dalam OKI. 
1. Mengakui kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), Pakistan, Bangladesh,
dan India tadinya di bawah penjajahan pemerintah kolonial Inggris.
Setelah India memerdekakan diri pada 1947, Pakistan dan Bangladesh
membentuk negara sendiri. Bangladesh tadinya bagian dari Pakistan yang
dikenal sebagai Bengal Timur. Namun setelah 24 tahun, Bengal Timur
memutuskan memerdekakan diri. Perang Kemerdekaan Bangladesh pada
1971 berhasil melepaskan Bangladesh dari Pakistan.
2. Indonesia menjadi negara OKI pertama yang mengakui kemerdekaan
Bangladesh. Membela Pakistan dalam konflik dengan India, sejak
kemerdekaan pada 1947, India selalu berkonflik dengan Pakistan.
Keduanya memperebutkan Kashmir. Konflik bersenjata antara keduanya
meletus pada 1965. Indonesia saat itu sebenarnya menjalin hubungan
baik dengan India maupun Pakistan. Namun Soekarno memilih

7
membantu Pakistan dengan alasan Pakistan adalah sesama negara dengan
penduduk mayoritas muslim. Soekarno menghibahkan beberapa pesawat
tempur milik Angkatan Udara Republik Indonesia. Ia juga mengirimkan
dua kapal patroli bersenjata misil dan kapal selam untuk merebut
Kepulauan Andaman dan Nikobar yang dikuasai India. Beruntung kedua
negara melakukan gencatan senjata sebelum perang lebih besar meletus.
Pakistan dan India beberapa kali berkonflik semenjak itu. Hingga kini,
ketegangan pun masih ada di antara keduanya. Namun Indonesia
memilih netral dan tak lagi membela salah satu.
3. Menyelesaikan pertikaian Moro dengan pemerintah Filipina
Seperti dikutip dari Islam in Indonesian Foreign Policy: Domestic
Weakness and the Dilemma of Dual Identity (2004), pada 1993 Indonesia
mendapat mandat menjadi Ketua OIC. Indonesia kemudian menjadi
anggota Committee of Six atau Komite Enam. Indonesia diminta
memfasilitasi perundingan damai antara Moro National Liberation Front
(MNLF) dengan pemerintah Filipina. Menjadi tuan rumah Pada tahun
1996, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri (KTM-
OKI) ke-24 di Jakarta. Memperjuangkan kedaulatan Palestina, sejak awal
berdiri, misi OKI adalah membantu kemerdekaan Palestina dari zionis
Israel. Tak hanya di OKI, Indonesia yang juga beberapa kali menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa juga
dengan tegas membela kemerdekaan Palestina. Rakyat Indonesia juga
rutin mengirimkan bantuan bagi Palestina. Mendukung reformasi OKI.
Dikutip dari situs LIPI, peneliti Muhammad Fakhry Ghafur menyebut
Indonesia mendukung reformasi OKI sebagai wadah untuk menjawab
tantangan umat Islam memasuki abad ke-21. Pada penyelenggaraan KTT
OKI ke-14 di Dakar Senegal, Indonesia mendukung pelaksanaan OIC`s
Ten-Year Plan of Action, dengan diadopsinya piagam ini, Indonesia
memiliki ruang untuk lebih berperan dalam memastikan implementasi
reformasi OKI tersebut. Indonesia menjadi contoh bagaimana demokrasi

8
bisa berjalan di negara dengan penduduk mayoritas muslim.
(Kompas.com, 2020).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejarah peradaban islam di Indonesia terpisah dari sejarah islam pada


umumnya yang masih terpusat di timur tengah, islam di asia tenggara termasuk di
indonesia baru muncul belakangan dibandingkan dengan islam di kawasan lain,
islam masuk di Indonesia mulai pada abad ke 13 yang di bawa oleh pedagang dari
india muslim Gujarat, daerah pertama yang menerima kedatangan islam di
Indonesia adalah aceh, tepatnya didaerah pasai.
Islam di Indonesia disebut islam Nusantara, Negara Indonesia merupakan 
negara yang berpenduduk mayoritas islam terbesar di dunia, menganut prinsip
diplomasi yang bebas aktif, aktif disini adalah aktif mendukung ketertiban dan
perdamaian Dunia, ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945, dalam naungan
Pancasila dan slogan “Binneka Tunggal Ika”  juga rakyat Indonesia mampu
Bersatu padu tanpa pandang bulu, hidup tentram, hidup toleran dengan
pengamalan dari nilai-nilai dari Pancasila yang telah terpatri, Islam di Indonesia
merupakan islam yang moderat, toleran, modern dan terbuka untuk kemajuan, 
karena islam Indonesia adalah islam dalam keimanan, bukan islam politik
sebagaimana yang dihadapi negara-negara islam saat ini, Dunia kini sedang
mengalami ancaman dari paham radikalisme, intoleran, rasisme, sampai
terorisme, sebagai contoh atas kejadian yang menimpa muslim di irak yang telah
kehilangan 800 ribu warganya atau suriah yang kehilangan sekitar 200 ribu
warganya dengan alasan yang tidak jelas “Apa yang bisa kita banggakan dari
islam model seperti itu?

9
Pandangan dunia terhadap islam di Indonesia Sebagai negara dengan populitas
muslim terbesar di Dunia, banyak dari beberapa negara melakukan pembicaraan
dengan tokoh muslim Indonesia perihal islam di Indonesia mengingat banyak dari
negara takut menjadi islam (islamphobia), sedangkan indonesia masih kuat
dengan keislamannya.

DAFTAR PUSTAKA

Azra, P. D. (2018, November 2). Islam Jalan Tengah di Indonesia Dikagumi Dunia
Internasional. Retrieved from islam, nusantara, internasional, indonesia, jerman,
bangsa, berlin, kbri: https://www.dw.com/id/islam-jalan-tengah-di-indonesia-
dikagumi-dunia-internasional/a-46134329

Kompas.com. (2020, februari 17). Peran Indonesia dalam OKI. Retrieved from kompas:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/17/100000669/peran-indonesia-
dalam-oki

Tuwo, A. G. (2016, Maret 1). Dubes Inggris: Islam di Indonesia Tak Ada di Negara Lain.
Retrieved from liputan6: https://www.liputan6.com/global/read/2447584/dubes-
inggris-islam-di-indonesia-tak-ada-di-negara-lain

Yusuf, S. E. (2015, Mei 2). 'Pandangan Keislaman di Indonesia Mampu Ubah


Pandangan Barat'. Retrieved from republika:
https://www.republika.co.id/berita/nnpp28/pandangan-keislaman-di-indonesia-
mampu-ubah-pandangan-barat

10

Anda mungkin juga menyukai