KEPERAWATAN JIWA
OLEH:
2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
sesuai dengan kondisi kesehatan nya, klien dikatakan terganggu perawatan diri nya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri secara mandiri (Depkes, 2000).
Defisit perawatan diri pada klien gangguan jiwa terjadi akibat adanya
kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias secara mandiri, dan toileting
toileting. Defisit perwatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan
hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas dan penampilan tidak rapi. Defisit
perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa.
Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan
2.1 Etiologi
motivasi, kerusakan kognisi serta cemas,lelah yang dialami klien sehingga kurang
perawatan diri. Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), penyebab defisit
1) Perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis
diri.
diri.
4) Sosial
perawatan diri. Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), faktor-faktor yang
2) Praktik sosial
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
menyediakannya.
4) Pengetahuan
5) Budaya
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
Tanda dan gejala klien defisit perawatan diri adalah seperti berikut, (Depkes,
2000) :
a. Fisik :
b. Psikologis :
c. Sosial :
1) Interaksi kurang.
2) Kegiatan kurang,
Stress
Menghindari interaksi
stress dengan orang lain
Kesepian
Isolasi sosial
Menurut NANDA (2012) dalam Mukhripah Damaiyanti (2014), perawatan diri terdiri
dari:
seharian.
eliminasi sendiri.
6.1 Rentang respons penyakit/Masalah
Menurut Dermawan (2013), adapun rentang respon defisit perawatan diri sebagai
berikut :
Adaptif Maladaptif
a. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
b. Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor kadang – kadang
c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
Klien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan perawatan medis,
karena hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan terapi kejiwaan
8.1.1 Pengkajian
a. Identitas
Biasanya identitas terdiri dari: nama klien, umur, jenis kelamin,
b. Alasan Masuk
c. Faktor Predisposisi.
d. Pemeriksaan Fisik
dan acak-acakan.
e. Psikososial
1) Genogram
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
b) Identitas diri
c) Peran diri
d) Ideal diri
e) Harga diri
orang lain.
f) Hubungn sosial
orang lain.
g) spiritual
2) Kegiatan ibadah
1) Penampilan
pembicaraan.
3) Aktivitas motorik
kompulsif.
4) Alam perasaan
5) Afek
cemas.
7) Persepsi
Biasanya pasien berhalusinasi tentang ketakutan
8) Proses pikir
1) Makan
2) Berpakaian
berdandan.
3) Mandi
setelah BAB/BAK.
5) Istirahat
6) Penggunaan obat
j) Mekanisme koping
1) Adaptif
2) Maladaptif
4) Pengetahuan
mengambil keputusan.
k) Sumber Koping
dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, di dapatkan data dasar
tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutna data dasar itu Universitas
klien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit (initial assessment),
selama klien dirawat secara terus menerus (on going assessment), serta pengakajian
adalah interpretasi ilmiah dari data pengkajian yang digunakan untuk mengarahkan
keperawatan :
rendah.
c. Isolasi sosial
8.4 Pohon Masalah
8.5 Intervensi
Diagnosa Perencanaan
atan
melaksanakan
4. Menghindari
4.Anjurkan
adanya
klien
perubahan
memasukkan
peran akibat
dalam jadwal
perasaan HDR.
kegiatan harian
8.6 Implementasi
Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat,
apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh pasien saat ini. Semua tindakan yang telah
2.Menganjurkan klien
Menjelaskan memasukan
cara menjaga Menjelaskan pengertian, tanda
dalamkebersihan
jadwal kegiatan
diri. harian. dan gejala defisit perawatan
3. 1.Membantu
Mengevaluasi jadwal kegiatan
klien mempraktikan Melatih keluarga mempraktikan cara
harian klien.
cara eliminasi yang baik. merawat merawat klien dengan defisit
4. Menjelaskan
Menganjurkan cara
klien makan yang baik. perawatan diri.
memasukan
harian klien.
cara berdandan.
efek dari tindakan keperawatan kepada pasien. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu:
Evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan,
evaluasi hasil tau sumatif yang dilakukan dengan membandingkan antara respons
sebagai berikut:
tindakan dilakukan.
3. A : Analisis ulang atas data subjektif data subjektif dan objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau
pasien yang terdiri dari tindakan lanjut pasien dan tindakan lanjut oleh
perawat.
d. Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang
Pasien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi aga dapat melihat
I. IDENTITAS KLIEN
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3 : klien pernah masuk RSJ 2x. Pengobatan sebelumnya kurang
berhasil karena pasien malas kontrol dan tidak minum obat dengan teratur, dan px pernah
mengalami kekerasan dan dibully dengan teman sekolahnya saat usia 15 tahun sampai
dengan tamat SMA.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah, Gangguan pemeliharaan kesehatan
√
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawaran
IV. FISIK
2. Ukur : TB : 170 cm BB : 49 kg
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan: Klien anak ke 3 dari 3 bersaudara, memiliki 2 orang kakak perempuan, kedua
oran tua klie sudah meninggal. Saat ini klien tinggal dengan istri dan seorang anak
perempuannya.. Pola komunikasi keluarga yang terjadi komunikasi disfungsional dan
didalam keluarganya yang ngambil keputusan adalah istrinya
2. Konsep diri
d. Ideal diri : Px mengatakan ingin bisa berkumpul dengan keluarga dan ingin bisa
beraktivitas
e. Harga diri : Px mengatakan merasa dia dihina dan difitnah oleh wargaya
3. Hubungan Sosial
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : Px sering menutup diri dari
lingkungannya
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan Px mengatakan ia bergama islam dan ia yakin adanya Allah dan
selalu dekat dengan Allah
b. Kegiatan ibadah : Px mengatakan ia selalu berdo’a kepada Allah dan selalu sholat 5
waktu pada saat dirumah
Genogram :
X
X
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: tinggal bersama
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
2. Pembicaraan
√ √
Cepat Keras Gagap Inkoheren
pembicaraan
lelaskan :Px tampak berbicara keras dan cepat pada saat mengobro
3. Aktivitas Motorik:
√ √
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Jelaskan : Px tampak menggerakan otot kecil pada wajah, gelisah dan agitasi saat
halusinasinya muncul
4. Alam perasaaan
√
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan : Px mengatakan ingin cepat pulang dan ingin berkumpul dengan keluarga
5. Afek
√
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
7. Persepsi
√
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : Px mengatakan sering mendengar ada suara lelaki yang berbicara negatif untuk
menyuruhnya melakukan tindakan kriminal, suara itu muncul pada saat pasien sedang
sendirian dan px langsung menutup telinganya sambil berbicara kamu siapa.
√
sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi
9. Isi Pikir
√
Obsesi Fobia Hipokondria
Waham
√
bingung sedasi stupor
Disorientasi
Jelaskan : saat ditanya mengapa bisa berada sampai disini Px mengatakan binggung pada
saat di bawa ke RSJ karena tidak tau siapa yang membawa keRSJ tibatiba sudah ada di
RSJ. Saat dikaji klien tampak tidak fokus, berbicara sendiri dan sesekali melirik ke kiri dan
ke kanan.
11. Memori
Jelaskan : Px mampu mengingat kejadian yang telah terjadi, daya ingat px baik
√
Gangguan ringan gangguan bermakna
Jelaskan : Px mengatakan dapat mengambil keputusan sederhana dengan bantuan orang
lain, partisipan menyadari penyakit yang dideritanya
√
mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya
√ √ √
Makanan Pakaian Uang
√ √
Keamanan Transportasi
√ √
Perawatan Kes. Tempat tinggal
a. Perawatan diri :
Mandi √ BAB/BAK √
Makan √
b. Nutrisi
Ya Tidak
- Nafsu makan √
- BB tertinggi 50 kg BB terendah 49 kg
c. Tidur
Ya Tidak
√
- Apakah ada masalah ?
√
- Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur ?
√
- Apakah anda kebiasaan tidur siang ?
Lamanya 2 jam
- Apa yang menolong anda untuk tidur ? Badan dan pikiran menjadi stress
- Waktu tidur malam : Jam 21.00 Waktu Bangun jam 05.00
Beri tanda √ sesuai engan keadaan klien
Ya Tidak
C Ya Tidak
√
Keluarga Teman sejawat
√
Profesional / Terapis Kelompok sosial
Ya
Tidak
5. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau hobi
Adaptif Maladaptif
Masalah dengan pendidikan, spesifik : Px tidak lulus SMK, Px mengatakan putus sekolah
saat SMK kelas 2
Masalah ekonomi, spesifik : Px mengatakan tidak ada masalah ekonomi, yang bekerja
istrinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : Px mengatakan selalu kontrol ke poli jiwa
jika gejala muncul, pasien sempat putus obat karena sudah tidak pernah ada muncul gejala.
Koping obat-obatan
Gula darah
Gula puasa
Terapi Medik:
DO :
Harga diri rendah
- Pasien tampak
berpenamilan rapi
- Pasien berbicara
cepat dan keras dan
berbelit-belit
- pasien tampak
gelisah,agitasi
- selama berinteraksi
pasien selalu berusaha
mempertahankan
pendapat dan
kebenaran dirinya
- pasien tampak
binggung dan mudah
beralih
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
S : pasien mengatakan
15 Gangguan persepsi
mendengar suara lelaki yang
Jan sensori : halusinasi
Sp1 berucap negatif untuk
2020 pendengaran
menyuruhnya melakukan
1. BHSP
tindakan kriminal
2. Mengevaluasi
O: pasien tamoak sering
kemampuan sebelumnya
melamun,gelisah dan tatapan
3. Melatih Sp1 mengontrol muka kosong
halusinasi dengan cara
menghardik A: pasien mampu
menceritakan
isi,waktu,frekuensi,situasi
pencetus da perasaan saat
terjadi halusinasi
P: mendiskusikan kembali
tentang waktu terjadinya
frekuensi,situasi pencetus
saat terjadi halusinasi
P : mengulang Sp2
mengajarkan mengontrol
halusinasi dengan bercakap-
cakap
Sp3
21 Gangguan persepsi
sensori : halusinasi 1.BHSP S : Pasien mengatakan
Jan
2020 pendengaran 2. Mengevaluasi Sp1 masih menengar suara negatif
dan mengontrol dirinya
3. Melatih ulang Sp2
dengan menutup telinga dan
4. Melatih Sp3 mengontrol membaca ayat kuris
halusinasi dengan
O : pasien tampak
melakukan aktivitas
tenang,pasien mempraktikan
terjadwal
cara mengontrol halusinasi
dengan mengontrol bersama
teman dan ekspresi wajah
tampak ceriah
P:
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
RM No. : 04XXXX
Dx Perencanaan
Tgl NoDx
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
d. Jelaskan tujuan
pertemuan.
e. Tunjukkan sikap
empati dan menerima
klien apa adanya
f. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien.
a. jika menemukan
klien sedang
berhalusinasi tanyakan
apa ada suara yang
disengarnya.
sedih)
3. Klien dapat
mendemostrasikan cara
menghardik/ mengusir/ 3.1 Meningkatkan
tidak memperdulikan 2.1 Diskusikan dengan pengetahuan klien
halusinasinya. klien tentang cara baru dalam memutus
mengontrol halusinasinya.
halusinasinya :
3.2 Harga diri klien
TUK 3 : a. Menghardik/ meningkat.
mengusir/tidak
Klien dapat memperdulikan 3.3 Memberikan
mengontrol halusinasinya. klien kesempatan
halusinasinya untuk mencoba cara
b. Bercakap-cakap yang telah dipilih.
dengan orang lain jika
halusinasinya muncul. 3.4 Memudahkan
klien dalam
c. Melakukan kegiatan mengendalikan
sehari-hari. halusinasinya.
4. Klien dapat
mengikuti aktivitas 4.1 Stimulasi
kelompok persepsi dapat
mengurangi
3.1 Beri contoh cara perubahan
menghardik interprestasi realitas
halusinasi : “ Pergi, akibat adanya
saya tidak mau halusinasi.
mendengarkan kamu,
kamu tidak nyata,
kamu palsu.”
5.1 Dengan
5. Klien dapat
menyebutkan dosis,
mendemostrasikan
frekuensi dan
kepatuhan minum obat 3.2 Beri pujian atas caranya klien
untuk mencegah keberhasilan klien. melaksanakan
halusinasinya
pengobatan.
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
DO : Pasien terlihat diam seperti melamun dan pasien terlihat menghindari diri
sendiri
2. Diagnosa
3. Tujuan Khusus
1. BHSP
2. Membantu pasien mengenali halusinasi
3. Menjelaskan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik,bercakap-
cakap,menjadwalkan kegiatan dan minum obat
4. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik,bercakap-
cakap,menjadwalkan kegiatan dan minum obat
5. Memberikan kesempatan pasien untuk mempraktekan cara mengontrol
halusinasi dengan menghardik,bercakap-cakap,menjadwalkan kegiatan dan
minum obat
6. Memberikan pujian/Apresiasi
7. Evaluasi perasaan pasien setelah melakukan tindakan
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
”Selamat pagi pak,Perkenalkan nama saya Averose millania bisa di panggil ave.
Nama bapak siapa? Senang di panggil siapa? ”
b.Evaluasi /Validasi
” Bagaimana perasaan bapak hari ini ? apa keluhan bapak untuk saat ini?”
c. Kontrak
2. Fase kerja
Apaka bapak mendengar suara-suara aneh? Apa suara yang didengar oleh bapak ? Adakah
wujudnya atau hanya suara saja? Apa yang dikatakan oleh suara itu pak? Aapa bapak ketika
mendengar suara itu terus menerus atau hanya waktu ternetu? Awaktu kapann bapak
mendengar
suara itu?
3. Fase terminasi
b. Tindakan lanjutan
”Bagaimana oak,Waktunya sudah habis,jika ada sesuatu yang ingin bapak tanyakan bisa
memangil saya’
1.Topik ; ”Bapaj pertemuan selanjutnya kita akan membahas mengenai cara mengontrol
halusinasi bapak alami?”
2. Waktu : ”Bagaiman kalau kita berbicaranya selama 10 menit? Apakah bapak bersedia?
Pukul berapa pak?”
3. Tempat : ”Kita mau mengobrol dimana? Apakah mau seperti ini atau tempat lain?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATANN
A. Proses keperawatan
1.Kondisi klien
DO : pasien tampak diam dan ekspresi pasien datar namun ketika diajak bicara pasien
tampak mennjukan ekspresi senyum.
DS : Pasien mengatakan masih mendengar suara-suara aneh dan suara itu muncul setiap hari
dan terjadi saat pasien diam saat halusinasinya muncul pasien langsung mengontrol dirinya
dengan cara menghardk dan dibacakan ayat kursi
2.Diagnosa
3. Tujuan
a. Menghardik halusinasi : Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata
4. Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mengontrolnya
1. Orientasi
a.Salam terapeutik
”Assalamualaikum,selamat pagi pak? Sesuai janji saya kemarin saya akan bertemu
dengan bapak di waktu dan tempat yang sama”
2.Evaluasi /Validasi
”Bagaiman perasaan bapak hari ini? Apakah bapak masih mendengar suara-suara aneh
itu?
C.Kontrak
1. Topik : ”Baiklah bapak,sekarang kita akan belajar cara mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik ya pak”
2.Fase kerja
”Apa bapak masih mendengar suara-suara itu? Apa yang dikatakan oleh suara itu? Apakah
terus-meneurs mendengar atau sewaktu-waktu pak? Kapan yang paling sering di dengar oleh
bapak? Berapa kali sehari suara itu muncul? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah
waktu bapak sendiri?”
”Apa yang bpak rasakan pada saat mendengar suara itu? Apa yang bapak lakukan saat
mendengar suara itu? Apakah bapak lakukan dengan cara seperti itu suara-suara itu akan
hilang? Bagaimana kalai kita belajar cara-cara mengontrol suara-suara itu agar tidak
muccul?”
”Cara mencegah agar suara-suara itu tidak muncul,ada 4 cara ya bapak. Yang pertama
dengan cara mengonrol halusinasi dengan menghardik, kedua dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal dan yang ke empat,
minum obat dengan terautr”
”Caranya seperti ini ya bapa. Saat suara-suara itu muncul,bapak langsung bilang, pergi saya
idak mau dengar ,saya tidak mau dengar kamu suara palsu sambil menutup telinganya ya
bapak, ucapkan dalam hati. Begitu pak, coba ulangi kembali. Hore..... bapaknya sudah pinter.
Jangan lupa lakukan cara itu ya pak saat mendengar suara-suara itu lagi”
3.Fase Terminasi
a.Evaluasi subjektif
b.Evaluasi objektif
”Tadi saya sudah memberikan tentang bagaimana mengontrol halusinasi apakah bapak
masih inat tentang apa yang kita lakukan tadi?”
c.Tindakan lanjut
”Jika suara-suara itu muncul,tolong bapak praktikan cara yang sudah saya ajarkan, dan
masukan dalam jadwal harian,jika mengalami kesulitan yang ingin ditanyakan langsung
memangil saya ya pak”
1.Topik : ”Bapak pertemuan selanjutnya kita akan membahas mengenai cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain”
2.Waktu : ”Mau jam berapa bapak? Bagaimana kalau kita mengobrol selama 15 menit?
apakah bapak bersedia?’
A.Proses keperawatan
1. Kondisi klien
2. Diagnosa
3.Tujuan
4.Tindakan keperawatan
b. Diskusikan cara baru untuk mengontrol timbulnya halusinasi,menemui orang lain dan
bercerita ketika halusinasinya muncul
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
”Bagaimana keadaan bapak hari ini,apakah bapak sudah bisa mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik?”
c. Kontrak
1. Topik : ”Baiklah kita akan belajar cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain”
2. Fase kerja
”Apa bapak masih mendengar suara-suara itu? Ketika mendegar suara itu apa yang
bapak lakukan ? nah,pintar sekali bapak sudahh bisa melakukan cara menghardik itu
menghilangkan suara-suara”
”Bagaimana kalau kita belajar cara mengontrol halusinasi yang kedua yaitu bercakap-
cakap dengan orang lain,apakah bapak bersedia?”
”Caranya seperti ini pak,jadi apabila suara itu muncul bapak segera cari teman ngobrol
untuk diajak bicara supaya suara itu hilang,baimana ,apa baak sudah paham? Begitu bapak
lakukan saat suaraya muncul, nah bapak sudah pintar,jempol 2 unuk bapak...,jangan lupa ya
pak untuk dilakukan 2 cara mengontrol halusinasi saat muncul”
3.Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
”Bagaimana perasaan bapak setelah kita belaar cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain?”
b.Evaluasi objektif
c.Tindakan lanjut
”Jika suara-suara itu muncul,tolong bapak praktikan cara yang sudah saya ajarkan ,dan
masukan dalam jadwal kegiatan.jika mengalami kesulitan bisa memanggil saya”
Nama : Tn. P
NoRM : 05-05x-xx
P: Fokus pada
pembicaraan
P: kontak mata
baik,penuh
perhatian pada
pasien
K: Fokus pada
pembicaraan
P: Hening dan
memikirkan
pembicaraan
selanjutnya
Abdul Muhith. (2015). Asuhan Keperawatan Jiwa : Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta :
Andi
Ah. Yusuf, dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Fitria Nita.2009.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Srategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan(LP dan SP).Jakarta:Salemba Medika.
Fitria, N. (2009). Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi
Pelaksanaan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Dikutip pada jurnal Dimas
Enggar Yudhanto, 2013. Asuhan Keperawatan Pada Tn. M Dengan Defisit Perawatan
Diri Di RSJ Surakarta. Diakses pada tanggal 23 Maret 2016
Halida, et, al. (2016). JurnalPengalaman Keluarga dalam Pemenuhan Kebutuhan Perawatan
Diri pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan Pasung di Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember. Diakses pada tanggal 18 Maret 2016
Judith M. Wilkinson, dkk. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Nanda NIC-
NOC.Edisi 9. Jakarta : EGC
Keliat Anna Budi, dkk. 2007. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (basic
course). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta :Kemenkes RI Riyadi Sujono &
Purwanto Teguh. 2013. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :Graha Ilmu
Tarwonto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses keperawatan Edisi 4.
Jakarta : Salemba Medika Widowati,
Trilastiti. 2013. Sekarang, 30.000 Orang Gila Ada di Jawa Tengah. Diakses pada tanggal 23
Maret 2016.
World Health Organization. (2013). Human Resources and training in Mental Health : Mental