Anda di halaman 1dari 5

MENJAHIT LUKA EPISIOTOMI ATAU LUKA LASERASI

RSU ANUTAPURA
PALU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
02 1/5

Tanggal Ditetapkan
SPO Terbit Direktur RSU Anutapura Palu
(STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL)

dr.Ruslan Ramlan Ramli, Sp.S


Pembina Utama
Nip. 19580117 198709 1 001
Suatu tindakan penjahitan pada jaringan perineum yang disebabkan
oleh luka episiotomi (prosedur di mana kulit antara vagina dan anus
atau disebut daerah perineum yang dipotong untuk memperbesar jalan
PENGERTIAN
lahir sebelum persalinan) atau luka laserasi (robekan perineum di
sekitar jaringan perineum yang terjadi selama kelahiran bayi di kala 2
persalinan).
Untuk menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan
TUJUAN mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostatis).
SK Direktur RSU Anutapura Palu No.
KEBIJAKAN tentang penetapan Standar Prosedur Operasional Pelayanan
Perawatan RSU Anutapura Palu
A. Persiapan penjahitan
1. Bantu ibu mengambil posisi litotomi sehingga bokongnya berada di
tepi tempat tidur atau meja. Topang kaki dengan alat penopang
atau minta anggota keluarga untuk memegang kaki ibu.
2. Tempatkan handuk atau kain bersih di bawah bokong ibu.
3. Jika mungkin, tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga
perineum bisa dilihat dengan jelas.
4. Gunakan teknik aseptik pada saat memeriksa robekan atau
episiotomi, memberikan anastesi lokal dan menjahit luka.
5. Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
6. Pakai sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi.
PROSEDUR 7. Dengan menggunakan teknik aseptik, persiapkan peralatan dan
bahan-bahan desinfeksi tingkat tinggi untuk penjahitan.
8. Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bisa dengan
mudah dilihat dan penjahitan bisa dilakukan tanpa kesulitan.
9. Gunakan kain/kasa desinfeksi tingkat tinggi atau bersih untuk
menyeka vulva, vagina dan perineum ibu dengan lembut, bersihkan
darah atau bekuan darah yang ada sambil menilai dalam dan
luasnya luka.
10. Periksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap. Pastikan
bahwa laserasi atau sayatan perineum hanya merupakan derajat
satu atau dua. Jika laserasinya dalam atau episiotomi telah meluas ,
periksa lebih jauh untuk memeriksa bahwa tidak terjadi robekan
derajat tiga atau
MENJAHIT LUKA EPISIOTOMI ATAU LUKA LASERASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSU ANUTAPURA 02 2/5
PALU
empat. Masukkan jari yang bersarung tangan ke dalam anus dengan
hati-hati dan angkat jari tersebut perlahan-lahan untuk mengidentifikasi
sfringter ani. Raba tonus atau ketegangan sfringter. Jika sfringter terluka
dan laserai juga pada serviks, ibu mengalami laserasi derajat tiga atau
empat dan harus dokter yang melakukan tindakan penjahitan tersebut.

11. Periksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap. Pastikan


bahwa laserasi atau sayatan perineum hanya merupakan derajat
satu atau dua. Jika laserasinya dalam atau episiotomi telah meluas ,
periksa lebih jauh untuk memeriksa bahwa tidak terjadi robekan
derajat tiga atau empat. Masukkan jari yang bersarung tangan ke
dalam anus dengan hati-hati dan angkat jari tersebut perlahan-
lahan untuk mengidentifikasi sfringter ani. Raba tonus atau
ketegangan sfringter. Jika sfringter terluka dan laserai juga pada
serviks, ibu mengalami laserasi derajat tiga atau empat dan harus
dokter yang melakukan tindakan penjahitan tersebut.
12. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi
atau steril yang baru setelah melakukan pemeriksaan rektum.
13. Siapkan jarum (pilih jarum yang batangnya bulat tidak pipih) dan
benang. Gunakan benang chromic 2-0 atau 3-0. Benang chromic
bersifat lentur, kuat, tahan lama dan paling sedikit menimbulkan
reaksi jaringan.
14. Tempatkan jarum pada pemegang jarum dengan sudut 90° lalu jepit
jarum tersebut.
B. Pemberian anastesi lokal
PROSEDUR
1. Gunakan tabung suntik steril sekali pakai dengan jarum ukuran 22
panjang 4cm. Jarum yang lebih panjang atau tabung suntik yang
lebih besar bisa digunakan tapi jarum harus berukuran 22 atau lebih
kecil tergantung pada tempat yang memerlukan anstesi.
2. Obat standar untuk anastesi lokal adalah 1% lidokain tanpa
epinefrin (silokain). Jika lidokain 1% tidak tersedia, gunakan lidokain
2% yang dilarutkan dengan air steril (aquades) atau normal salin
dengan perbandingan 1:1 (sebagai contoh larutkan 5 ml lidokain 2%
dengan 5 ml air steril (aquades) atau normal salin untuk membuat
lidokain 1%).
3. Jelaskan pada ibu apa yang akan anda lakukan dan bantu ibu
merasa santai.
4. Hisap 10 ml larutan lidokain 1% ke dalam alat suntik sekali pakai
ukuran 10 ml (tabung suntik yang lebih besar boleh digunakan jika
diperlukan).
5. Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4 cm ke tabung suntik
tersebut.
6. Tusukkan jarum ke ujung atau pojok laserasi atau sayatan lain tarik
jarum sepanjang tepi luka (ke arah bawah di antara mukosa dan
kulit perineum).
7. Aspirasi (tarik pendorong tabung suntik) untuk memastikan bahwa
jarum tidak berada di dalam pembuluh darah. Jika
MENJAHIT LUKA EPISIOTOMI ATAU LUKA LASERASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
02 3/5
RSU ANUTAPURA
PALU
darah masuk ke tabung suntik, jangan suntikkan lidokain dan tarik
jarum seluruhnya. Pindahkan posisi jarum dan suntikkan kembali.
Ibu bisa mengalami kejang dan kematian bisa terjadi jika lidokain
disuntikkan ke dalam pembuluh darah.
8. Suntikkan anastesi sejajar dengan permukaan luka pada saat jarum
suntik ditarik perlahan-lahan.
9. Tarik jarum hingga sampai ke bawah tempat di mana jarum tersebut
disuntikkan.
10. Arahkan lagi jarum ke daerah di atas tengah luka dan ulangi
langkah ke-6. Tusukkan jarum untuk ketiga kalinya dan sekali lagi
ulangi langkah ke-6. Sehingga tiga garis di satu sisi luka
mendapatkan anastesi lokal. Ulangi proses ini di sisi lain dari luka
tersebut. Setiap sisi luka akan memerlukan kurang lebih 5 ml
lidokain 1% untuk mendapatkan anastesi yang cukup.
11. Tunggu selama 2 menit dan biarkan anastesi tersebut bekerja dan
kemudian uji daerah yang dianasatesi dengan cara dicubit dengan
forceps atau disentuh dengan jarum yang tajam. Jika ibu
merasakan jarum atau cubitan tersebut, tunggu 2 menit lagi dan
kemudian uji kembali sebelum mulai menjahit luka.

C. Penjahitan Perineum
1. Cuci tangan secara seksama dan gunakan sarung tangan
PROSEDUR
desinfeksi tingkat tinggi atau steril. Ganti sarung tangan jika sudah
terkontaminasi, atau jika tertusuk jarum maupun peralatan tajam
lainnya.
2. Pastikan bahwa peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk
melakukan penjahitan sudah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril.
3. Setelah memberikan anastesi lokal dan memastikan bahwa daerah
tersebutt sudah dianastesi, telusuri dengan hati-hati menggunakan
satu jari untuk secara jelas menentukan batas-batas luka. Nilai
kedalaman luka dan lapisan jaringan mana yang terluka. Dekatkan
tepi laserasi untuk menentukan bagaimana cara menjahitnya
menjadi satu dengan mudah.
4. Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di
bagian dalam vagina. Setelah membuat tusukan pertama, buat
ikatan dan potong pendek benang yang lebih pendek dari ikatan.
5. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah
cincin himen.
6. Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa
vagina lalu ke bawah cincin himen sampai jarum ada di bawah
laserasi. Periksa antara jarum di perineum dan bagian atas laserasi.
Perhatikan seberapa dekat antara jarum ke puncak luka.
MENJAHIT LUKA EPISIOTOMI ATAU LUKA LASERASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
02 4/5
RSU ANUTAPURA
PALU
7. Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan
jelujur, hingga mencapai bagian bawah laserasi. Pastikan bahwa
jarak setiap jahitan sama dan otot yang telah terluka telah dijahit.
Jika laserasi meluas ke dalam otot, mungkin perlu untuk melakukan
satu atau dua lapis jahitan terputus-putus untuk menghentikan
perdarahan dan/atau mendekatkan jaringan tubuh secara efektif.
8. Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan
teruskan penjahitan, menggunakan jahitan jelujur, untuk menutup
lapisan subkutikuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapis kedua
periksa lubang bekas jarum. Jahitan lapis kedua ini akan
meninggalkan luka yang tetap terbuka berukuran 0,5 cm atau
kurang. Luka ini akan menutup dengan sendirinya pada saat
penyembuhan luka.
9. Tusukkan jarum dan robekan perineum ke dalam vagina, jarum
harus keluar dari belakng cincin himen.
10. Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Potong ujung
benang dan sisakan sekitar 1,5 cm. Jika ujung benang dipotong
terlalu pendek, simpul akan longgar dan laserasi akan membuka.
11. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan
bahwa tidak ada kasa atau peralatan yang tertinggal di dalam.
12. Dengan lembut masukkan jari paling kecil ke dalam anus. Raba
apakah ada jahitan pada rektum. Jika ada jahitan yang teraba,
PROSEDUR ulangi pemeriksaan rektum enam minggu pasca persalinan. Jika
penyembuhan belum sempurna (misalkan jika ada fistula
rektovaginal atau jika ibu melaporkan inkontinensia alvi atau feses),
lakukan kolaborasi ke dokter.
13. Cuci daerah genital dengan lembut dengan sabun dan air disinfeksi
tingkat tinggi, kemudian keringkan. Dep dengan kasa bethadine.
Bantu ibu mencari posisi yang lebih nyaman.
14. Nasehati ibu untuk :
 Menjaga perineumnya selalu bersih dan kering.
 Hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnya.
 Cuci perineumnya dengan air bersih yang mengalir tiga sampai
empat kali per hari.
 Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya.
Ibu harus kembali lebih awal jika mengalami demam atau
mengeluarkan cairan yang berbau busuuk dari daerah lukanya atau
jika daerah tersebut menjadi lebih nyeri.

D. Hal-hal yang harus diingat


1. Tidak usah menjahit laserasi derajat satu yang tidak mengalami
perdarahan.
MENJAHIT LUKA EPISIOTOMI ATAU LUKA LASERASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
02 5/5
RSU ANUTAPURA
PALU
2. Gunakan sesedikit mungkin jahitan untuk mendekatkan jaringan
dan memastikan hemostatis.
3. Selalu gunakan teknik aseptik.
PROSEDUR
4. Jika ibu mengeluh sakit pada saat penjahitan dilakukan, berikan lagi
anastesi lokal untuk memastikan kenyamanan ibu, inilah yang
disebut asuhan sayng ibu.

UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai