Anda di halaman 1dari 3

Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan

Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar akuntansi


bagi lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan kerangka kerja konseptual
untuk membekali perkembangan standar akuntansi yang baru secara terorganisasi dan
konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual FASB akan memudahkan
seseorang untuk mengerti dan mengantisipasi standar masa depan. Kerangka kerja konseptual
menyebutkan tujuan dari pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang
baik, mendefinisikan dengan tepat istilah-istilah yang biasa digunakan seperti asset dan
pendapatan serta menyediakan petunjuk untuk pengakuan, pengukuran, dan pelaporan
keuangan yang tepat. Berikut ini Kami tim SDM Indonesia akan memberikan penjelasan
mengenai Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan.
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual membentuk konsep yang mendasari pelaporan keuangan.
Kegunaan kerangka konseptual adalah sebagai berikut:
 Peraturan dibuat harus membangun dan berhubungan dengan membentuk tubuh dari
konsep (body of concept).
 Memungkinkan IASB menerbitkan pernyataan lebih berguna dan konsisten dari waktu ke
waktu.
Pengembangan Kerangka Konseptual
Saat ini, Kerangka Konseptual terdiri dari
1. Tujuan Umum Pelaporan Keuangan
2. Entitas Pelapor (belum diterbitkan)
3. Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan
4. Kerangka Kerja, terdiri dari:
 Asumsi yang mendasari – asumsi kelangsungan hidup;
 Unsur laporan keuangan;
 Pengakuan unsur laporan keuangan;
 Pengukuran unsur laporan keuangan; dan
 Konsep modal dan pemeliharaan modal.
Level Pertama: Tujuan
Tujuan pelaporan keuangan yaitu memberikan informasi keuangan entitas pelapor
yang berguna untuk menyajikan dan menyediakan sumber daya entitas kepada calon investor,
kreditur, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan.
 Level Kedua: Konsep Fundamental
IASB mengidentifikasi Karakteristik Kualitatif informasi akuntansi yang membedakan
informasi yang lebih baik (lebih berguna) dari informasi inferior (kurang berguna) untuk
tujuan pengambilan keputusan.
1. Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat sebuah keputusan berbeda
 Predictive value. Informasi keuangan memiliki nilai prediktif jika memiliki nilai
sebagai masukan terhadap proses prediksi yang digunakan oleh investor untuk
membentuk harapan mereka sendiri tentang masa depan.
 Confirmatory value. Informasi yang relevan juga membantu pengguna
mengkonfirmasi atau mengoreksi harapan sebelumnya.
 Informasi bersifat material jika menghilangkan atau menyalahsajikan informasi
tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat pengguna atas informasi
keuangan yang dilaporkan.
2. Penyajian yang Wajar.
Penyajian yang wajar berarti bahwa jumlah dan deskripsi cocok dengan apa yang
sebenarnya ada atau pernah terjadi.
 Kelengkapan berarti semua informasi yang diperlukan untuk penyajian yang wajar
tersedia.
 Neutrality. Netralitas berarti bahwa perusahaan tidak dapat memilih informasi hanya
untuk mendukung salah satu pihak yang berkepentingan saja.
 Free from error. Informasi yang bebas dari kesalahan akan menjadi penyajian
informasi keuangan yang lebih akurat (wajar).
3. Kualitas Pendukung
 Informasi yang diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama untuk perusahaan yang
berbeda dapat dibandingkan.
 Verifiability. Informasi keuangan memiliki nilai verifikasi ketika diukur dengan
menggunakan metode yang sama akan memperoleh hasil yang serupa.
 Ketepatan waktu berarti memiliki informasi yang tersedia bagi para pengambil
keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan.
 Understandability. Understandability (dapat dipahami) adalah kualitas informasi yang
memungkinkan pengguna yang cukup mengetahui melihat signifikansinya.
Level Kedua: Elemen Dasar
1. Aset, merupakan sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari kejadian
masa lalu dan memiliki manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan mengalir ke
entitas.
2. Liabilitas, merupakan kewajiban dari entitas yang timbul dari kejadian masa lalu,
penyelesaiannya diperkirakan akan menghasilkan arus keluar dari sumber daya yang
mewujudkan manfaat ekonomi.
3. Ekuitas, merupakan kepentingan residu dalam aset sebuah entitas setelah dikurangi
kewajibannya.
4. Pedapatan, merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi berupa arus
masuk atau penyempurnaan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas, selain yang berkaitan dengan kontribusi investor.
5. Beban, merupakan penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi berupa arus
keluar atau penipisan aset atau timbulnya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi ke ekuitas pemegang saham. 
Level Ketiga: Pengakuan, Pengukuran & Pengungkapan
Konsep ini menjelaskan bagaimana perusahaan harus mengakui, mengukur, dan
melaporkan informasi dan kejadian akuntansi.
1. Asumsi Dasar
 Economic Entity yaitu perusahaan yang kegiatannya terpisah antara pemilik dan unit
bisnisnya sendiri.
 Going Concern yaitu perusahaan mampu bertahan cukup lama untuk memenuhi
tujuan dan komitmen.
 Monetary Unit yaitu uang adalah yang paling mendominasi.
 Periodi city yaitu perusahaan dapat membagi kegiatan ekonomi ke dalam
periode waktu.
 Accrual Basis of Accounting yaitu transaksi dicatat dalam periode
dimana peristiwa terjadi.
2. Prinsip Pengukuran
 Historical Cost umumnya dianggap menjadi representasi  dari jumlah yang
dibayar untuk item tertentu.
 Fair value adalah “nilai dimana suatu aset
dapat dipertukarkan, kewajiban diselesaikan, atau instrumen ekuitas yang
diberikan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan
untuk bertransaksi dalam waktu yang relatif lama.”
3. Prinsip Pengakuan
 Revenue Recognition (Pengakuan Pendapatan), yaitu Ketika perusahaan setuju untuk
melakukan jasa atau menjual produk ke pelanggan, perusahaan tersebut memiliki
kewajiban. Hal ini memerlukan agar perusahaan mengakui pendapatan dalam periode
akuntansi dimana kewajiban terpenuhi.
 Expense Recognition (Pengakuan Pengeluaran), yaitu Arus keluar atau “pengurasan
habis” aset dapat menimbulkan kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama
periode sebagai akibat dari memberikan atau menghasilkan barang dan/ atau
penyerahan jasa.
4. Pengungkapan Penuh (Full Disclosure).
Memberikan informasi yang  cukup penting untuk mempengaruhi penilaian dan
keputusan pengguna informasi. Disediakan oleh:
 Laporan Keuangan
 Catatan Atas laporan Keuangan
 Informasi Tambahan
5. Kendala Biaya (Cost Constraint).
Perusahaan harus mempertimbangkan biaya untuk menyediakan informasi terhadap
manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaannya.
 Badan pembuat peraturan dan badan pemerintah menggunakan analisis biaya-manfaat
sebelum membuat persyaratan informasinya akhir.
 Untuk membenarkan membutuhkan pengukuran atau pengungkapan tertentu, manfaat
yang dirasakan harus melebihi biaya yang dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai