Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yefni Astuti

Nim : 20022120

Mata Kuliah : Bahasa Inggris Anak Usia Dini

Dosen Pengampu : Drs. Indra Jaya, M. Pd

A. Konsep monolingualisme
Monolingualisme adalah seseorang yang dalam kehidupan sehari-hari menggunakan
satu bahasa. Monolingualisme adalah individu yang hanya menguasai satu bahasa, lebih-
lebih bila konsep bahasa yang dimaksud sangat sempit yakni hanya sebatas pengertian
ragam (Wijana dan Rohmadi, 2010:55).
Faktor yang mempengaruho monolingualisme, antara lain:
1. Didalam masyarakat yang tidak diglosia dan tidak bilingual, hanya ada satu bahasa
dan tanpa varian serta dapat digunakan untuk segala macam tujuan, hanya aka nada
didalam masyarakat primitive atau terpencil
2. Dalam guyub diaglosa, anak-anak kecil belajar bahasa L, akibatnya hampir semua
anak muda adalah ekabahasawan L. begitu menginjak dewasa memperoleh bahasa H,
jadilah mereka dwibahasawan L dan H. (Sumarsono dan Paina Partana, 2002:233)

B. Konsep bilingualisme
Bilingulisme adalah penggunaan dua bahasa atau lebih oleh seseorang atau
masyarakat, sedangkan bilingual adalah orang atau masyarakat tang mampu atau bisa
memakai dua bahasa. Tingkat kemampuan bilingual seseorang tidak harus sempurna,
akan tetapi cukup pada tingkat minimal atau mampu memproduksi kalimat dalam dua
bahasa (Kridalaksana, 1993).
Raguenaud (2009) menyatakan bahwa bilingual memiliki beberakan manfaat seperti
yang telah ditunjukkan oleh para ahli dalam beberapa tahun terakhir bahwa menggunakan
dua bahasa dapat meningkatkan kesuksesan para pelajar dalam hal akademik. Manfaat
lain dari bilingual dibuktikan oleh Peal dan Lambert (dalam Saunders, 1998) yang
menyatakan bahwa individu bilingual tidak hanya lebih baik dari individu monolingual
dalam tes IQ nonverbal, tetapi juga dalam tes IQ verbal. Anak-anak bilingual secara
umum memiliki nilai-nilai yang lebih tinggi di sekolah dibandingkan dengan anak
monolingual yang berada pada usia dan tingkatan kelas yang sama.
Baker (2001) menambahkan bahwa bilingual dapat mengembangkan kemampuan
komunikasi seorang individu sehingga dapat berkomunikasi dengan menggunakan dua
bahasa yang dipelajari.
Namun penelitian yang dilakukan Renata F. I. Meuter and Alan Allport (1999)
menyatakan bahwa bilingual beresiko terhadap gangguan perkembangan bahasa dan
komunikasi. Seorang bilingual dapat salah dalam penggunaan bahasa untuk komunikasi,
terutama pada bahasa yang bukan menjadi dominan atau bahasa yang kemampuannya
lebih lemah dari bahasa lain.

C. Konsep mulitilingualisme
Multilingualisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan
penggunaan lebih dari satu bahasa oleh individu, kelompok, atau masyarakat (regional,
nasional, bangsa, dan negara). Multilingual menggambarkan seorang penutur yang
menguasai lebih dari dua bahasa, bisa tiga bahasa, atau empat, bahkan lima bahasa
sekaligus. Misalnya orang jawa selain mampu berbahasa jawa (sebagai bahasa ibu) juga
mampu berbahasa Indonesia sebagai B2, dan bahasa inggris B3, bahkan ada beberapa
yang bisa bahasa jepang, korea, belanda, dan sebagainya.
Kontak bahasa dalam masyarakat bilingual dan multilingual dapat memberi dampak
terhadap perkembangan bahasa-bahasa yang digunakan dalam masyarakat tersebut.
Dampak-dampak tersebut antara lain terjadi interferensi, integrasi, perubahan bahasa
(language change), pergeseran bahasa (language shift), dan sebagainya. Selain itu sikap
bahasa sangat menentukan terjadinya perubahan bahasa.

D. Manfaat bilingualisme pada anak usia dini


1. Kognitif
Anak belajar untuk memikirkan kata-kata yang berbeda utuk digunakan. Disebut juga
olahraga mental.
2. Social
Dapat membantu meningkatkan gambar diri yang positiif dan berinteraksi dengan
orang lain.
3. kesehatan
dapat membantu melindungi dari hilang atau lupa ingatan seperti Alzheimer dan
dementia. Disamping itu, otak seorang bilingual bekerja lebih cepat dan terlatih
karena olahraga mental.
DAFTAR PUSTAKA

https://nailatinnadhifah.blogspot.com/2015/06/?m=1

https://pascaunesa2011.blogspot.com/2012/04/multilingual-bilingual-dan-diglosia.html?
m=1

https://www.google.com/amp/s/id.theasianparent.com/apakah-kelebihan-mendidik-anak-
secara-bilingual/amp

Pratiei, Dwiyani. 2006. Pergeseran Bahasa Sebagai Dampak Sikap Bahasa. Diksi, Vol.
13, No. 1, Januari 2006.

Anda mungkin juga menyukai