Anda di halaman 1dari 19

TUGAS RINGKASAN

MEKANIKA TEKNIK

Mata Kuliah : MEKANIKA TEKNIK

Dosen Pengampu : RANDY M. OSWARA. S.T,. M.S.

Nama : BIMMA MAHARDHIKI PUTRA.S

NPM : 191016131202008

Prodi : PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUARA BUNGO


APA ITU STATIKA?

Statika adalah ilmu fisika yang mempelajari gaya yang bekerja pada sebuah benda
yang diam (benda berada dalam kesetimbangan statis). Misalnya batu yang diam diatas
permukaan tanah, mobil yang sedang parkir dijalan atau garasi, kereta api di stasiun, pesawat
dibandara, dll.

Ketika sebuah benda diam, tidak berarti tidak ada gaya yang bekerja pada benda
tersebut. Minimal ada gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda tersebut (arah gaya
gravitasi meunju pusat bumi alias kebawah). Hukum II Newton menyatakan bahwa jika
terdapat gaya total yang bekerja pada sebuah benda maka benda itu akan mengalami
percepatan alias bergerak lurus. Ketika sebuah benda diam, gaya total = 0. Pasti ada gaya lain
yang mengimbangi gaya gravitasi, sehingga gaya total = 0. Gaya apakah itu? Gaya itu adalah
gaya normal. Arah gaya normal tegak lurus keatas, berlawanan dengan arah gaya gravitasi.
Besar gaya normal = besar gaya gravitasi, sehingga gaya total = 0.

APA ITU DINAMIKA?

Dinamika adalah cabang dari ilmu fisika (terutama mekanika klasik) yang
mempelajari gaya dan torsi dan efeknya pada gerak. Dinamika merupakan kebalikan dari
kinematika, yang mempelajari gerak suatu objek tanpa memperhatikan apa penyebabnya.
Dalam dinamika, teritama memusatkan perhatian pada studi tentang gerak benda dan efek
gaya yang bekerja padanya.

Secara umum, para peneliti yang menekuni dinamika akan mendalami bagaimana
sistem fisika mengalami perubahan dan penyebab mereka berubah. Isaac Newton
menciptakan hukum-hukum fisika yang menjadi panduan dalam fisika dinamika. Secara
umum, dinamika sangat berkaitan erat dengan Hukum kedua newton tentang gerak. Namun,
ketiga hukumnya tetap saling berkaitan satu sama lain.

APA ITU MEKANIKA?

Mekanika (Bahasa Latin mechanicus, dari Bahasa Yunani mechanikos, "seseorang


yang ahli di bidang mesin") adalah jenis ilmu khusus yang mempelajari fungsi dan
pelaksanaan mesin, alat atau benda yang seperti mesin. Mekanika merupakan bagian yang
sangat penting dalam ilmu fisika terutama untuk ahli sains dan ahli teknik. Mekanika
(Mechanics) juga berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari gerakan suatu benda serta efek
gaya dalam gerakan itu.

Cabang ilmu Mekanika terbagi dua ; Mekanika Statik dan Mekanika Dinamik, sedang
Mekanika Dinamik dapat dibagi dua pula, yaitu Kinematik dan Kinetik.

1. Mekanika klasik
Berikut ini adalah digolongkan sebagai mekanika klasik:
 Mekanika Newton, teori mengenai (kinematika) dan (dinamika)
 Mekanika Hamiltonian
 Mekanika Lagrangean
 Mekanika benda langit
 Astrodinamika, navigasi penerbangan, etc.
 Mekanika zat padat, elastisitas, sifat-sifat benda elastis.
 Mekanika fraktura
 Akustik, suara
 Statika,
 Mekanika fluida, pergerakan cairan
 Mekanika tanah, sifat-sifat mekanik dari tanah
 Mekanika kontinuum
 Hidrolika,sifat-sifat mekanika cairan
 Statika fluida
 Mekanika terapan, salah satunya Teknik mesin
 Biomekanika, solid, fluida,
 Biofisika, proses fisika dalam makluk hidup
 Mekanika statistik
 Fisika relativistik
2. Mekanika kuantum
Beberapa kategori ini dikategorikan sebagai Mekanika kuantum:
 Fisika partikel, pergerakan, struktur, dan reaksi partikel
 Fisika nuklir, pergerakan, struktur, dan reaksi nucleus
 Fisika benda terkondensasi
 Mekanika kuantum statistik,

Mekanika teknik atau dikenal juga sebagai mekanika rekayasa atau analisa struktur
merupakan bidang ilmu utama yang dipelajari di ilmu teknik sipil. Pokok utama dari ilmu
tersebut adalah mempelajari perilaku struktur terhadap beban yang bekerja padanya. Perilaku
struktur tersebut umumnya adalah lendutan dan gaya-gaya (gaya reaksi dan gaya internal).

Gaya serta sifat-sifatnya perlu difahami dalam ilmu mekanika teknik karena dalam ilmu
tersebut, mayoritas membicarakan tentang gaya, sedang mekanika teknik adalah merupakan
mata kuliah dasar keahlian yang perlu dimengerti oleh semua sarjana teknik sipil. Jadi,
dengan memahami sifat-sifay gaya, mahasiswa akan lebih mudah memahami permasalahan
yang terjadi di pelajaran mekanika teknik.

STRUKTUR PADA MEKANIKA?

Struktur adalah segala sesuatu yang menerima beban. Adapun analisis struktur yang
merupakan ilmu untuk menentukan efek dari beban pada struktur fisik dan komponennya.
Analisis struktur menggabungkan bidang mekanika teknik, teknik material dan matematika
teknik untuk menghitung deformasi struktur, kekuatan internal, tegangan, tekanan, reaksi
tumpuan, percepatan dan stabilitas. Hasil analisis tersebut digunakan untuk memverifikasi
kekuatan struktur yang akan maupun telah dibangun. Dengan demikian analisis struktur
merupakan bagian penting dari desain rekayasa struktur.
Elemen Struktur

Sebuah sistem struktur merupakan gabungan antara elemen struktur dengan bahannya.
Elemen struktur diantaranya :

 Elemen Lentur : Balok Sederhana


Sebuah balok langsing yang diberi perletakan sederhana akan menghasilkan
lenturan. Sebutan masalah lentur diartikan pada studi mengenai tegangan dan
deformasi yang timbul pada elemen yang mengalami aksi gaya. Umumnya tegak lurus
pada sumbu elemen sehingga salah satu tepi serat mengalami perpanjangan dan tepi
serat lainnya mengalami penyusutan. Persamaan sederhana untuk menentukan
tegangan lentur pada balok dengan perletakan sederhana adalah :
My
σ=
Ix
Dimana :
σ : tegangan lentur
M : momen pada sumbu netral
y : jarak tegak lurus sumbu netral ke tepi
Ix: momen inersia luaan pada sumbu netral x
 Elemem Tekan : Kolom
Selain dinding pemikul beban, kolom juga merupakan elemen vertikal yang
sangat banyak digunakan. Umumnya kolom tidak mengalami lentur secara langsung
pada sumbunya. Kolom dikategorikan berdasarkan panjangnya. Kolom pendek adalah
kolom yang kegagalannya berupa kegagalan material. Kolom panjang adalah kolom
yang kegagalannya ditentukan oleh tekuk, jadi kegagalannya adalah kegagalan kaerna
ketidakstabilan, bukan karena kekuatan.
 Pelat
Pelat adalah struktur pelanar kaku yang secara khas terbuat dari material
monolit yang tingginya yang kecil dibandingkan dengan dimensi lainnya. Umumnya
dikatakan bahwa pelat yang terbuat dari material homogen mempunyai sifat yang
sama pada segala arah.
 Membran
Membran adalah suatu struktur permukaan fleksibel tipis memikul beban
terutama melalui proses tegangan tarik. Struktur membran cenderung dapat
menyesuaikan diri dengan cara struktur dibebani. Selain itu struktur ini sangat peka
terhadap efek aerodinamika.
 Cangkang
Cangkang adalah bentuk struktural berdimensi tiga yang kaku dan tipis serta
mempunyai permukaan yang lengkung. Beban-beban yang bekerja pada permukaaan
cangkang diteruskan ketanah dengan menimbulkan tegangan geser, tarik, dan tekan
pada arah dalam bidang (in-plane) permukaan tersebut.
 Beban
Di dalam suatu struktur pasti ada beban. Beban yang bisa bergerak umumnya
disebut dengan beban hidup. Misal : manusia, kendaraan, dan lain sebagainya. Beban
yang tdak dapat bergerak disebut beban mati. Misal : meja, kursi, peralatan, dan lain
sebagainya. Ada beberapa macam beban, yaitu :
1) Beban Terpusat, adalah beban yang terkonsentrasi pada suatu tempat.
2) Beban Merata, adalah beban yang merata secara merata baik ke arah
memanjang maupun ke arah luas.
 Tumpuan.
Dalam bidang teknik sipil kita selalu membicarakan masalah bangunan seperti
bangunan gedung, jembatan, dan lain sebagainya. Bangunan-bangunan tersebut harus
terletak di atas permukaan bumi, hubungan antara bangunan tersebut dengan lapisan
permukan bumi dikaitkan dengan suatu pondasi. Bangunan yang terletak di atas
permukaan bumi disebut dengan bangunan atas, sedang yang masuk pada lapisan
permukaan bumi disebut dengan bangunan bawah. Hubungan antara bangunan atas
dan bawah melalui suatu tumpuan yang disebut dengan perletakan.
Tumpuan merupakan tempat perletakan konstruksi atau dukungan bagi
konstruksi dalam meneruskan gaya-gaya ke pondasi.
Jenis tumpuan :
1) Tumpuan Sendi (pin) : Tumpuan sendi mampu memberikan reaksi arah
vertikal & horizontal (dapat menahan gaya vertikal dan gaya horizontal) tetapi
tidak dapat menahan momen. Cara kerja tumpuan sendi seperti engsel.
2) Tumpuan Rol : Tumpuan rol merupakan tumpuan yang dapat bergeser ke arah
horizontal sehingga tidak dapat memberikan reaksi terhadap gaya horizontal,
akan tetapi dapat memberikan reaksi terhadap gaya vertikal. Tumpuan rol juga
tidak dapat memberikan reaksi terhadap momen yang bekerja.
3) Tumpuan Jepit : Tumpuan jepit merupakan suatu tumpuan yang dapat
memberikan reaksi terhadap gaya vertikal, gaya horizontal dan momen (RV,
RH, M).
 Respon
o Deformasi
o Gaya Dalam, adalah gaya yang disebabkan struktur yang terpotong. Gaya-
gaya dalam dibedakan menjadi tiga :
1) Gaya normal (N), yaitu gaya dalam yang bekerja searah sumbu balok.
Gaya normal dikatakan :
(+) Jika benda berada dala keadaan tertarik
(-) Jika benda dalam keadaan tertekan
2) Gaya lintang (L), yaitu gaya dalam yang bekerja tegak lurus sumbu
balok. Gaya lintang dikatakan :
(+) Jika terjadi pergesekan di antara 2 benda,dimana benda kiri ke atas
dan benda kanan ke bawah
(-) Jika terjadi pergesekan di antara 2 benda,dimana benda kiri ke
bawah dan benda kanan ke atas
3) Momen lentur (F), yaitu gaya dalam yang menahan lemtur sumbu
balok. Momen dikatakan :
(+) Jika serat bawah batang tertarik dan serat atas batang tertekan
(-) Jika serat batang bawah tertekan dan serat atas batang tertarik

TEGANGAN DAN REGANGAN PADA STRUKTUR?

Tegangan

Bila kita hendak mengangkat sebuah benda tetapi kita tidak memiliki mesin angkat
maka benda tersebut dapat kita angkat dengan menggunakan bantuan katrol dan tali. katrol
menancap erat pada balok diatasnya dan tali ditempatkan pada rol katrol. Apa yang terjadi
pada kasus ini ? benda tersebut bergantung pada salah satu ujung tali dan ditarik oleh kita
pada ujung yang lainnya. Tali yang tertarik akan tegang sehingga balok katrol dapat
dianggap sebagai sebuah struktur.

Dari yang sudah kita pelajari pada teori kekuatan bahan, bahwasanya tegangan tarik
dapat ditentukan dengan membagi berat beban ( berat dari benda yang menggantung pada tali
) dengan luas penampang elemennya ( tali yang memegang benda tersebut ).

keadaan ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

N
σ=
A
dimana :

σ = tegangan normal

N = gaya longitudinal (aksial)

A = luas penampang tali

Jadi disini bisa disimpulkan, bahwasanya tegangan yang terjadi pada tali merupakan
perbandingan antara gaya tarik yang bekerja pada tali dengan luas penampang tali itu sendiri.
Penyebab terjadinya tegangan pada suatu benda, tidak hanya dari gaya tarik saja, tapi juga
bisa dari gaya tekan dan gaya lentur. Karena disini yang dijadikan contoh adalah benda yang
diangkat tali melalui rol katrol, maka yang bekerja adalah gaya tarik.

Secara redaksional, tegangan dapat diartikan sebagai berikut :

 Tegangan (Stress)
Tegangan adalah “ Perbandingan antara gaya tarik atau tekan yang bekerja terhadap
luas penampang benda” .
N
σ=
A

Regangan

Benda yang menggantung pada tali, menimbulkan gaya tarik pada tali , sehingga tali
memberikan perlawanan berupa gaya dalam yang sebanding dengan berat beban yang
dipikulnya (gaya aksi = reaksi). Respon perlawanan dari tali terhadap beban yang bekerja
padanya akan mengakibatkan tali menegang sekaligus juga meregang sebagai efek terjadinya
pergeseran internal di tingkat atom pada partikel-partikel yang menyusun tali, sehingga tali
mengalami pertambahan panjang (istilah jawanya : ‘modot atau melur’).
Jika pada akhirnya tali telah mengalami pertambahan sejauh Δl dari yang semula
sepanjang L, maka regangan yang terjadi pada tali merupakan perbandingan antara
penambahan panjang yang terjadi terhadap panjang mula-mula dari tali dan dinyatakan
sebagai berikut :

∆L
ε=
L

dimana :

ΔL = perubahan panjang (perpanjangan)…………… (satuan panjang)

L = panjang awal (panjang semula)………………… (satuan panjang)

Karena pembilang dan penyebutnya memiliki satuan yang sama, maka regangan
adalah sebuah nilai nisbi, yang dapat dinyatakan dalam persen dan tidak mempunyai satuan.

 Regangan (Strain)
Regangan adalah “Perbandingan antara pertambahan panjang (ΔL) terhadap
panjang mula-mula(L)”. Regangan dinotasikan dengan ε dan tidak mempunyai satuan.

GAYA PADA HUKUM NEWTON?

Gaya merupakan dorongan ataupun tarikan yang dapat menyebabkan benda bergerak,
berubah arah, maupun perubahan bentuk benda. Gaya juga dapat mengakibatkan benda yang
mulanya bergerak menjadi diam. Untuk mengukur nilai gaya yang terjadi pada suatu benda,
kita dapat menggunakan alat ukur neraca pegas (dinamometer).

Gaya dirumuskan sebagai berikut:

Ϝ =m . a

Keterangan:

F =Gaya (N)

m =massa (kg)

a =percepatan (m/s2)
Macam-macam Gaya

1. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang memiliki arah berlawanan dengan arah gerak
benda atau arah kecenderungan gerak benda. Gaya gesek terbagi menjadi dua jenis,
yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Lho, apa bedanya? Gaya gesek statis
bekerja pada benda diam, sementara gaya gesek kinetis bekerja pada benda bergerak.
Persamaan Gaya Gesek :
fs = µs.N
fk = µk.N
Keterangan:
fs = gaya gesek statis (N)
fk = gaya gesek kinetis (N)
µs = koefisien gesek statis
µk = koefisien gesek kinetis
N = gaya normal (N)
2. Gaya Berat
Gaya Berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suatu benda. Berat suatu
benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada benda tersebut.
Rumus:
w=mxg
Keterangan:
w = gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Catatan: gbumi = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2

Menggambar Gaya

Gaya dikategorikan sebagai besaran vektor karena memiliki besar dan juga arah. Oleh
karena itu, kita dapat menggambar gaya dengan menggunakan diagram vektor yang beranak
panah. Untuk menggambar jumlah dua gaya dengan metode poligon, kita harus mengerjakan
tahap di bawah ini:

 Gambar salah satu gaya.


 Gambar gaya kedua yang titik tangkapnya berimpit dengan ujung vektor pertama.
 Jumlah kedua gaya ialah anak panah yang menghubungkan titik tangkap gaya
pertama ke titik gaya kedua.

Untuk menggambar selisih dua gaya dengan metode poligon, kita harus melakukan
beberapa tahap di bawah ini:

 Gambar salah satu gaya.


 Gambar gaya kedua dengan arah yang berlawanan dengan gaya asalnya.
 Selisih kedua gaya ialah anak panah yang menghubungkan titik tangkap gaya pertama
ke ujung gaya kedua.

MASSA PADA HUKUM NEWTON?

Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu benda
yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan
sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengan berat (misalnya untuk berat badan, alih-alih
massa badan). Namun menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan
oleh interaksi massa dengan medan gravitasi.

Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di Bumi dapat mengasosiasi
berat benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima untuk benda-benda yang
berada di Bumi. Namun apabila benda tersebut berada di Bulan, maka berat benda tersebut
akan lebih kecil dan lebih mudah diangkat namun massanya tetaplah sama. Tubuh manusia
dilengkapi dengan indra-indra perasa yang membuat kita dapat merasakan berbagai
fenomena-fenomena yang diasosiasikan dengan massa. Seseorang dapat mengamati suatu
objek untuk menentukan ukurannya, mengangkatnya untuk merasakan beratnya, dan
mendorongnya untuk merasakan inersia benda tersebut. Penginderaan ini merupakan bagian
dari pemahaman kita mengenai massa, tetapi tiada satupun yang secara penuh dapat mewakili
konsep abstrak massa. Konsep abstrak bukanlah berasal dari penginderaan, melainkan berasal
dari gabungan berbagai pengalaman manusia.
Newton konsep modern massa diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727)
dalam penjelasan gravitasi dan inersia yang dikembangkannya. Sebelumnya, berbagai
fenomena gravitasi dan inersia dipandang sebagai dua hal yang berbeda dan tidak
berhubungan. Namun, Isaac Newton menggabungkan fenomena-fenomena ini dan
berargumen bahwa kesemuaan fenomena ini disebabkan oleh adanya keberadaan massa.

PERCEPATAN PADA HUKUM NEWTON?

Percepatan adalah perubahan kecepatan per satuan waktu. Dalam fisika, percepatan
atau akselerasi adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu. Akselerasi sebuah
objek disebabkan karena gaya yang bekerja pada objek tersebut, seperti yang dijelaskan
dalam Hukum kedua Newton. Satuan SI untuk akselerasi adalah meter per sekon kuadrat (m
s−2). Percepatan adalah besaran vektor, sehingga percepatan memiliki besaran dan arah.
Sebagai vektor, total gaya sama dengan hasil kali massa objek (besaran skalar) dan
percepatannya. Umumnya, percepatan dilihat sebagai gerakan suatu objek yang semakin
cepat ataupun lambat. Dengan kata lain, objek yang membelok (misalnya mobil yang sedang
menikung)-pun memiliki percepatan juga.

Percepatan sesaat

 Fungsi akselerasi a(t);


 Integral dari akselerasi adalah fungsi kecepatan v(t);
 Integral dari kecepatan adalah fungsi posisi s(t).

Percepatan sesaat, adalah limit dari percepatan rata-rata per interval waktu yang sangat
kecil. Dalam kalculus, percepatan sesaat adalah turunan vektor kecepatan terhadap waktu.
(Disini dan dimanapun, jika gerak berada dalam garis lurus, besaran vektor dapat digantikan
dengan skalar dalam persamaan.)

Dapat dilihat bahwa integral fungsi akselerasi a(t) adalah fungsi kecepatan v(t) ; dimana
luasan di bawah kurva akselerasi vs waktu (a vs. t) sama dengan kecepatan. Karena akselerasi
didefinisikan sebagai turunan kecepatan v terhadap waktu t dan kecepatan didefinisikan
sebagai turunan posisi x terhadap waktu, maka akselerasi adalah turunan kedua dari x
terhadap t:

Dalam mekanika klasik, percepatan suatu objek bermassa tetap berbanding lurus dengan
resultan gaya yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Dengan F
adalah gaya yang bekerja pada objek, m adalah massa objek, dan a adalah percepatan pusat
massa benda. Ketika kecepatan semakin mendekati kecepatan cahaya, efek relativistik
menjadi semakin besar.

Percepatan bisa bernilai positif dan negatif. Bila nilai percepatan positif, hal ini
menunjukkan bahwa kecepatan benda yang mengalami percepatan positif ini bertambah
(dipercepat). Sebaliknya bila negatif, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan benda menurun
(diperlambat). Contoh percepatan positif adalah: jatuhnya buah dari pohonnya yang
dipengaruhi oleh gravitasi. Sedangkan contoh percepatan negatif adalah: proses pengereman
mobil.

Hubungan antara gaya, massa, percepatan dan vektor

Hukum-hukum newton menyatakan hubungan antara gaya, massa, percepatan dan


vektor. Hukum ini berdasarkan pada prinsip Galileo yaitu, untuk mengubah kecepatan
diperlukan pengaruh luar (gaya luar), tetapi untuk mempertahankan kecepatan tak perlu gaya
luar sebagaimana dinyatakan dalam hukum newton I.

 Hukum Newton I
“ setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus beraturan,
kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya.”
Hukum ini menyatakan bahwa jika resultan gaya (jumlah vektor dari semua gaya
yang bekerja pada benda) bernilai nol, maka kecepatan benda tersebut konstan.
 Hukum Newton II
“percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya dan sebanding
dengan resultan gaya (gaya eksternal neto) yang bekerja padanya.”
Sehingga berdasarkan hukum newton II : gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah
benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya, artinya dipercepat. Massa
adalah sifat intrinsik sebuah benda yang mengukur resistansinya terhadap percepatan.
 Hukum Newton III
“jika benda pertama memberikan gaya pada benda kedua maka benda kedua juga
akan memberikan gaya yang sama besarnya pada benda pertama tetapi arahnya
berlawanan.”
Hukum newton III juga disebut sebagai gaya aksi-reaksi dimana aksi dan reaksi ini
muncul bersamaan. Hukum ini menggambarkan sifat penting gaya, yaitu bahwa gaya-
gaya selalu terjadi berpasangan. Jika sebuah gaya dikerjakan pada sebuah benda A,
maka harus ada benda lain B yang mengerjakan gaya itu. Selanjutnya, jika B
mengerjakan gaya pada A, maka A harus mengerjakan gaya pada B yang sama besar
dan berlawanan arahnya.

BIDANG DISKONTINUITAS?

Secara umum bidang diskontinuitas merupakan bidang yang membagi massa batuan
menjadi bagian-bagian yang terpisah. Menurut Wyllie dan Mah , bidang diskontinuitas dapat
berupa bidang perlapisan, joint ataupun patahan. Bidang diskontinuitas dapat mempengaruhi
kuat geser batuan termasuk bentuk dan tingkat kekasaran permukaan batuan.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bidang diskontinuitas


terbentuk karena tegangan tarik yang terjadi pada batuan. Hal ini yang membedakan antara
diskontinuitas alami yang terbentuk oleh peristiwa geologi atau geomorfologi, dengan
diskontinuitas artifisial yang terbentuk akibat aktivitas manusia misalnya pemboran,
peledakan dan proses pembongkaran material batuan.
Menurut Brady dan Brown, struktur diskontinuitas pada batuan disebut sebagai
struktur batuan sedangkan batuan yang tidak pecah disebut sebagai material batuan yang
bersama struktur batuan, membentuk massa batuan.

Beberapa macam bidang diskontinuitas sebagai berikut ;

1. Fault atau patahan


adalah bidang diskontinuitas yang secara jelas memperlihatkan tanda-tanda
bidang tersebut mengalami pergerakan. Tanda-tanda tersebut diantaranya adalah
adanya zona hancuran maupun slickenside atau jejak yang terdapat disepanjang
bidang fault . Fault dikenal sebagai weakness zone karena akan memberikan pengaruh
pada kestabilan massa batuan dalam wilayah yang luas.
2. Joint atau kekar
adalah bidang diskontinuitas yang terbentuk secara alami tanpa ada tanda-
tanda pergeseran yang terlihat. Kelompok joint yang sejajar disebut joint set dan
saling berpotongan membentuk joint system. Joint berdasarkan lokasi terjadinya atau
tempat terbentuknya dapat dikelompokkan menjadi :
 Foliation joint adalah bidang diskontinuitas yang terbentuk sepanjang
bidang foliasi pada batuan metamorf.
 Bedding joint adalah bidang diskontinuitas yang terbentuk sepanjang
bidang perlapisan pada batuan sedimen.
3. Fold atau Lipatan
adalah bidang diskontinuitas pada batuan yang terbentuk karena batuan
mengalami deformasi sehingga terlipat. Lipatan dapat berskala luas ataupun lokal.
Selama proses perlipatan, tegangan dan tekanan dapat meningkat sehingga dapat
mengurangi kuat geser batuan.
4. Crack
adalah bidang diskontinuitas yang berukuran kecil atau tidak menerus. Crack
untuk menjelaskan pecahan atau crack yang terjadi pada saat pengujian batuan,
peledakan dan untuk menjelaskan mekanisme pecahnya batuan.
5. Rupture
adalah pecahan atau bidang diskontinuitas yang terjadi karena proses
ekskavasi atau pekerjaan manusia yang lain.
6. Fissure
adalah bidang diskontinuitas yang berukuran kecil, terutama yang tidak terisi
atau terbungkus oleh material isian.
7. Bedding Plane
Merupakan istilah untuk bidang perlapisan pada batuan sedimen. Bedding
terdapat pada permukaan batuan yang mengalami perubahan ukuran dan orientasi
butir dari batuan tersebut serta perubahan mineralogi yang terjadi selama proses
pembentukan batuan sedimen. Bidang perlapisan dapat mengurangi kuat geser.
8. Shear Zone
adalah bidang pergeseran yang berisi material hancuran akibat tergerus oleh
pergerakan kedua sisi massa batuan dengan ukuran celah yang lebih lebar dari kekar.
Ketebalan material hancuran yang berupa batu atau tanah ini bervariasi dari ukuran
milimeter sampai meter.
9. Cleat
merupakan rekahan pada lapisan batubara dengan arah memotong dan searah
dengan lapisan batubara.
10. Vein
merupakan bidang diskontinuitas yang berupa material atau mineral yang
mengisi celah pada batuan. Vein dapat berupa batuan beku akibat proses mineralisasi.
Vein dapat menambah kekuatan massa batuan dan dapat mengurangi kekuatan
batuan.

APA ITU KESETIMBANGAN?

Kesetimbangan mekanika teknik dibagi menjadi 3 cabang, yaitu :

1. Mekanika benda tegar, dalam mekanika bendar tegar, deformasi dinggap sangat kecil
dan karenanya diabaikan. Deformasi kecil tidak cukup mempengaruhi kondisi
keseimbangan. Teteapi dalam struktur dan mesin yang sebenarnya, deformasi juga
dianalisis, bahwa cabang mekanika disebut sebagai “mekanika benda yang dapat
dideformasi” (atau mekanika bahan) atau kekuatan bahan
2. Mekanika fluida, adalah cabang ilmu yang menangani prilaku fluida, yang dikenai
tindakan gaya dalam keadaan instirahat dan bergerak.
3. Mekanika benda yang cacat.

Kesetimbangan Benda Tegar


Kesetimbangan benda tegar adalah kondisi dimana momentum benda tegar sama dengan nol.
Artinya, jika awalnya benda tegar tersebut diam, maka ia akan tetap diam. Namun jika
awalnya benda tegar tersebut bergerak dengan kecepatan konstan, maka ia akan tetap
bergerak dengan kecepatan konstan.

Sedangkan benda tegar sendiri adalah benda yang bentuknya (geometrinya) akan selalu tetap
sekalipun dikenakan gaya. Jadi sekalipun dia bergerak translasi atau rotasi bentuknya akan
berubah. Contohnya meja, kursi, bola dll.

Jenis-jenis Kesetimbangan Benda Tegar

Secara umum kesetimbangan benda tegar dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

 Kesetimbangan dinamis
Benda yang bergerak baik secara translasi/linear ataupun secara angular.
Kesetimbangan dinamis hanya dapat tejadi pada reaksi kimia bolak-balik.
Kesetimbangan dinamis tidak dapat terjadi pada reaksi yang tidak bisa dikembalikan
seperti reaksi pembakaran kayu. Kayu yang dibakar akan berubah menjadi abu dan
arang dan tidak bisa dikembalikan menjadi kayu.
Kesetimbangan dinamis pada reaksi bolak-balik terjadi secara terus-menerus.
Reaktan menjadi produk, dan produk menjadi reaktan. Kesetimbangan dinamis hanya
dapat terjadi pada sistem tertutup di mana tidak ada energi yang dikurangi atau
ditambahkan pada sistem.

Pada gambar terlihat bahwa pada sistem terbuka gas iodin akan keluar dan
Kristal iodin akan terus berubah menjadi gas hingga habis. Sedangkan pada sistem
tertutup Kristal iodin berubah menjadi gas, lalu gas tersebut kembali membentuk
Kristal dengan laju yang sama saat pembentukan gas.
Hal ini membuktikan bahwa kesetimbangan dinamis hanya dapat terjadi pada
sistem tertutup. Garis biru menunjukkan reaktan yang bereaksi di awal. Seiring
dengan berjalannya waktu, produk mulai terbentuk ditunjukkan oleh garis merah.
Produk hasil reaksi bereaksi kembali dan berubah menjadi reaktan dalam waktu
bersamaan dengan berubahnya reaktan menjadi produk. Garis hijau menunjukkan
kesetimbangan pada reaksi di mana laju reaksi maju (pembentukan reaktan menjadi
produk) memiliki laju yang sama dengan reaksi mundur (pembalikan produk menjadi
reaktan).
 Kesetimbangan statis
Benda yang betul-betul diam. Kesetimbangan statis dikelompokkan menjadi 2,
yaitu :
1) Kesetimbangan stabil, terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka
posisinya akan berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka
posisinya akan kembali ke titik semula.
2) Kesetimbangan labil, terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka
posisinya akan berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka
posisinya tidak akan kembali ke titik semula.

STABILITAS LERENG DAN SYSTEM PENYANGGA TEROWONGAN

Stabilitas Lereng (slope stability)

Gerakan tanah (mass movement) ialah perpindahan massa tanah/batu pada arah tegak,
miring, atau mendatar dari kedudukan semula.Gerakan tanah mencakup gerak rayapan,
aliran, dan longsoran (land slide).Menurut definisi ini maka longsoran adalah bagian dari
gerakan tanah.

Beberapa cara melakukan analisis stabilitas lereng

Secara garis besar dibagi 3 (tiga) kelompok: Cara pengamatan visual yaitu dengan
mengamati langsung di lapangan dengan membandingkan kondisi lereng yang bergerak atau
diperkirakan bergerak dan yang yang tidak. Cara ini memperkirakan lereng labil maupun
stabil dengan memanfaatkan pengalaman di lapangan. Cara ini kurang teliti, tergantung dari
pengalaman seseorang. Cara ini dipakai bila tidak ada resiko longsor terjadi saat
pengamatan.Cara komputasi adalah dengan melakukan hitungan berdasarkan rumus
(Fellenius, Bishop, Janbu, Sarma, Bishop modified ,dan lain-lain).Cara grafik adalah dengan
menggunakan grafik yang sudah standar (Taylor, Hoek & Bray, Janbu, Cousins dan
Morganstren). Cara ini dilakukan untuk material homogen dengan struktur sederhana.
Material yang heterogen (terdiri atas berbagai lapisan) dapat didekati dengan penggunaan
rumus (cara komputasi).

Hubungan Nilai Faktor Keamanan Lereng dan Intensitas Longsor

 Kejadian longsor F < 1,07 Sering terjadi longsor (lereng labil)


 1,07 < F < 1.25 Pernah terjadi longsor (lereng kritis)
 F > 1,25 Jarang terjadi longsor (lereng relatif stabil)

Data yang diperlukan untuk perhitungan faktor aman lereng

Data lereng untuk membuat penampang lereng: sudut lereng, tinggi lereng, dan
panjang lereng dari kaki lereng ke puncak lereng. Data mekanika tanah- sudut geser dalam (ᶲ;
derajat)- kohesi (c; kN/m2 atau ton/m2)- berat isi tanah basah (wet; kN/m3 atau ton/m3)-
kadar air tanah (w; %)

TEROWONGAN

Pada proses pembangunan terowongan, proses perancangan penyangga merupakan


suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan. Proses ini harus dilakukan dengan cermat dan
teliti agar didapatkan efisiensi biaya pengeluaran pada proyek pembangunan terowongan
tersebut. Karena jumlah pengeluaran total dalam pembangunan suatu terowongan
membutuhkan biaya yang tidak murah. Proses perencanaan penyangga ini sendiri terbagi
menjadi 2 yakni perencanaan penyangga sementara dan juga permanen. Perencanaan
penyangga sementara biasanya dilakukan sebelum dan saat dilakukan konstruksi terowongan.

Hubungan/Kaitannya:

Statika, dinamika dan mekanika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari gerak
benda dan gaya. Hukum newton I,II, dan III juga membahas tentang gaya, massa, percepatan.
dan vektor. Kestabilan lereng berkaitan dengan kelongsoran yang merupakan proses
perpindanhan massa tanah secara alami dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah.
Permasalahan longsor sering kali dijumpai dalam bidang ilmu geoteknik, terutama pada
fasilitas transportasi seperti jalan raya dan terowongan. Stabilitas lereng dapat terganggu
terutama akibat pengaruh batuan yang tidak kompak, pengaruh alam, iklim dan aktivitas
manusia. Longsor terjadi karena ketidakseimbangan gaya yang bekerja pada lereng atau gaya
di daerah lereng lebih besar dari pada gaya penahan yang ada dilereng tersebut. Selain itu
adanya beban dinamis juga akan berpengaruh terhadap besarnya sudut kemiringan lereng.

Keberadaan struktur geologi dan diskontinuitas akan mengurangi tingkat kekuatan geser
batuan dan implikasi utamanya adalah meningkatkan peluang terjadinya longsor. Dengan
munculnya bidang lemah tersebut, maka batuan yang tadinya utuh akan berubah menjadi
massa batuan dengan kekuatan yang jauh lebih kecil dari sebelumnya. Adanya bidang
diskontinuitas pada batuan akan memperngaruhi banyak hal yang berhubungan dengan
aktivitas penambangan. Diantaranya adalah pengaruh terhadap kekuatan dari batuan.
Semakin banyak bidang diskontinuitas yang memotong massa batuan, semakin kecil pula
kekuatan dan batuan tersebut.

Struktur pada mekanika juga menjadi patokan penting dalam membuat stabilitas lereng dan
penyangga terowongan dimana struktur terowongan harus kuat dan kokoh sehingga stabilitas
lereng dengan faktor keamanannya tidak menurun.

Anda mungkin juga menyukai