MEKANIKA TEKNIK
NPM : 191016131202008
Prodi : PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
Statika adalah ilmu fisika yang mempelajari gaya yang bekerja pada sebuah benda
yang diam (benda berada dalam kesetimbangan statis). Misalnya batu yang diam diatas
permukaan tanah, mobil yang sedang parkir dijalan atau garasi, kereta api di stasiun, pesawat
dibandara, dll.
Ketika sebuah benda diam, tidak berarti tidak ada gaya yang bekerja pada benda
tersebut. Minimal ada gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda tersebut (arah gaya
gravitasi meunju pusat bumi alias kebawah). Hukum II Newton menyatakan bahwa jika
terdapat gaya total yang bekerja pada sebuah benda maka benda itu akan mengalami
percepatan alias bergerak lurus. Ketika sebuah benda diam, gaya total = 0. Pasti ada gaya lain
yang mengimbangi gaya gravitasi, sehingga gaya total = 0. Gaya apakah itu? Gaya itu adalah
gaya normal. Arah gaya normal tegak lurus keatas, berlawanan dengan arah gaya gravitasi.
Besar gaya normal = besar gaya gravitasi, sehingga gaya total = 0.
Dinamika adalah cabang dari ilmu fisika (terutama mekanika klasik) yang
mempelajari gaya dan torsi dan efeknya pada gerak. Dinamika merupakan kebalikan dari
kinematika, yang mempelajari gerak suatu objek tanpa memperhatikan apa penyebabnya.
Dalam dinamika, teritama memusatkan perhatian pada studi tentang gerak benda dan efek
gaya yang bekerja padanya.
Secara umum, para peneliti yang menekuni dinamika akan mendalami bagaimana
sistem fisika mengalami perubahan dan penyebab mereka berubah. Isaac Newton
menciptakan hukum-hukum fisika yang menjadi panduan dalam fisika dinamika. Secara
umum, dinamika sangat berkaitan erat dengan Hukum kedua newton tentang gerak. Namun,
ketiga hukumnya tetap saling berkaitan satu sama lain.
Cabang ilmu Mekanika terbagi dua ; Mekanika Statik dan Mekanika Dinamik, sedang
Mekanika Dinamik dapat dibagi dua pula, yaitu Kinematik dan Kinetik.
1. Mekanika klasik
Berikut ini adalah digolongkan sebagai mekanika klasik:
Mekanika Newton, teori mengenai (kinematika) dan (dinamika)
Mekanika Hamiltonian
Mekanika Lagrangean
Mekanika benda langit
Astrodinamika, navigasi penerbangan, etc.
Mekanika zat padat, elastisitas, sifat-sifat benda elastis.
Mekanika fraktura
Akustik, suara
Statika,
Mekanika fluida, pergerakan cairan
Mekanika tanah, sifat-sifat mekanik dari tanah
Mekanika kontinuum
Hidrolika,sifat-sifat mekanika cairan
Statika fluida
Mekanika terapan, salah satunya Teknik mesin
Biomekanika, solid, fluida,
Biofisika, proses fisika dalam makluk hidup
Mekanika statistik
Fisika relativistik
2. Mekanika kuantum
Beberapa kategori ini dikategorikan sebagai Mekanika kuantum:
Fisika partikel, pergerakan, struktur, dan reaksi partikel
Fisika nuklir, pergerakan, struktur, dan reaksi nucleus
Fisika benda terkondensasi
Mekanika kuantum statistik,
Mekanika teknik atau dikenal juga sebagai mekanika rekayasa atau analisa struktur
merupakan bidang ilmu utama yang dipelajari di ilmu teknik sipil. Pokok utama dari ilmu
tersebut adalah mempelajari perilaku struktur terhadap beban yang bekerja padanya. Perilaku
struktur tersebut umumnya adalah lendutan dan gaya-gaya (gaya reaksi dan gaya internal).
Gaya serta sifat-sifatnya perlu difahami dalam ilmu mekanika teknik karena dalam ilmu
tersebut, mayoritas membicarakan tentang gaya, sedang mekanika teknik adalah merupakan
mata kuliah dasar keahlian yang perlu dimengerti oleh semua sarjana teknik sipil. Jadi,
dengan memahami sifat-sifay gaya, mahasiswa akan lebih mudah memahami permasalahan
yang terjadi di pelajaran mekanika teknik.
Struktur adalah segala sesuatu yang menerima beban. Adapun analisis struktur yang
merupakan ilmu untuk menentukan efek dari beban pada struktur fisik dan komponennya.
Analisis struktur menggabungkan bidang mekanika teknik, teknik material dan matematika
teknik untuk menghitung deformasi struktur, kekuatan internal, tegangan, tekanan, reaksi
tumpuan, percepatan dan stabilitas. Hasil analisis tersebut digunakan untuk memverifikasi
kekuatan struktur yang akan maupun telah dibangun. Dengan demikian analisis struktur
merupakan bagian penting dari desain rekayasa struktur.
Elemen Struktur
Sebuah sistem struktur merupakan gabungan antara elemen struktur dengan bahannya.
Elemen struktur diantaranya :
Tegangan
Bila kita hendak mengangkat sebuah benda tetapi kita tidak memiliki mesin angkat
maka benda tersebut dapat kita angkat dengan menggunakan bantuan katrol dan tali. katrol
menancap erat pada balok diatasnya dan tali ditempatkan pada rol katrol. Apa yang terjadi
pada kasus ini ? benda tersebut bergantung pada salah satu ujung tali dan ditarik oleh kita
pada ujung yang lainnya. Tali yang tertarik akan tegang sehingga balok katrol dapat
dianggap sebagai sebuah struktur.
Dari yang sudah kita pelajari pada teori kekuatan bahan, bahwasanya tegangan tarik
dapat ditentukan dengan membagi berat beban ( berat dari benda yang menggantung pada tali
) dengan luas penampang elemennya ( tali yang memegang benda tersebut ).
N
σ=
A
dimana :
σ = tegangan normal
Jadi disini bisa disimpulkan, bahwasanya tegangan yang terjadi pada tali merupakan
perbandingan antara gaya tarik yang bekerja pada tali dengan luas penampang tali itu sendiri.
Penyebab terjadinya tegangan pada suatu benda, tidak hanya dari gaya tarik saja, tapi juga
bisa dari gaya tekan dan gaya lentur. Karena disini yang dijadikan contoh adalah benda yang
diangkat tali melalui rol katrol, maka yang bekerja adalah gaya tarik.
Tegangan (Stress)
Tegangan adalah “ Perbandingan antara gaya tarik atau tekan yang bekerja terhadap
luas penampang benda” .
N
σ=
A
Regangan
Benda yang menggantung pada tali, menimbulkan gaya tarik pada tali , sehingga tali
memberikan perlawanan berupa gaya dalam yang sebanding dengan berat beban yang
dipikulnya (gaya aksi = reaksi). Respon perlawanan dari tali terhadap beban yang bekerja
padanya akan mengakibatkan tali menegang sekaligus juga meregang sebagai efek terjadinya
pergeseran internal di tingkat atom pada partikel-partikel yang menyusun tali, sehingga tali
mengalami pertambahan panjang (istilah jawanya : ‘modot atau melur’).
Jika pada akhirnya tali telah mengalami pertambahan sejauh Δl dari yang semula
sepanjang L, maka regangan yang terjadi pada tali merupakan perbandingan antara
penambahan panjang yang terjadi terhadap panjang mula-mula dari tali dan dinyatakan
sebagai berikut :
∆L
ε=
L
dimana :
Karena pembilang dan penyebutnya memiliki satuan yang sama, maka regangan
adalah sebuah nilai nisbi, yang dapat dinyatakan dalam persen dan tidak mempunyai satuan.
Regangan (Strain)
Regangan adalah “Perbandingan antara pertambahan panjang (ΔL) terhadap
panjang mula-mula(L)”. Regangan dinotasikan dengan ε dan tidak mempunyai satuan.
Gaya merupakan dorongan ataupun tarikan yang dapat menyebabkan benda bergerak,
berubah arah, maupun perubahan bentuk benda. Gaya juga dapat mengakibatkan benda yang
mulanya bergerak menjadi diam. Untuk mengukur nilai gaya yang terjadi pada suatu benda,
kita dapat menggunakan alat ukur neraca pegas (dinamometer).
Ϝ =m . a
Keterangan:
F =Gaya (N)
m =massa (kg)
a =percepatan (m/s2)
Macam-macam Gaya
1. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang memiliki arah berlawanan dengan arah gerak
benda atau arah kecenderungan gerak benda. Gaya gesek terbagi menjadi dua jenis,
yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Lho, apa bedanya? Gaya gesek statis
bekerja pada benda diam, sementara gaya gesek kinetis bekerja pada benda bergerak.
Persamaan Gaya Gesek :
fs = µs.N
fk = µk.N
Keterangan:
fs = gaya gesek statis (N)
fk = gaya gesek kinetis (N)
µs = koefisien gesek statis
µk = koefisien gesek kinetis
N = gaya normal (N)
2. Gaya Berat
Gaya Berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suatu benda. Berat suatu
benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada benda tersebut.
Rumus:
w=mxg
Keterangan:
w = gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Catatan: gbumi = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2
Menggambar Gaya
Gaya dikategorikan sebagai besaran vektor karena memiliki besar dan juga arah. Oleh
karena itu, kita dapat menggambar gaya dengan menggunakan diagram vektor yang beranak
panah. Untuk menggambar jumlah dua gaya dengan metode poligon, kita harus mengerjakan
tahap di bawah ini:
Untuk menggambar selisih dua gaya dengan metode poligon, kita harus melakukan
beberapa tahap di bawah ini:
Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu benda
yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan
sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengan berat (misalnya untuk berat badan, alih-alih
massa badan). Namun menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan
oleh interaksi massa dengan medan gravitasi.
Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di Bumi dapat mengasosiasi
berat benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima untuk benda-benda yang
berada di Bumi. Namun apabila benda tersebut berada di Bulan, maka berat benda tersebut
akan lebih kecil dan lebih mudah diangkat namun massanya tetaplah sama. Tubuh manusia
dilengkapi dengan indra-indra perasa yang membuat kita dapat merasakan berbagai
fenomena-fenomena yang diasosiasikan dengan massa. Seseorang dapat mengamati suatu
objek untuk menentukan ukurannya, mengangkatnya untuk merasakan beratnya, dan
mendorongnya untuk merasakan inersia benda tersebut. Penginderaan ini merupakan bagian
dari pemahaman kita mengenai massa, tetapi tiada satupun yang secara penuh dapat mewakili
konsep abstrak massa. Konsep abstrak bukanlah berasal dari penginderaan, melainkan berasal
dari gabungan berbagai pengalaman manusia.
Newton konsep modern massa diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727)
dalam penjelasan gravitasi dan inersia yang dikembangkannya. Sebelumnya, berbagai
fenomena gravitasi dan inersia dipandang sebagai dua hal yang berbeda dan tidak
berhubungan. Namun, Isaac Newton menggabungkan fenomena-fenomena ini dan
berargumen bahwa kesemuaan fenomena ini disebabkan oleh adanya keberadaan massa.
Percepatan adalah perubahan kecepatan per satuan waktu. Dalam fisika, percepatan
atau akselerasi adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu. Akselerasi sebuah
objek disebabkan karena gaya yang bekerja pada objek tersebut, seperti yang dijelaskan
dalam Hukum kedua Newton. Satuan SI untuk akselerasi adalah meter per sekon kuadrat (m
s−2). Percepatan adalah besaran vektor, sehingga percepatan memiliki besaran dan arah.
Sebagai vektor, total gaya sama dengan hasil kali massa objek (besaran skalar) dan
percepatannya. Umumnya, percepatan dilihat sebagai gerakan suatu objek yang semakin
cepat ataupun lambat. Dengan kata lain, objek yang membelok (misalnya mobil yang sedang
menikung)-pun memiliki percepatan juga.
Percepatan sesaat
Percepatan sesaat, adalah limit dari percepatan rata-rata per interval waktu yang sangat
kecil. Dalam kalculus, percepatan sesaat adalah turunan vektor kecepatan terhadap waktu.
(Disini dan dimanapun, jika gerak berada dalam garis lurus, besaran vektor dapat digantikan
dengan skalar dalam persamaan.)
Dapat dilihat bahwa integral fungsi akselerasi a(t) adalah fungsi kecepatan v(t) ; dimana
luasan di bawah kurva akselerasi vs waktu (a vs. t) sama dengan kecepatan. Karena akselerasi
didefinisikan sebagai turunan kecepatan v terhadap waktu t dan kecepatan didefinisikan
sebagai turunan posisi x terhadap waktu, maka akselerasi adalah turunan kedua dari x
terhadap t:
Dalam mekanika klasik, percepatan suatu objek bermassa tetap berbanding lurus dengan
resultan gaya yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Dengan F
adalah gaya yang bekerja pada objek, m adalah massa objek, dan a adalah percepatan pusat
massa benda. Ketika kecepatan semakin mendekati kecepatan cahaya, efek relativistik
menjadi semakin besar.
Percepatan bisa bernilai positif dan negatif. Bila nilai percepatan positif, hal ini
menunjukkan bahwa kecepatan benda yang mengalami percepatan positif ini bertambah
(dipercepat). Sebaliknya bila negatif, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan benda menurun
(diperlambat). Contoh percepatan positif adalah: jatuhnya buah dari pohonnya yang
dipengaruhi oleh gravitasi. Sedangkan contoh percepatan negatif adalah: proses pengereman
mobil.
Hukum Newton I
“ setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus beraturan,
kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya.”
Hukum ini menyatakan bahwa jika resultan gaya (jumlah vektor dari semua gaya
yang bekerja pada benda) bernilai nol, maka kecepatan benda tersebut konstan.
Hukum Newton II
“percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya dan sebanding
dengan resultan gaya (gaya eksternal neto) yang bekerja padanya.”
Sehingga berdasarkan hukum newton II : gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah
benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya, artinya dipercepat. Massa
adalah sifat intrinsik sebuah benda yang mengukur resistansinya terhadap percepatan.
Hukum Newton III
“jika benda pertama memberikan gaya pada benda kedua maka benda kedua juga
akan memberikan gaya yang sama besarnya pada benda pertama tetapi arahnya
berlawanan.”
Hukum newton III juga disebut sebagai gaya aksi-reaksi dimana aksi dan reaksi ini
muncul bersamaan. Hukum ini menggambarkan sifat penting gaya, yaitu bahwa gaya-
gaya selalu terjadi berpasangan. Jika sebuah gaya dikerjakan pada sebuah benda A,
maka harus ada benda lain B yang mengerjakan gaya itu. Selanjutnya, jika B
mengerjakan gaya pada A, maka A harus mengerjakan gaya pada B yang sama besar
dan berlawanan arahnya.
BIDANG DISKONTINUITAS?
Secara umum bidang diskontinuitas merupakan bidang yang membagi massa batuan
menjadi bagian-bagian yang terpisah. Menurut Wyllie dan Mah , bidang diskontinuitas dapat
berupa bidang perlapisan, joint ataupun patahan. Bidang diskontinuitas dapat mempengaruhi
kuat geser batuan termasuk bentuk dan tingkat kekasaran permukaan batuan.
1. Mekanika benda tegar, dalam mekanika bendar tegar, deformasi dinggap sangat kecil
dan karenanya diabaikan. Deformasi kecil tidak cukup mempengaruhi kondisi
keseimbangan. Teteapi dalam struktur dan mesin yang sebenarnya, deformasi juga
dianalisis, bahwa cabang mekanika disebut sebagai “mekanika benda yang dapat
dideformasi” (atau mekanika bahan) atau kekuatan bahan
2. Mekanika fluida, adalah cabang ilmu yang menangani prilaku fluida, yang dikenai
tindakan gaya dalam keadaan instirahat dan bergerak.
3. Mekanika benda yang cacat.
Sedangkan benda tegar sendiri adalah benda yang bentuknya (geometrinya) akan selalu tetap
sekalipun dikenakan gaya. Jadi sekalipun dia bergerak translasi atau rotasi bentuknya akan
berubah. Contohnya meja, kursi, bola dll.
Kesetimbangan dinamis
Benda yang bergerak baik secara translasi/linear ataupun secara angular.
Kesetimbangan dinamis hanya dapat tejadi pada reaksi kimia bolak-balik.
Kesetimbangan dinamis tidak dapat terjadi pada reaksi yang tidak bisa dikembalikan
seperti reaksi pembakaran kayu. Kayu yang dibakar akan berubah menjadi abu dan
arang dan tidak bisa dikembalikan menjadi kayu.
Kesetimbangan dinamis pada reaksi bolak-balik terjadi secara terus-menerus.
Reaktan menjadi produk, dan produk menjadi reaktan. Kesetimbangan dinamis hanya
dapat terjadi pada sistem tertutup di mana tidak ada energi yang dikurangi atau
ditambahkan pada sistem.
Pada gambar terlihat bahwa pada sistem terbuka gas iodin akan keluar dan
Kristal iodin akan terus berubah menjadi gas hingga habis. Sedangkan pada sistem
tertutup Kristal iodin berubah menjadi gas, lalu gas tersebut kembali membentuk
Kristal dengan laju yang sama saat pembentukan gas.
Hal ini membuktikan bahwa kesetimbangan dinamis hanya dapat terjadi pada
sistem tertutup. Garis biru menunjukkan reaktan yang bereaksi di awal. Seiring
dengan berjalannya waktu, produk mulai terbentuk ditunjukkan oleh garis merah.
Produk hasil reaksi bereaksi kembali dan berubah menjadi reaktan dalam waktu
bersamaan dengan berubahnya reaktan menjadi produk. Garis hijau menunjukkan
kesetimbangan pada reaksi di mana laju reaksi maju (pembentukan reaktan menjadi
produk) memiliki laju yang sama dengan reaksi mundur (pembalikan produk menjadi
reaktan).
Kesetimbangan statis
Benda yang betul-betul diam. Kesetimbangan statis dikelompokkan menjadi 2,
yaitu :
1) Kesetimbangan stabil, terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka
posisinya akan berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka
posisinya akan kembali ke titik semula.
2) Kesetimbangan labil, terjadi apabila suatu benda diberikan gaya maka
posisinya akan berubah. Namun bila gaya tersebut dihilangkan maka
posisinya tidak akan kembali ke titik semula.
Gerakan tanah (mass movement) ialah perpindahan massa tanah/batu pada arah tegak,
miring, atau mendatar dari kedudukan semula.Gerakan tanah mencakup gerak rayapan,
aliran, dan longsoran (land slide).Menurut definisi ini maka longsoran adalah bagian dari
gerakan tanah.
Secara garis besar dibagi 3 (tiga) kelompok: Cara pengamatan visual yaitu dengan
mengamati langsung di lapangan dengan membandingkan kondisi lereng yang bergerak atau
diperkirakan bergerak dan yang yang tidak. Cara ini memperkirakan lereng labil maupun
stabil dengan memanfaatkan pengalaman di lapangan. Cara ini kurang teliti, tergantung dari
pengalaman seseorang. Cara ini dipakai bila tidak ada resiko longsor terjadi saat
pengamatan.Cara komputasi adalah dengan melakukan hitungan berdasarkan rumus
(Fellenius, Bishop, Janbu, Sarma, Bishop modified ,dan lain-lain).Cara grafik adalah dengan
menggunakan grafik yang sudah standar (Taylor, Hoek & Bray, Janbu, Cousins dan
Morganstren). Cara ini dilakukan untuk material homogen dengan struktur sederhana.
Material yang heterogen (terdiri atas berbagai lapisan) dapat didekati dengan penggunaan
rumus (cara komputasi).
Data lereng untuk membuat penampang lereng: sudut lereng, tinggi lereng, dan
panjang lereng dari kaki lereng ke puncak lereng. Data mekanika tanah- sudut geser dalam (ᶲ;
derajat)- kohesi (c; kN/m2 atau ton/m2)- berat isi tanah basah (wet; kN/m3 atau ton/m3)-
kadar air tanah (w; %)
TEROWONGAN
Hubungan/Kaitannya:
Statika, dinamika dan mekanika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari gerak
benda dan gaya. Hukum newton I,II, dan III juga membahas tentang gaya, massa, percepatan.
dan vektor. Kestabilan lereng berkaitan dengan kelongsoran yang merupakan proses
perpindanhan massa tanah secara alami dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah.
Permasalahan longsor sering kali dijumpai dalam bidang ilmu geoteknik, terutama pada
fasilitas transportasi seperti jalan raya dan terowongan. Stabilitas lereng dapat terganggu
terutama akibat pengaruh batuan yang tidak kompak, pengaruh alam, iklim dan aktivitas
manusia. Longsor terjadi karena ketidakseimbangan gaya yang bekerja pada lereng atau gaya
di daerah lereng lebih besar dari pada gaya penahan yang ada dilereng tersebut. Selain itu
adanya beban dinamis juga akan berpengaruh terhadap besarnya sudut kemiringan lereng.
Keberadaan struktur geologi dan diskontinuitas akan mengurangi tingkat kekuatan geser
batuan dan implikasi utamanya adalah meningkatkan peluang terjadinya longsor. Dengan
munculnya bidang lemah tersebut, maka batuan yang tadinya utuh akan berubah menjadi
massa batuan dengan kekuatan yang jauh lebih kecil dari sebelumnya. Adanya bidang
diskontinuitas pada batuan akan memperngaruhi banyak hal yang berhubungan dengan
aktivitas penambangan. Diantaranya adalah pengaruh terhadap kekuatan dari batuan.
Semakin banyak bidang diskontinuitas yang memotong massa batuan, semakin kecil pula
kekuatan dan batuan tersebut.
Struktur pada mekanika juga menjadi patokan penting dalam membuat stabilitas lereng dan
penyangga terowongan dimana struktur terowongan harus kuat dan kokoh sehingga stabilitas
lereng dengan faktor keamanannya tidak menurun.