Anda di halaman 1dari 12

A.

Pengertian Evaluasi

Evaluasi (evaluation) adalah proses penilaian. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai
proses pengukuran akan efektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program
berikutnya.

Secara konseptual, evaluasi adalah jantung perubahan dan perkembangan suatu organisasi, program,
kegiatan, atau institusi. Tanpa evaluasi yang baik, suatu kegiatan, program, atau organisasi sulit
diharapkan untuk berkembang secara kompetitif. Rencana strategis yang baik hanya dapat dihasilkan
jika ia didasarkan pada evaluasi yang baik. Namun demikian, kegiatan evaluasi sering kali diabaikan atau
kurang diperhatikan. Tidak jarang, evaluasi dianggap sebagai aksesori yang kurang bermanfaat bagi
peningkatan program, kegiatan, atau organisasi, dan hanya menghamburkan biaya, tenaga, dan waktu.

Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang harus dibahas, yaitu apa yang
menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan
evaluasi, di mana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi. Hal yang perlu
dilakukan dalam evaluasi tersebut adalah adanya narasumber, efektivitas penyebaran pesan, pemilihan
media yang tepat, dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan
iklan.

Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesaiahan perhitungan pembiayaan,
memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara
general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan terkadang enggan untuk
mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan penelitian,
ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak
membuang waktu.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas akan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan
konseling, terlebih dahulu perlu dibahas mengenai pengertian evaluasi pelaksanaan program bimbingan
dan konseling. Berikut ini beberapa pengertian menurut sumber berbeda:

1. Menurut Nana Sudjana (1991), evaluasi adalah memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan
kriteria tertentu.

2. Menurut Moh. Surya dan Rochman Natawidjaja (1986), evaluasi adalah upaya menelaah atau
menganalisis pro)gram Iayanan Bimbingan Konseling (BK) yang telah dan sedang dilaksanakan untuk
mengembangkan serta memperbaiki program bimbingan secara khusus dan program pendidikan di
sekolah (termasuk madrasah) secara umum.

3. Menurut W.S. Winkel (1991), evaluasi program bimbingan adalah mencakup usaha menilai efisiensi
dan efektivitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan.
Pelaksanaan evaluasi menuntut diadakan penelitian dengan mengumpulkan data secara sistematis,
mengadakan penafsiran, dan merencanakan langkah-Iangkah perbaikan.
4. Menurut Sukardi (1990), evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah adalah
segala upaya, tindakan, atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, dengan mengacu pada
kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.

5. Menurut Dewa Ketut Sukardi (1990), evaluasi program bimbingan adalah segala upaya, tindakan, atau
proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
program bimbingan dan konseling di sekolah, dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan
tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan. Jadi, pelaksanaan program bimbingan
merupakan salah satu usaha untuk menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling
demi peningkatan mutu program bimbingan dan konseling.

6. Menurut Fitri Wahyuni (2009), evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling adalah usaha
penelitian dengan cara mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar data yang
diperoleh secara objektif, mengadakan penafsiran, serta merencanakan langkah-Iangkah perbaikan,
pengembangan, dan pengarahan staf.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat dirumuskan dua pengertian dari evaluasi bimbingan
dan konseling. Pertama, evaluasi program bimbingan dan konseling merupakan suatu usaha untuk
menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling demi peningkatan mutu program
bimbingan dan konseling.

Kedua, evaluasi program bimbingan dan konseling ialah suatu usaha penelitian dengan cara
mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara
objektif, mengadakan penafsiran, serta merencanakan langkah-langkah perbaikan, pengembangan, dan
pengarahan staf.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling
merupakan suatu kegiatan yang sangat penting. Sebab, berdasarkan hasil evaluasi itulah, dapat diambil
suatu kesimpulan apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat mencapai sasaran yang diharapkan secara
efektif dan efisien atau tidak, kegiatan perlu diteruskan atau tidak, dan sebagainya. Oleh karena itu,
kegiatan eva|uasi program bimbingan dan konseling dilakukan untuk beberapa hal berikut.

1. Meneliti secara periodik hasil pelaksanaan program BK agar dapat diketahui bagian program mana
yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki.

2. Memperkuat asumsi atau perkiraan yang mendasari pelaksanaan program BK. Salah satu asumsi atau
perkiraan yang berkenaan dengan evaluasi adalah apakah program dan layanan BK telah benar-benar
efektif membantu klien di sekolah dan madrasah dalam mengembangkan secara memuaskan perilaku
yang positif.

3. Melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang diperlukan untuk pelayanan BK kepada klien secara
perorangan. program pengumpulan data (testing) yang mencakup kecerdasan, bakat, dan tes hasil
belajar akan sangat membantu konselor dan petugas-petugas bimbingan yang lain dalam menentukan
jenis bantuan yang perlu diberikan kapada klien.

4. Memperoleh dasar yang kuat sebagai kelancaran pelaksanaan program BK di sekolah dan madrasah
berkenaan dengan masyarakat.

B. Pengertian Supervisi

Keterampilan utama dari seorang kepala sekolah adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada
konselor untuk secara terus-menerus meningkatkan kualitas proses bimbingan yang dilaksanakan di ke|
as agar berdampak pada kualitas hasil belajar klien. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut, kepala
sekolah diharapkan dapat melakukan supervisi yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang
tepat sesuai dengan kebutuhan konselor.

Glickman (1981) mendefinisikan supervisi sebagai serangkaian kegiatan untuk membantu konselor
dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses bimbingan demi pencapaian tujuan
bimbingan.² Dengan demikian, esensi supervisi itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja konselor dalam
mengelola proses bimbingan, melainkan membantu konselor dalam mengembangkan kemampuan
profesionalismenya.

Prinsip-prinsip supervisi modern yang harus direalisasikan pada setiap proses supervisi di sekolah-
sekolah, di antaranya:

1. Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, bersifat terbuka,
kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara supervisor dengan konselor-
konselor, melainkan juga antara supervisor dengan pihak lain yang terkait dengan program supervisi.

2. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas yang bersifat sambilan
dan hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan. Apabila konselor telah berhasil
mengembangkan dirinya, bukan berarti tugas supervisor selesai, melainkan harus tetap dibina secara
berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat problem proses bimbingan selalu muncul dan berkembang.

3. Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi. Titik tekan
supervisi haruslah demokratis, aktif, dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara aktif konselor
yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program bukan hanya pada supervisor, melainkan juga pada
konselor-konselor. Oleh karena itu, program supervisi sebaiknya direncanakan, dikembangkan, dan
dilaksanakan bersama secara kooperatif dengan konselor-konselor, kepala sekolah, dan pihak lain yang
terkait di bawah koordinasi supervisor.

4. Program supervisi harus integral dengan program pendidikan secara keseluruhan. Dalam upaya
perwujudan prinsip ini, diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara supervisor dengan semua
pihak pelaksana program pendidikan.
5. Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus mencakup keseluruhan aspek pengembangan,
walaupun mungkin saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil analisis kebutuhan
pengembangan sebelumnya.

6. Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah untuk mencari kesalahan-kesalahan konselor-konselor,


melainkan untuk mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas konselor dalam memahami serta
memecahkan problemproblem yang dihadapi.

7. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi harus objektif,
berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional konselor-konselor.

C. Perbedaan Evaluasi dan Supervisi

Sesuatu yang disebut program merupakan rangkaian kegiatan yang terencana dan lengkap dengan
rincian tujuan beserta jenis-jenis kegiatannya. Untuk mengetahui apakah program yang
diimplementasikan benar-benar berhasil atau program yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
dibuat, diperlukan supervisi dan evaluasi.

1. Supervisi

Supervisi adalah suatu proses sistematis dan berkelanjutan dalam pengumpulan, analisis, dan
penggunaan informasi untuk mengontrol manajemen dan pengambilan keputusan. Hal ini dilakukan
dengan maksud untuk memastikan apakah haI-hal apa pun dari suatu program yang sedang dijalankan
dapat berjalan secara efektif, efisien, sesuai dengan langkah atau rencana yang telah disusun sebe|
umnya.

Supervisi harus dilakukan secara kontinu atau reguler, misal bulanan, per semester, tahunan, dan lain
sebagainya. Dalam me|akukan supervisi tersebut, harus jelas indikatorindikator yang harus dipantau.
Dan, supervisi dilakukan dengan lima tujuan berikut.

a. Menghasilkan kinerja terbaik dengan cara memperoleh feedback dari semua pihak atau aspek yang
sedang kita kerjakan.

b. Meningkatkan rencana kerja dan melakukan tindakan perbaikan dengan segera terhadap beberapa
penyimpangan (deviasi) yang mungkin terjadi.

c. Menjajaki progress dan perubahan yang terjadi dari sisi input, proses, maupun output melalui sistem
pelaporan dan pencatatan reguler.

d. Membantu pengambilan keputusan, seperti manajer program dalam menentukan hal-hal yang
memerlukan fokus perhatian penuh atau usaha yang lebih dan hal yang kurang prioritas, atau hal yang
harus segera diluruskan, dikembalikan, dan diarahkan menuju tujuan ideal, sesuai rencana.
e. Temuan hasil supervisi selanjutnya akan menjadi bahan atau bagian dari alat evaluasi untuk intervensi
selanjutnya.

2. Evaluasi

Evaluasi adalah sekumpulan aktivitas yang dirancang untuk menentukan nilai atau harga dari suatu
program atau intenlensi tertentu. Evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah proyek tersebut
berhasil, kurang berhasil, atau gagal. Meskipun demikian, evaluasi bisa bersifat formatif, artinya temuan
evaluasi dijadikan sebagai acuan untuk melakukan revisi atau perbaikan, tetapi bisa juga bersifat sumatif
untuk menentukan efektif atau tidak, berhasil atau tidak, layak atau tidak, sehingga memungkinkan
suatu program perlu dilanjutkan atau dihentikan.

Dengan demikian, tujuan evaluasi adalah untuk mengukur dan meni|ai pengaruh, hasil atau produk, dan
dampak dari suatu intervensi/program sebagai acuan pengambilan keputusan, baik selama pelaksanaan
program maupun untuk tindak lanjut pelaksanaan program ke depan.

Evaluasi suatu program biasanya terbagi dalam dua tingkatan, yakni evaluasi tengah program (midterm
evaluation) dan evaluasi akhir program (program completion evaluation). Evaluasi tengah program
dimaksudkan untuk review kemajuan dan usulan-usulan alternatif desain program untuk sisa waktu
pelaksanaan program. Sedangkan, evaluasi akhir program dimaksudkan untuk menilai dan
mendokumentasikan sumber daya yang digunakan, serta hasiI-hasil kemajuan tujuan program. Evaluasi
akhir program bertujuan untuk merumuskan pelajaran yang dipetik (lesson learn) sebagai pijakan bagi
perancang, pelaksana, dan para penerima manfaat program dalam perbaikan desain program di masa
mendatang.

3. Perbedaan Supervisi dan Evaluasi

Secara prinsip, supervisi dan evaluasi dapat dibedakan melalui tiga sisi. Pertama, sisi tujuan utama.
Supervisi bertujuan untuk membuat suatu program tetap pada jalur, menyesuaikan dengan rencana,
dan meningkatkan efisiensi. Sedangkan, evaluasi bertujuan untuk mengukur keberhasilan,
meningkatkan efektivitas, mengukur dampak, dan melakukan perbaikan ke depan.

Kedua, sisi frekuensi. Supervisi bersifat reguler dan kontinu, sedangkan eva|uasi bersifat episodik
(waktuwaktu tertentu ketika suatu proyek, program selesai).

Ketiga, sisi fokus. Supervisi memfokuskan diri pada input, output, proses, dan rencana kerja. Sedangkan,
evaluasi memfokuskan diri pada efektivitas, relevansi, dampak, dan efektivitas biaya.

4. Prinsip Melaksanakan Supervisi dan Evaluasi

Supervisi dan evaluasi ini harus ditujukan untuk mengetahui apakah strategi yang dipergunakan cukup
efektif atau harus diubah dan apakah isu ini masih dapat diteruskan atau tidak. Untuk melakukan
evaluasi dan supervisi, ada sejumlah prinsip yang harus dipegang teguh, yakni sebagai berikut.
a. Objektif. Artinya, pelaksanaan evaluasi dan supervisi harus dilakukan atas dasar indikator-indikator
yang sudah disepakati tanpa tendensi apriori.

b. Transparan (keterbukaan). Artinya, pe|aksanaan evaluasi dan supervisi hams dilakukan secara
terbuka dan diinformasikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan evaluasi dan
supervisi ini.

c. Partisipatif. Artinya, pelaksanaan evaluasi dan supervisi harus melibatkan para pelaku secara aktif dan
interaktif.

d. Akuntabilitas (tanggung gugat). Artinya, pelaksanaan evaluasi dan supervisi dapat


dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal.

e. Tepat waktu. Artinya, pelaksanaan evaluasi dan supervisi harus sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.

f. Berkesinambungan. Artinya, hasil evaluasi dan supervisi harus digunakan sebagai umpan balik
penyempurnaan pada kebijakan berikutnya.

D. Kedudukan Evaluasi dan Supervisi dalam Manajemen

Berikut adalah lima fungsi manajemen terpenting yang berasal dari klasifikasi paling awal dari fungsi-
fungsi manajerial.

1. Planning atau perencanaan, merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
penentuan strategi kebijaksanaan proyek program prosedur metode sistem anggaran dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapaitujuan.

2. Organizing atau pengorganisasian, meliputi:

a. penentuan sumber-sumber daya dan kegiatankegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi,

b. perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau ke|ompok kerja yang dapat membawa hal-hal
tersebut ke arah tujuan, serta

c. penugasan tanggung jawab tertentu dan pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada
individuindividu untuk melaksanakan tugasnya.

3. Staffing atau penyusunan personalia, yaitu penarikan (rekrutmen) latihan dan pengembangan, serta
penempatan dan pemberian orientasi kepada karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan
dan produktif.

4. Leading atau fungsi pengarahan, yaitu bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan dapat
melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka |akukan.
5. Controlling atau evaluasi, yaitu penemuan dan penerapan cara atau alat untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Sementara itu, ada juga pembagian manajemen yang disederhanakan menjadi empat fungsi. Pertama,
planning. Ini merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan pendefinisian sasaran untuk kinerja
organisasi di masa depan dan untuk memutuskan tugas-tugas dan sumber daya apa saja yang
dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut.

Kedua, organizing. Fungsi manajemen yang berkenaan dengan penugasan mengelompokkan tugas-tugas
ke dalam departemen-departemen dan mengalokasikan sumber daya ke departemen.

Ketiga, leading. Fungsi manajemen yang berkenaan dengan cara menggunakan pengaruh untuk
memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi.

Keempat, controlling. Fungsi manajemen yang berkenaan dengan kepala sekolah terhadap aktivitas
karyawan dalam menjaga organisasi agar tetap berada pada jalur yang sesuai dengan sasaran dan
melakukan koreksi apabila diperlukan.

Dari sini, jelas bahwa kedudukan evaluasi dan supervisi merupakan salah satu bagian dari manajemen,
yaitu controlling. Perbedaan istilah antara controlling dan evaluasi supervisi hanyalah pada penggunaan
kata-katanya saja, tetapi am dari istilah tersebut relatif sama.

E. Tujuan Evaluasi Supervisi

Kegiatan evaluasi bertujuan mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program
yang telah ditetapkan. Secara garis besar, ada dua tujuan evaluasi supervisi, yaitu tujuan umum dan
khusus.

1. Tujuan Umum

Secara umum, penyelenggaraan evaluasi dan supervisi pelaksanaan program bimbingan dan konseling
bertujuan sebagai berikut.

a. Mengetahui kemajuan program bimbingan dan Iconseling atau subjek yang telah memanfaatkan
layanan bimbingan dan konseling.

b. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas strategi pelaksanaan program bimbingan dan konseling
yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

c. Secara operasional, penyelenggaraan evaluasi dan supervisi pelaksanaan program bimbingan dan
konseling ditujukan untuk:

1) mene|iti secara berkala pelaksanaan program bimbingan dan konseling,

2) mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas dari layanan bimbingan dan konseling,
3) mengetahui jenis layanan yang sudah atau belum dilaksanakan dan atau perlu diadakan perbaikan
dan pengembangan,

4) mengetahui sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam usaha menunjang keberhasilan
pelaksanaan program bimbingan dan konseling;

5) memperoleh gambaran sejauh mana peranan masyarakat terhadap pelaksanaan program bimbingan
dan konseling,

6) mengetahui sampai sejauh mana kontribusi program bimbingan dan konseling terhadap pencapaian
tujuan pendidikan pada umumnya, TIK dan TIU pada khususnya,

7) mendapat informasi yang adekuat dalam rangka perencanaan langkah-langkah pengembangan


program bimbingan dan konseling selanjutnya, serta

8) membantu mengembangkan kurikulum sekolah untuk kesesuaian dan kebutuhan.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, tujuan evaluasi dan supervisi program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.

a. Mengetahui jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada klien di sekolah
(madrasah).

b. Mengetahui apakah efektivitas dan efisiensi layanan yang diberikan sudah dalam fungsinya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan semua individu di sekolah (madrasah) dan di luar sekolah.

c. Mengetahui bagaimanakah sumbangan program bimbingan terhadap program pendidikan secara


keseluruhan di sekolah (madrasah) yang bersangkutan.

d. Mengetahui apakah teknik-teknik atau program yang digunakan berjalan secara efektif dalam
mencapai tujuan-tujuan bimbingan.

e. Mengetahui aspek-aspek lain yang perlu dimasukkan ke dalam program bimbingan untuk perbaikan
layanan yang diberikan.

f. Membantu kepala sekolah (madrasah), konselorkonselor, termasuk pembimbing dalam melakukan


perbaikan tata kerja mereka dalam memahami dan memenuhi kebutuhan tiap-tiap klien.

g. Mengetahui bagian-bagian manakah dari program bimbingan yang perlu diadakan perbaikan.

h. Mendorong semua personel bimbingan agar bekerja lebih giat dalam mengembangkan program-
program bimbingan.

i. Menunjukkan sejauh mana sumber-sumber masyarakat telah digunakan atau diikutsertakan dalam
program bimbingan untuk tujuan-tujuan pengembangan serta perbaikan program dan pelayanan
bimbingan.
F. Pentingnya Evaluasi dan Supervisi

Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk memperoleh
umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini,
dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhaslhn kegiatan layanan bimbingan dan juga dapat
ditetapkan langkah-Iangkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program
selanjutnya.

Kegiatan evaluasi dan supervisi bertujuan untuk mengetahui ketedaksanaan kegiatan dan ketercapaian
tujuan dari program yang teIah ditetapkan. Oleh karena itu, evaluasi dan supervisi program bimbingan
dan konseling di sekolah penting, alasannya sebagai berikut.

1. Memberikan umpan balik (feed back) kepada konselor untuk memperbaiki atau (pembimbing
konseior) mengembangkan program bimbingan dan konseling.

2. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, konselor mata pelajaran, dan orang tua klien
tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas  perkembangan klien
agar secara bersinergi atau berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas implementasi program BK di
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai