1 SM
1 SM
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the marketing of corn in each marketing channel in
the village of Dimembe, Dimembe Subdistrict, North Minahasa Regency. The data used in this study
are primary and secondary data. Primary data was obtained from interviews with 15 farmers while
secondary data from the Village Office, North Minahasa Statistics Agency and the North Sulawesi
Provincial Statistics Agency. The sampling method used the snowball sampling method. Data
analysis methods are analysis of Marketing Channel, Marketing Agency, Marketing Margin and
Marketing Costs. The results showed that there were three types of marketing channels, namely the
first marketing channel: Farmers to Consumers; second marketing channel 2 from Farmers to
Retailers then to Consumers; and the third marketing channel from Farmers to Collector Traders
then arrived at the Consumer. Marketing margin on marketing channel I is Rp 213.33 / kg, on
marketing channel II is Rp 1,500.00 / kg, and on marketing channel III is Rp 2,500.00 / kg. The
highest share received by farmers is in the marketing channel I at 93.90%. While the lowest share
received by farmers is in marketing channel III, which is equal to 58.33%. Thus it can be concluded
that the longer the marketing channel, the greater the marketing margin and vice versa. And also the
shorter the marketing channel the greater the share received by the farmer and vice versa. . *lrr + eprm *
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemasaran jagung pada masing-masing saluran
pemasaran di Desa Dimembe Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari
wawancara pada 15 petani sedangkan data sekunder dari Kantor Desa, Badan Pusat Statistik
Minahasa Utara dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara. Metode pengambilan sampel
menggunakan metode snowball sampling. Metode analisis data yaitu Analisis Saluran Pemasaran,
Lembaga Pemasaran, Margin Pemasaran dan Biaya Pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat tiga tipe saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran pertama: Petani ke Konsumen; saluran
pemasaran kedua 2 dari Petani ke Pedagang Pengecer kemudian ke Konsumen; dan saluran
pemasaran ke tiga dari Petani ke Pedagang Pengumpul kemudian sampai kepada Konsumen. Margin
pemasaran pada saluran pemasaran I sebesar Rp 213,33/kg, pada saluran pemasaran II sebesar Rp
1.500,00/kg, dan pada saluran pemasaran III sebesar Rp 2.500,00/kg. Share paling tinggi yang
diterima petani terdapat pada saluran pemasaran I sebesar 93,90%. Sedangkan share paling rendah
yang diterima petani terdapat pada saluran pemasaran III, yakni sebesar 58,33%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa semakin panjang saluran pemasaran maka margin pemasaran semakin
besar demikian pula sebaliknya. Dan juga semakin pendek saluran pemasaran semakin besar share
yang diterima petani demikian pula sebaliknya. . *lrr+eprm*
Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 305
Analisis Pemasaran Jagung di Desa Dimembe...........................(Cendy Wowiling, Lyndon Pangemanan, Joachim Dumais)
PENDAHULUAN Pemasaran
Kegiatan pemasaran sering diartikan
Latar Belakang sebagai kegiatan dalam memasarakan suatu
Keberhasilan pada usahatani jagung disinyalir produk yang diperjual belikan oleh perusahaan
telah menjadi pendorong berkembangnya usahatani dan ditunjukan kepada konsumen, namun jika
pada berbagai komoditas lainnya yaitu perkebunan dilihat makna sebenarnya pemasaran bukan
karet rakyat, sayuran, usaha ternak sapi, dll. Namun hanya sekedar menjual produk saja, akan tetapi
demikian, keberhasilan pada usahatani jagung ini pemasaran juga memiliki aktivitas penting
dengan sistem kelembagaan pemasaran yang ada
dalam menganalisis dan mengevaluasi segala
masih perlu dibuktikan apakah saluran pemasaran
yang tercipta telah benar-benar berjalan secara kebutuhan dan keinginan para konsumen.
efisien. Sebab besarnya jumlah produksi dan Menurut (Wiliam J. Stanto dalam
meluasnya aktivitas usahatani jagung belum menjadi Seftyandi, 2017) marketing is a total system
jaminan mencerminkan sistem pemasaran yang business designed to plan, price, promotion and
efisien, terutama dilihat dari keuntungan yang distribute want satis-flying products to target
diterima petani. market to achieve organizational objective
Pemasaran merupakan hal yang paling “Pemasaran adalah suatu sistem total dari
penting dalam menjalankan sebuah usaha pertanian kegiatan bisnis yang dirancang untuk
karena pemasaran merupakan tindakan ekonomi merencanakan, menentukan harga, promosi dan
yang berpengaruh harga pasar yang rendah,
mendistribusikan barang-barang yang dapat
sehingga tingginya produksi tidak mutlak
memberikan keuntungan yang tinggi tanpa
memuaskan keinginan dan mencapai pasar
pemasaran yang baik dan efisien. Secara umum, sasaran serta tujuan perusahaan. Pemasaran
pemasaran dapat diartikan sebagai segala kegiatan adalah suatu proses kemasyarakatan yang
yang dilakukan oleh berbagai perantara dengan melibatkan individu-individu dan kelompok
berbagai macam cara untuk menyampaikan hasil untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan
produksi. dan inginkan melalui penciptaan, penawaran,
dan pertukaran secara bebas produk dan jasa
Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Menurut
Kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara, 2016 nilai dengan pihak lain, (Kotler dan Keller
NO Kecamatan Luas Panen Produksi Produktivitas dalam buku Dharmmesta, B. S. 2014).
1 Kema 2340 10530 4.50
2 Kauditan 3856 17352 4.50
3 Airmadidi 1805 8123 4.50 Saluran Pemasaran
4 Kalawat 2302 10359 4.50 Saluran pemasaran merupakan organisasi-
5 Dimembe 2521 11345 4.50
6 Talawaan 1944 8748 4.50
organisasi yang saling tergantung yang tercakup
7 Wori 1198 5305 4.43 dalam proses membuat produk atau jasa
8 Likupang Barat 1414 6311 4.46 menjadi tersedia untuk digunakan atau
9 LikupangTimur 1832 8214 4.48
10 Likupang Selatan 2191 9860 4.50 dikomsumsi (Abednego, dalam Sambuaga M
Jumlah 21.403 96.146 4.49 2016) menyatakan bahwa, saluran pemasaran
Sumber : BPS (BadanPusatStatistik 2017)
adalah himpunan organisasi yang saling
bergantung yang terlibat dalam proses untuk
Komoditas Pertanian Tanaman Pangan membuat produk atau jasa yang siap untuk
yang paling banyak di Kabupaten Minahasa Utara dikomsumsi atau digunakan oleh konsumen atau
adalah Padi Sawah dan Jagung, kedua komoditas penguna industri. Saluran pemasaran terdapat
ini pada tahun 2016 memiliki nilai produksi 43.205 empat desain saluran yang di gunakan dalam
ton untuk padi sawah dan 96.146 ton untuk jagung
mendistribusikan produk, yaitu:
seperti yang tercantum di table jumlah produksi
1. Saluran nol-tingkat atau saluran pemasaran
jagung, dimana kecamatan Dimembe adalah salah
satu sentra produksi jagung yang memiliki
langsung (Zero levels channel or direct
produktivitas sebanyak 4.50 Ton. Desa dimembe marketing channel), bentuk saluran ini adalah
sebagai sentra produk jagung di Kecamatan bentuk saluran yang paling pendek dan
Dimembe mempunyai 9 kelompok tani dan sederhana sebab tanpa mengunakan perantara.
kelompok-kelompok petani tersebut memasarkan Produsen dapat menjual barang yang
produk jagung kekonsumen yang ada di sekitar Desa dihasilkan melalui pos atau langsung
Dimembe dan di luar Desa Dimembe. mendatangi rumah konsumen.
306
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 305 – 314
tersebut di ambil 5 petani produsen jagung. Dari Pr : Harga ditingkat konsumen (Rp/kg)
15 petani tersebut di telusuri dengan Pf : Harga ditingkat produsen (Rp/ kg)
menggunakan snowball sampling, pedagang- b. Biaya Pemasaran adalah biaya yang di
pedagang hingga ketingkat konsumen akhir keluarkan untuk memasarkan suatu
jagung. komoditi dari produsen ke konsumen.
(Tomek dan Robinson 2011), Biaya
Konsep Pengukuran Variabel pemasaran dapat di rumuskan sebagai
Variabel dan satuan ukuran dalam berikut:
penelitian yaitu: Bp = Bp1+Bp2+Bp3...+Bpn
1. Saluran pemasaran jagung adalah rantai dimana:
pemasaran jagung dari produsen sampai ke Bp : Biaya pemasaran jagung (Rp/kg)
konsumen akhir. Bp1,2,3..n : Biaya pemasaran tiap lembaga
2. Harga ditingkat petani adalah penerimaan pemasaran (Rp/ kg)
harga petani jagung dari lembaga pemasaran, c. Keuntungan Pemasaran Menurut (Tomek
dinyatakan dalam satuan Rp/kg. dan Robinson dalam Simon 2001), Untuk
3. Harga ditingkat pedagang pengumpul adalah mengetehaui besarnya profit marjin setiap
harga yang diterima dari pedagang lembaga pemasaran digunakan perhitungan
pengumupul dari hasil penjualan kepada sebagai berikut:
pedagang pengecer, dinyatakan dalam satuan P=M–C
Rp/kg. dimana:
4. Harga ditingkat pedagang pengecer adalah P = Keuntungan Marjin (Rp/kg)
harga yang diterima dari pedagang pengecer M = Harga di tingkat pedagang (Rp/ kg)
dari hasil penjualan kepada konsumen, C = Biaya Pemasaran (Rp/kg)
dinyatakan dalam satuan Rp/ kg. 3. Farmer share, dapat dihitung berdasarkan
5. Biaya pemasaran adalah semua biaya yang persentase jumlah harga yang di terima oleh
di keluarkan oleh lembaga pemasaran dalam petani/produsen dibagi dengan harga yang
memasarkan jagung, dinyatakan dalam terbentuk pada konsumen akhir. Secara
satuan Rp/kg. sisitematis dapat di rumuskan sebagai berikut:
Fs = pf/ps x 100
Metode Analisis Data
dimana :
Metode analisis data yang akan digunakan
dalam penelitian di Desa Dimembe, Kecamatan Fs : Farmer Share
Dimembe adalah: Pf : Harga di tingkat petani
1. Untuk menganalisis saluran pemasaran dan Pr : Harga di tingkat konsumen
lembaga pemasaran jagung yang ada di Desa
Dimembe, Kecamatan Dimembe, mengguna-
kan metode analisis deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Untuk mengetahui marjin pemasaran dan
Deskripsi Wilayah Pertanian
biaya pemasaran di tingkat lembaga dalam
saluran pemasaran digunakan analisis marjin
Letak dan Luas Wilayah
pemasaran yaitu dengan menghitung besarnya Desa Dimembe berada pada ketinggian 200
biaya, keuntungan, dan marjin pemasaran mdpl (meter diatas permukaan laut), memiliki luas
pada tiap lembaga perantara pada berbagai 2.190 ha. Batas wilayah administratif Desa
saluran pemasaran. Matungkas sebagai berikut:
a. Marjin Pemasaran adalah selisih harga 1. Sebelah Utara : Desa Warukapas,
tingkat konsumen akhir dengan harga Kecamatan Dimembe
produsen. Menurut (Tomek dan Robinson 2. Sebelah Timur : Desa Klabat,
dalam Simon 2001) marjin pemasaran Kecamatan Dimembe
dihitung dengan mengunakan rumus 3. Sebelah Selatan : Desa Laikit,
sebagai berikut: Kecamatan Dimembe
M = Pr – Pf 4. Sebelah Barat : Desa Tetey,
dimana: Kecamatan Dimembe
M : Marjin pemasaran Rp/kg)
308
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 305 – 314
Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 309
Analisis Pemasaran Jagung di Desa Dimembe...........................(Cendy Wowiling, Lyndon Pangemanan, Joachim Dumais)
maka akan semakin tinggi hasil produksi Hasil penelitian diketahui bahwa jumlah
sehingga turut meningkatkan pendapatan petani. responden pedagang pengumpul jagung hanya 1
Tabel 4 menjelaskan tentang luas lahan garapan orang. Tingkat pendidikan responden pedagang
petani yang menajadi sampel di Desa Dimembe. pengumpul dalam pemasaran jagung adalah
tamatan SLTA. Sesuai hasil penelitian pedagang
Tabel 4. Luas Pemilikan Lahan Petani Jagung pengumpul hanya 1 orang karena dari 15 petani
No Luas Tanam (Ha) Jumlah Jumlah Persentase (%) tersebut sebagian hasil produksi jagung hanya
Produksi (Kg) Petani
1 0,5 500 5 33,33 dijual kepada 1 orang pedagang pngumpul.
2 1 1000 6 40,00
3 2 2000 4 26,67
Jumlah 3500 15 100.00 Pedagang Pengecer
Sumber : Diolah dari data primer, 2018 Tingkat umur seseorang sangat
mempengaruhi kemampuanya untuk bekerja
Tabel 4 menunjukkan bahwa Luas lahan secara efektif. Tabel 6 ini menjelaskan tentang
yang dimiliki petani yaitu 0,5 ha sebanyak 6 orang identitas dan tingkat pendidikan pedagang
atau 40,00 dengan jumlah produksi 500kg, pengumpul yang menjadi sampel dalam penelitian
Kemudian diikuti dengan luas lahan satu ha di Desa Dimembe.
sebanyak 5 orang atau 33,33 persen jumlah produksi
1000kg. Sedangkan luas lahan 2 ha yang petani Tabel 6. Umur dan Tingkat Pedidikan Pedagang Pengumpul Yang
sebanyak 3 orang atau 26,67 persen dengan jumlah Menjadi Sampel
No Uraian Status Lembaga Pemasaran
produksi 2000kg. Produksi yang di hasilkan pada Pedagang Pengumpul Persentase (%)
tiap lahan berbeda-beda karena disebabkan oleh 1 Umur
keadaan tanaman dan jumlah yang di hasilkan. a. 25-40 3 60
b. 41-50 1 20
Dalam 1 Ha dapat menghasilkan 100kg jagung. c. ≥ 60 1 20
Jumlah 5 100
2 Tingkat Pendidikan
Identitas Responden Lembaga Pemasaran b. SD - -
Pedagang atau lembaga pemasaran yang b. SLTP 1 20,00
c. SLTA 4 80,00
terlibat dalam pemasaran jagung di Desa d. Perguruan
Dimembe adalah pedagang pengumpul dan Tinggi - -
pedagang pengecer. Dari petani menjual jagung Jumlah 5 100.00
Sumber : Diolah dari data primer, 2018
ke pedagang pengumpul dan pedagang pengecer.
Layaknya suatu pengalaman dan pola pikir yang Hasil penelitian menunjukan variasi umur
cermat yang dalam hal ini umur dan pendidikan
pedagang pengumul responden, dimana hasil
sangat mempengaruhi keberhasilan dalam
penelitian di dapat umur relative yang bekerja
berdagang.
adalah berumur 25-40 tahun yaitu sebanyak 3
Pedagang Pengumpul orang atau 60,00 persen, kemudian diikuti
Pedagang pengumpul pada umumnya dengan kelompok umur 41-50 sebanyak 1 orang
mendapatkan jagung langsung dari petani. Tabel 5 atau 20,00 persen. Selanjutnya kelompok umur
menjelaskan tentang umur dan tingkat pendidikan diatas 60 tahun berjumlah 1 orang atau 20,00
pedagang pengumpul yang menjadi sampel di persen. Tingkat pendidikan SD sesuai penelitian
Desa Dimembe. yaitu tidak ada, diikuti dengan tingkat
pendidikan SLTP sebanyak 1 orang atau 00,00
Tabel 5. Umur dan Tingkat Pedidikan Pedagang Pengumpul Yang persen. Sedangkan pada tingkat SLTA
Menjadi Sampel
No Uraian Status Lembaga Pemasaran sebanyak 4 orang atau 80,00 persen.
Pedagang Pengumpul Persentase (%)
1 Umur
a. 25-40 1 100
Fungsi Lembaga Pemasaran
Jumlah 1 100 Fungsi-fungsi pemasaran adalah
2 Tingkat Pendidikan mengusahakan agar pembeli atau konsumen
a. SD
b. SLTP memperoleh barang yang diinginkan pada tempat,
c. SLTA 1 100 waktu, dan harga yang tepat. Fungsi-fungsi
d. Perguruan
Tinggi pemasaran dalam pelaksanaan aktifitasnya
Jumlah 1 100.00 dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran.
Sumber : Diolah dari data primer, 2018
Lembaga pemasaran ini yang akan terlibat dalam
310
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 305 – 314
proses penyampaian barang dan jasa dari jual pedagang pengumpul tidak laku terjual. (2)
produsen sampai ke tangan konsumen. Fungsi fungsi pengangkutan dilakukan menggunakan
fungsi pemasaran meliputi fungsi pertukaran, motor. Fungsi fasilitas yaitu fungsi
fungsi fisik dan fungsi fasilitas (lihat Tabel 7). penaggungan resiko adalah pedagang pengecer
menanggung resiko adanya jagung yang rusak,
Tabel 7. Fungsi Lembaga Pemasaran Dimembe di Desa Dimembe
No Lembaga Pemasaran Fungsi Lembaga Pemasaran selama proses pengangkutan dan resiko barang
1 Petani 1. Fungsi Pertukaran terdiri dari : yang diangkut tidak habis terjual.
a. Fungsi Pengumpul, Penyimpanan,
dan Penjualan
2 Pedagang Pengumpul 1. Melakukan fungsi pertukaran terdiri dari: Pemasaran Jagung
a. Fungsi Pembelian
b. Fungsi Penjualan Jagung merupakan tanaman semusim
2. Melakukan fungsi Fisik terdiri dari: (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan
a. Fungsi penanggungan resiko
3 Pedagang Pengecer 1. Melakukan fungsi pertukaran terdiri dari: dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
a. Fungsi Pembelian merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan
b.Fungsi Penjualan
2. Melakukan fungsi Fisik terdiri dari: paruh kedua untuk tahap pertumbuhan
a.. Fungsi Penyimpanan
b. Melakukan fungsi pengangkutan
generatif. Jagung bisa di panen stelah berusia
3. Melakukan Fungsi Fasilitas terdiri dari: 120-130 hari setelah tanam untuk memastikan
a. Fungsi penganggungan resiko
benar-benar kering Jagung yang siap panen
memiliki ciri-ciri kelobot cokelat rambut jagung
Petani
hitam kering, biji jagung keras.Petani dapat
Produsen jagung umumnya melakukan
menjual Jagung kepada pedagang pengumpul
fungsi pertukaran yaitu kegiatan mengumpul,
menyimpan dan juga menjual produksi jagung ke
yang berada di desa atau di pedagang pengecer
pasar-pasar tradisional. Produsen menjual jagung kios-kios yang ada di desa Dimembe. Bila di
produksinya kepada pedagang pengumupul, dan lihat dari transportasi, diatas dikatakan mudah
kadangkala menjual langsung kepada pedagang karena pedagang pengumpul dan pedagang
pengecer. Tujuannya adalah mendapatkan tingkat pengecer hanya yang berada di desa Dimembe.
harga yang lebih baik dalam melakukan kegiatan Pedagang pengumpul dan pedagang
pemasaran. pengecer langsung datang ke petani untuk
membeli jagung. Jagung yang dijual petani di
Pedagang Pengumpul hitung perkilogram. Pedagang pengumpul
Pedagang pengumpul melakukan fungsi menjual ke pedagang pengecer dan di pasar
pertukaran yaitu membeli jagung dari produsen tradisional. Petani juga menjual kepada
dan menjual kembali kepada pedagang pengecer. pedagang pengecer yang ada di Desa Dimembe.
Fungsi fisik yaitu:
(1) Fungsi penyimpanan dilakukan apabila Saluran Pemasaran
sewaktu-waktu jagung yang di jual pedagang Kegiatan pendistribusian jagung dari
pengumpul tidak laku terjual. petani ke konsumen memerlukan pedagang
(2) Fungsi pengangkutan dilakukan perantara atau disebut juga sebagai lembaga
menggunakan pik up). Fungsi fasilitas yaitu pemasaran yang mempunyai peranan penting
fungsi penaggungan resiko adalah pedagang dalam kegiatan pemasaran. Penyaluran hasil
pengumpul menanggung resiko adanya produksi dari produsen ke konsumen melalui
jagung yang rusak, selama proses lebih dari satu saluran pemasaran dimana
pengangkutan dan resiko barang yang
masing masing saluran melibatkan lembaga
diangkut tidak habis terjual.
pemasaran yang tidak sama.
Di Desa Dimembe hanya melibatkan
Pedagang Pengecer
Melakukan fungsi pertukaran yakni sedikit lembaga pemasaran sehingga pemasaran
kegiatan pembelian dari pihak produsen dan menjadi pendek. Saluran pemasaran jagung di
pedagang pengumpul, dan melakukan penjualan Desa Dimembe melibatkan tiga lembaga
langsung kepada konsumen dalam bentuk jagung pemasaran, yakni produsen, pedagang
pipil fungsi fisik yaitu: (1) fungsi penyimpanan pengumpul, pedagang pengecer di desa.
dilakukan apabila sewaktu-waktu jagung yang di Lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran
Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 311
Analisis Pemasaran Jagung di Desa Dimembe...........................(Cendy Wowiling, Lyndon Pangemanan, Joachim Dumais)
312
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 305 – 314
314