Anda di halaman 1dari 10

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 305 – 314

ANALISIS PEMASARAN JAGUNG DI DESA DIMEMBE KECAMATAN DIMEMBE


KABUPATEN MINAHASA UTARA

Cendy Claudia Wowiling


Lyndon R. J. Pangemanan
Joachim N. K. Dumais

ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the marketing of corn in each marketing channel in
the village of Dimembe, Dimembe Subdistrict, North Minahasa Regency. The data used in this study
are primary and secondary data. Primary data was obtained from interviews with 15 farmers while
secondary data from the Village Office, North Minahasa Statistics Agency and the North Sulawesi
Provincial Statistics Agency. The sampling method used the snowball sampling method. Data
analysis methods are analysis of Marketing Channel, Marketing Agency, Marketing Margin and
Marketing Costs. The results showed that there were three types of marketing channels, namely the
first marketing channel: Farmers to Consumers; second marketing channel 2 from Farmers to
Retailers then to Consumers; and the third marketing channel from Farmers to Collector Traders
then arrived at the Consumer. Marketing margin on marketing channel I is Rp 213.33 / kg, on
marketing channel II is Rp 1,500.00 / kg, and on marketing channel III is Rp 2,500.00 / kg. The
highest share received by farmers is in the marketing channel I at 93.90%. While the lowest share
received by farmers is in marketing channel III, which is equal to 58.33%. Thus it can be concluded
that the longer the marketing channel, the greater the marketing margin and vice versa. And also the
shorter the marketing channel the greater the share received by the farmer and vice versa. . *lrr + eprm *

Keywords : Marketing analysis, Corn, Dimembe Village

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemasaran jagung pada masing-masing saluran
pemasaran di Desa Dimembe Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari
wawancara pada 15 petani sedangkan data sekunder dari Kantor Desa, Badan Pusat Statistik
Minahasa Utara dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara. Metode pengambilan sampel
menggunakan metode snowball sampling. Metode analisis data yaitu Analisis Saluran Pemasaran,
Lembaga Pemasaran, Margin Pemasaran dan Biaya Pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat tiga tipe saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran pertama: Petani ke Konsumen; saluran
pemasaran kedua 2 dari Petani ke Pedagang Pengecer kemudian ke Konsumen; dan saluran
pemasaran ke tiga dari Petani ke Pedagang Pengumpul kemudian sampai kepada Konsumen. Margin
pemasaran pada saluran pemasaran I sebesar Rp 213,33/kg, pada saluran pemasaran II sebesar Rp
1.500,00/kg, dan pada saluran pemasaran III sebesar Rp 2.500,00/kg. Share paling tinggi yang
diterima petani terdapat pada saluran pemasaran I sebesar 93,90%. Sedangkan share paling rendah
yang diterima petani terdapat pada saluran pemasaran III, yakni sebesar 58,33%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa semakin panjang saluran pemasaran maka margin pemasaran semakin
besar demikian pula sebaliknya. Dan juga semakin pendek saluran pemasaran semakin besar share
yang diterima petani demikian pula sebaliknya. . *lrr+eprm*

Kata kunci : Analisis pemasaran, Jagung, Desa Dimembe

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 305
Analisis Pemasaran Jagung di Desa Dimembe...........................(Cendy Wowiling, Lyndon Pangemanan, Joachim Dumais)

PENDAHULUAN Pemasaran
Kegiatan pemasaran sering diartikan
Latar Belakang sebagai kegiatan dalam memasarakan suatu
Keberhasilan pada usahatani jagung disinyalir produk yang diperjual belikan oleh perusahaan
telah menjadi pendorong berkembangnya usahatani dan ditunjukan kepada konsumen, namun jika
pada berbagai komoditas lainnya yaitu perkebunan dilihat makna sebenarnya pemasaran bukan
karet rakyat, sayuran, usaha ternak sapi, dll. Namun hanya sekedar menjual produk saja, akan tetapi
demikian, keberhasilan pada usahatani jagung ini pemasaran juga memiliki aktivitas penting
dengan sistem kelembagaan pemasaran yang ada
dalam menganalisis dan mengevaluasi segala
masih perlu dibuktikan apakah saluran pemasaran
yang tercipta telah benar-benar berjalan secara kebutuhan dan keinginan para konsumen.
efisien. Sebab besarnya jumlah produksi dan Menurut (Wiliam J. Stanto dalam
meluasnya aktivitas usahatani jagung belum menjadi Seftyandi, 2017) marketing is a total system
jaminan mencerminkan sistem pemasaran yang business designed to plan, price, promotion and
efisien, terutama dilihat dari keuntungan yang distribute want satis-flying products to target
diterima petani. market to achieve organizational objective
Pemasaran merupakan hal yang paling “Pemasaran adalah suatu sistem total dari
penting dalam menjalankan sebuah usaha pertanian kegiatan bisnis yang dirancang untuk
karena pemasaran merupakan tindakan ekonomi merencanakan, menentukan harga, promosi dan
yang berpengaruh harga pasar yang rendah,
mendistribusikan barang-barang yang dapat
sehingga tingginya produksi tidak mutlak
memberikan keuntungan yang tinggi tanpa
memuaskan keinginan dan mencapai pasar
pemasaran yang baik dan efisien. Secara umum, sasaran serta tujuan perusahaan. Pemasaran
pemasaran dapat diartikan sebagai segala kegiatan adalah suatu proses kemasyarakatan yang
yang dilakukan oleh berbagai perantara dengan melibatkan individu-individu dan kelompok
berbagai macam cara untuk menyampaikan hasil untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan
produksi. dan inginkan melalui penciptaan, penawaran,
dan pertukaran secara bebas produk dan jasa
Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Menurut
Kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara, 2016 nilai dengan pihak lain, (Kotler dan Keller
NO Kecamatan Luas Panen Produksi Produktivitas dalam buku Dharmmesta, B. S. 2014).
1 Kema 2340 10530 4.50
2 Kauditan 3856 17352 4.50
3 Airmadidi 1805 8123 4.50 Saluran Pemasaran
4 Kalawat 2302 10359 4.50 Saluran pemasaran merupakan organisasi-
5 Dimembe 2521 11345 4.50
6 Talawaan 1944 8748 4.50
organisasi yang saling tergantung yang tercakup
7 Wori 1198 5305 4.43 dalam proses membuat produk atau jasa
8 Likupang Barat 1414 6311 4.46 menjadi tersedia untuk digunakan atau
9 LikupangTimur 1832 8214 4.48
10 Likupang Selatan 2191 9860 4.50 dikomsumsi (Abednego, dalam Sambuaga M
Jumlah 21.403 96.146 4.49 2016) menyatakan bahwa, saluran pemasaran
Sumber : BPS (BadanPusatStatistik 2017)
adalah himpunan organisasi yang saling
bergantung yang terlibat dalam proses untuk
Komoditas Pertanian Tanaman Pangan membuat produk atau jasa yang siap untuk
yang paling banyak di Kabupaten Minahasa Utara dikomsumsi atau digunakan oleh konsumen atau
adalah Padi Sawah dan Jagung, kedua komoditas penguna industri. Saluran pemasaran terdapat
ini pada tahun 2016 memiliki nilai produksi 43.205 empat desain saluran yang di gunakan dalam
ton untuk padi sawah dan 96.146 ton untuk jagung
mendistribusikan produk, yaitu:
seperti yang tercantum di table jumlah produksi
1. Saluran nol-tingkat atau saluran pemasaran
jagung, dimana kecamatan Dimembe adalah salah
satu sentra produksi jagung yang memiliki
langsung (Zero levels channel or direct
produktivitas sebanyak 4.50 Ton. Desa dimembe marketing channel), bentuk saluran ini adalah
sebagai sentra produk jagung di Kecamatan bentuk saluran yang paling pendek dan
Dimembe mempunyai 9 kelompok tani dan sederhana sebab tanpa mengunakan perantara.
kelompok-kelompok petani tersebut memasarkan Produsen dapat menjual barang yang
produk jagung kekonsumen yang ada di sekitar Desa dihasilkan melalui pos atau langsung
Dimembe dan di luar Desa Dimembe. mendatangi rumah konsumen.

306
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 305 – 314

2. Saluran satu-tingkat (one level), penjulan Rumusan Masalah


melalui satu perantara. Didalam saluran Masalah yang ada dalam usulan
pemasaran barang komsumsi, perantara ini penelitian ini adalah, menganalisis bagaimana
merupakan pedagang besar atau grosir, di sini pemasaran jagung di Kecamatan Dimembe
pedagang besar langsung melakukan melalui saluran-saluran pemasaran yang ada di
3. pembelian pada produsen. Adapula beberapa Desa Dimembe.
produsen yang mendirikan toko pengecer
sehingga dapat secara langsung melayani Tujuan Penelitian
konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
4. Saluran dua-tingkat (two level), penjualan yang
menganalisis pemasaran jagung pada masing-
mempunyai dua perentara yaitu pedangan
masing saluran pemasaran di Desa Dimembe,
besar atau grosir dan pengecer, disini produsen
hanya melayani pembelian dalam jumlah besar
Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa
saja tidak menjual kepada pengecer. Pembelian Utara.
oleh pengecer dilayani pedagang besar dan
pembelian oleh konsumen dilayani oleh Manfaat Penelitian
pengecer saja. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
5. Saluran tiga-tingkat (tree level),penjualan yang masukan bagi petani jagung di daerah penelitian
mempunyai tiga perantara, yaitu pedagang untuk memperbaiki kinerja dari masing-masing
besar (grosir) sebagai pemborong dan saluran agar lebih efisien dan memperbaiki
pengecer, disini produsen memilih pedagang fungsi-fungsi pemasaran.
besar sebagai penyalurnya, dia menjalankan
kegiatan perdagangan besar dalam saluran
distribusi yang ada. Sasaran penjualannya di METODE PENELITIAN
tunjukan kepada pengecer besar. panjang
pendeknya saluran pemasaran yang dilalui Lokasi dan Waktu Penelitian
suatu produk pertanian tergantung dari Lokasi yang menjadi sampel penelitian
beberapa faktor, antara lain: yaitu Desa Dimembe, Kecamatan Dimembe,
a. Jarak antara produsen dan konsumen, Kabupaten Minahasa Utara. Dengan pertimbang-
semakin jauh jarak makin panjang saluran an bahwa Kecamatan Dimembe adalah salah satu
pemasaran yang di tempuh oleh produk, sentra produksi jagung yang memiliki
b. Cepat tidaknya produk rusak, semakin produktivitas 4.50 ton. Waktu penelitian yaitu 2
produk cepat rusak harus cepat sampai ke bulan di mulai pada bulan Maret sampai bulan
konsumen, sehingga menghendaki saluran Mei 2018 mulai dari persiapan sampai
yang pendek dan cepat, pengumpulan data.
c. Skala produksi, jika produksinya skala kecil
maka tidak menguntungkan bila produsen
menjualnya langsung ke pasar, sehingga Metode Pengumpulan Data
saluran pemasaran yang di lalui cendrung Metode yang digunakan dalam penelitian
panjang, ini adalah metode deskriptif yaitu mengunakan
d. Posisi keuangan pengusaha, produsen yang data primer dan sekunder, untuk mendapatkan
posisi keuangannya kuat, cenderung untuk data primer digunakan dengan cara wawancara
memperpendek saluran pemasaran. langsung. Sedangkan data sekunder di peroleh
dari sumber-sumber yang berhubungan dengan
Farmer Share objek penelitian, yaitu Kantor Desa, Badan Pusat
Farmer share dapat dihitung berdasarkan Statistik Minahasa Utara dan Badan Pusat
persentase jumlah harga yang di terima oleh Statistik di Sulawesi Utara.
petani/produsen dibagi dengan harga yang
terbentuk pada konsumen akhir. Dimana makin Metode Pengambilan Sampel
besar marjin pemasaran maka bagian yang Metode pengambilan sampel di Desa
diterima petani makin kecil bagian yang diterima Dimembe terdapat 9 kelompok tani. Dari
oleh petani dan sebaliknya (Tomek dan Robinson kelompok tersebut diambil 3 kelompok tani
dalam Sambuaga M 2016). yang paling aktif, dari masing-masing kelompok
Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 307
Analisis Pemasaran Jagung di Desa Dimembe...........................(Cendy Wowiling, Lyndon Pangemanan, Joachim Dumais)

tersebut di ambil 5 petani produsen jagung. Dari Pr : Harga ditingkat konsumen (Rp/kg)
15 petani tersebut di telusuri dengan Pf : Harga ditingkat produsen (Rp/ kg)
menggunakan snowball sampling, pedagang- b. Biaya Pemasaran adalah biaya yang di
pedagang hingga ketingkat konsumen akhir keluarkan untuk memasarkan suatu
jagung. komoditi dari produsen ke konsumen.
(Tomek dan Robinson 2011), Biaya
Konsep Pengukuran Variabel pemasaran dapat di rumuskan sebagai
Variabel dan satuan ukuran dalam berikut:
penelitian yaitu: Bp = Bp1+Bp2+Bp3...+Bpn
1. Saluran pemasaran jagung adalah rantai dimana:
pemasaran jagung dari produsen sampai ke Bp : Biaya pemasaran jagung (Rp/kg)
konsumen akhir. Bp1,2,3..n : Biaya pemasaran tiap lembaga
2. Harga ditingkat petani adalah penerimaan pemasaran (Rp/ kg)
harga petani jagung dari lembaga pemasaran, c. Keuntungan Pemasaran Menurut (Tomek
dinyatakan dalam satuan Rp/kg. dan Robinson dalam Simon 2001), Untuk
3. Harga ditingkat pedagang pengumpul adalah mengetehaui besarnya profit marjin setiap
harga yang diterima dari pedagang lembaga pemasaran digunakan perhitungan
pengumupul dari hasil penjualan kepada sebagai berikut:
pedagang pengecer, dinyatakan dalam satuan P=M–C
Rp/kg. dimana:
4. Harga ditingkat pedagang pengecer adalah P = Keuntungan Marjin (Rp/kg)
harga yang diterima dari pedagang pengecer M = Harga di tingkat pedagang (Rp/ kg)
dari hasil penjualan kepada konsumen, C = Biaya Pemasaran (Rp/kg)
dinyatakan dalam satuan Rp/ kg. 3. Farmer share, dapat dihitung berdasarkan
5. Biaya pemasaran adalah semua biaya yang persentase jumlah harga yang di terima oleh
di keluarkan oleh lembaga pemasaran dalam petani/produsen dibagi dengan harga yang
memasarkan jagung, dinyatakan dalam terbentuk pada konsumen akhir. Secara
satuan Rp/kg. sisitematis dapat di rumuskan sebagai berikut:
Fs = pf/ps x 100
Metode Analisis Data
dimana :
Metode analisis data yang akan digunakan
dalam penelitian di Desa Dimembe, Kecamatan Fs : Farmer Share
Dimembe adalah: Pf : Harga di tingkat petani
1. Untuk menganalisis saluran pemasaran dan Pr : Harga di tingkat konsumen
lembaga pemasaran jagung yang ada di Desa
Dimembe, Kecamatan Dimembe, mengguna-
kan metode analisis deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Untuk mengetahui marjin pemasaran dan
Deskripsi Wilayah Pertanian
biaya pemasaran di tingkat lembaga dalam
saluran pemasaran digunakan analisis marjin
Letak dan Luas Wilayah
pemasaran yaitu dengan menghitung besarnya Desa Dimembe berada pada ketinggian 200
biaya, keuntungan, dan marjin pemasaran mdpl (meter diatas permukaan laut), memiliki luas
pada tiap lembaga perantara pada berbagai 2.190 ha. Batas wilayah administratif Desa
saluran pemasaran. Matungkas sebagai berikut:
a. Marjin Pemasaran adalah selisih harga 1. Sebelah Utara : Desa Warukapas,
tingkat konsumen akhir dengan harga Kecamatan Dimembe
produsen. Menurut (Tomek dan Robinson 2. Sebelah Timur : Desa Klabat,
dalam Simon 2001) marjin pemasaran Kecamatan Dimembe
dihitung dengan mengunakan rumus 3. Sebelah Selatan : Desa Laikit,
sebagai berikut: Kecamatan Dimembe
M = Pr – Pf 4. Sebelah Barat : Desa Tetey,
dimana: Kecamatan Dimembe
M : Marjin pemasaran Rp/kg)

308
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 305 – 314

Jarak kantor desa dengan ibukota Tingkat Pendidikan Petani


kecamatan 3 km, dan jarak kantor desa dengan Pendidikan petani responden merupakan
ibukota kabupaten 4 km. salah satu faktor penting menerima dan
menerapkan teknologi baru disamping
Penduduk di Desa Dimembe kemampuan dan keterampilan petani itu sendiri.
Jumlah penduduk Desa Dimembe adalah Disamping itu sangat mempengaruhi pola pikir
2.475 jiwa. Jumlah laki-laki 1.240 jiwa dan dan pengambilan keputusan dalam usahatani
jumlah perempuan 1.235 jiwa. jagung dan pemasaran yang dihasilkan. Tabel 3
menjelaskan tentang tingkat pendidikan petani
Mata pencaharian yang membudidayakan jagung yang menjadi
sampel di Desa Dimembe.
Mata pencaharian penduduk Desa
Dimembe umumnya bersumber dari hasil-hasil Tabel 3. Tingkat Pendidikan Petani di Desa Dimembe
pertanian salah satunya budidaya Jagung. Selain No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (Orang) Persentase (%)
1 SD 8 53,33
berprofesi sebagai petani, penduduk yang ada di 2 SLTP 3 20.00
Desa Dimembe juga ada yang bermata 3 SLTA 4 26,67
4 Perguruan Tinggi - -
pencarian sebagai tukang ojek, pegawai sipil, Jumlah 15 100.00
dan wiraswasta. Sumber : Diolah dari data primer, 2018

Karakteristik Responden Tabel 3 menunjukkan bahwa persentase


Gambaran secara umum dalam petani yang tamat SD sebesar 8 atau 53,33 persen
menjalankan suatu kegiatan usahatani baik yang dari total jumlah petani responden, kemudian
bersifat subsistem maupun usahatani yang diikuti dengan tingkat pendidikan SLTP sebanyak
sudah komersil, dalam menjalankan usahatani 3 orang atau 20,00 persen. Sedangkan pada
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: umur tingkat SLTA sebanyak 4 orang atau 26,67
dari petani itu sendiri, tingkat pendidikan dan persen. Persentase pendidikan petani di Desa
Dimembe yang hanya tamatan SD yang lebih
luas lahan yang diusahakan.
dominan ini disebabkan karena masyarakat yang
usia lanjut pada masa itu belum terfasilitasi untuk
Umur Petani Responden menempuh pendidikan yang lebih tinggi serta
Umur Petani Responden Keadaan kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan
penduduk berdasarkan kelompok umur dapat di bagi sebagian penduduk, hal ini disebakan karena
bedakan menjadi dua kelompok yaitu penduduk alasan ekonomi yang rendah, sehingga tidak
usia produktif dan penduduk usia non produktif. mampu mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
Tabel 2 menjelaskan tentang umur dan jumlah Walaupun hanya tamatan sekolah dasar. Para
petani yang menjadi sampel di Desa Dimembe. petani mampu bertani jagung dengan produksi
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah yang cukup banyak. Ini dikarenakan para petani
petani responden yaitu 15 orang yang semuanya jagung sudah lama mendapatkan keterampilan
masih berusia produktif. 7 orang atau 46,67 tersebut dengan mengikuti pelatihan dan saling
persen berada pada kisaran berumur 25-40 berbagi pendapat pada para petani jagung lain
tahun, kemudian diikuti 5 orang atau 33,33 ataupun para orang tua yang sudah sejak lama
persen dengan kisaran umur 41-60. Sedangkan mengetahui tentang cara bertani jagung.
kisaran umur 61 – 75 tahun berjumlah 3 orang
atau 20.00 persen. Luas Penggunaan Lahan Usahatani Jagung
Luas lahan usaha tani merupakan
Tabel 2. Umur Petani yang menjadi Sampel di keseluruhan luas lahan yang di usahakan petani
Desa Dimembe responden baik milik sendiri, menyewa,
No Kelompok Jumlah (Orang) Persentase (%) maupun meyakap. Luas lahan hasil penelitian
Umur (Tahun)
1 30- 60 7 46.67 berada pada kisaran luas lahan 0,5-2 ha. Luas
2 61-70 5 33.33 lahan usahatani menentukan pendapatan, taraf
3 ≥ 80 3 20.00 hidup dan derajat kesejahtraan rumah tangga
Jumlah 15 100.00 petani, karena semakin luas lahan usahatani
Sumber : Diolah dari data primer, 2018

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 309
Analisis Pemasaran Jagung di Desa Dimembe...........................(Cendy Wowiling, Lyndon Pangemanan, Joachim Dumais)

maka akan semakin tinggi hasil produksi Hasil penelitian diketahui bahwa jumlah
sehingga turut meningkatkan pendapatan petani. responden pedagang pengumpul jagung hanya 1
Tabel 4 menjelaskan tentang luas lahan garapan orang. Tingkat pendidikan responden pedagang
petani yang menajadi sampel di Desa Dimembe. pengumpul dalam pemasaran jagung adalah
tamatan SLTA. Sesuai hasil penelitian pedagang
Tabel 4. Luas Pemilikan Lahan Petani Jagung pengumpul hanya 1 orang karena dari 15 petani
No Luas Tanam (Ha) Jumlah Jumlah Persentase (%) tersebut sebagian hasil produksi jagung hanya
Produksi (Kg) Petani
1 0,5 500 5 33,33 dijual kepada 1 orang pedagang pngumpul.
2 1 1000 6 40,00
3 2 2000 4 26,67
Jumlah 3500 15 100.00 Pedagang Pengecer
Sumber : Diolah dari data primer, 2018 Tingkat umur seseorang sangat
mempengaruhi kemampuanya untuk bekerja
Tabel 4 menunjukkan bahwa Luas lahan secara efektif. Tabel 6 ini menjelaskan tentang
yang dimiliki petani yaitu 0,5 ha sebanyak 6 orang identitas dan tingkat pendidikan pedagang
atau 40,00 dengan jumlah produksi 500kg, pengumpul yang menjadi sampel dalam penelitian
Kemudian diikuti dengan luas lahan satu ha di Desa Dimembe.
sebanyak 5 orang atau 33,33 persen jumlah produksi
1000kg. Sedangkan luas lahan 2 ha yang petani Tabel 6. Umur dan Tingkat Pedidikan Pedagang Pengumpul Yang
sebanyak 3 orang atau 26,67 persen dengan jumlah Menjadi Sampel
No Uraian Status Lembaga Pemasaran
produksi 2000kg. Produksi yang di hasilkan pada Pedagang Pengumpul Persentase (%)
tiap lahan berbeda-beda karena disebabkan oleh 1 Umur
keadaan tanaman dan jumlah yang di hasilkan. a. 25-40 3 60
b. 41-50 1 20
Dalam 1 Ha dapat menghasilkan 100kg jagung. c. ≥ 60 1 20
Jumlah 5 100
2 Tingkat Pendidikan
Identitas Responden Lembaga Pemasaran b. SD - -
Pedagang atau lembaga pemasaran yang b. SLTP 1 20,00
c. SLTA 4 80,00
terlibat dalam pemasaran jagung di Desa d. Perguruan
Dimembe adalah pedagang pengumpul dan Tinggi - -
pedagang pengecer. Dari petani menjual jagung Jumlah 5 100.00
Sumber : Diolah dari data primer, 2018
ke pedagang pengumpul dan pedagang pengecer.
Layaknya suatu pengalaman dan pola pikir yang Hasil penelitian menunjukan variasi umur
cermat yang dalam hal ini umur dan pendidikan
pedagang pengumul responden, dimana hasil
sangat mempengaruhi keberhasilan dalam
penelitian di dapat umur relative yang bekerja
berdagang.
adalah berumur 25-40 tahun yaitu sebanyak 3
Pedagang Pengumpul orang atau 60,00 persen, kemudian diikuti
Pedagang pengumpul pada umumnya dengan kelompok umur 41-50 sebanyak 1 orang
mendapatkan jagung langsung dari petani. Tabel 5 atau 20,00 persen. Selanjutnya kelompok umur
menjelaskan tentang umur dan tingkat pendidikan diatas 60 tahun berjumlah 1 orang atau 20,00
pedagang pengumpul yang menjadi sampel di persen. Tingkat pendidikan SD sesuai penelitian
Desa Dimembe. yaitu tidak ada, diikuti dengan tingkat
pendidikan SLTP sebanyak 1 orang atau 00,00
Tabel 5. Umur dan Tingkat Pedidikan Pedagang Pengumpul Yang persen. Sedangkan pada tingkat SLTA
Menjadi Sampel
No Uraian Status Lembaga Pemasaran sebanyak 4 orang atau 80,00 persen.
Pedagang Pengumpul Persentase (%)
1 Umur
a. 25-40 1 100
Fungsi Lembaga Pemasaran
Jumlah 1 100 Fungsi-fungsi pemasaran adalah
2 Tingkat Pendidikan mengusahakan agar pembeli atau konsumen
a. SD
b. SLTP memperoleh barang yang diinginkan pada tempat,
c. SLTA 1 100 waktu, dan harga yang tepat. Fungsi-fungsi
d. Perguruan
Tinggi pemasaran dalam pelaksanaan aktifitasnya
Jumlah 1 100.00 dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran.
Sumber : Diolah dari data primer, 2018
Lembaga pemasaran ini yang akan terlibat dalam

310
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 305 – 314

proses penyampaian barang dan jasa dari jual pedagang pengumpul tidak laku terjual. (2)
produsen sampai ke tangan konsumen. Fungsi fungsi pengangkutan dilakukan menggunakan
fungsi pemasaran meliputi fungsi pertukaran, motor. Fungsi fasilitas yaitu fungsi
fungsi fisik dan fungsi fasilitas (lihat Tabel 7). penaggungan resiko adalah pedagang pengecer
menanggung resiko adanya jagung yang rusak,
Tabel 7. Fungsi Lembaga Pemasaran Dimembe di Desa Dimembe
No Lembaga Pemasaran Fungsi Lembaga Pemasaran selama proses pengangkutan dan resiko barang
1 Petani 1. Fungsi Pertukaran terdiri dari : yang diangkut tidak habis terjual.
a. Fungsi Pengumpul, Penyimpanan,
dan Penjualan
2 Pedagang Pengumpul 1. Melakukan fungsi pertukaran terdiri dari: Pemasaran Jagung
a. Fungsi Pembelian
b. Fungsi Penjualan Jagung merupakan tanaman semusim
2. Melakukan fungsi Fisik terdiri dari: (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan
a. Fungsi penanggungan resiko
3 Pedagang Pengecer 1. Melakukan fungsi pertukaran terdiri dari: dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
a. Fungsi Pembelian merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan
b.Fungsi Penjualan
2. Melakukan fungsi Fisik terdiri dari: paruh kedua untuk tahap pertumbuhan
a.. Fungsi Penyimpanan
b. Melakukan fungsi pengangkutan
generatif. Jagung bisa di panen stelah berusia
3. Melakukan Fungsi Fasilitas terdiri dari: 120-130 hari setelah tanam untuk memastikan
a. Fungsi penganggungan resiko
benar-benar kering Jagung yang siap panen
memiliki ciri-ciri kelobot cokelat rambut jagung
Petani
hitam kering, biji jagung keras.Petani dapat
Produsen jagung umumnya melakukan
menjual Jagung kepada pedagang pengumpul
fungsi pertukaran yaitu kegiatan mengumpul,
menyimpan dan juga menjual produksi jagung ke
yang berada di desa atau di pedagang pengecer
pasar-pasar tradisional. Produsen menjual jagung kios-kios yang ada di desa Dimembe. Bila di
produksinya kepada pedagang pengumupul, dan lihat dari transportasi, diatas dikatakan mudah
kadangkala menjual langsung kepada pedagang karena pedagang pengumpul dan pedagang
pengecer. Tujuannya adalah mendapatkan tingkat pengecer hanya yang berada di desa Dimembe.
harga yang lebih baik dalam melakukan kegiatan Pedagang pengumpul dan pedagang
pemasaran. pengecer langsung datang ke petani untuk
membeli jagung. Jagung yang dijual petani di
Pedagang Pengumpul hitung perkilogram. Pedagang pengumpul
Pedagang pengumpul melakukan fungsi menjual ke pedagang pengecer dan di pasar
pertukaran yaitu membeli jagung dari produsen tradisional. Petani juga menjual kepada
dan menjual kembali kepada pedagang pengecer. pedagang pengecer yang ada di Desa Dimembe.
Fungsi fisik yaitu:
(1) Fungsi penyimpanan dilakukan apabila Saluran Pemasaran
sewaktu-waktu jagung yang di jual pedagang Kegiatan pendistribusian jagung dari
pengumpul tidak laku terjual. petani ke konsumen memerlukan pedagang
(2) Fungsi pengangkutan dilakukan perantara atau disebut juga sebagai lembaga
menggunakan pik up). Fungsi fasilitas yaitu pemasaran yang mempunyai peranan penting
fungsi penaggungan resiko adalah pedagang dalam kegiatan pemasaran. Penyaluran hasil
pengumpul menanggung resiko adanya produksi dari produsen ke konsumen melalui
jagung yang rusak, selama proses lebih dari satu saluran pemasaran dimana
pengangkutan dan resiko barang yang
masing masing saluran melibatkan lembaga
diangkut tidak habis terjual.
pemasaran yang tidak sama.
Di Desa Dimembe hanya melibatkan
Pedagang Pengecer
Melakukan fungsi pertukaran yakni sedikit lembaga pemasaran sehingga pemasaran
kegiatan pembelian dari pihak produsen dan menjadi pendek. Saluran pemasaran jagung di
pedagang pengumpul, dan melakukan penjualan Desa Dimembe melibatkan tiga lembaga
langsung kepada konsumen dalam bentuk jagung pemasaran, yakni produsen, pedagang
pipil fungsi fisik yaitu: (1) fungsi penyimpanan pengumpul, pedagang pengecer di desa.
dilakukan apabila sewaktu-waktu jagung yang di Lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 311
Analisis Pemasaran Jagung di Desa Dimembe...........................(Cendy Wowiling, Lyndon Pangemanan, Joachim Dumais)

pemasaran jagung ini harus melakukan fungsi- Saluran Pemasaran II


fungsi pemasaran, dengan adanya fungsi-fungsi Pola saluran pemasaran II terdiri dari
pemasaran dapat mempermudah konsumen petani, dan pedagang pengecer ke konsumen,
untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan. petani yang memilih saluran ini sebanyak 5
Dalam pemasaran, barang mengalir dari orang (33,33 persen) dari 15 petani responden.
produsen sampai kepada konsumen akhir yang Petani sebagai penjual tidak mengeluarkan
di sertai penambahan guna tempat melalui biaya transportasi akan tetapi biaya transportasi
proses pengangkutan dan guna waktu melalui di tanggung oleh pedagang pengecer(warung).
proses penyimpanan. Pada saluran pemasaran II petani langsung
Saluran pemasaran jagung berdasarkan menjual ke pedagang pengecer (warung) yang
penelitian di Desa Dimembe Kecamatan ada di desa Dimembe. Kegiatan penjualan
Dimembe adalah sebagai berikut: dengan cara pedagang pengecer mendatangi
petani di rumah. Adapun cara pembayaran yang
di lakukan dari pedagang pengecer ke petani
dengan cara pembayaran tunai setelah
menerima jagung. Pengangkutan jagung hanya
meakukan kendaraan beroda dua karena
jaraknya tidaklah jauh.
Harga jual jagung dari produsen ke
pedagang pengecer Rp 3.500/kg kemudian dari
pedagang pengecer ke konsumen dengan harga
5.000/kg.

Saluran Pemasaran III


Pola saluran pemasaran ini terdapat 3 alur
yaitu: petani-pedagang pengumpul pedagang
pengecer konsumen adalah sebanyak 7 orang atau
46,67 persen dari 15 responden petani. Saluran
pemasaran ini menggunakan dua lembaga
Keterangan: pemasaran di antara produsen dan konsumen,
yakni pedagang pengumpul sebanyak 1 orang dan
Saluran Pemasaran I pedagang pengecer sebanyak 2 orang. Pedagang
Pola pemasaran saluran pertama ini yaitu pengumpul membeli jagung dari petani dalam
(petani-konsumen) sebanyak 3 orang (20,00%) jumlah yang lebih banyak, yaitu berkisar
Saluran Pemasaran ini merupakan saluran 11.500kg. Pedagang pengumpul menjual
pemasaran dengan volume penjualan paling jagungnya ke pedagang pengecer menjual ke luar
kecil dari produsen. Saluran pemasaran ini tidak daerah di Kab. Sangihe dan ke pasar. Harga jual
menggunakan lembaga pemasaran manapun, jagung dari produsen ke pedagang pengumpul
dan oleh karena itu merupakan saluran yang berkisar antara Rp 3.500/kg dan harga jual
memiliki rantai paling pendek. Dimana petani pedagang pengumpul ke pedagang pengecer Rp
langsung menjual jagung kepada konsumen- Rp 4.000/kg dan harga jual ke konsumen berkisar
konsumen yang ada di wilayah Desa Dimembe. antara Rp 6.000/kg.
Pada saluran pemasaran ini, harga jual jagung
Marjin Pemasaran
dari produsen ke kensumen seharga Rp
Marjin pemasaran meupakan perbedaan
3.286,67 /kg.
harga ditingkat petani atau produsen dan harga
Saluran pemasaran pertama ini memiliki ditingkat konsumen. Termasuk dalam marjin
sasaran konsumen yang berada di sekitar lokasi pemasaran ini adalah seluruh biaya yang
budidaya produsen, yakni konsumen yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran mulai dari
sewaktu-waktu ingin membeli jagung tanpa tingkat petani atau prosusen sampai pedagang
harus ke pasar dan juga konsumen pengumpul dan pedagang pengecer dalam proses
menghubungi langsung ke pada produsen. pemasaran.

312
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 305 – 314

Marjin Pemasaran Pada Saluran Pemasaran Farmer Share


pertama Farmer share merupakan perbandingan
Perbedaan besarnya biaya pemasaran yang antara harga yang diterima oleh petani jagung
harus dikeluarkan oleh lembaga-lembaga dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen
pemasaran akan menyebabkan perbedaan harga, akhir. Besarnya farmer share akan
karena masing-masing berusaha untuk mempengaruhi nilai marjin pemasaran dan
memperoleh keuntungan dari proses pemasaran semakin banyak lembaga pemasaran yang
tersebut. Harga jual, harga beli dan biaya terlibat dalam saluran pemasaran maka akan
pemasaran akan menunjukkan besarnya mempengaruhi farmer share (Widayanti, 2008).
keuntungan yang diperoleh setiap lembaga
Nilai farmer share pada setiap saluran
pemasaran dan akan berpengaruh terhadap marjin
pemasaran yang terbentuk dari kegiatan
pemasaran. Besarnya biaya, keuntungan dan
marjin pemasaran pada saluran pemasaran
pemasaran jagung, dapat dilihat pada Tabel 11.
pertama dapat dilihat pada Tabel 8. Hal ini disebabkan karena harga yang
diterima petani rendah akibat keterkaitan modal
Tabel 10. Komponen Biaya, Keuntungan, Marjin Pemasaran yang dimilki kepada pedagang sehingga petani
dan Persentase Jagung Pada Saluran Pemasaran siap menerima harga pasar yang ditentukan oleh
III di Desa Dimembe
No Komponen Biaya Harga (Rp/Kg) Persentase (%)
pedagang.
1 Petani
Harga Jual 3.500,00 58,33
2 Pedagang Pengumpul Tabel 11. Farmer’s Share pada Saluran Pemasaran
Harga Jual 4.000,00 66,67 Jagung dari Desa Dimembe Kecamatan
Biaya Pemasaran : Dimembe Kab. Minahasa Utara
1. Transportasi 10,00 0,17 No Saluran Harga di Harga di Farmer’s
2. Karung 80,00 1,33
Total Biaya 90.00 1,50
Pemasaran Tingkat Tingkat Share (%)
Keuntungan 410.00 6,83 Petani Konsumen
Margin Pemasaran 500,00 8,33 (Rp/Kg) (Rp/Kg)
3 Pedagang Pengecer 1 Saluran I 3.286,67 3.500,00 93,90
Harga Jual 6.000,00 100,00 2 Saluran II 3.500,00 5.000,00 70,00
Biaya Pemasaran :
1. Pengangkutan 400.00 6,67 3 Saluran III 3.500,00 6.000,00 58,33
2. Karung 80,00 1,33
Total Biaya 480.00 8,00
Keuntungan 1.520.00 25,33 Tabel 11 menunjukkan bahwa nilai
Margin Pemasaran 2.000,00 33,33 farmer’s share tertinggi berada pada saluran
Total Biaya Pemasaran 570,00 8,17
Total Keuntungan 1.930,00 51,83 pemasaran pertama yaitu sebesar 93,90 persen
Total Margin Pemasaran 2.500,00 41,67 karena petani menjual langsung ke konsumen
Sumber : Diolah dari data primer, 2018
dengan biaya pemasaran yang sedikit,
Tabel 10 menunjukkan bahwa total biaya sedangkan farmer’s share terendah diperoleh
pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang saluran pemasaran ke tiga karena pada saluran
pengumpul desa yaitu sebesar Rp. 90,00/kg atau ini memiliki rantai pemasaran yang lebih
1,50 persen sedangkan total biaya yang panjang dan biaya-biaya pemasaran yang
dikeluarkan oleh pedagang pengecer yaitu sebesar relative lebih besar dibandingkan dengan ke dua
Rp. 480,00/kg atau 8,00 persen. Hal ini saluran pemasaran yang ada, walaupun farmer
disebabkan karena pedagang pengecer share pada saluran pemasaran ketiga ini
menanggung terendah akan tetapi jumlah penjualanya yang
biaya pengangkutan yang ada di atas kapal. paling besar yaitu berjumlah 11.500 kg.
Pedagang pengumpul memperoleh keuntungan
sebesar Rp. 410,00/kg atau 16,50 persen dan
pedagang pengecer mendapatkan keuntungan KESIMPULAN DAN SARAN
sebesar Rp. 1.520.000/kg atau 25,33 persen.
Keuntungan tertinggi diperoleh pedagang Kesimpulan
pengecer dengan margin pemasaran sebesar Rp. Total margin pemasaran pada saluran
2.000/kg atau 33,33 persen. Hal ini disebabkan pemasaran I sebesar Rp 213,33/kg, pada saluran
karena pedagang pengecer membeli jagung pemasaran II sebesar Rp 1.500,00/kg, dan pada
dengan jumlah yang besar. saluran pemasaran III sebesar Rp 2.500,00/kg.
Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 313
Analisis Pemasaran Jagung di Desa Dimembe...........................(Cendy Wowiling, Lyndon Pangemanan, Joachim Dumais)

Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa Saran


semakin panjang saluran pemasaran maka Petani hendaknya mempertimbangkan
margin pemasaran semakin besar. terlebih dahulu saluran pemasaran mana yang
Share paling tinggi yang diterima petani tepat untuk memasarkan hasil produksinya
ada pada saluran pemasaran I sebesar 93,90%. sehingga bisa memperoleh keuntungan yang
Sedangkan share paling rendah yang diterima lebih tinggi.
petani terdapat pada saluran pemasaran III,
yakni sebesar 58,33%. Makin tinggi perbedaan
harga petani dan konsumen menyebabkan share DAFTAR PUSTAKA
yang diterima petani semakin kecil. Rendahnya
share yang diterima petani menunjukkan bahwa Sambuaga, J. M., & Rumagit, G. A. R. A. 2016.
petani tidak cukup terlibat dalam proses Analisis Pemasaran Buah Pepaya di Desa
pembentukan harga. Matungkas Kecamatan Dimembe
Dapat dilihat dari share dengan Kabupaten Minahasa Utara. AGRI-
menggunakan rumus dimana share yg tertinggi, SOSIOEKONOMI. Manado.
terdapat pada saluran pertama, yaitu merupakan
saluran yang baik untuk digunakan akan tetapi, Sondakh, J , A. W Rauf, dan J. H. Rembang,
pada pemasaran jagung di Desa Dimembe ini, 2017. Analisis Produksi Dan Rantai
Jumlah keuntungan yang ada pada saluran Pemasaran Jagung Di Kabupaten
pemasaran I yaitu yang terkecil karena petani Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi
yang menanggung biaya pemasaran, dan jumlah Utara. Jurnal Pengkajian Dan
jagung yang dijual adalah yang paling sedikit. Pengembangan Teknologi Pertanian.
Sesuai dengan hasil pemasaran ini, Manado.
Jumlah yang banyak dipasarkan terdapat pada
saluran pemasaran III, walaupun share pada Widayanti, S. 2008. Analisis Efisiensi
saluran ini yang terendah akan tetapi jumlah Pemasaran Talas Di Kecamatan Taman
penjualanya yang paling besar yaitu berjumlah Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
11.500/kg. (Skripsi). IPB.

314

Anda mungkin juga menyukai