Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“KONSEP KALIBRASI PERALATAN


LABORATORIUM”

DISUSUN OLEH :

NAMA : SRY WINARTI MUHSIN


NIM : B1D121143
KELAS : E TLM-AJ 2021

PROGRAM STUDI DIV – TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGA REZKI MAKASSAR
2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah S.W.T atas Rahmat dan Karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang konsep kalibrasi yang memuat
pengertian, maksud dan tujuan, prinsip dasar, pelayanan, pelaksanaan dan peraturan dari kalibrasi.

Di mana dalam penulisan makalah ini saya berharap kepada pembaca agar dapat memahami
dan mengerti tentang pengertian, maksud dan tujuan, prinsip dasar, pelayanan, pelaksanaan dan
peraturan dari kalibrasi. Dalam penulisan makalah ini, saya mengucapkan banyak  terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Saya sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu dikarenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan
saran, yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita. Akhir
kata saya meminta maaf, apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan yang mungkin
dapat kita maklumi bersama.

Bulukumba, 23 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….…………………………………………… 1
2
Daftar Isi……….………………………………………………….……………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah……..…………………………………………………………….………………………...
1.3 Batasan Masalah………...………………………………………………….……………………...………..…
1.4 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kalibrasi……………………………………………………………………………..…………………..
2.2 Tujuan dan Manfaat Kalibrasi……………………………………………..................................
2.3 Waktu Pelaksanaan Kalibrasi……………………………………………………………………………….
2.4 Prinsip Dasar Kalibrasi……………………………………………………………………………………….
2.5 Hasil Kalibrasi……………………………………………………………............................................
2.6 Persyaratan Kalibrasi…………………………………………………………………………………………..
2.7 Pengujian Alat Kesehatan………………………………………………………………………………….
2.8 Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan Kesehatan……………………………………………………….

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan……………………………………………………….....................................................
2. Saran…………………………………………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka……………………………………………………………...............................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatan semakin


meningkat seiring dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, maupun
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Tuntutan tersebut harus
didukung dengan kemajuan dan perkembangan peralatan kesehatan yang lebih efisien
sehingga mutu pelayanan kesehatan dapat meningkat dengan baik.

Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu
menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama.
Perbedaan ini diperbesar lagi dengan adanya pengaruh lingkungan, operator, serta metode
pengukuran. Padahal dalam menghasilkan hasil pengukuran tersebut sangat diharapkan
bahwa setiap alat ukur yang digunakan dimanapun memberikan hasil ukur yang sama dalam
kaitannya dengan keperluan keamanan, kesehatan, transaksi, dan keselamatan.

Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang sama,
alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar nasional atau standar
internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang digunakan mempunyai
ketelusuran kepada standar nasional adalah dengan melakukan kalibrasi terhadap alat
tersebut. Lebih dari itu untuk memelihara ketelusuran tersebut perlu dilakukan perawatan
alat dalam selang kalibrasi tertentu.

Dalam penerapan standar ISO/IEC 17025 : 2005, kiranya upaya-upaya untuk


menyamakan persepsi bagi semua pihak terkait perlu dilaksanakan. Ketelusuran pengukuran
tidak hanya sekedar menjadi persyaratan administratif, melainkan telah menjadi kebutuhan
teknis yang mendasar terutama dengan diwajibkannya mencantumkan estimasi
ketidakpastian dalam hasil uji. Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk membahas
tentang kalibrasi.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari kalibrasi?


2. Apa tujuan dan manfaat dari kalibrasi?
3. Kapan waktu pelaksanaan kalibrasi?
4. Apa prinsip dasar dari kalibrasi?
5. Bagaimana hasil dari kalibrasi?
6. Apa saja persyaratan kalibrasi?
7. Bagaimana pelayanan kalibrasi alat kesehatan?
8. Bagaimana pelaksanaan kalibrasi?

1.3 Batasan Masalah

1. Membahas pengertian, manfaat dan tujuan, waktu pelaksanaan, prinsip dasar, hasil,
persyaratan, pelayanan dan pelaksanaan dari kalibrasi.
2. Tidak membahas rumus dan perhitungan kalibrasi.
3. Pembahasan ini secara umum, bukan merujuk pada satu lembaga kalibrasi atau yang
lainnya.

1.4 Tujuan Penulisan

1. Bagi penyusun, sebagai penambahan ilmu pengetahuan selain yang didapat di Mata
Kuliah Kalibrasi.
2. Bagi Institusi, sebagai wujud penerapan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan sesuai
dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
3. Bagi pembaca atau masyarakat, dapat dijadikan referensi atau sumber informasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kalibrasi

Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM)


adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh
instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-
nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
Dengan kata lain Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur
yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan
ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. 1

 Kalibrasi dimensi merupakan paling luas dibandingkan dengan ruang lingkup yang


lainnya. Berbagai peralatan dari yang umum digunakan semisal stell ruler / penggaris sampai
dengan yang mungkin jarang kita temui semisal coordinate measuring machine ataupun meja
rata. Karena peralatan-peralatan tersebut memang hanya digunakan pada industri tertentu. 2

Akurasi suatu instrumen tidak dengan sendirinya timbul dari rancangan yang baik.
Rancangan suatu instrumen merupakan hasil kompromi antara k in e r ja , stabilitas,
keandalan dan biaya serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Akurasi dapat
diperoleh hanya dari kegiatan kalibrasi yang benar, sedangkan stabilitas dan keandalan
dapat diketahui dari pengujian, atas dasar inilah perlunya dilakukan pengujian dan
kalibrasi terhadap instrumen secara teratur.

2
Dewan Standarisasi Nasional (DNS/1990) mendefinisikan bahwa kalibrasi adalah
kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan
ukur dengan cara membandingkannya terhadap standart ukurannya yang ditelusuri (traceable)
ke standart Nasional atau Internasional. Definisi lain kalibrasi adalah kegiatan penerapan untuk
menentukan kebenaran.

nilai penunjukan alat ukur dan data bahan ukur, (definisi : Permenkes No. 363 Tahun 1998).
Sedangkan pengujian adalah keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan fisik dan
pengukuran untuk membandingkan alat ukur dengan standart untuk satuan ukur sesuai guna
menetapkan sifat ukurnya (sifat metrologik) atau menentukan besaran atau kesalahan
pengukuran.

Pengukuran adalah kegiatan atau proses mengaitkan angka secara empiris dan
obyektif kepada sifat-sifat obyek atau kejadian nyata sedemikian rupa sehingga angka tadi
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek atau kejadian tersebut, (definisi:
Permenkes No . 363 Tahun 1998). Setiap peralatan terlebih lagi alat kesehatan yang
berhubungan langsung dengan manusia dan sangat kritis (berhubungan dengan nyawa) wajib
dilakukan kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai keluaran dan keselamatan atau kalibrasi
alat kesehatan, maka alat ukur dan kebesaran standart yang dipergunakan wajib dikalibrasi
secara berkala pula oleh Institusi Penguji Rujukan (seperti LIPI). Adapun untuk alat kesehatan,
pengujian dan kalibrasi wajib dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian dan kalibrasi


2. Sudah berakhir jangka waktu sertifikat atau tanda pengujian dan kalibrasi
3. Diketahui penunjukan keluaran kinerjanya (performance) atau keamanannya (safety)
tidak sesuai lagi, walaupun sertifikasi dan tanda masih berlaku
4. Telah mengalami perbaikan walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku
5. Telah berpindah tempat atau dipindahkan dan memerlukan pemasangan instalasi
listrik baru, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku
6. Jika ada layak pakai pada alat kesehatan tersebut hilang atau rusak, sehingga
dibutuhkan data kalibrasi terbaru untuk dapat memberikan informasi yang
sebenarnya.3

3
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40647/4/Chapter%20II.pdf pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 13.15
7. Sistem manajemen baik itu sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008, sistem
manajemen lingkungan ISO 14001 : 2005, ataupun sistem manajemen kesehatan
keselamatan kerja OHSAS 18001 : 2008 juga mempersyaratkan dalam salah satu
klausulnya bahwa peralatan yang digunakan dalam suatu perusahaan yang
berpengaruh terhadap mutu, lingkungan, ataupun kesehatan harus dikalibrasi ataupun
diverivikasi secara berkala. Arti Pentingnya Kalibrasi Kalibrasi alat ukur selain
digunakanuntuk memenuhi salah satu persyaratan / klausul sistem manajemen mutu
ISO 9001 : 2008, sistem manajemen lingkungan ISO 14001 : 2005, ataupun OHSAS
18001 : 2007.4

2.3 Tujuan dan Manfaat Kalibrasi

Tujuan kalibrasi yaitu :

1. Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai yang menunjukkan suatu instrumen


atau deviasi dimensi nominal yang seharusnya untuk suatu bahan ukur
2. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standart nasional maupun internasional
(Dewan Standarisasi Nasional/DNS 1990)

Manfaat kalibrasi adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai
dengan spesifikasinya (DNS 1990). Sedangkan tujuan umum kalibrasi ialah agar tercapai
kondisi layak pakai atau menjamin ketelitian dalam rangka mendukung peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, (Dirjen Pelayanan Medik Depkes, 2001). Fungsinya tentu saja sebagai
tolak ukur jaminan keakuratan alat tersebut pada pemanfaatannya. 5

2.4 Waktu Pelaksanaan Kalibrasi

Waktu kalibrasi suatu alat ukur tergantung pada karakteristik dan tujuan pemakaiannya.
Ditinjau dari karakteristiknya, maka makin tinggi kualitas metrologis, makin panjang selang
kalibrasinya. Bila ditinjau dari pemakaiannya, semakin kritis pemakaiannya, semakin kecil
dampak hasil ukurnya, maka semakin pendek selang kalibrasinya.

5
Secara umum selang waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat ukur, frekuensi pemakaian
dan pemeliharaan dari alat tersebut. Adapun waktu-waktu kalibrasi biasanya dinyatakan
dalam beberapa cara yaitu:

1. Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya enam bulan sekali, setahun sekali dan
seterusnya
2. Dinyatakan dalam pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam pakai dan seterusnya
3. Kombinasi cara pertama dan kedua di atas, misalnya enam bulan sekali atau 1000 jam
pakai, tergantung mana yang dahulu

Untuk alat kesehatan khususnya, telah diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan atau
Permenkes No. 363/Menkes/per/IV/1998, tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
bahwa setiap alat kesehatan yang dipergunakan atau sarana pelayanan kesehatan wajib
dilakukan pengujian dan kalibrasi oleh institusi penguji, untuk menjamin keteletian dan
ketetapan serta keamanan pengguna alat kesehatan. Waktu pengkalibrasian alat kesehatan
tertera pula dalam Permenkes No. 363/Menkes/per/IV/1998, tentang pengujian dan kalibrasi
alat kesehatan yang dipergunakan atau sarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau kalibrasi
secara berkala, sekurang-kurangnya satu kali setiap tahun. Suatu kegiatan bisa dikatakan
merupakan kegiatan kalibrasi jika kegiatan tersebut menghasilkan:

1. Sertifikasi kalibrasi
2. Lembar hasil atau laporan hasil kalibrasi yang memuat, mencantumkan atau berisi angka
koreksi, deviasi atau penyimpangan, ketidakpastian dan batasanbatasan atau standart
penyimpangan yang diperkenankan
3. Label atau penanda

Kalibrasi diperlukan hanya untuk alat yang baik atau sedang dioperasionalkan dan bukan
untuk alat yang rusak. Alat rusak haruslah diperbaiki dahulu baru kemudian dilakukan
pengujian dan kalibrasi untuk memastikan bahwa alat tersebut betul-betul baik. Dari hasil
kalibrasi dapat diketahui kesalahan penunjukan instrumen ukur, sistem pengukuran atau
bahan ukur, untuk pemberian nilai pada tanda skala tertentu dan juga dapat dicatat dalam
suatu dokumen dan suatu alat kesehatan dinyatakan lulus kalibrasi apabila penyimpanan
hasil pengukur dibandingkan dengan nilai yang dibandingkan pada alat kesehatan tersebut
tidak lebih menyimpang dari yang diijinkan, nilai hasil pengukuran keselamatan kerja berada
dalam nilai ambang batas yang diijinkan.

2.5 Prinsip Dasar Kalibrasi

1. Obyek Ukur (Unit Under Test)


2. Standar Ukur (Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar
kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg
sudah teruji (diverifikasi))
3. Operator / Teknisi (Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan
teknis kalibrasi (bersertifikat))
4. Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 bahwa semua alat ukur setelah melewati
mobilisasi atau pergeseran dari satu tempat ke tempat lainnya, maka sebaiknya di
lakukan kalibrasi menyeluruh untuk mendapatkan keakuratan
5. Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol, Gangguan
faktor lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber ketidakpastian pengukuran)

2.6 Hasil Kalibrasi

1. Nilai Obyek Ukur


2. Nilai Koreksi/Penyimpangan
3. Nilai Ketidakpastian Pengukuran (Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur & analisis
ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua sumber ketidakpastian
yang ada di dalam metode perbandingan yang digunakan serta besarnya kesalahan
yang mungkin terjadi dalam pengukuran)
4. Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi6

2.7 Persyaratan Kalibrasi

1. Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional


2. Metode kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional

6
3. Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium
yang terakreditasi
4. Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara,
aliran udara, dan kedap getaran
5. Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak

Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di


dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat
pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.

Kalibrasi diperlukan untuk:

1. Perangkat baru

2. Suatu perangkat setiap waktu tertentu

3. Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)

4. Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah
kalibrasi

5. Ketika hasil pengamatan dipertanyakan

Kalibrasi pada umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari
suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam
akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau
koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer
tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu
di skala.

Kalibrasi di Indonesia terdiri dari :


1. Kalibrasi Teknis, adalah kalibrasi peralatan ukur yang tidak berhubungan langsung
dengan dunia perdagangan dan dilakukan oleh laboratorium kalibrasi terakreditasi KAN
(diakui secara nasional).
2. Kalibrasi Legal, adalah kalibrasi peralatan ukur untuk keperluan perdagangan dan
dilakukan oleh Direktorat Metrologi-Deperindag.

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, memiliki lembaga metrologi nasional (National


metrology institute). Di Indonesia terdapat Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan
Metrologi (Puslit KIM LIPI) yang memiliki standar pengukuran tertinggi (dalam SI dan satuan-
satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi.
Puslit KIM LIPI juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali,
negara lain) dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional
dengan perangkat yang digunakan. Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan "traceable
uncertainity" untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan saksama
dengan analisis ketidakpastian.

2.7 Pelayanan Kalibrasi Peralatan Kesehatan

Peralatan yang digunakan pada fasilitas kesehatan baik peralatan elektromedik,


elektrik niaupun mekanik harus dikalibrasi secara berkala. Peralatan kesehatan yang di
kalibrasi adalah :

Anda mungkin juga menyukai