Kata Pengantar...........................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
a. Latar belakang................................................................................................4
b. Rumusan masalah...........................................................................................5
c. Tujuan............................................................................................................5
a. Pengertian AKG.............................................................................................6
b. Keguanaan AKG............................................................................................6
c. Tentang menyusui dalam keadaan darurat.....................................................6
a. Kesimpulan....................................................................................................17
Daftar Pustaka............................................................................................................18
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kesehatan sehingga
kami dapat menyusun makalah ini dengan materi Kebutuhan Gizi makanan darurat untuk
bayi di bawah 2 tahun (AKG), mata kuliah Gizi Darurat.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini tidak dapat terlepas dari bantuan banyak
pihak yang tulus memberikan informasi dan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari teman-teman. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia kesehatan terutama
Kesehatan Masyarakat.
Kelompok 6
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Makanan pendamping ASI (MP ASI) merupakan makanan peralihan dari ASI ke
makanan keluarga yang mengandung zat gizi, diberikan pada anak berumur 6–24 bulan untuk
memenuhi kebutuhan gizinya selain dari ASI. Peranan makanan tambahan sama sekali bukan
untuk menggantikan ASI, melainkan untuk melengkapi ASI. Pengenalan dan pemberian MP-
ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan
kemampuan pencernaan bayi/anak.
Agar bayi dan anak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal, orang tua harus
memperhatikan ASI dan makanan yang dikonsumsinya. ASI merupakan satu-satunya
makanan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan.
Namun dengan bertambahnya usia bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan
zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/
pendamping ASI atau yang biasa disebut dengan MPASI.
1. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat.
2. Sering diistilahkan sebagai periode emas atau masa emas sekaligus masa kritis.
3. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh
asupan nutrisi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal.
Sebaliknya apabila asupan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhannya, maka periode emas ini
akan berubah menjadi periode kritis.
Oleh karena itu, untuk mencapai tumbuh kembang optimal, Ibu bisa memberikan ASI
pada bayi usia 0-6 bulan. Dan ibu segera mulai mengenalkan pemberian MPASI kepada
bayinya yang sudah berusia 6 bulan. Inilah makanan bayi kedua yang menyertai pemberian
ASI.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan manajemen nutrisi balita dengan status gizi pada balita?
2. Bagaimanakah persepsi ibu balita tentang gizi seimbang pada balita
C. Tujuan
1. Bagaimanakah persepsi ibu balita tentang gizi seimbang pada balita
2. Mengetahui hubungan nutrisi balita dengan gizi pada balita
3. Mengidentifikasi manajemen nutrisi balita
BAB II
Tinjauan Materi
A. Pengertian AKG
Suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal. AKG merupakan kecukupan pada tingkat konsumsi sedangkan pada tingkat
produksi dan penyediaan perlu diperhitungkan kehilangan dan penggunaan lainnya dari
tingkat produksi sampai tingkat konsumsi.
B. Kegunaan AKG
Manfaat AKG adalah pertama sebagai acuan dalam menilai kecukupan gizi; kedua
sebagai acuan dalam menyusun makanan sehari-hari termasuk perencanaan makanan di
institusi; ketiga sebagai acuan perhitungan dalam perencanaan penyediaan pangan tingkat
regional maupun nasional; keempat sebagai acuan pendidikan gizi serta sebagai acuan label
pangan yang mencantumkan informasi nilai gizi.
Menyusui menjadi lebih penting karena sangat terbatasnya sarana untuk penyiapan
susu formula, seperti air bersih, bahan bakar dan kesinambungan ketersediaan susu
formula dalam jumlah yang mencukupi.
Pemberian formula susu akan meningkatkan risiko terjadinya diare, kekurangan gizi
dan kematian bayi.
Sumbangan susu formula dari donor, maka distribusi maupun penggunaannya harus
dipantau oleh tenaga yang ditentukan, sesuai dengan beberapa prinsip di bawah ini:
Susu formula hanya boleh diberikan pada keadaan sangat terbatas , yaitu:
Telah dilakukan penilaian terhadap status menyusui dari ibu, dan relaktasi
tidak mendukung
Diberikan hanya kepada anak yang tidak dapat menyusu, misalnya: anak piatu
dll
Bagi bayi piatu dan bayi yang ibunya tidak bisa lagi menyusui, persediaan
susu formula harus dijamin selama bayi membutuhkannya
Diusahakan agar pemberian susu formula di bawah pengawasan dan
pemantauan yang ketat oleh tenaga kesehatan
Ibu atau pengasuh bayi perlu diberi informasi yang memadai dan konseling
tentang cara penyajian susu formula yang aman dan praktik pemberian makan
bayi yang tepat
Hanya susu formula yang memenuhi standar Codex Alimentarius yang bisa
diterima
Sedapat mungkin susu formula yang diproduksi oleh pabrik yang melanggar
Kode Internasional Pemasaran Susu Formula jangan/tidak boleh diterima
Jika ada harapan untuk butir diatas, pabrik tersebut sama sekali tidak
menyarankan untuk mempromosikan susu formulanya
Susu Kental Manis dan Susu cair tidak boleh diberikan kepada bayi berumur
kurang dari 12 bulan
Susu formula diberi label dengan petunjuk yang jelas tentang cara penyajian,
masa kadaluwarsa minimal 1 tahun, dalam bahasa yang dipahami oleh ibu,
pengasuh atau keluarga
Botol dan dot tidak boleh di distribusikan dan tidak disarankan untuk
digunakan . Pemberian susu formula menggunakan cangkir atau gelas
Untuk mengurangi pemberian susu formula, beberapa hal di bawah ini sebisa
mungkin dipenuhi:
Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan, diberikan sabun
untuk cuci
Alat yang bersih untuk membuat susu dan menyimpannya
Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk (jangan gunakan botol
susu)
Bahan bakar dan air bersih yang cukup (bila memungkinkan gunakan
air dalam kemasan)
Kunjungan ulang untuk perawatan tambahan dan konseling
Lanjutkan promosi untuk menghindari penggunaan susu formula bagi
bayi yang ibunya masih bisa menyusui
Susu bubuk skim tidak boleh diberikan sebagai komoditas tunggal atau
sebagai bagian dari distribusi makanan umum, karena dikhawatirkan akan
digunakan sebagai pengganti ASI
Fase ini bertujuan memberikan makanan kepada masyarakat agar tidak lapar. Sasarannya
adalah seluruh pengungsi, dengan kegiatan:
Tahap Tanggap Darurat t Tahap ini dimulai selambat-lambatnya pada hari ke-20 di tempat
pengungsian.
Tujuan: Menanggulangi masalah gizi melalui intervensi sesuai tingkat kedaruratan gizi.
Kegiatan:
1. melakukan penapisan bila prevalensi gizi kurang balita 10 -14,9% atau 5 - 9,9% yang
disertai dengan faktor pemburuk
2. Menyelenggarakan pemberian makanan tambahan sesuai dengan jenis intervensi yang
telah ditetapkan pada tahap 1 fase II (PMT darurat/Ransum, PMT darurat terbatas
serta PMT Terapi)
3. Memantau perkembangan status gizi melalui Surveilans
4. melakukan modifikasi/perbaikan intervensi sesuai dengan perubahan tingkat
kedaruratan:
1. Jika prevalensi gizi kurang > 15% 10-14,9% dengan faktor pemburuk ,
diberikan paket pangan dengan standar minimal per orang per hari (ransum),
dan diberikan PMT darurat untuk balita, ibu hamil, ibu menyusui dan lansia
serta PMT terapi bagi penderita gizi buruk. Ketentuan kecukupan gizi pada
PMT darurat sama seperti standar ransum
2. Jika prevalensi gizi kurang 10-14,9% atau 5-9,9% dengan faktor pemburuk
diberikan PMT darurat terbatas pada balita, ibu hamil, ibu menyusui dan
lansia yang kurang gizi serta terapi PMT kepada penderita gizi buruk
3. Jika prevalensi gizi kurang <10% tanpa faktor pemburuk atau < 5%
dengan faktor pemburuk pelayanan maka dilakukan penanganan penderita
gizi kurang melalui kesehatan setempat
1. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir dalam waktu - 1 jam pertama
2. Memberikan hanya ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan (ASI eksklusif)
3. Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi setelah umur 6 bulan
sampai umur 2 tahun
4. Tetap memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun atau lebih
5. Diberikan suplementasi kapsul vitamin A dosis 100.000 IU untuk bayi umur 6-11
bulan dan dosis 200.000 IU untuk anak 1-5 tahun (2 kali setahun)
Menyusui
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempersembahkan makanan bayi dan baduta pada
situasi darurat sebagai berikut:
1. Menyusui sangat penting karena terbatasnya sarana air bersih, bahan bakar dan
kesinambungan ketersediaan susu formula dalam jumlah yang mencukupi
2. Susu formula tidak diberikan kepada bayi kecuali kepada bayi piatu, bayi terpisah dari
ibunya, ibu bayi dalam keadaan berat
3. Pemberian susu formula diberikan secara terbatas dengan mengikuti ketentuan
berikut:
1. Hanya diberikan dengan pengawasan petugas kesehatan
2. Diberikan dengan cangkir atau gelas karena mudah dibersihkan
3. Botol dan dot tidak disarankan karena sulit dibersihkan dan mudah
terkontaminasi
4. Bersifat sementara ibu bisa menyusui kembali, oleh karena itu relaktasi
(menyusui kembali) harus dilakukan sampai mungkin
4. Susu formula Sumbangan harus:
1. Diberikan atas persetujuan Kepala Kantor Wilayah Depkes setempat dan saat
ini adalah Kepala Dinas Kesehatan (sesuai dengan Kepmenkes RI Nomor :
237/MENKES/SK/IV/1997 tentang pemasaran penggantian Air Susu Ibu)
2. Memenuhi standar Codex Alimentarius
3. Memiliki label yang jelas tentang cara penyajian dalam bahasa yang dipahami
oleh ibu, pengasuh atau keluarga
4. memiliki masa kadaluarsa minimal 1 tahun terhitung sejak tanggal
didistribusikan oleh produsen. Disertai dengan air minum dalam kemasan
(AMDK)
5. Susu bubuk skim tidak boleh diberikan kepada bayi
Agar bayi dan anak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal, orang
tua harus memperhatikan ASI dan makanan yang
dikonsumsinya. ASI merupakan satu-satunya makanan yang mengandung zat gizi
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan. Namun dengan
bertambahnya usia bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-
zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/
pendamping ASI atau yang biasa disebut dengan MPASI.
Oleh karena itu, untuk mencapai tumbuh kembang optimal, Ibu bisa memberikan
ASI pada bayi usia 0-6 bulan. Dan ibu segera mulai mengenalkan pemberian
MPASI kepada bayinya yang sudah berusia 6 bulan. Inilah makanan bayi
kedua yang menyertai pemberian ASI.
1. Gangguan pencernaan seperti diare, sulit BAB (Buang Air Besar), muntah
2. Gangguan menyusui seperti mengurangi keinginan bayi untuk menyusu
sehingga frekuensi dan kekuatan bayi menyusu berkurang yang berakibat
produksi ASI juga berkurang
3. Meningkatkan resiko terkena infeksi (penyakit menular)
1. Peningkatan berat badan (obesitas) dan alergi makanan. Obesitas ini bisa
berlanjut hingga usia dewasa nanti
2. Gangguan pertumbuhan. Bila makanan yang diberikan kurang bergizi
dapat mengakibatkan anak menderita KEP (Kurang Energi Protein)
1. Pemberian pure dan jus buah bisa diberikan seperti pada usia 6-8 bulan
2. Bisa dengan kombinasi sampai dengan tiga jenis buah
3. Bayi juga sudah bisa diberikan bubur saring
Kacang-Kacangan
1. Bahan pangan hewani yang baik untuk bayi antara lain, daging
sapi dan ayam pilihan yang tidak berlemak, ikan
segar yang dihaluskan dan tanpa duri seperti fillet salmon, fillet ikan
kakap, dan fillet gurami, telur.
2. Terkadang putih telur dapat memacu alergi. Sebaiknya diberikan
secara bertahap dengan porsi kecil. Jika bayi alergi maka
segera dihentikan.
Bahan :
Cara Membuat :
Bahan :
Cara Membuat :
Bahan :
A. Kesimpulan
AKG merupakan kecukupan pada tingkat konsumsi sedangkan pada tingkat
produksi dan penyediaan perlu diperhitungkan kehilangan dan penggunaan lainnya
dari tingkat produksi sampai tingkat konsumsi.
Kegunaan AKG
Manfaat AKG adalah pertama sebagai acuan dalam menilai kecukupan gizi;
kedua sebagai acuan dalam menyusun makanan sehari-hari termasuk perencanaan
makanan di institusi; ketiga sebagai acuan perhitungan dalam perencanaan
penyediaan pangan tingkat regional maupun nasional; keempat sebagai acuan
pendidikan gizi serta sebagai acuan label pangan yang mencantumkan informasi nilai
gizi.
untuk mencapai tumbuh kembang optimal, Ibu bisa memberikan ASI pada bayi usia
0-6 bulan. Dan ibu segera mulai mengenalkan pemberian MPASI kepada bayinya
yang sudah berusia 6 bulan. Inilah makanan bayi kedua yang menyertai pemberian
ASI.
DAFTAR PUSTAKA