BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum
1. Kurikulum Dalam Budaya Masa Kini
Tiga fakta dalam budaya Amerika Serikat sekarang menimbulkan
isu-isu penting bagi kurikulum,
a. yang pertama, karena kebudayaan Amerika berubah demikian cepat, mata
pelajaran apakah yag paling baik diberikan untuk mempersiapakan orang
untuk hidup dalam sebuah dunia yang terus berubah
b. yang kedua, karena kebudayaan ini bertumbuh menjadi lebih kompleks,
bagaimana cara lembaga-lembaga pendidikan mengajarkan pengetahuan
dan keterampilan yang makin terspesialisasi yang diperlukan kebudayaan
namun tetap memelihara kesinambungan budaya
c. yang ketiga, karena banyak orang Amerika dilahirkan dengan kesempatan
yang terbatas untuk memasuki kebudayaan kelas menegah dominan,
bagaimanakah kita hahrus mendidika mereka untuk berpartisipasi lebbih
banyak dalam kebuduyaan yang lebiih luas
2. Kurikulum Untuk Suatu Kebudayaan Yang Berubah
a. Masalah
Dalam sebuh kebudayaan yang stabil, pengetahuan, biasanya
disampaikan secaravertikkal dari anggota-anggot masyarakat yang lebih
tua kepada generasi yang lebih muda. Bahkan dala kebudayaan yang lebih
dinamis seperti kebudayaan Amerika, pendidikan formal mengikuti pola
itu, pengetahuan yang telah dicoba dan diuji oleh yang tua, disampaikan
oleh yang tua, guru yang berpengalaman, kepada yang muda siswa yang
belum berpengalaman. Namun, karena perubahan semakin cepat,
pengetahuan baru, baik di laboratorium atau di ban berjalan mesti
ditularkan dengan kecepatan yang makin tinggi. Sebagai hasilnya, makin
banyak pengetahuan yang disampaikan “secara harfiah” dari yang tahu
2
3
terus mengisi kurikulum dengan materi yang paling akhir dan paling banyak
dibicarakan, kita membebankan kepada siswa-siswa banyak materi yang
mungkin menjadi perhatian sepintal lalu. Oleh sebab itu dari pada mengganti
pengetahuan lama dengan yang baru kita harus sedapat mungkin terus
berusaha mengkombinasikan keduanya. Diatas semuanya, kita tidak boleh
membuang disiplin yang telah diakui, seperti sejarah, karena kepentingan
mata pelajaran yang lebih beru, seperti ilmu-ilmu social, yang metodenya
masih dalam perkembangan dan datanya tarus diperdebatkan
B. Fungsi Kurikulum
1. Fungsi Penyesuaian
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi dilingkungannya, karna lingkungan bersifat dinamis artinya dapat
berubah-ubah.
2. Fungsi Integrasi
Sebagai penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum
merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang
utuh yang dapat dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat.
3. Fungsi Deferensiasi
Sebagai alat yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan
disetiap siswa yang harus dihargai dan dilayani
4. Fungsi Persiapan
Sebagai persiapan yang mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan mampu mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya
5. Fungsi Pemilihan
Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan
program belajar yang sesuai dengan minat dan bakatnya
6
6. Fungsi Diagnostik
Alat pendidikan yang mampu mengarahkan dan memahami
potensi siswa serta kelemahan dalam dirinya. Apabila telah memahami
potensi dan mengetahui kelemahannya, maka dengan demikian diharapkan
siswa bisa mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya
C. Komponen Kurikulum
1. Tujuan
Suatu pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan dalam satu
mata pembelajaran, dalam pendidikan dasar untuk kecerdasan dasar
pendidikan awal, pendidikan menengah untuk menentukan siswa melanjutkan
studi keperguruan tinggi, dan pendidikan kejuruan bertujuan untuk mendidik
seseorang siswa kreatif, berwirausaha supaya bisa lebih hidup mandiri dan
displin
2. Bahan Pengajaran
Seorang guru harus memempunyai bahan pengajaran guna untuk
mendidik siswa lebih baik, membentuk karakter, dan melihat sisi bakat siswa-
siswa tersebut
3. Komponen Strategi
Guru yang professional harus mempunyai strategi khusus dalam
mendidik dan menguasi siswa tersebut, bila ada seseorang siswa malas dalam
mata pelajaran tersebut, maka guru harus membuat strategi yang membuat
anak tidak jenuh dalam pembelajaran supaya menjadi bahan Evaluasi juga
untuk guru
4. Komponen Evaluasi
Seseorang guru ketercapaian tujuan suatu proses dari hasil belajar
peserta didik yang memiliki peranan penting dapat mampu mengetahui
tingkat hasil belajar suatu siswa dalam mencapai tujuan
7
E. Karakteristik Guru
Seorang guru (Pembelajaran) harus memiliki karakteristik atau sifat-
sifat khas yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru
yaitu:
1. Kematangan Diri Yang Stabil
Guru harus dapat memahami nilai-nilai kemanusian yang
berkembang dalam lingkungannya. Sebelum memehami orang lain seseorang
harus dapat memahami dirinya sendiri terlebih dahulu. Untuk itu dia harus
memiliki kematangan diri yang stabil agar mampu memahami diri sendiri dan
peserta didiknya.
2. Kematangan Sosial Yang Stabil
Seorang guru harus memiliki jiwa sosialitas yang tinggi, sehingga
mampu menjalin kerja sama dengan masyarakat. Serta memiliki pengetahuan
yang cukup mengenai masyarakat sekitarnya. Sebab pada dasarnya segala
pengalaman belajar yang akan diberikan pada peserta didik harus sesuai
dengan nilai-nilai social yang berkembang pada masyarakat sekitar, agar
kelak peserta didik dapat mengaplikasikan segala pengalaman belajar yang ia
terima kepada masyarakat sekitarnya.
8
3. Kematangan Professional
Seorang guru harus memiliki kemampuan untuk mendidik, artinya
harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang latar belakang dan
perkembangan anak didiknya. Sebab pada dasarnya setiap anak didik terlahir
dengan kepribadian dan kemampuan belajar yang berbeda-beda. Ada anak
yang terlahir dengan kemampuan belajar atau tingkat kecerdasan yang tinggi,
namun di samping itu ada juga anak yang terlahir dengan kemampuan belajar
yang rendah, atau bisa dibilang di bawah rata – rata. Anak yang terlahir
dengan kemampuan belajar yang rendah sering kali mengalami kesulitan
dalam belajar seperti halnya kesulitan dalam memahami sesuatu, kesulitan
dengan angka atau perhitungan, sukar untuk mengingat atau bahkan tidak bisa
berkonsentrasi. Selain itu ada pula yang mengalami problem presepsi dan
motorik yang menghambat mereka dalam meraih prestasi yang maksimal
dalam belajar. Untuk itu seorang pemelajar harus mengetahi cara-cara
mendidik yang tepat dan sesuai dengan kemampuan anak didiknya.
F. Profesionalisme Guru
1. Guru Profesional
Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian
tau orang yang mempunyai keahlian. Dengan kata lain pekerjaan yang
bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka
yang dipersiapkan untuk pekerjaan tersebut.
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi
seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui
interaksi edukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengrahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
9
3. Tugas Profesional
Orang yang profesianal dalam menjalankan tugasnya, adalah orang
yang memiliki:
a. Keahlian
Ahli dengan pengetahuan yang dimilikinya, terampil
dalamdalam bertindak, tepat waktu, tepat aturan dan tepat takaran atau
ukuran dalam mmenjalankan pekerjaannya.
b. Memiliki Otonomi Dan Tanggung Jawab
Memiliki otonomi dan tanggung jawab serta sikap
kemandirian, ciri-cirinya yaitu dapat menentukan serta mengambil
keputusan sendiri dengan penuh tangung jawab atas keputusannya.
c. Miliki Rasa Kesejawatan
13
2) Kompetensi interpersonal
Seorang guru harus mampu menyampaikan informasi
dengan efektif, agar penerima ddapat menangkap tinformasi yang telah
disampaikan dengan baik.
G. Guru Berbudaya
Guru merupakan sosok panutan yang dijadikan sebagai patokan oleh
siswanya, baik dalam sikap maupun perbuatan. Guru adalah profesi yang
menuntut subjeknya berpikir sebelum bertindak, karena banyak yang akan
melihat dan mempraktekan gerak gerik seorang guru termasuk siswanya.
Muhammad AR (2003: 70-73) menambahkan bahwa guru itu bukan orang
sembarangan. Ia adalah manusia yang memiliki kualitas dalam hal ilmu
pengetahuan, moral, cinta, serta ketaatan kepada agama.
Menurut Pasal 1 ayat (1) UU No.14 Tahun 2005, guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru merupakan
orang tua kedua bagi siswa, hal ini dikarenakan guru bertugas membimbing,
mengarahkan bahkan mencontohkan siswa kearah yang lebih baik.
Jika seseorang cinta akan profesinya, maka ia akan melakukan segala
sesuatu dengan maksimal sampai titik kepuasan. Guru yang profesional akan
selalu menambah literasinya dan berusaha untuk up to date akan ilmu
pengetahuan serta meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Hal ini
dikarenakan ilmu pengetahuan selalu berkembang sehingga guru harus
mengikutinya dikarenakan ia merupakan petunjuk atau pemberi arah kepada
15
H. Kompetensi Guru
Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan. (UU No.13/2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 1).
Menurut pasal 10 UU No. 14 Tahun 2005, ada 4 kompetensi yang
harus dimiliki seorang guru, yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik
a. Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan
b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Pengembangan kurikulum/silabus
d. Perencanaan pembelajaran
e. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
f. Evaluasi hasil belajar
g. Pengembangan peserta didik dalam mengaktualisasikan potensinya
2. Kompetensi Kepribadian
a. Berakhlak mulia
b. Arif dan bijaksana
c. Berwibawa dan stabil
d. Dewasa
e. Jujur dan menjadi tauladan
f. Secara objektif dapat mengevaluasi kinerja sendiri
g. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan
3. Kompetensi Sosial
a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, isyarat
b. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional
16
peserta didik dapat membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan dalam
tiap masyarakat modern.
Dengan demikian, untuk menciptakan mutu pendidikan yang
berbudaya merujuk pada kurikulum 2013 maka hendaknya peserta didik
diarahkan untuk memiliki sikap religious guna meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan melaksanakan ajaranNya dan
menjauhi laranganNya. Dalam aspek sosial peserta didik mampu berinteraksi
dengan ramah, sopan santun dan saling menghormati satu sama lain.
Pengetahuan yang diberikan kepada peserta didik akan lebih baik jika
diimbangi dengan kecerdasan spiritual dan emosional serta terampil sebagai
upaya mengembangkan minat dan bakatnya yang berguna bagi dirinya
dikemudian hari.