Fajar Muhammad Juanda-Fsh
Fajar Muhammad Juanda-Fsh
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh:
FAJAR MUHAMMAD JUANDA
NIM: 11140480000076
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Lembar Persetujua n pembimbing
Oleh:
Fajar Muhammad Juanda
NIM: 11140480000076
Pembimbing:
ii
iii
iv
ABSTRAK
v
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi saya, sehingga saya mampu untuk
memahami keilmuan hukum serta perkembanganya pada saat ini.
5. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pimpinan
Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas
untuk mengadakan studi kepustakaan, sehingga saya dapat memperoleh
bahan referensi untuk melengkapi hasil penelitian saya.
6. Keluarga yang telah memberikan kehangatan, ayahanda Daroy, ibunda
Nuraidah, Kak Achcia, bang Fadel, dan Tasya.
7. Teman yang juga menjadi keluarga, Darunnajah, All 105’21, Dpr dan Mia
Henika Putri yang menjadi warna dikisah hidup penulis
8. Peneliti artikel, jurnal, opini dan lain-lainnya yang membantu peneliti dalam
proses penyusunan.
9. Pihak-pihak lain yang telah memberikan kontribusi kepada peneliti dalam
menyelesaikan karya tulis ini. Sebagai akhir kata semoga Allah Subhanahu
Wata‟ala memberikan balasan atas bantuan yang telah diberikan kepada
peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dan juga menjadi berkah
dan amal kebajikan serta bermanfaat bagi kita semua. Amin.
vii
DAFTAR ISI
viii
B. Upaya Hukum Yang Dapat Dilakukan Pengguna Apabila
Penyelenggara Sistem Elektronik Gagal Dalam Melindungi Data
Pengguna .............................................................................................. 69
BAB V :PENUTUP........................................................................................ 73
A. Kesimpulan ........................................................................................... 73
B. Rekomemdasi ....................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 76
LAMPIRAN ...................................................................................................... 80
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I PENDA HULUAN
PENDAHULUAN
1
Edmon Makarin, Tanggung Jawab Hukum Penyelenggara Sistem Elektronik, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2010), h. 2
1
2
2
Hannibal Travis, Cyberspace Law, (NewYork:Routledge,2013), h. 233
3
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasikan
beberapa masalah dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggung
jawab penyedia sistem elektronik yaitu Perusahaan Facebook selaku
penyelenggara media sosial Facebook serta perlindungan hukum terhadap
pengguna media sosial. Secara khusus tujuan penelitian yang ingin dicapai
oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui Tanggung Jawab Facebook sebagai Penyelenggara
Sistem Elektronik beserta peraturan-peraturan yang melindungi data
pengguna media sosial Facebook.
b. Untuk mengatahui upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pengguna
Facebook apabila Facebook menyalahgunakan data pengguna.
2. Manfaat Penelitian
6
a. Manfaat Teoretis
1) Melatih kemampuan untuk melakukan penelitian secara ilmiah dan
merumuskan hasil-hasil penelitian tersebut kedalam bentuk tulisan.
2) Menerangkan teori-teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan dan
menghubungkan dengan praktik di lapangan.
3) Untuk memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dibidang hukum
padaumumnya maupun dibidang hukum bisnis pada khususnya yaitu
dengan mempelajari litelatur yang ada dikombinikasikan dengan
perkembangan yang terjadi dilapangan.
b. Manfaat Praktis
D. Metode Penelitian
3
I Made Pasek Diantha, Metodologi Penelitian Hukum Normatif dalam Justifikasi Teori
Hukum, (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), h. 30
7
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Yuridis Normatif, yaitu pendekatan yang mengacu kepada norma-norma
hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan-
putusan pengadilan serta norma-norma hukum yang terdapat dalam
masyarakat.4 Kemudian peneliti melakukan berbagai pendekatan dalam
penelitian penelitian diantaranya yakni :
a. Pendekatan Undang-undang (statute approach) yakni pendekatan
dengan menggunakan legislasi dan regulasi.5 Penelitian ini dilakukan
untuk meneliti pertauran-peraturan yang menjadi landasan hukum
tentang Tanggung Jawab Penyelenggara Sistem Elektronik Terhdap
data Pengguna.
b. Pendekatan Kasus (Case Approach) Pendekatan kasus diterapkan
dalam mengamati kasus yang telah terjadi yang berhubungan dengan
permasalahan yang diangkat.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini pada hakikatnya merupakan sebuah upaya pencarian.
Lewat penelitian (research) orang mencari (search) temuan-temuan baru,
berupa pengetahuan yang benar (truth, true, knowledge), yang dapat
dipakai untuk menjawab suatu pernyataan untuk memecahkan suatu
masalah. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan analisa dan kontruksi, yang dilakukan secara metodologis yang
berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu, sistematis yang berrti
berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-
hal yang bertentangn dalam suatu kerangka tertentu.6
Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegitan ilmiah yang
didasarkn pada metode, sistematika, dan pemikirn tertentu, yang
4
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 105
5
Johny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, cet. III, (Jawa Timur:
Bayumedia Pubishing, 2007), h. 302
6
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia, 2014),
h. 42
8
7
Bambang Sunggono,Metedologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2012) h. 38
8
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2005), h.
181
9
9
Nomensen Sinamo, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Bumi Intitama Sejahtera, 2009),
h. 56
10
6. Teknis Penulisan
Teknik penelitian serta pedoman yang digunakan oleh peneliti dalam
menyusun skripsi ini berpacu dengan kaidah-kaidah penelitian karya
ilmiah dan buku “Pedoman Penelitian Skripsi Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2017”.
E. Sistematika Penulisan
10
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Sinar Grafika, 2011), h. 107
11
Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002), h. 103
11
A. Kerangka Konseptual
1. Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,
jejaring sosial, wiki, forum, blog, dan dunia virtual. Menurut Andreas
Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangunn di atas dasar
ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content.
2. Facebook
3. Sistem Elektronik
1
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: Universitas Indonesia, 2014),
h. 42
12
13
4. Informasi Elektronik
Satu atau sekumpulan data elektronik termasuk tetapi tidak terbatas pada
tulisan, suara, atau gambar, peta, rancangan, foto, elektronik, data
interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks,
telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode Akses, symbol, atau
perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh
orang yang mampu memhaminya. Dengan demikian, informasi adalah
pandangan subjektif yang dapat disimpulkan dari representasi objektifnya
yang kita sebut data.2
5. Data
Data adalah bentuk jamak dari datum, berasa dari bahasa latin yang
berarti “sesuatu yang diberikan”. Data merupakan semua fakta yang
dipresentasikan sebagai masukan baik dalam untaian kata (teks), angka
(numeric), gambar pencitraan (imagesi), ataupun gerak (sensor). Yang telah
diproses ataupun telah dirubah bentuk menjadi suatu nilai sesuai
konteksnya. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan
yang diterima secara apa adanya.
6. Database
Database atau bisis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras computer dan
digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.3 Data perlu disimpan di
dalam dasar data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
7. Data Pribadi
2
Purwanto dkk, Penelitian tentang Perlindungan Hukum Data Digital (Badan
Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Tahun 2007)
(t.t:t.p,2007) h. 14
3
H.M. Jogiyanto, Pengenalan Komputer, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989) h. 711
14
8. Kontrak Elektronik
B. Kerangka Teoritis
4
Syafrudin Makmur., Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik, (Tangerang Selatan:
LSM-AB PRESS, 2019) h. 10
15
international law) yang telah dapat diterima secara luas untuk menentukan
ketentuan dasar bagi hak asasi manusia di semua Negara. Oleh karena itu,
banyak Negara telah merujuk ataupun mengutip serta menyertakan
ketentuan-ketentuan dari deklarasi ini kedalam konstitusinya ataupun sistem
perundang-undangannya. Indonesia sendiri telah meratifikasi konvensi
tersebut yang termuat dalam Undang-undang dasar 1945 dan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia membuat Undang-undang No.
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
5
Edmon Makarim, Pengantar Hukum Telematika, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2005) h. 158
16
sarana bisnis. Kemudian, dalam pasal 14 Ayat (2) setiap orang berhak
memiliki, menyimpan, dan mengolah informasi dengan sarana yang
tersedia. Dalam hal ini Undang-Undang memberikan setiap orang hak
untuk memberikan informasi tentang identitas kepada sarana apapun,
tak terkecuali pihak swasta antara lain seperti Facebook, Google,
Yahoo. Namun hak ini dapat disalahgunakan oleh pihak penyimpan,
karena kemajuan teknologi menjadikan sebuah informasi identitas
seseorang menjadi komoditas yang bernilai untuk dijadikan keuntungan
bisnis semata.
Secara garis besar terdapat tiga aspek dari privasi yang dilindungi
atau diatur oleh hukum maupun yang tidak. Tiga aspek tersebut adalah
privasi mengenai pribadi seseorang (privacy of a person‟s person), privasi
dari data tentang seseorang (privacy of data about a person), dan privasi
atas komunikasi seseorang (privacy of a person‟s communications)6
6
Edmon makarim, Pengantar Hukum Telematika,…h. 160
18
7
Burhanuddin “Konsep Teritori Dan Privasi Sebagai Landasan Perancangan Dalam
Islam” (Palu: Jurnal Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako, 2010). h. 5
8
Poerwadarmitra W.J.S., Kamus Hukum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1986). h. 600
9
Harjono, Konstitusi Sebagai Rumah Bangsa, (Jakarta, Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2008) h. 357
20
10
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya, 2000), h. 53
11
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum,... h. 69
12
Philipus M. Hadjo, Perlindungan Rakyat Bagi Rakyat di Indonesia, (Surabaya: PT.
Bina Ilmu, 1987), h. 38
21
13
Mulyati, “Aspek Perlindungan Hukum atas Data Pribadi Nasabah pada
Penyelenggaraan Layanan Internet Banking”, (Banda Aceh: Skripsi S1 Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry, 2017), h. 33-34
22
14
Mujiono Abdillah, Dialektika hukum islam dan perubahan soial: sebuah sosiologis
atas pemikiran Ibn Qayiyim al- Jauziyyah (Surakarta: Muhamadiyah University Press, 2003) h. 90
23
15
Radian Adi Nugraha, “Analisis Yuridis Mengenai Perlindungan Data Pribadi Dalam
Cloud Computing System Ditinjau Dari Undangundang Informasi Dan Transaksi Elektronik”,
(Universitas Indonesia: Skripsi S1, 2012), h. 30
24
satu berhak menuntut suatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang
lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Sedangkan
perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada
seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk
melaksanakan suatu hal.16
2) Abdul Kadir Muhammad memberikan pengertian perikatan adalah
suatu hubungan hukum yang terjadi antara orang yang satu dengan
orang yang lain karena perbuatan peristiwa atau keadaan. 17 Yang
mana perikatan terdapat dalam bidang hukum harta kekayaan; dalam
bidang hukum keluarga; dalam bidang hukum pribadi. Perikatan yang
meliputi beberapa bidang hukum ini disebut perikatan dalam arti luas.
Berdasarkan pada beberapa pengertian perjanjian diatas, maka dapat
disimpulkan di dalam suatu perjanjian minimal harus ada dua pihak,
dimana kedua belah pihak saling bersepakat untuk menimbulkan suatu
akibat hukum tertentu.
Maraknya bisnis di bidang Syariah dikarenakan bisnis Syariah
dipercaya minim resiko. Pengertian perjanjian dalam Islam tak luput
peneliti bahas. Syariah merupakan Hukum Islam yang berlandaskan Al-
Quran dan Hadits. Dalam islam perjanjian disebut al-„aqdu (akad)
dan al-„ahdu (janji. Pengertian akad secara bahasa adalah ikatan,
mengikat. Dikatakan ikatan (al-rabth) maksudnya adalah menghimpun
atau mengumpulkan dua ujung tali dan mengikatkan salah satunya pada
yang lainnya hingga keduanya bersambung dan menjadi seperti seutas
tali yang satu. Istilah al-„aqdu (akad) terdapat dalam QS. Al-Maidah
(5):1, bahwa manusia diminta untuk memenuhi akadnya.
Menurut Fathurrahman Djamil sebagaimana dikutip oleh Gemala Dewi,
Wirdyaningsih dan Yeni Salma Barlinti, istilah al-„aqdu (akad) ini dapat
disamakan dengan istilah verbintenis (perikatan) dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata. Sedangkan istilah al-„ahdu dapat disamakan
16
Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta : PT. Intermasa.,1985) h. 1
17
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perjanjian,(Bandung: Alumni ,2004), h. 6
27
1) Asas Kebebasan
2) Asas Konsensualisme
18
Gemala Dewi d.k.k., Hukum Perikatan Islam di Indonesia.(Jakarta:Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia. 2007). h. 45
19
A.Qirom Syamsudin Meliala, Pokok-pokok Hukum Perjanjian Beserta
Perkembangannya,( Yogyakarta: Liberty, 2004), h. 9
28
3) Asas Kepercayaan
kepercayaan ini, kedua belah pihak mengikatkan diri dan keduanya itu
mempunyai kekuatan hukum mengikat sebagai undangundang.
4) Asas Kekuatan
Mengikat Asas ini terdapat dalam Pasal 1338 Ayat (1) Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata yang menjelaskan bahwa segala
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya. Sebenarnya dimaksudkan oleh Pasal
tersebut, tidak lain dari pernyataan bahwa tiap perjanjian mengikat
kedua belah pihak,21 yang tersirat pula ajaran asas kekuatan mengikat
yang dikenal juga adagium-adagium “Pacta sunt servanda” yang berarti
janji yang mengikat. Dalam suatu perjanjian mengandung suatu asas
kekuatan mengikat. Terikatnya para pihak pada perjanjian itu tidak
semata-mata terbatas pada yang diperjanjikan, akan tetapi terhadap
beberapa unsur lain sepanjang dikehendaki oleh kebiasaan dan
kepatutan serta moral. Demikianlah sehingga asas moral, kepatuhan dan
kebiasaan yang mengikat para pihak.
Asas ini menetapkan para pihak dalam persamaan derajat tidak ada
perbedaan, walaupun ada perbedaan warna kulit, bangsa, kekayaan,
kekuasaan, jabatan dan lain-lain. Masing-masing pihak wajib melihat
adanya persamaan ini dan mengharuskan kedua belah pihak untuk
menghormati satu sama lain sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.
6) Asas Keseimbangan
21
Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, (Jakarta: P.T. Intermasa, 2004), h. 127
30
7) Asas Moral
8) Asas Kebiasaan
Asas ini diatur dalam Pasal 1339 jo Pasal 1347 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, yang dipandang sebagai bagian dari
perjanjian. Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang
diatur secara tegas, tetapi juga hal-hal yang dalam keadaan dan
kebiasaan yang diikuti.
22
Mariam Firdaus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan,( Bandung:Citra Aditya
Bakti, 2009), h. 88
31
Dalam penelitian skripsi ini peneliti merujuk kepada buku maupun jurnal
terdahulu, tentunya terdapat pembeda yang membedakan apa yang menjadi
fokus masalah yang peneliti teliti, diantaranya :
23
Mariam Firdaus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan,… h. 134
24
Mariam Firdaus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan,… h. 139
32
1
https://inet.detik.com/cyberlife/d-3912429/130-juta-orang-indonesia-tercatat-aktif-di-
medsos, diakses pada tanggal 2 Januari 2019.
2
Rully Nasrullah, media sosial perpektif komunikasi, budaya, dan sosioteknologi,
(Bandung: simbiosa Rekatama Media, 2017), h. 11
33
34
2. Informasi (information)
Informasi merupakan suatu hal yang penting, informasi berasal dari data
para pengguna yang menggunakan media sosial melalui identitas, konten
dan melakukan interaksi maupun transaksi. Bahkan di era informasi seperti
sekarang,m informasi menjadi semacam komoditas dalam masyarakat
informasi (information society). Menurut Undang-Undang No. 11 tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Informasi tidak terbatas
pada tulisan, suara gambar, peta, rancangan, foto, elektronik data
interchange (EDI), surat elektronik, telegram, teleks, telecopy, atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode, Akses, symbol, atau perforasi.
3. Arsip (archive)
Arsip menjadi kekuatan dari media sosial, yakni dapat mengarsip atau
menyimpan data yang ada di dalamnya serta dapat diakses kapan pun
melalui perangkat apapun. 4 Seperti halnya Facebook yang mempunyai
server database yang dapat mengumpulkan, memproses, hingga menyimpan
data-data. Arsip sebuah perusahaan yang mengeluatkan produk berupa
media sosial diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1971 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan, dimana kearsipan merupakan
bagian dari rahasia perusahaan.
4. Interaksi (interactivity)
3
Rully Nasrullah, media sosial perpektif komunikasi, budaya, dan sosioteknologi, h. 16
4
Dwi putri Aulia, Memerangi Berita Bohong Di Media Sosial (Studi Gerakan
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, (universitas Islam Negri, Jakarta, Skripsi s1, 2018) h. 33
35
Media sosial yang ada pada saat ini menjadi simulasi kehiddupan sosial
yang ada pada masyrakat. Setiap yang viral atau sedang diperbincangkan
menjadi sesutau yang nyata. Maka dari itu, Realitas yang ada di media
sosial adalah ilusi.
7. Penyebaran (share/sharing)
5
Rully Nasrullah, media sosial perpektif komunikasi, budaya, dan sosioteknologi, h. 26
6
Dwi putri Aulia, Memerangi Berita Bohong Di Media Sosial (Studi Gerakan
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, h. 35
36
Beberapa istilah yang ada dalam media sosial antara lain adalah Social
Network, SNS dan Communication Network. Secara garis besar media sosial
dan jaringan sosial menggunakan sistem yang sama yaitu media daring yang
terhubung dengan internet. Pada media sosial dan jaringan sosial, ada banyak
orang yang saling terhubung satu sama lain tanpa dibatasi dengan batas
geografis, ruang, bahkan waktu dengan tujuan untuk saling berkomunikasi,
berbagi sesuatu, berpendapat, dan menjalin pertemanan. Antara media sosial
dan jejaring sosial memiliki perbedaan tertentu, terutama pada media yang
digunakan. Media sosial merupakan media interaksi online sepert blog, forum,
aplikasi chatting sampai dengan social network. Contoh dari media sosial
meliputi e-mail, chat, dan lain sebagainya. Sementara jejaring sosial atau social
network merupakan bagian dari media sosial yang merupakan sebuah jejaring
online yang memuat interaksi dan relasi interpersonal yang berupa aplikasi atau
situs web yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan cara
betukar informasi, berkomentar, mengirim pesan personal, mengirim gambar,
video, dan lain sebagainya. Sementara SNS (Social Networking Sites)
merupakan terminologi yang lebih khusus untuk menjelaskan tentang situs
mana yang digunakan untuk melakukan aktivitas jejaring sosial tersebut.
Contoh jejaring sosial sekaligus SNS adalah Facebook, Pinterest, Instagram,
Youtube, Twitter, Path, Tumblr, dsbnya.
B. Profil Facebook
7
https://www.facebook.com/pg/facebook/about/?ref=page_internal diakses pada tanggal
2 Januari 2019
38
Berdasarkan rata-rata trafik situs per bulan, Facebook menjadi media sosial
paling banyak dikunjungi dengan capaian lebih dari 1 miliar juta pengunjung
perbulan. Rata-rata pengunjung Facebook menghabiskan waktu 12 (dua belas)
menit 27 (dua puluh tujuh) detik untuk mengakses jejaring sosial tersebut.
Sebesar 92 (Sembilan puluh dua) persen mengakses Facebook via mobile
dengan perbandingan persentase berdasar gender sebanyak 44 (empat puluh
empat persen) persen untuk wanita dan 56 (lima puluh enam) persen adalah
pengguna pria. Pengguna Facebook didominasi golongan usia 18-24 (delapan
belas sampai dua puluh empat) tahun dengan presentase 20,4 (dua puluh koma
empat) persennya adalah wanita dan 24,2 (dua puluh empat koma dua)
persennya adalah pria.8
8
https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-pemakaian-
medsos-orang-indonesia diakses pada Tanggal 2 Januari
39
kerja, sekolah, perguruan tinggi, atau karakteristik lainnyaa. Nama layanan ini
berasal dari nama buku yang diberikan kepada mahasiswa pada tahun
akademik pertama oleh administrasi universitas di Amerika Serikat dengan
tujuan membantu mahasiswa mengenal satu sama lain. Facebook
memungkinkan setiap orang berusia minimal 13 tahun menjadi pengguna
terdaftar di situs ini.
2. Kebijakan data
9
Ketentuan layanan Facebook, https://www.facebook.com/legal/terms, diakses pada
tanggal 9 januari 2019
43
3) Penggunaan Facebook.
5) Hal-hal yang dilakukan oleh pengguna lain dan data yang mereka
berikan tentang Anda.
6) Informasi Perangkat
10
Kebijakan data Facebook, https://www.facebook.com/about/privacy/update, diakses
pada tanggal 9 januari 2019
47
Stories, dan iklan) dan membuat saran untuk pengguna (misalnya grup
atau acara yang mungkin Anda minati atau topik yang ingin Anda
ikuti) di dalam dan di luar Produknya. Facebook menggunakan
koneksi, preferensi, minat, dan aktivitas pengguna berdasarkan data
yang kumpulkan dan dipelajari dari pengguna dan pengguna lain
(termasuk data dengan perlindungan khusus)
50
51
Kajian yuridis tentang hak privasi atas data pengguna dapat ditemukan
dalam pasal 28 G Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan:”
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya. Serta berhak atas
rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”. Secara ekspilist, Rumusan pasal
28 G Ayat 1 memiliki nuansa perlindungan yang sama dengan rumusan
Article 12 Universal Declaration of Human Rights dan Article 17
International Covenant on Civil and Political Rights yang memberikan
jaminan hak atas privasi. Isi dari Article 12 Universal Declaration of Human
52
Pengguna Wajib:
a. Menjaga kerahasiaan Data Pribadi yang diperoleh, dikumpulkan,
diolah, dan dianalisisnya;
b. Menggunakan Data Pribadi sesuai dengan kebutuhan Pengguna saja;
56
1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain
dengan cara apa pun.
2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apapun
dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik.
3. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apapun
57
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
dengan cara apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan
transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan
suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang
lain atau milik publik.
46
Ketentuan Fitur Facebook Business www.Facebook.com/legal/terms/businesstools
62
47
Kebocoran Data 1 Juta Pengguna Facebook di Indonesia - RDPU Komisi I,
https://wikidpr.org/rangkuman/kebocoran-data-1-juta-pengguna-facebook-di-indonesia---rdpu-
komisi-i-dengan-kepala-kebijakan-publik-facebook-indonesia-dan-vice-president-of-public-
policy-facebook-asia-pacific, diakses pada tanggal 9 Januari 2019
63
48
Kebocoran Data 1 Juta Pengguna Facebook di Indonesia - RDPU Komisi I,
https://wikidpr.org/rangkuman/kebocoran-data-1-juta-pengguna-facebook-di-indonesia---rdpu-
komisi-i-dengan-kepala-kebijakan-publik-facebook-indonesia-dan-vice-president-of-public-
policy-facebook-asia-pacific, diakses pada tanggal 9 Januari 2019
64
Privacy Policy atau kebijakan privasi Facebook juga menjelaskan jenis data
atau informasi yang diterima Facebook, data yang diterima untuk pendataan
mengenai akun, maupun aktivitas pengguna di media sosial tersebut. Ketika
pengguna memperkenankan Facebook untuk menggunakan informasi
mereka, pengguna selalu memiliki akses penuh informasinya. Facebook
dalam Privacy Policy menyatakan bahwa tidak akan membagikan data atau
informasi pengguna kecuali :
Pihak Facebook yang hadir dalam rapat tersebut adalah kepala kebijakan
publik Facebook Indonesia yang bernama Ruben Hattari. Ruben Hattari
memaparkan bahwa sebanyak 748 orang di Indonesia telah memasang
aplikasi this is your digital life yang dikembangkan oleh Dr. Kogan seorang
akademisi dari Cambridge University. Ruben Hattari juga memaparkan
bahwa sebanyak 1.095.918 (satu juta Sembilan puluh lima ribu Sembilan
ratus delapan belas) yang berpotensi terkena dampak sebagai teman dari
pengguna aplikasi. Sehingga total 1.096.666 terkena dampak atau 1,26% (satu
koma dua puluh enam persen) dari total jumlah orang yang terkena dampak
global. Metode yang digunakan Facebook untuk mengidentifikasi orang-
orang yang terkena dampak. Adalah dengan cara Fitur Lokasi, Fitur Lokasi
telah digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang yang terkena dampak,
67
Karena kalau saya lihat poin-poin ini seperti halnya statement atau
deklarasi saja, biasa dalam sebuah aturan kalau ini disebut perjanjian atau
kesepakatan ada klausul bagaimana jika dilanggar. Ini tidak ada disini. Jadi
artinya poin-poin bagaimana dilanggarnya itu tidak ada, kalau tidak dipatuhi,
saya khawatir ini akan jadi pepesan kosong saja Pak Ruben. Terima kasih.
Facebook beberapa kali ditekan oleh Komisi 1 Dewan Perwakilan
Rakyat agar pengguna merasa tenang atas kasus yang terjadi. Namun pihak
Facebook tetap menerangkan secara beberapa kali dalam Rapat Dengar
Pendapat yang digelar oleh Dewan Perwakilan Rakyat Komisi 1 bahwa
Facebook tidak pernah memindahkan atau menjual data kepada pihak ketiga
dan Facebook akan terus melakukan yang terbaik kepada pengguna dan
melindungi data pengguna. Dalam rapat tersebut, pihak Facebook meminta
maaf atas terjadinya kasus perlindungan data yang terulang kembali.
b. Denda administratif;
c. Penghentian sementara; dan/atau
d. Dikeluarkan dari daftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Ayat (4),
Pasal 37 Ayat (2), Pasal 62 Ayat (1), dan Pasal 65 Ayat (4).
Jika kita bandingan dengan hukum yang ada di Eropa, Sanksi yang
didapatkan penyelenggara Sistem Elektronik apabila gagal dalam melindungi
data pengguna terbilang ringan. Eropa dalam regulasinya yaitu GDPR
(General Data Protection Regulation) memberikan Sanksi kepada
Penyelenggara yang lalai dalam melindungi data pegguna sebesar dua puluh
Juta euro atau 4% (empat persen) dari pendapatan perusahaan global. Hal ini
dapat ditemukan dalam Article 83 General Conditions for Imposing
administrative fines
1. Adanya Perbuatan
2. Adanya Unsur Kesalahan
3. Adanya Kerugian
72
PENUTUP
A. Kesimpulan
73
74
B. Rekomemdasi
A. Kitab Suci
Al-Qur’anul Karim
B. Buku
Ibrahim, Johny, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, cet. III, Jawa
Timur: Bayumedia Pubishing, 2007
76
77
Dwi putri Aulia, Memerangi Berita Bohong Di Media Sosial (Studi Gerakan
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, Universitas Islam Negri, Jakarta,
Skripsi S1, 2018
D. Perundang-undangan
E. Website
https://inet.detik.com/cyberlife/d-3912429/130-juta-orang-indonesia-
tercatat-aktif-di-medsos, diakses pada tanggal 2 Januari 2019.
Http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/02/01/Facebook-raup-47-persen-
kenaikan-pendapatan-berkat-lonjakan-iklan-mobile diakses pada 2 januari
2019
https://www.Facebook.com/pg/Facebook/about/?ref=page_internal diakses
pada tanggal 2 Januari 2019
79
https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-
pemakaian-medsos-orang-indonesia diakses pada Tanggal 2 Januari
https://www.Facebook.com/pg/Facebook/about/?ref=page_internal diakses
pada tanggal 2 Januari 2019
https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-
pemakaian-medsos-orang-indonesia diakses pada Tanggal 2 Januari
https://www.viva.co.id/digital/digilife/216981-77juta-data-pengguna-sony-
playstation-dibobol diakses pada tanggal 29 April 2019
http://www.pcworld.com/article/228146/google_issues_patch_to_plug_android
_data_leaks. html Diakses pada 29 April 2019
http://www.detikinet.com/read/2011/06/20/092356/1663626/323/13-juta-data-
pengguna-segadicuri/ Diakses pada 29 April 2019
https://wikidpr.org/rangkuman/kebocoran-data-1-juta-pengguna-Facebook-di-
indonesia---rdpu-komisi-i-dengan-kepala-kebijakan-publik-Facebook-
indonesia-dan-vice-president-of-public-policy-Facebook-asia-pacific,
diakses pada tanggal 9 Januari 2019
80
LAMPIRAN
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93