DI
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK : 8
NAMA : ZULFIKAR
M.ZAKI
IRHAMDA
UNIT/SEM : III/I
PRODY : S-1 HES
PENGASUH : FAJARWATI, MA
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan karunia yang
tidak terhingga sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan baik,
shalawat dan salam kepada janjungan alam Nabi besar Muhammad Saw. pembawa
risalah Allah swt mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat manusia
didunia dan diakhirat.
Makalah ini membahas tentang “Metodologi Pemahaman Islam”. Saya sadar
bahwa penyusun makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan, maka dari ini saya
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa/i. Semoga juga menjadi amal
yang baik dan diterima disisi Allah SWT. Amiin.
Penyusun
Kelompok 8
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A. Kegunaan Metodologi........................................................................... 2
B. Studi Islam............................................................................................ 2
C. Metode Memahami Islam..................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang sangat komplek. Sehingga dalam
memahaminya pun dibutuhkan cara yang tepat agar dapat tercapai suatu pemahaman
yang utuh tentang Islam. Di Indonesia sejak Islam masuk pertama kali sampai saat
ini telah timbul berbagai macam pemahaman yang berbeda mengenai Islam.Sehingga
dibutuhkanlah penguasaan tentang cara-cara yang digunakan dalam memahami
Islam.
Kehadiran agama islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.Di
dalamnya terdapat beberapa petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu
menyikapi hidup dan kehidupan ini secara bermakna dalam arti yang seluas-luasnya.
Gambaran ajaran islam yang demikian ideal itu pernah dibuktikan dalam sejarah dan
manfaatnya dirasakan oleh seluruh umat islam.
Dengan penyajian yang demikian itu, makalah ini diharapkan dapat
membantu pembaca dalam memahami ajaran islam. Dengan demikian makalah ini
menempati posisi sebagai pengantar yang diharakan dapat menunjukan dengan jelas
tentang bagaimana ajaran islam itu seharusnya dipahami. Maka, dalam makalah ini
penulis akan mencoba membahas mengenai metodologi serta beberapa hal yang
berkaitan untuk memahami Islam di Indonesia
B. Rumusan Masalah
1. Apa kegunaan metodologi dalam islam ?
2. Apa yang dimaksud dengan studi islam ?
3. Bagaimana metode dalam memahami ajaran islam ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kegunaan Metodologi
Sejak kedatangan Islam pada abad ke-13M.Hingga saat ini, fenomena
pemahaman ke-Islaman umat Islam Indonesia masih ditandai oleh keadaan amat
variatif.Kondisi pemahaman ke-Islaman serupa ini barangkali terjadi pula di berbagai
negara lainnya.Kita misalnya melihat adanya sejumlah orang yang pengetahuannya
tentang ke-Islaman cukup luas dan mendalam, namun tidak terkoordinasi dan tidak
tersusun secara sistematis.Hal ini disebabkan karena orang tersebut ketika menerima
ajaran Islam tidak sistematik dan tidak terorganisasikan secara baik. Mereka biasanya
datang dari kalangan ulama yang belajar ilmu ke-Islaman secara otodidak atau
kepada berbagai guru yang antara satu dan lainnya tidak pernah saling bertemu dan
tidak pula berada dalam satu acuan yang sama semacam kurikulum.
Selanjutnya kita melihat pula munculnya paham ke-Islaman bercorak tasawuf
yang sudah mengambil bentuk tarikat yang terkesan kurang menampilkan pola hidup
yang seimbang antara urusan duniawi dan urusan ukhrawi.Dalam tasawuf ini,
kehidupan dunia terkesan diabaikan.Umat terlalu mementingkan urusan akhirat,
sedangkan urusan dunia menjadi terbengkalai.Akibatnya keadaan umat menjadi
mundur dalam bidang keduniaan, materi dan fasilitas hidup lainnya.
Kini disadari bahwa kemampuan dalam menguasai materi keilmuan tertentu
perlu diimbangi dengan kemampuan dibidang metodologi sehingga pengetahuan
yang dimilikinya dapat dikembangkan.1
B. Studi Islam
Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa
Arab Dirasah Islamiyah. Sedangkan Studi Islam di barat dikenal dengan istilah
Islamic Studies.Maka studi Islam secara harfiah adalah kajian mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan Islam.Makna ini.sangat umum sehingga perlu ada spesifikasi
5
pengertian terminologis tentang studi Islam dalam kajian yang sistematis dan
terpadu. Dengan perkataan lain, Studi Islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk
mengetahui dan memhami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk
atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan
ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.2
Studi Islam diarahkan pada kajian keislaman yang mengarah pada tiga hal:
1. Islam yang bermuara pada ketundukan atau berserah diri
2. Islam dapat dimaknai yang mengarah pada keselamatan dunia dan akhirat,
sebab ajaran Islam pada hakikatnya membimbing manusia untuk berbuat
kebajikan dan menjauhi semua larangan.
3. Islam bermuara pada kedamaian.
Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan hanya
dilaksanakan oleh kalangan umat Islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh
orang-orang di luar kalangan umat Islam. Studi keislaman di kalangan umat Islam
sendiri tentunya sangat berbeda tujuan dam motivasinya dengan yang dilakukan oleh
orang-orang di luar kalangan umat Islam.Di kalangan umat Islam, studi keislaman
bertujuan untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar
mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar.
Para ahli studi keislaman di luar kalangan umat Islam tersebut dikenal dengan
kaum orientalis (istisyroqy), yaitu orang-orang Barat yang mengadakan studi tentang
dunia Timur, termasuk di kalangan dunia orang Islam. Dalam praktiknya, studi Islam
yang dilaukan oleh mereka, terutama pada masa-masa awal mereka melakukan studi
tentang dunia Timur, lebih mengarahkan dan menekankan pada pengetahuan tentang
kekurangan-kekurangandan kelemahan-kelemahan ajaran agama Islam dan praktik-
praktik pemgalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari uamat Islam.
Nmaun, pada masa akhir-akhir ini banyak juga di antara para orientalis yang
memberikan pandangan-pandangan yang objektif dan bersifat ilmiah terhadap Islam
dan umatnya. Tentu saja pandangan-pandangan yang demikian itu kan bisa
2 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), hal. 143-
145
6
bermanfaat bagi pengembangan studi-studi keislaman di kalangan umat Islam
sendiri.3
3 Ibid., hal.149
7
2. Dengan mempelajari Kitab suci Al-Qur’an dan membandingkan dengan
kitab-kitab samawi (atau kitab-kitab yang dikatakan sebagai samawi) lainnya.
3. Mempelajari kepribadian Rasul Islam dan membandingkannya dengan tokoh-
tokoh besar pembahruan yang pernah hidup dalam sejarah.
4. Mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan membandingkan tokoh-tokoh
utama agama maupun aliran-aliran pemikiran lain.
Menurut Nasruddin Razzak metode memahami Islam sama dengan Ali
Syariati menawarkan metode pemahaman Islam secara menyeluruh. Memahami
Islam secara menyeluruh adalah penting walaupun tidak secara detail. Begitulah cara
paling minimal untuk memahami agama paling besar sekarang ini agar menjadi
pemeluk agama yang mantap dan untuk menumbuhkan sikap yang hormat bagi
pemeluk agama lainnya. Untuk memahami agama Islam secara benar Nasruddin
Razak mengajukan empat cara :
1. Islam harus dipelajari dari sumber aslinya Al-Qur’an dan hadits. Kekeliruan
memahami Islam, karena orang mengenalnya dari sebagian ulama dan
pemeluknya yang telah jauh dari bimbingan Al-Qur’an dan Al-Sunah, atau
melalui pengenalan dari sumber kitab-kitab fiqh dan tasawuf yang
semangatnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Mempelajari
Islam dengan cara demikian akan menjadikan orang tersebut sebagai pemeluk
Islam yang sinkretisme, yakni bercampur dengan hal-hal yang tidak islami
jauh dari ajaran islam yang murni.
2. Islam harus di pelajari dengan integral, tidak dengan cara persial artinya ia
dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak secara
sebagian saja. Memahami Islam secara persial akan membahayakan,
menimbulkan skeptis, bimbang dan penuh keraguan.
3. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar dan
sarjana-sarjana Islam, karena pada umumnya mereka memiliki pemahaman
Islam yang baik yaitu pemahaman yang lahir dari perpaduan ilmu yang dalam
terhadap ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah dengan pengalaman yang
indah dari praktek ibadah yang dilakukan setiap hari.
8
4. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan teologi normatif yang ada dalam
al-Qur’an, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris
dan sosiologis yang ada di masyarakat.4
Metode lain yang diajukan Mukti Ali adalah metode tipologi. Metode ini
banyak ahli sosiologi dianggap obyektif berisi klasifikasi topik dan tema sesuai
dengan tipenya, lalu dibandingkan dengan topik dan tema yang mempunyai tipe yang
sama. Metode ini juga untuk memahami agama Islam, juga agama-agama lain, kita
dapat mengindentifikasi lima aspek dari ciri yang sama dari agama lain, yaitu:
1) Aspek ketuhanan.
2) Aspek kenabian.
3) Aspek kitab suci.
4) Aspek keadaan sewaktu munculnya nabi dan orang-orang yang didakwahinya
serta individu-individu terpilih yang dihasilkan oleh agama itu.
Agar kita dapat memahami dengan betul ciri-ciri tuhan, kita harus kembali
kepada al-Quran dan Hadis Nabi serta keterangan yang diberikan para pemikir
Muslim dalam bidang itu.Dari beberapa metode diatas kita melihat bahwa metode
yang dapat digunakan untuk memahami Islam secara garis besar ada dua macam.
Pertama metode Komparasi, yaitu suatu cara memahami agama dengan
membandingkan seluruh aspek yang ada dalam agama Islam tersebut dengan agama
lainnya, dengan demikian akan dihasilkan pemahaman Islam yang obyektif dan utuh.
Kedua, Metode sintesis yaitu suatu cara memahami Islam yang memadukan antara
metode ilmiah dengan segala cirinya yang rasional objektif, kritis dan seterusnya
dengan metode teologis normatif.
Metode ilmiah digunakan untuk memahami Islam yang terkandung dalam
kitab suci.Melalui metode teologis normatif ini seseorang memulai dari meyakini
Islam sebagai agama yang mutlak benar. Hal ini didasarkan pada alasan, karena
agama bersal dari Tuhan, dan apa yang berasal dari Tuhan Mutlak benar, maka
agamapun mutlak benar. Setelah itu dilanjutkan dengan melihat agama sebagai
norma ajaran yang berkaitan dengan aspek kehidupan manusia yang secara
9
keseluruhan diyakini amat ideal. Melalui metode teologi normatif yang tergolong tua
usianya ini dapat dihasilkan keyakinan dan kecintaan yang kuat, kokoh dan militan
pada Islam, sedangkan metode ilmiah yang dinilai sebagai tergolong muda usianya
ini dapat dihasilkan kemampuan menerapkan Islam yang diyakini dan dicintainya itu
dalam kenyataan hidup serta memberi jawaban terhadap berbagai permasalahan yang
dihadapi manusia.5
5 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, ( Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), hal. 152-
161
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metodologi merupakan ilmu tentang cara. Dalam pembahasan ini metodologi
memahami islam merupakan ilmu tentang cara memahami agama islam baik secara
utuh dan komprehensif. Berbagai aspek yang ada dalam al-Quran jika dipelajari
secara menyeluruh akan menghasilkan pemahaman Islam yang menyeluruh. Menurut
Ali Syari’ati, ada berbagai cara memahami Islam :
1. Dengan mengenal Allah dan membandingkan-Nya dengan sesembahan
agama lain.
2. Dengan mempelajari Kitab suci Al-Qur’an dan membandingkan dengan
kitab-kitab samawi (atau kitab-kitab yang dikatakan sebagai samawi) lainnya.
3. Mempelajari kepribadian Rasul Islam dan membandingkannya dengan tokoh-
tokoh besar pembahruan yang pernah hidup dalam sejarah.
4. Mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan membandingkan tokoh-tokoh
utama agama maupun aliran-aliran pemikiran lain.
Sedangkan menurut Nasruddin Razak ada 4 cara,yaitu :
1. Islam harus dipelajari dari sumber aslinya Al-Qur’an dan hadits. Kekeliruan
memahami Islam, karena orang mengenalnya dari sebagian ulama dan
pemeluknya yang telah jauh dari bimbingan Al-Qur’an dan Al-Sunah, atau
melalui pengenalan dari sumber kitab-kitab fiqh dan tasawuf yang
semangatnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Islam harus di pelajari dengan integral, tidak dengan cara persial artinya ia
dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak secara
sebagian saja. Memahami Islam secara persial akan membahayakan,
menimbulkan skeptis, bimbang dan penuh keraguan.
3. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar dan
sarjana-sarjana Islam,
11
4. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan teologi normatif yang ada dalam
al-Qur’an, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris
dan sosiologis yang ada di masyarakat.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah kami ini banyak terdapat kekurangan
dikarenakan kekurangan referensi dari pada pemakalah, oleh karna itu kami
mengharapkan kritikan atau saran yang membangun dari pada pembaca agar makalah
kedepannya lebih baik dari pada sekarang.
12
DAFTAR PUSTAKA
13