Dibuat Oleh :
Kelompok 1
Safaruddin (321 18 078)
Teman Kelompok :
Rian Indrawan (321 18 076)
Rizaldy Agus Riansyah (321 18 077)
Siti Aulia Wulandari Indrawan (321 18 079)
DAFTAR ISI
ii
Laboratorium Power System
iii
Laboratorium Power System
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
2. Untuk menentukan sisi tegangan transformator yang lebih tinggi dari sisi
1
Laboratorium Power System
dimaksudkan untuk:
tidak.
terjadi karena desain yang buruk, pemasangan yang kurang baik, penanganan
yang tidak sesuai prosedur, beban lebih (overloading) ataupun karena pemeliharan
pengukuran tahanan sebagai indikasi bahwa tidak ada rangkaian belitan yang open
ratio antara belitan primer dan belitan sekunder. Dan setiap perubahan tap ini
2
Laboratorium Power System
suhu pada belitan yang sama bila dilakukan pengukuran tahanan berikutnya. Dari
Tahanan belitan dc pada dua suhu, T1 dan t2, akan bernilai R1 dan r2.
Hubungan antara tahanan belitan dan suhu rata-rata seperti pada persamaan
berikut:
𝑅 𝑇 +𝑇
=
𝑅 𝑇 +𝑇
Dimana:
DC V
3
Laboratorium Power System
tranformator)
4. Thermometer
4
Laboratorium Power System
diukur.
5. Lakukan pengukuran seperti pada gambar 4.2, dimulai dari belitan fase R
atau U sisi primer dan sisi sekunder. Karena sisi sekunder terdapat tapping
1u2, 2u1 – 2u2 dan 1u1 – 2u2 dengan menghubungkan (jumper) 1u2 –
2u1.
6. Ulangi langkah no. 5 untuk fase lainnya (Fase S atau V dan fase T atau W)
5
Laboratorium Power System
6
Laboratorium Power System
(tegangan rendah). Pengukuran dilakukan tiap-tiap fasa R,S, dan T pada setiap sisi
Dari data yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa nilai kumparan sisi
primer lebih tinggi dibandingkan sisi sekunder baik pada fase R, fase S maupun
fase T. Seperti yang dapat dilihat, pada fase R sisi primer memiliki nilai tahanan
belitan yang paling besar di 1U1-1U2 = 8,9 Ω sedangkan sisi sekunder nilai
terbesar pada 2U1-3U2 = 4,1 Ω . Pada fase S, sisi primer memiliki nilai tahanan
belitan yang paling besar di 1V1-1V2 = 9,4 Ω sedangkan sisi sekunder nilai
terbesar pada 2V1-3V2 = 3,8 Ω. Pada fase T, sisi primer memiliki nilai tahanan
belitan yang paling besar di 1W1-1W2 = 9,0 Ω sedangkan sisi sekunder nilai
lebih tinggi dibanding sisi sekunder. Serta transformator masih dalam kondisi
yang stabil karena hasil pengukuran yang diperoleh pada setiap fasa tidak
BAB VI KESIMPULAN
7
Laboratorium Power System
LAMPIRAN
8
Laboratorium Power System
9
Laboratorium Power System
10