Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal yang berjudul"TERAPI BERMAIN BONGKAR PASANG
ORGAN TUBUH". Proposal ini disusun sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Anak.
Penulis makalah ini berbekal materi yang diperoleh dari kelas dan tidak lepas dari
bantuan, bimbingan dan masukan dari berbagai pihak serta kutipan materi diambil dari internet
dengan sumber yang tertera. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kepada yang terhormat :
1. Dr. A. Aziz Alimul Hidayat S. Kep,. Ns., M. Kep, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Lamongan
4. Lilis Maghfurohi S.Kep,. Ns., M.Kep selaku Dosen PJMK sekaligus Dosen Pengampu Mata
Kuliah Keperawatan Anak.
Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang bagaimana
cara melakukan terapi bermain, salah satunya terapi bermain Bongkar pasang organ tubuh.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita.Aamiin.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi saat ini permainan juga ikut
tumbuh dan berkembang khususnya melalui media-media elektronik seperti ponsel, game
player, dan televisi. Permainan-permainan anak sewaktu masih kecil dulu kini sudah hampir
tidak ada, khususnya untuk anak-anak yang tinggal diperkotaan, mereka tidak akan pernah
mengenal permainan tradisional yang ada di pedesaan. Permainan yang tersedia saat ini tidak
semua mengandung unsur pendidikan yang dapat membantu pertumbuhan otak anak. Ada
beberapa bentuk dan jenis permainan yang mengandung unsur pendidikan yang dapat
membantu proses tumbuh kembang anak dan ada yang berdampak negatif terhadap anak.
Memilih alat permainan edukatif yang mencerdaskan anak saat ini memang tidak mudah
Tumbuh kembang anak yang pernah menggunakan alat permainan edukatif mempunyai
perbedaan dalam pemberian stimulasi, anak yang pernah menggunakan alat permainan, anak
mendapatkan stimulasi yang lebih, dibandingkan anak yang tidak menggunakan permainan
edukatif (Karli, 2007). Menurut Nursalam (2005) permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak sesuai usia dan tingkat perkembangannya serta berguna
untukpengembangan aspek fisik, bahasa, kognitif dan sosial anak adalah APE. Sebelum
memberikan permainan pada anak, orang tua seharuanya mengetahui maksud dan tujuan
permainan yang akan diberikan, untuk mengetahui perkembangan anak lebih lanjut (Harlisa,
2010).
1.2 Tujuan
c. Merangsang anak belajar sistem organ tubuh yaitu saat memulai menyebutkan nama organ
tubuh
d. Meningkatkan keterampilan anak
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Sedangkan menurut Adriana (2011), Bermain adalah salah satu stimulasi yang tepat bagi
anak untuk merangsang daya pikir anak untuk mendayagunakan aspek emosional, sosial, dan
fisiknya.
1. Bermain Aktif
Dalam bermain aktif kesenangan timbul dari apa yang dilakukan individu apakah dalam bentuk
kesenangan berlari atau membuat sesuatu dengan lilin atau cat. Anak-anak kurang melakukan
kegiatan bermain secara aktif ketika mendekati masa remaja dan mempunyai tanggung jawab
lebih besar di rumah dan di sekolah serta kurang bertenaga karena pertumbuhan pesat dan
pertumbuhan tubuh.
2. Bermain Pasif
Dalam bermain pasif atau “hiburan” kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Pemain
menghabiskan sedikit energy. Anak yang menikmati temannya bermain, memandang hewan
atau orang ditelevisi, menonton adegan lucu atau membaca buku adalah bermain tanpa
mengeluarkan banyak tenaga, tetapi kesenangannya hampir seimbang dengan anak yang
menghabiskan sejumlah besar tenaganya di tempat olah raga atau tempat bermain.
Pada semua usia, anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan
ke masing-masing jenis bermain itu tidak bergantung pada usia, tetapi pada kesehatan dan
kesenangan yang diperoleh dari masing-masing kategori. Meskipun umumnya permainan aktif
lebih menonjol pada awal anak-anak dan permainan hiburan ketrika anak mendekati masa
puber, namun hal itu tidak selalu benar. Sebagai contoh, anak kecil yang lebih menyukai
menonton televisi dari pada bermain aktif karena mereka belum belajar permainan yang
disukai teman sebayanya, dan akibatnya mereka tidak diterima sebagai anggota kelompok
teman sebaya (Hurlock, 1997.hal:320).
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai sarana
atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai pendidikan dan dapat merangsang
pertumbuhan otak anak mengembangkan seluruh aspek kemampuan (potensi) anak.
Sedangkan menurut Shofyatun A. Rahman alat permainan edukatif adalah “alat permainan
yang dirancang khusus untuk kepentingan pendidikan khususnya untuk anak prasekolah dalam
meningkatkan aspek-aspek perkembangan semua potensi anak. (Shofiatun,2010)
a. Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan yang sedang dijalankan
b. Tidak membutuhkan basnyak energi
c. Harus mempertimbangkan keamanan anak
d. Dilakukan pada kelompok umur yang sama
e. Melibatkan orang tua
f. Bila keadaan anak masih lemah, maka gunakan bentuk permainan pasif
2.2.2 Rencana Bermain
Permainan yang kita lakukan adalah menggunakan mainan bongkar pasang organ tubuh.
Bongkar pasang adalah suatu jenis alat permainan yang bisa membantu membangun koordinasi
mata, tangan, dan untuk belajar tentang konsep pemasangan. Hal yang pertama dilakukan
dalam permainan ini adalah menyiapkan permainan dengan jumlan pemain satu atau dua
orang. Kemudian lepaskan (bongkar) semua organ tubuhnya lalu pasang kembali dengan
mencocokan angka yang sesuai dialas dengan organ tubuh. Ajarkan anak mengenal organ
tubuh warna, huruf ,dan angka kemudian jelaskan nama organ tersebut.
1. Social effective play yaitu permainan yang berhubungan dengan orang lain
2. Sense pleasure play yaitu permainan yang berhubungan dengan kesenanga
3. Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberikan rasa senang pada
anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikiran
cemas, takut, sedih tegang dan nyeri
2.4.1 Pengertian
2.4.2 Manfaat
o Kain flanel
o Kardus
o Lem bakar
o Kertas bufallo
o Gunting
o Pensil
o Penggaris
o Kretekan /valcro
o Spidol
BAB 3
SUB POKOK BAHASAN : terapi bermain pada usia anak 8-12 tahun
HARI / TANGGAL : senin,25 oktober 2021
TEMPAT :RS muhammadiyah lamongan
WAKTU : 60menit (jam 09.00-10.00)
Untuk membantu membangun koordinasi mata, tangan, dan untuk belajar tentang
konsep pemasangan.
Pasien usia anak 8-12 tahun yang dirawat dirumah sakit muhammadiyah lamongan
5. KRITERIA
5. Pasien kooperatif
7. ATURAN BERMAIN
8. PENGORGANISASISAN
1. Leader :
2. Co-leader :
3. Observer :
4. Fasilitator :
9. DESKRIPSI TUGAS
Leader :
2. Membuka pertemuan
Fasilitator :
Observer :
2. Memberi penilaian
: leader
: fasilitator
: co- leader
: observer
: peserta
11. SUSUNAN KEGIATAN
1. Evaluasi struktur
1. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan pada tanggal 10 0ktober 2021 yang dimulai dengan
pembuatan proposal terapi bermain. Pada tanggal 12 oktober 2021 kontrak waktu dengan
kepara RS Muhammadiyah Lamongan. Pada saat kontrak waktu dengan kepala ruangan judul
terapi bermain yang diajukan diijinkan karena pada saat itu terdapat pasien anak usia 8-12
tahun. Selanjutnya dilakukan persiapan untuk pelaksaanaan terapi bermain dengan
menyiapkan peralatan dan medianya.
2. Pelaksanaan
1) Kegiatan dimulai pukul 09.00 sampai 10.00 WIB . waktu terapi bermain sesuai dengan
yang sudah direncanakan. Kegiatan dilakukan dirumah sakit Muhammadiyah
Lamongan.
2. Mempersiapkan peserta
2. Memperkenalkan diri
4. Kontrak bermain
2. Memberikan pujian.
Tahap Evaluasi
a.