Pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum yang didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.1
Pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang
disajikan bisa beradaptasi dengan peserta didik.
Pendekatan pembelajaran adalah melihat pembelajaran sebagai proses belajar peserta didik yang
sedang berkembang untuk mencapai perkembangannya. Pendekatan adalah suatu rangkaian tindakan
yang terpola atau terorganisasi berdasarkan prinsip tertentu (filosofis, psychologist, didaktis, dan
ekologis) yang terarah secara sistematis pada tujuan yang hendak dicapai. Pendekatan pembelajaran
adalah jalan yang akan ditempuh oleh guru dan peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu.
Jadi, yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran adalah langkah yang ditempuh yang berdasarkan
prinsip tertentu yang terarah pada tujuan yang ingin dicapai atau dapat dikatakan pendekatan adalah
titik tolak penggunaan model pembelajaran metode dan strategi pembelajaran. Dilihat dari
pendekatannya pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan yaitu (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat kepada peserta didik (student centered approach), dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat kepada guru (teacher centered approach).2
1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang terhadap proses pembelajaran yang sifatnya masih
umum.
Pendekatan menurut prosesnya dibedakan menjadi pendekatan yang berorientasi pada guru (teacher
centered approach) dan pendekatan yang berorientasi pada peserta didik (student centered approach).
Pendekatan berorientasi pada guru menggunakan sistem pembelajaran konvensional, dimana hampir
seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru.
Kelebihannya, guru memiliki kebebasan untuk mengatur alokasi waktu pembelajaran. Sedangkan
kelemahannya peserta didik cenderung pasif dan hanya terjadi komunikasi satu arah.Pendekatan
pembelajaran berorientasi pada peserta didik lebih banyak melibatkan peserta didik untuk berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran. Selama pembelajaran guru hanya berperan sebagai fasilitator, pembimbing,
dan pemimpin.
Kelebihan pendekatan ini, yaitu peserta didik mendapatkan kebebasan yang bertanggungjawab dalam
menentukan pengalaman belajarnya dan memanfaatkan fasilitas yang ada.
Sedangkan kelemahannya alokasi waktu yang kurang efisien dan guru tidak dapat mengetahui
kompetensi yang diharapkan.
Pendekatan pembelajaran dilihat dari segi materi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pendekatan
kontekstual dan pendekatan tematik.
Pendekatan tematik merupakan suatu pembelajaran dimana materi yang akan dipelajari peserta didik
disampaikan dalam bentuk tema yang dianggap relevan.
Pembelajaran dengan pendekatan tematik dapat dilakukan dengan satu disipin ilmu atau multi disiplin
ilmu.3
2.Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambarkan dari awal sampai akhir
pembelajaran yang disusun oleh seorang pendidik.
Model pembelajaran adalah bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran.Di dalam sebuah model pembelajaran, terdapat sintaks yang menggambarkan
keseluruhan langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran.
Suatu sintaks pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan yang perlu dilakukan oleh guru dan
peserta didik, urutan kegiatan, dan tugas-tugas khusus yang harus dilakukan peserta didik.
Beberapa contoh model pembelajaran adalah discovery learning. problem based learning, dan project
based learning.
Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengembangkan cara belajar aktif dengan
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, dan hasil yang diperoleh akan lama diingat. Model discovery
menekankan pada pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide terhadap
suatu disiplin ilmu melalui keterlibatan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran.
Problem based learning merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah
dunia nyata.
Di dalam problem based learning diharapkan peserta didik dapat memiliki kecakapan dalam
memecahkan masalah, kecakapan berfikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan
interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan pencarian dan pengolahan informasi.
Sedangkan project based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam isu-
isu dan masalah kompleks dunia nyata dan peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan
ketrampilannya dalam berbagai konteks.
Peserta didik melakukan riset, ketrampilan merencanakan, berfikir kritis, dan keterampilan memecahkan
masalah.
Di dalam project based learning segala aktivitas peserta didik mengarah pada tujuan akhir untuk
menghasilkan suatu produk.4
3. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran diartikan sebagai sebuah cara yang dipergunakan dalam pengimplementasian
rencana yang telah disusun dalam suatu kegiatan nyata untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Nana sudjana (2005:76) metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengajarkan materi kepada peserta didik. Pilihan
penggunaan metode tergantung pada apa yang ingin diajarkan, siapa yang kita ajar dan tingkat
kompetensi yang diharapkan. Materi dapat dibagi menjadi tiga dominan pengetahuan, sikap, dan nilai.
Ketika kita mengajarkan pengetahuan, kita dapat menggunakan berbagai metode, dengan tujuan agar
peserta didik aktif terlibat dalam pembelajaran. Ketika mengajar keterampilan, kita perlu menunjukkan
aspek penting, mengawasi peserta didik melaksanakan keterampilan. Saat mengajarkan sikap kita perlu
menggunakan metode tertentu agar peserta didik mampu memahami penerapan sikap dalam situasi
tertentu.
Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan dalam proses belajar-mengajar ada banyak metode pembelajaran yang bisa kita gunakan
kepada para siswa berikut beberapa metode misalnya nya :
1.Metode ceramah
Metode ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan. Dapat digunakan alat bantu seperti
gambar-gambar, peranan dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat
pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh pengajar.
Ceramah termasuk metode paling banyak dan sudah sejak lama ada dalam proses pembelajaran.
Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah peserta didik
pada waktu dan tempat tertentu. Artinya metode ini adalah suatu metode pengajaran dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah peserta didik yang pada
umumnya mengikuti secara pasif.
Menurut karakteristiknya, metode ceramah cocok untuk materi atau pengetahuan yang berbentuk
konsep dan fakta. Informasi yang bersifat pengetahuan praktis dapat menggunakan metode ceramah
antara lain pelajaran agama, sejarah dan lain-lain. Selain itu, metode ceramah juga dapat diterapkan
pada pembelajaran yang jumlah peserta didiknya cukup besar dimana metode lain kurang efektif.5
Firman Allah yang berkaitan dengan metode ceramah adalah dalam Q.S An-nahl (16):125 sebagai
berikut
Terjemahnya:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhan-Mu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk."
Ayat di atas mengandung ajaran kepada rasul tentang cara melancarkan dakwah atau seruan kepada
manusia agar berjalan di atas jalan Allah. Yaitu dalam menyampaikan dakwah hendaknya dengan
hikmah (kebijaksanaan) iyalah dengan cara bijaksana, akal budi yang mulia. Adapun mau'izhatu Hasanah
yaitu dengan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik yang disampaikan dengan nasehat.6
Metode tanya jawab adalah cara penyampaian suatu pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru
kepada siswa atau dari siswa kepada guru agar diperoleh jawaban keputusan materi melalui jawaban
lisan guru atau siswa. Dalam metode tanya jawab, buruh dan siswa sama-sama aktif. Rasa ingin tahu
siswa harus di tumbuh suburkan agar ia menjadi manusia yang kreatif. Untuk itu guru harus menguasai
keterampilan bertanya dan juga harus mempunyai semangat yang tinggi dalam menciptakan situasi
yang kondusif bagi terlaksananya tanya jawab yang mendidik.
3. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan tindakan atau prosedur yang dilakukan
misalnya: proses mengerjakan sesuatu, proses menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara
dengan cara lain, atau untuk mengetahui/melihat kebenaran sesuatu.
4.Metode Diskusi
Sanjaya (2006),dan Sumantri dan Permana (1998/1999) menyatakan bahwa metode diskusi diartikan
sebagai siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk
membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.
Dalam diskusi ini guru berperan sebagai pemimpin diskusi atau guru dapat mendelegasikan tugas
sebagai pemimpin itu kepada siswa, walaupun demikian guru masih harus mengawasi pelaksanaan
diskusi yang dipimpin oleh siswa itu. Pendelegasian itu terjadi kalau siswa dalam kelas dibagi menjadi
beberapa kelompok diskusi pemimpin diskusi harus mengorganisir kelompok yang dipimpinnya agar
setiap anggota diskusi dapat berpartisipasi secara aktif.
5.Metode simulasi
Metode simulasi adalah suatu usaha pembelajaran untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu
konsep atau prinsip, atau sesuatu keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam
situasi tiruan. Melalui simulasi siswa akan mampu menghadapi kenyataan yang mungkin terjadi secara
lebih efektif dan efisien.
Metode kerja kelompok adalah penyajian materi dengan cara pemberian tugas tugas untuk mempelajari
sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan. 6
metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan
yang dapat dikelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan
pengajaran tertentu dengan sistem gotong-royong.
7. Metode latihan
Zuhairini mendefinisikan bahwa metode drill adalah suatu metode dalam pengajaran dengan jalan
melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.7 latihan bermaksud agar
pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya,
sedangkan ulangan hanya untuk sekedar mengukur sejauh mana dia telah menyerap pengajaran
tersebut.8
4.Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara-cara tertentu yang digunakan secara prosedural dan sistematis dalam
suatu aktivitas pembelajaran, dalam rangka meningkatkan kualitas hasil dan proses belajar.Di dalam
strategi pembelajaran tersirat makna perencanaan. Hal ini berarti bahwa strategi pembelajaran
hakikatnya masih bersifat konseptual berkenaan keputusan-keputusan yang nantinya akan diambil
dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran.
Ditinjau dari cara menyajikan materi, strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu strategi
pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif.
Strategi pembelajaran deduktif berupaya untuk menyajikan materi dari umum ke khusus, atau dimulai
dari hal-hal yang abstrak menuju hal-hal yang konkret.
Sedangkan strategi pembelajaran induktif, menyajikan materi yang konkret selanjutnya diarahkan pada
materi yang kompleks, atau dimulai dari hal khusus menuju hal yang sifatnya umum.
5. Teknik Pembelajaran
Teknik mengajar adalah penerimaan secara khusus atau metode pembelajaran yang telah disesuaikan
dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa.
Misalnya teknik mengerjakan perkalian dengan penjumlahan berulang dan atau dengan teknik yang
lainnya.10
Sedangkan teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode.
Dapat juga dikatakan bahawa apabila antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Pembelajaran Alquran hadis sebagai landasan yang integral dari pendidikan agama, memang bukan
satu-satunya yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi secara
substansial mata pelajaran Alquran hadis memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk mempraktekkan nilai nilai keyakinan keagamaan dan akhlakul karimah dalam
kehidupan sehari-hari.
Alquran adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Untuk menjadi
pedoman hidup bagi manusia. Sesungguhnya Alquran itu menjadi mukjizat karena ia datang dengan
bahasa yang paling fasih dalam susunan yang paling benar dan mengandung pengertian pengertian yang
benar berupa keesaan Allah SWT.11
Terjemahanya:
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menjelaskan. Dengan kitab
itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya kejalan keselamatan, dan (dengan
kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang beneran
dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.12
Al-Qur'an hadits adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diberikan untuk
memahami dan mengamalkan Alquran sehingga mampu membaca dengan fasih, menerjemahkan,
menyimpulkan isi kandungan, menyalin dan menghafal ayat-ayat yang terpilih serta memahami dan
mengamalkan hadits-hadits pilihan sebagai pendalaman bekal untuk mengikuti jenjang pendidikan
berikutnya.
Mempelajari Alquran hadis bertujuan agar peserta didik gemar membaca Alquran dan hadis dengan
benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan pedoman dalam seluruh aspek
kehidupan. Dengan demikian pembelajaran Alquran hadits memiliki fungsi lebih istimewa dibanding
dengan yang lain dalam hal mempelajari Al-Qur'an.13
Dalam pembelajaran Alquran hadis pendekatan pendekatan yang dapat digunakan adalah: pertama
pendekatan, pendekatan ini digunakan karena didasari oleh pemikiran bahwa setiap kegiatan belajar
mengajar, harus diterapkan terlebih dahulu adalah tujuan yang hendak dicapai. Kedua adalah
pendekatan struktural. Pendekatan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa Alquran hadis dinas dinarasikan
dalam bahasa Arab, yang memiliki kaidah, norma, dan aturan sendiri, khususnya dalam membaca dan
menuliskannya. Atas dasar itu, maka pembelajaran Alquran hadis menekankan pada penguasaan kaidah-
kaidah pembacaan dan penulisan Alquran hadis dalam bahasa Arab. Lebih khusus lagi Alquran memiliki
ilmu tersendiri tentang kaidah membacanya yang disebut ilmu tajwid.
Pendekatan lain yang perlu mendapat tindak lanjut, sebagaimana yang diutarakan oleh Tolkhah(2004),
adalah : pertama, pendekatan psikologis. Pendekatan ini perlu dipertimbangkan mengingat aspek
psikologis manusia yang meliputi aspek rasional atau intelektual, aspek emosional dan aspek ingatan.
Kedua, pendekatan sosial-cultural. Suatu pendekatan yang melihat dimensi manusia tidak saja sebagai
individu melainkan juga sebagai makhluk sosial budaya yang memiliki berbagai potensi yang signifikan
bagi pengembangan masyarakat, dan juga mampu mengembangkan sistem budaya dan kebudayaan
yang berguna bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidupnya. Sedangkan departemen agama (2004)
menyajikan beberapa pendekatan yang dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran Alquran hadis
yaitu: pendekatan keimanan/spiritual, pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan
rasional, pendekatan, pendekatan fungsional, pendekatan keteladanan.14