Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

KELAYAKAN APOTEK

OLEH

KELOMPOK 3 :
1. AFRIANCE UN [18650152]
2. IQBAL FIRMANDANA [18650153]
3. RISMA DYARUMMAYA [18650154]
4. ISMATUL MAULA [18650156]
5. FIONA IKHO R.K [18650157]

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2021
Study kelayakan
Pendirian APOTEK “BAHAGIA”

A. LATAR BELAKANG PENDIRIAN APOTEK


Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya mempunyai dua fungsi
yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit oriented). Dalam
fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotik adalah menyediakan obat-obatan dan
perbekalan farmasi yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Sedangkan fungsi apotek sebagai institusi bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh
keuntungan karena investasi yang ditanam pada apotek dan operasionalnya cukup besar. Pada
saat ini kegiatan  pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat
sebagai komoditi menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran apoteker diharapkan dapat menyeimbangkan antara
aspek kefarmasian dan aspek ekonomi demi kepentingan  pasien.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2003, definisi apotek
adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan  perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat. Dalam peraturan ini seorang apoteker bertanggungjawab atas
pengelolaan apotek, sehingga pelayanan obat kepada masyarakat akan lebih terjamin
keamanannya, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya mempunyai dua fungsi
yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit oriented). Dalam
fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotek adalah menyediakan obat‐obatan
yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi
apotek sebagai institusi bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan, dan hal ini dapat
dimaklumi mengingat investasi yang ditanam pada apotek dan operasionalnya juga tidak sedikit.

Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan berkewajiban menyediakan sumber
informasi mengenai perbekalan farmasi bagi pasien, tenaga kesehatan yang lain dan masyarakat
pada umumnya. Apotek juga dituntut mampu memberikan pelayanan swamedikasi, hal ini
didorong oleh kecenderungan masyarakat yang lebih memilih swamedikasi untuk pencegahan
dan peningkatan kesehatan. Seorang apoteker di apotek memiliki kewenangan dan tanggung
jawab  penuh terhadap perbekalan farmasi, selain juga harus dapat menjalankan fungsi sebagai
seorang manager yang baik melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian,  pelaksanaan dan
pengendalian semua kegiatan di apotek. Seorang apoteker yang  profesional diperlukan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang juga harus ditunjang dengan pola pikir dan perilaku yang
sesuai dengan kode etik profesi serta undang-undang yang berlaku. Selain untuk sarana
pelayanan kesehatan, apotek juga merupakan salah satu sarana pengabdian apoteker yang telah
disumpah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MenKes/Per/X/1993 tentang Ketentuan


dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, disebutkan bahwa apotek adalah suatu tempat tertentu,
tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran  perbekalan farmasi kepada masyarakat.
Untuk dapat memenuhi peraturan tersebut, studi kelayakan dilakukan sebelum apotek didirikan.

B. VISI dan MISI


1. Visi : Menjadi apotek Pioner yang menerapkan Branch Image Entrepreneurship sehingga
mampu mencapai keuntungan yang optimal dengan memberikan pelayanan berbasis
Pharmaceutical Care yang tepat, cermat dan cepat dengan dasar profesionalisme dan kode
etik Farmasi.
2. Misi

Misi dari apotek ini adalah :

 Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya yang bermutu,
berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
 Melaksanakan Pharmaceutical Care secara profesional.
 Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta senantiasa
melakukan perbaikan.
 Menerapkan prinsip Eight Star Pharmacist (care giver, decision maker,
communicator, manager, life long learner, researcher, leader, teacher)
 Mengutamakan keselamatan dan kepentingan pasien. f. Melaksanakan sistem
manjemen yang efektif dan efisien

C. TUJUAN PENDIRIAN APOTEK

1. Menerapkan nila-nilai enterpreneurship dalam bidang kefarmasian


2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat akan perbekalan farmasi (obat, bahan obat dan
alat kesehatan)
3. Memperkenalkan profesi apoteker kepada masyarakat dengan menerapkan
Pharmaceutical Care

D. NAMA DAN ALAMAT APOTEK

Nama Apotek : Apotek Bahagja Farma

Alamat : Jl. A.M Sangaji No. 75 Kel. Karangwaru Kec. Tegal Rejo, Kota
Yogyakarta

Apoteker (APA) : Febriana P Tyas, S.Farm, Apt.

Apoteker Pendamping : Milawati mansur, S.Si, Apt

Pemilik Sarana Apotek : Febriana P Tyas, S.Farm, Apt.

Muh. Takdir. S. Farm, Apt


Indra Saputra, S.Si, Apt
E. ASPEK LOKASI

Apotek Bahagia Farma yang akan didirikan terletak di lokasi di Jl. A.M Sangaji No. 75 Kel.
Karangwaru Kec. Tegal Rejo, Kota Yogyakarta Lokasi apotek ini tergolong sangat strategis yang
dapat mendorong keberhasilan dan erat hubunganya dengan profit yang diperoleh nantinya.

1. Denah lokasi (Terlampir)


2. Data-data pendukung:
 Kepadatan penduduk
Apotek “Bahagia Farma” berada didaerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi ± 400
KK, dekat dengan perumahan warga,Perumahan KODIM, sekolah, Bengkel, rumah
makan, dan tempat perbelanjaan.
 Tingkat sosial dan ekonomi Tingkat pendidikan masyarakat tinggi mengingat
penduduknya sebagian besar pegawai, siswa dan wiraswasta. Tingkat kesadaran akan
kesehatan masyarakat cukup tinggi. Tingkat ekonomi & konsumsi penduduk secara
umum cenderung menengah kebawah.
 Pelayanan kesehatan lain Sarana pelayanan kesehatan di sekitar apotek yaitu terdapat
Praktek dokter dan Rumah sakit Ibu dan Anak Sakinah
 Jumlah Apotek Jumlah Apotek terdekat sebagai mitra adalah 2, yaitu Apotek Anisa
(±500m) dan Apotek Blunya (1Km). Dengan melihat lokasi yang strategis maka
diharapkan apotek dapat bersaing dengan apotek lainnya.
 Aman Lingkungan Apotek “Bahagia Farma” relatif aman karena berada dekat dengan
perumahan KODIM 0734
 Mudah dijangkau Lokasi apotek mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan,
memiliki area parkir.
F. ALAT DAN PERBEKALAN FARMASI YANG DIPERLUKAN
1. Bangunan
o Bangunan apotek terdiri dari ruang pelayanan resep, ruang peracikan, kasir, ruang kerja
apoteker dan konsultasi obat, ruang administrasi, ruang praktek dokter (rencana setelah 1
tahun apotek berdiri), ruang tunggu pasien, tempat parkir, dan toilet.
o Bangunan dilengkapi dengan, kipas angin, penerangan, sumber air yang memenuhi
persyaratan, ventilasi dan sanitasi yang mendukung dan tempat sampah.
o Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm dengan tulisan hitam di atas
dasar putih, tinggi huruf minimal 7 cm dengan tebal 7 mm, dilengkapi dengan neon box.
Papan nama terdiri dari papan nama apotek dan papan nama apoteker dengan SIA
terpasang jelas.
2. Perbekalan farmasi

Perbekalan Farmasi yang diperlukan

 Obat Keras (Obat dengan Resep dan OWA)


 Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas
 Alat Kesehatan : timbangan badan, pispot, masker,tutup kepala, termometer, perban,
sarung tangan, kateter, spuit, dll
 Kosmetik, Produk jamu, makanan dan minuman kesehatan, perlengkapan bayi (bedak,
botol susu bayi, sabun, susu, madu, energy drink, dll)
 Bahan baku obat
3. Perlengkapan
Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan

4. Alat Perbekalan farmasi


Botol berbagai ukuran
Pot plastik berbagai ukuran
Lemari pendingin
Lemari dan rak untuk penyimpanan obat
Lemari untuk penyimpanan narkotika, psikotropika dan bahan obat lain.
Sendok
Spatula
Sudip

5. Wadah Pembungkus dan pengemas


 Etiket
 Kertas puyer
 Streples, selotip
 Wadah pengemas, dan membungkus untuk penyerahan obat

6. Alat Administrasi
 Blanko pesanan obat
 Blanko kartu stock obat
 Blanko salinan resep
 Blanko faktur dan blanko nota penjualan
 Buku defecta
 BukuExpire Date
 Buku Farmakope Indonesia
 Buku ISO atau MIMS
 Buku pembelian
 Buku penerimaan
 Buku pengiriman
 Buku pembukuan keuangan
 Buku pencatatan narkotik
 Surat pesanan obat narkotik
 Surat laporan obat narkotik
 Buku pencatan penyerahan resep
 Buku resep jika dokter akan beli obat
 Kwitansi, alat-alat tulis dan kertas

G. PELUANG/PROSPEK PEMASARAN

Melihat lokasi apotek yang strategis dan memperhatikan pola pengobatan mandiri masyarakat
(Swamedikasi), maka pendirian Apotek “Bahagia Farma” mempunyai prospek pemasaran yang
cukup bagus karena:

1. Kepadatan penduduk yang tinggi sebab merupakan daerah pemukiman penduduk dan
kompleks pendidikan ( SMU Muhamadiyah, SMU 2 Yogyakarta, kompleks
perumahan,Kompleks Kodim 0734, dan tempat perbelanjaan ).

2 . Tingkat pendidikan masyarakat relatif menengah dan menengah keatas.

3. Letak apotek yang strategis dekat dengan jalan raya dan merupakan jalan jalur alternatif
yang mudah dijangkau oleh berbagai kendaraan.

4 . Lingkungan calon Apotek relatif aman

5 . Penerapan staretegi pemasaran yang mengedepankan citra apotek yang lebih ekonomis,
informatif, pelayanan ramah, lengkap dan memberikan kenyamanan bagi konsumen yang
didukung dengan sarana dan prasarana yang ada di Apotek.

6 .Menyediakan pelayanan kesehatan seperti : pelayanan dan konsultasi obat dengan apoteker,
menyediakan pemeriksaan kesehatan (TD, BB, TB dan gula darah).

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi strategis daerah/
peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan beberapa hal yang penting. Hal ini
dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap apotek “Bahagia
Farma” yang akan didirikan (Swot Analisis).
1. Kekuatan/Strength
Yang menjadi kekuatan kompetitif apotek “Bahagia Farma” yang akan didirikan adalah sebagai
berikut:

 Ketersediaan obat, bahan obat, alkes serta perbekalan farmasi lainnya di apotek Bahagia
Farma relatif lengkap sesuai kebutuhan masyarakat yang mampu mencapai Customer
Satisfied sehingga akan meningkatkan omset apotek
 Harga ekonomis dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
 Apotek dengan konsep Branch Image Entrepreneurship yang memberikan pelayanan
berbasis Pharmaceutical Care dengan tepat, cermat dan cepat.
 Letak/lokasi apotek mudah dijangkau (denah terlampir)
 Memiliki Human Capital (Apoteker) yang memiliki pengetahuan tentang obat-obatan dan
pengobatan, memberikan pelayanan yang ramah dan sopan.
 Apoteker “Bahagia Farma” menerapkan konsep pelayanan kefarmasian “No Pharmacist
No Service”

2. Kelemahan/Weakness

Membutuhkan waktu untuk membangun Branch Image Entrepreneurship untuk memperoleh


pelanggan yang loyal dan tingkat ekonomi dan konsumsi yang cukup rendah (menengah
kebawah).

3. Peluang/Opportunity

 Potensi daerah
 Jumlah penduduk cukup padat karena merupakan daerah pemukiman penduduk dan
kompleks pendidikan (SMU Muhamadiyah, SMU 2 Yogyakarta, kompleks
perumahan,Kompleks Kodim 0734, dan tempat perbelanjaan), sehingga menjadi
sumber pelanggan apotek yang potensial.
 Tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat relatif menengah dan menengah
keatas yang potensial sebagai customer yang loyal. Masyarakat golongan ini
mempunyai daya beli yang cukup tinggi, oleh karena itu Apoteker harus
mempunyai komunikasi yang efektif dan elegan untuk menarik minat dan
menciptakan kegairahan serta kepuasan customer.
 Apotek menyediakan pelayanan kesehatan seperti : pelayanan dan konsultasi obat
dengan apoteker, menyediakan pemeriksaan kesehatan (TD, BB, TB dan gula
darah).

H. RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN

o Penetapan harga yang kompetitif dibandingkan dengan apotek yang ada di sekitar.
o Kerja sama dengan dokter praktek dalam pelayanan kesehatan guna meningkatkan
keberhasilan terapi yang rasional (Rencana setelah 1 tahun apotek berdiri).
o Sosialisasi ke warga di sekitar apotek melalui penyebaran brosur atau leaflet kesehatan
setiap satu minggu sekali di bulan awal apotek didirikan.
o Memberikan pelayanan kefarmasian dengan komunikasi yang efektif dan elegan untuk
mendapatkan customer loyality sesuai dengan Branch image yang akan apotek “Bahagia
Farma” bangun.
o Memperbanyak produk yang ditawarkan dengan menyesuaikan pola kebutuhan pasien.
o Memberikan diskon atau free gift bagi customer selama periode tertentu, misal seperti
stiker tentang tips-tips kesehatan.

I. ASPEK MODAL DAN BIAYA

1. Permodalan

Modal awal Rp. 92.399.085


Alokasi Modal

1) Sewa gedung 5 tahun @ Rp 10.000.000 Rp. 50.000.000

2) Perlengkapan apotek Rp. 3.489.500

 Gelas ukur 50 ml Rp. 52.500


 Gelas ukur 100 ml Rp. 63.000
 Erlemeyer 100 ml Rp. 33.000
 Gelas piala 100 ml Rp. 22.000
 Gelas piala 500 ml Rp. 34.000
 Corong diameter 7,5 cm Rp. 18.000
 Thermometer skala 100OC Rp. 15.000
 Mortir diameter 8 cm dan alu Rp. 20.000
 Spatel logam dan porselen Rp. 8.000
 Cawan penuap porselen Rp. 16.000
 Batang pengaduk Rp. 6.000
 Timbangan gram (anak timbangan) Rp. 1.600.000
 Timbangan mg(anak timbangan) Rp. 1.600.000

3) Perlengkapan penunjang Rp. 13.540.300

 Etalase 200 x 50 x 110 cm Rp. 1.000.000


 Etalase 100 x 50 x 250 cm Rp. 1.500.000
 Meja Penyerahan dan kasir 2 buah Rp. 420.000
 Meja kerja Apoteker Rp. 500.000
 Meja Racik 100 x 200 cm Rp. 300.000
 Kursi plastik Lion Star 5 buah Rp. 186.000
 Kursi kayu panjang 2x0,6 m 2 bh Rp. 3.600.000
 Lemari Narkotika 40x80x100 cm Rp. 300.000
 Lemari es Rp. 1.100.000
 Dispenser + gallon air Rp. 150.000
 lampu 8 watt Philips 5 buah Rp. 117.500
 Kabel Rol 2 buah Rp. 50.000
 Komputer + printer 1 set Rp. 4.000.000
 Kipas angin 2 buah Rp. 261.800
 Timbangan badan Rp. 55.000

4) Perlengakapan administrasi Rp. 7.500.000

 Blangko salinan resep 2 set Rp. 100.000


 Balngko kwitansi 2 set Rp. 100.000
 Pesawat Telepon Rp. 200.000
 Pembungkus obat dan etiket Rp. 250.000
 Alat tulis dan buku Rp. 100.000

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai