Anda di halaman 1dari 7

MODUL 2

RUANG LINGKUP KEBUDAYAAN DALAM PENDIDIKAN

Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya untuk menjadikan manusian berbudaya. Budaya dalam
pengertian yang sangat luas mencakup segala aspek kehidupan manusia, yang dimulai dari cara berpikir,
bertingkah laku sampai produk-produk berpikir manusia yang berwujud dalam bentuk benda (materil)
maupun dalam bentuk system nilai (in-materil).

KEGIATAN BELAJAR 1

HAKIKAT KEBUDAYAAN

Para ahli antropologi pendidikan seperti Theodore Brameld (1957) seperti dikutip Tilaar (2002) melihat
keterkaitan yang sangat erat anatara pendidikan, masyarakat, dan kebudayaan. Di dalam rumusan-
rumusan mengenai kebudayaan seperti Tylor telah menjalin ketiga pengertian; manusia, masyarakat,
sebagai tiga dimensi dari hal yang bersamaan.

A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Kata “Kebudayaan” berasal dari (bahasa Sansekerta) buddayah yang merupakan bentuk jamak
dari “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “ hal-hal yang
bersangkut paut dengan budi atau akal “. Adapun istilah culture yag merupakan istilah bahasa
asing sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata Latin colere, yaitu artinya mengolah
atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal kata tersebut (colere) kemudian
culture, diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah
alam.

Menurut pandangan antropologi, “Kebudayaan adalah seluruh system gagasan dan rasa,
tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan
miliknya dengan belajar “.

E.B. Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Tilaar (2002) merinci definisi yang dikemukakan oleh E.B. Tylor, sebagai berikut :
1. Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks.
2. Kebudayaan merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang bukan material, artinya berupa
bentuk-bentuk prestasi psikologis, seperti: ilmu pengetahuan, kepercayaan, dan seni.
3. Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni, terbentuknya kelompok-kelompok
keluarga.
4. Kebudayaan dapat pula berbentuk kelakuan-kelakuan yang terarah seperti hokum, adat-
istiadat yang berkesinambungan.
5. Kebudayaan diperoleh dari lingkungan.
6. Kebudayaan tidak terwujud dalam kehifupan manusia yang soliter atau terasing terapi yang
hidup dalam suatu masyarakat tertentu.

Implikasi yang dapat dipetik dari pengertian kebudayaan menurut Tylor adalah :
1. Adanya keteraturan dalam hidup bermasyarakat,
2. Adanya proses pemanusiaan,
3. Di dalam proses pemanusiaan itu terdapat suatu visi tentang kehidupan.

B. WUJUD KEBUDAYAAN

Talcott Parsons dan A.L. Kroeber (Koentjaraningrat: 1996) menganjurkan untuk membedakan
wujud kebudayaan sebagai suatu system gagasan serta konsep-konsep, dan wujudnya sebagai
rangkaian tindakan serta aktivitas manusia yang berpola.

J.J. Honingman (Koentjaraningrat: 1996) membuat perbedaan atas tiga gejala kebudayaan,
yakni:
1. ideas,
2. activities,
3. artifacts.
Namun demikian Koentjaraningrat (1996) menyarankan agar kebudayaan dibeda-bedakan
sesuai dengan empat wujudnya, yang terdiri dari :
1. Artifact,
2. Sistem tingkah laku dan tindakan yang berpola,
3. System gagasan, dan
4. System idiologis.

C. SISTEM NILAI BUDAYA

Sistem nilai budaya adalah tingkat tertinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Nilai budaya
terdiri dari konsep-konsep mengenai segala sesuatu yang dinilai berharga dan penting oleh
suatu warga masyarakat sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman orientasi pada
kehidupan para warga masyarakat yang bersangkutan.

Suatu sistem nilai budaya sering kali merupakan suatu pandangan hidup, walaupun kedua istilah
itu sebaiknya tidak disamakan.

D. ADAT ISTIADAT, NORMA, DAN HUKUM

Norma merupakan aturan untuk bertindak yang sifatnya khusus, dan perumusannya pada
umumnya sangat rinci atau ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan perumusannya tidak terlalu
kabur. Norma yang khusus itu dapat digolongkan menurut pranata di masyarakat, yang
didalamnya terdiri dari sejumlah pranata, misalnya, pranata pendidikan, peradilan, ekonomi,
kesenian, keagamaan, perkawinan dan sebagainya.

Adat istiadat ialah kaidah yang timbul dari masyarakat sesuai dengan kebutuhannya pada suatu
saat dan memiliki perbedaan antara satu tempat dengan tempat lain, demikian menurut
waktunya.

Hukum adalah kaidah yang mengatur kehidupan manusia, yang biasanya dibuat dengan sengaja
dan mempunyai sanksi yang jelas. Tujuannya untuk mengatur kehidupan masyarakat agar
terjadi keserasian diantara masyarakat dan system sosial yang dibangun oleh suatu masyarakat.

KEGIATAN BELAJAR 2

UNSUR-UNSUR POKOK KEBUDAYAAN

A. UNSUR-UNSUR POKOK KEBUDAYAAN

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur
kecil kecil yang merupakan bagian dari suatu kebetulan yang bersifat kesatuan.
Menurut Melville J. Herskovits (Soekanto: 1990) ada 4 unsur pokok kebudayaan yaitu:
1. Alat-alat teknologi,
2. System ekonomi,
3. Keluarga,
4. Kekuasaaan politik.

Unsur kebudayaan tersebut diatas sifatnya masih umum (universal). Kebudayaan universal
tersebut dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang leboh kecil. Ralp Linton (1936)
menyebutnya dengan kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Masing-masing unsur
kebudayaan tersebut dapat dianalisis berikut ini.

1. Alam Pikiran
Alam pikiran merupakan salah satu unsur kebudayaan yang termasuk inmaterial. Hal ini
mengandung makna, bahwa alam pikiran tidak berbentuk fisik yang dapat dilihat dan diraba
melalui panca indera, tetapi alam pikiran dapat diwujudkan dalam bentuk ide, gagasan, yang
dapat dijadikan dasar untuk mewujudkan sesuatu.

2. Religi
Semua aktivitas yang bersangkutan dengan religi berdasarkan atas getaran jiwa, yang
biasanya disebut emosi keagamaan. Suatu sistem religi dalam suatu kebudayaan selalu
mempunyai ciri-ciri untuk dapat mungkin memelihara emosi keagamaan itu diantara
pengikutnya. Berdasarkan hal tersebut, emosi keagamaan merupakan unsur penting dalam
suatu religi bersama religi bersama dengan tiga unsur lainnya, yaitu:
a. sistem keyakinan,
b. sistem upacara keagamaan,
c. suatu umat yang menganut religi tersebut.

3. Bahasa
Bahasa merupakan sarana untuk menerima pesan, berkomunikasi, berdiskusi, mengubah,
ataupun menyampaikan arti kepada pihak lain. Melalui bahasa, manusia dapat:
a. Memberikan informasi tentang berbagai hal
b. Mengomunikasikan ide-ide yang abstrak maupun yang bersifat konkret
c. Mendiskusikan berbagai hal yang pernah dilihat dan dialaminya
d. Mengungkapkan berbagai perasaan
e. Membangun cara berpikir

4. Hubungan Sosial
Manusia sebagai makhluk social, dalam kehidupannya tidak dapat terlepas dari hubungan
sosial. Kebudayaan mengatur manusi untuk bertindak. Kebudayaan melahirkan kaidah-
kaidah untuk melindungi masyarakat dari kehancuran yang diakibatkan oleh kekuatan-
kekuatan tersembunyi di masyarakat.

5. Hidup Perekonomian
Sistem ekonomi mempunyai wujud sebagai: konsep, rencana, kebijakan, dan adat istiadat,
yang semuanya berhubungan dengan ekomoni.

Unsur-unsur yang terdapat dalam hidup perekonomian yaitu: peralatan, komoditi, dan
benda-benda ekonomi yang diperlukan.

6. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Ilmu pengetahuan merupakan susunan penyataan suatu objek yang merupakan kesatuan
sistematik, lengkap dan terpeinci. Ilmu pengetahuan memiliki sifat:
a. Rasional, artinya masuk akal dan bisa diterima orang lain
b. Empiris, artinya kesimpulan yang diambil dapat dites dengan pancaindra dan fakta, serta
tidak dapat disangkal kebenarannya
c. Akumulatif, artinya ilmu pengetahuan tidak sekaligus jadi, tetapi ilmu dibentuk dengan
dasar teoi, kemudian disempurnakan.

7. Kesenian
Setiap kebudayaan memiliki ekspresi artistik yang dapat menimbulkan keindahan untuk
dinikmati. Sebagai ekspresi hasrat manusia akan keindahan, ruang lingkup kesenian
mencakup:
a. Seni Rupa, yaitu kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan mata
b. Seni Suara, yaitu kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan telinga.
8. Politik dan Pemerintah
Politik dan pemerintah merupakan hasil cipta manusia yang ada dalam kehidupan manusia
itu sendiri. Politik tidak dapat lepas dari pemeintahan, karena politik yang dibentuk dan
digunakan dapat mencerminkan jalannya roda pemerintahan.

9. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu unsur kebudayaan, karena proses pendidikan pada
dasarnya merupakan hakikat dari kebudayaan itu sendiri. Berdasarkan nilai-nilai kebudayaan
yang beragam, kompleks, dan terintegrasi, maka proses pendidikan tidak dapat dilihat dari
satu sudut pandang saja, tetapi harus menggunakan pandangan yang multi disipliner. Proses
pendidikan dapat ditinjau dari aspek filsafat, antropologi, sosiologi, dan psikologi.

KEGIATAN BELAJAR 3

FUNGSI PENDIDIKAN DALAM KEBUDAYAAN

Salah satu proses yang luas dikenal mengenai kebudayaan adalah transmisi kebudayaan. Artinya
kebudayaan itu ditransmisikan dari satu generasi kepada generasi berikutnya.
Di dalam transmisi kebudayaan terdapat tiga unsur utama, yaitu :
1. Unsur-unsur yang ditransmisikan,
2. Proses transmisi, dan
3. Cara transmisi.

A. TRANSFORMASI KEBUDAYAAN

Pada masyarakat modern, sekolah merupakan salah satu lembaga utama yang diperlukan oleh
orang dewasadalam mewariskan kebudayaan kepada anak anak nya. Oleh karena itu guru atau
tenaga pendidikan harus memiliki pemahaman yang jelas tentang budaya yang berkembang di
masyarakat, baik secara secara makro maupun mikroyang meliputi nilai, kepercayaan, dan
norma.

B. PERAN LEMBAGA YANG BERFUNGSI SEBAGAI LEMBAGA PEWARIS KEBUDAYAAN

D’Antonio (1983) mendefinisikan keluarga sebagai unit yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang hidup bersama untuk suatu periode waktu, dan diantara mereka saling berbagi dalam satu
hal atau lebih, yang berkaitan dengan pekerjaan, seks, kesejahteraan, makanan anak-anak,
kegiatan intelektual, spiritual, dan rekreasi.

Rollin dan Galligan (1978) mendefinisikan keluarga sebagai suatu system interaksi semi tertutup
diantara orang-orang yang bervariasi umur dan jenis kelaminnya, dimana interaksi tersebut
terorganisasi dalam arti hubungan organisasi social dengan norma dan peranan yang
ditentukan, baik oleh individu yang berinteraksi, maupun oleh masyarakat sebagai suatu ciri
dalam sistem tersebut.

Zimmerman (1983) mengemukakan fungsi utama keluarga :


1. Pemeliharaan fisik dan kesejahteraan anggota keluarga,
2. Menambah anggota keluarga baru, baik melalaui kelahiran maupun adopsi,
3. Sosialisasi anak-anak terhadap peran orang dewasa, seperti sebagai orang tua, pekerja,
angota masyarakat, dan lain lain,
4. Pengendali social anggota keluarga,
5. Pemelihara molar keluarga dan motivasi untuk memastikan kinerja tugas, baik didalam
kelaurga maupun dalam kelompok social lainnya,
6. Produksi dan konsumsi peralatan dan pelayanan yang diperlukan untuk mendorong dan
memelihara inti keluarga.

C. PERANAN PENDIDIKAN DALAM KEBUDAYAAN

Ruth Benedict (Tilaar: 2000) menyatakan bahwa kebudayaan sebenarnya adalah istilah
sosialisasi untuk tingkah laku yang bisa dipelajari.
Dengan demikian tingkah laku manusian bukanlah diturunankan seperti tingkah laku binatang
tetapi yang harus dipelajari kembali berulang-ulang dari orang dewasa dalam suatu generasi.

1. Penemuan dan Invensi


Suatu penemuan berarti menemukan sesuatu yang sebelumnya belum dikenal, tetapi yang
telah tersedia di alam sekitar atau di alam semesta. Sedangkan istilah Invensi lebih terkenal
di dalam bidang Ilmu Pengetahuan.
Kedua proses ini menempati peranan yang penting di dalam pertumbuhan dan
perkembangan kebudayaan.

2. Difusi
Difusi berarti pembauran budaya-budaya tertentu. Terutama dalam abad komunikasi yang
serba cepat dan intens, difusi kebudayaan akan berjalan dengan sangat cepat.

3. Akulturasi
Dalam proses ini terjadi pembauran budaya antar kelompok atau di dalam kelompok yang
besar. Misalnya unsur-unsur budaya Jawa telah masuk didalam system pemerintahan di
daerah. Contohnya nama nama petugas pemerintahan di daerah mengadopsi nama nama
pemimpin didalam kebudayaan Jaw, seperti Bupati, Camat, dan Lurah.

4. Asimilasi
Proses asimilasi dalam kebudayaan terjadi terutama antaretnis dengan subbudayanya
masing-masing. Biasanya proses asimilasi dikaitkan dengan adanya sejenis pembauran
antaretnis dalam pergaulannya.

5. Inovasi
Dalam masyarakat modern pribadi yang inovatif merupakan syarat mutlak bagi
perkembangan kebudayaan. Betapa besar peranan inovasi didalam dunia modern,
menuntut peran dan fungsi pendidikan yang luar biasa untuk melahirkan manusia yang
inovatif.

6. Fokus
Konsep focus didalam proses pembudayaan berasal dari seorang pakar antropologi
Herkovits. Konsep ini menyatakan adanya kecenderungan di dalam kebudayaan kea rah
kompleksitas dan variasi dalam lembaga-lembaga serta menekankan pada aspek aspek
tertentu.

7. Krisis
David Bidney (Seokanto : 1990) telah mennuntukkan arti krisis di dalam proses akulturasi
kebudayaan. Contohnya, timbulnya krisis di dalam proses Westernisasi dari kehidupab
budaya-budaya Timur.

D. LEMBAGA PENDIDIKAN SEBAGAI PUSAT PEMBUDAYAAN

Theodore Brameld (1965) dalam Tilaar (2002) menjelaskan kaitan antara proses pendidikan dan
proses pembudayaan. Proses pendidikan adalah aspek itegratif dari proses kebudayaan.
Menurut kajian Brameld , proses kebudayaan mempunyai tiga aspek, yaitu:
1. Kebubayaan mempunyai tata susunan (order) yang kompleks namun merupakan suatu
anyaman yang berpola.
2. Nilai-nilai kebudayaan ditransmisikan dengan proses-proses “acquiring” melalui “inquiring”.
3. Proses pembudayaan mempunyai tujuan.

Lembaga pendidikan merupakan salah satu pranata social didalam setiap kebudayaan. Menurut
Koentjaraningrat (1996), setiap pranata social mempunyai komonen sebagai berikut :
1. System norma ,
2. Personil ,
3. Peralatan fisik.

Proses pengenalan, pemeliharaan, dan pengembangan wujud-wujud kebudayaan melalui proses


pendidikan dilakukan melalui tiga modus, yaitu :
1. Bentuk formal,
2. Bentuk nonformal, dan
3. Bentuk informal.

Anda mungkin juga menyukai