FARMASETIKA DASAR
“ PENGENALAN ALAT- ALAT’’
Diajukan Untuk Memenuhi Salah-Satu Persyaratan Praktikum Farmasetika
Dasar 2021
OLEH
KELOMPOK : II (DUA)
KELAS : D3-B FARMASI 2021
ASISTEN : RILA APRILIANSYAH AMRAIN
OLEH
KELOMPOK II (DUA)
KELASB-D3 FARMASI 2021
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………...….ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………….……………………………..1
PENDAHULUAN………………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………..3
2.1 Dasar Teori.....................................................................................................3
BAB III METODE KERJA ………..……………………………………………..9
METODE KERJA…………………………………………………………………9
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan....................................................................9
3.2 Cara Kerja Alat Laboratorium.....................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHAN…………………………………………....13
4.1 Hasil.............................................................................................................13
4.2 Pembahasan..................................................................................................14
BAB V PENUTUP……………………………………………………………….18
5.1 Kesimpulan..................................................................................................18
5.2 Saran...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji syukur bagi Allah SWT dengan nikmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan praktikum Farmasetika Dasar dengan judul
“Pengenalan Alat-Alat”. Adapun tujuan dari kami menulis laporan ini yakni untuk
memenuhi tugas laporan praktikum Farmasetika Dasar. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengenalan alat- alat yang ada di
laboratorium.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam hal menyelesaikan laporan ini. Kami
sangat menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna, hal ini
karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
agar laporan ini bisa dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Semoga
penulisan laporan praktikum ini dapat bermanfaat terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kelompok II
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik
formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi atau pembakuan
obat secara pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta
penggunaannya yang aman. Salah satu ilmu yang dipelajari dalam farmasi adalah
farmasetika dasar.
Farmasetika dasar adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan
obat; meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan, dan pembakuan bahan obat
obatan; seni peracikan obat serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk
tertentu sehingga siap digunakan sebagai obat; serta perkembangan obat yang
meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat
digunakan dan diberikan kepada pasien (Syamsuni, 2006).
Laboratorium merupakan tempat dimana dilakukannya berbagai penelitian dan
juga praktikum. Di dalam laboratorium ini terdapat berbagai macam alat dan
bahan yang dibutuhkan guna mendukung kegiatan di dalam laboratorium. Pada
saat praktikum, praktikan akan menggunakan alat-alat yang berada di
laboratorium. Alat dan bahan yang digunakan ketika praktikum sangat penting
untuk terlebih dahulu dipahami sehingga praktikan dapat menggunakannya
dengan baik dan mengetahui fungsinya dengan baik. Dalam penggunaan alat dan
bahan praktikum ini harus dilakukan dengan hati-hati danteliti agar alat tersebut
tidak rusak. Dengan mengenali alat dan bahan pula praktikan dapat mengetahui
alat dan bahan mana saja yang berbahaya maupun tidak sehingga praktikan dapat
menggunakannya dengan baik. (Pamungkas, E, 2014).
Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika
penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan
alat-aht laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut
dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat
diminimalisasi sedikit mungkin. Hal ini penting agar saat melakukan penelitian,
data yang diperokh akan benar pula. Bekerja di laboratorium tidak akan lepas dari
berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik
1
yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Sehin itu,
peralatan yang ada di dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang
tak jarang berisiko tinggi bagi praktkan yang sedang melakukan praktikum jika
tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap
percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama
tapi ukurannya berbeda. (Suriantika, C. dkk. 2013).
Kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada
pula yang khusus.Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan
reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyakdigunakan untuk suatu
pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008)
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
1. Untuk mengetahui macam peralatan Laboratorium Farmasetika Dasar
2. Untuk mengetahui fungsi dari setiap peralatan Laboratorium Farmasetika
Dasar.
3. Untuk mengetahui cara kerja dari setiap peralatan Laboratorium
Farmasetika Dasar
1.2.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui macam peralatan Laboratorium
Farmasetika Dasar
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari setiap peralatan
Laboratorium Farmasetika Dasar
3. Agar mahasiswa mampu mengetahui cara kerja dari setiap peralatan
laboratorium Farmasetika Dasar
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Alat
Alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan
praktikum. Mahasiswa akan terampil dalam praktikum apabila meraka
mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat,
fungsi alat, dan cara menggunakannya (Soetarto, 2008). Pengenalan alat-alat
laboratorium untuk para mahasiswa sangat penting dilaksanakan agar dapat
menunjang pengetahuan dalam melaksanakan aktivitas di dalam laboratorium
baik dalam melaksanakan praktikum maupun penelitian (Bua, 2012). Untuk
penggunaan alat-alat laboratorium para mahasiswa harus mengetahui nama dan
kegunaannya, agar dalam melaksanakan praktikum maupun penelitian mahasiswa
mampu meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam penggunaan alat-alat
laboratorium tersebut (Bua, 2012). Pengetahuan alat yang kurang akan
mempengaruhi kelancaran saat praktikum, selama praktikum mahasiswa
dilibatkan aktif dengan pemakaian alat dan bahan kimia (Soetarto, 2008).
Kesalahan penggunaan alat merupakan salah satu penyebab tidak akuratnya data
yang dihasilkan. Selain mengenal nama alat-alat tersebut kita juga harus
mengetahui fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium,dengan mengetahui
nama, bentuk, dan fungsi alat yang akan digunakan maka akan mempermudah
dalam melakukan praktikum (Bua, 2012).
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-
namanya,memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atau dibuatdengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan
mempunyai fungsi yang sangat spesifik.Kebanyakan peralatan untuk percobaan –
percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas.Meskipun peralatan-peralatan
tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alatuntuk suatu percobaan
kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas ataumembuat
peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2000).
3
Kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada
pula yang khusus.Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan
reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyakdigunakan untuk suatu
pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).Penggunaan beberapa alat gelas
dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaantersebut dapat berjalan
dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat-alat ini dapatmempengaruhi hasil
yang akan diperoleh. Oleh karena itu harus diberikan pelatihan tentang
penggunaan alat-alat tersebut.Penggunaan alat-alat gelas tersebut haruslah sesuai
dengan fungsinya agar pekerjaantersebut dapat berjalan dengan baik dan tepat.
Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan dalam penggunaannya akan
mempengaruhi hasil yang diperoleh. Ada beberapa macam alat gelas yang dipakai
di laboratorium, antara lain: gelas piala (beker gelas), erlenmeyer, gelasukur,
botol, pipet, corong, tabung reaksi, gelas objek dan gelas penutup, cawan petri
dankamar hitung.Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada
analisa kuantitatif, yaitu:Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak
teliti (kualitatif). Untuk alat-alatyang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu
ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yangtidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas
ukur, erlenmeyer, dan lainnya.Dalam prakteknya baikanalisa maupun sintesa,
sesorang yang mempelajari atau menekuni bidang kimia pasti akanselalu
dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan alat-alat dan bahan kimia.
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara
kerja danfungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum
dengan sempurna,kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam
perhitungan sangatmempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan
ketelitian dan ketepatan penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat
diminimalisir (Riadi, 1990)
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami
cara kerjaserta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
masing-masing alat, praktikan dapatmelaksanakan praktikum dengan sempurna
4
(Walton, 1998).Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para
pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan
kecelakaan fatal maupun sakitatau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam
laboratorium yang aman, bebas dari rasakhawatir akan kecelakaan, dan keracunan
seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif,dan efesien (Khasani, 1990).
Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dalam
laboratorium dan dijelaskan juga fungsi , cara penggunaan alat serta prinsip
kerjanya masing-masing. Alat-alat yang digunakan dalam melaksanakan
praktikum terbagi atas 3 macam alat yaitu alat elektri, gelas dan non gelas.Alat-
alat elektrik yang digunakan yaitu inkubator adalah alat yang berfungsi untuk
menginkubasi mikroba pada suhu yang terkontrol.Alat ini dilengkapi dengan
pengatur suhu dan pengatur waktu.Kisaran suhu untuk inkubator produksi
Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC.Inkubator memiliki prinsip kerja yaitu
dengan memasukan atau menyimpan biakanmurni mikroorganisme, kemudian
mengatur suhunya, biasanya hanya dapat diatur diatas suhu tertentu.
a. Hot plate adalah alat untuk memanaskan larutan dan mencairkan benda padat.
(Aditiya Dwi, 2016).
b. Neraca kasar atau timbangan adalah alat ukur massa dan memiliki kategori
alat paling sering digunakan dalam percobaan, penelitian.( Kemendikbud,
2011 ).
c. Lumpang alu adalah alat untuk menghancurkan atau menghaluskan suatu
bahan atau zat yang masih bersifat padat atau kristal.( Herry, 2017).
Kaca arloji adalah gelas yang berbentuk bundar dengan beragam diameter
yang memiliki beberapa fungsi antara lain : penutup gelas kimia ketika tengah
proses pemanasan sampel ( penguapan ).Sebagai tempat untuk mengeringkan
padatan dalam desikator. Sebagai tempat benda yang tengah berada dalam proses
pengamatan dan sebagai tempat untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang.
( Herry, 2017 ).
Water bath adalah peralatan laboratorium yang terbuat dari wadah berisi air
panas.Ini digunakan untuk menginkubasi sampel dalam air pada suhu konstan
selama periode waktu yang lama.Sebagian besar water bath memiliki antarmuka
5
digital atau analog untuk memungkinkan pengguna mengatur suhu yang
diinginkan.Tetapi beberapa pemandian air memiliki suhu yang dikendalikan oleh
arus yang melewati pembaca. Pemanfaatannya meliputi pemanasan reagen,
pencairan substrat atau inkubasi kultur sel. Ini juga digunakan untuk
memungkinkan reaksi kimia tertentu terjadi pada suhu tinggi.Water bath adalah
sumber panas yang lebih disukai untuk memanaskan bahan kimia yang mudah
terbakar daripada nyala api terbuka untuk mencegah penyalaan. Berbagai jenis
water bath digunakan tergantung pada aplikasinya. Untuk semua water bath, dapat
digunakan hingga 99,9 °C.Ketika suhu di atas 100 °C, metode alternatif seperti
penangas minyak.
2.2.1 Jenis Alat
1. Lumpang Alu
2. Cetakan Supositoria
3. Timbangan Analitik
4. Alat Pengisi Kapsul
5. Neraca Kasar
6. Neraca Halus
7. Water Bath
8. Pipet
9. Kaca arloji
10. Batang pengaduk
11. Pinset
12. Kertas puyer
13. Plastik obat
14. Spatula
2.2.2 FungsiAlat
1. Lumpang alu
Berfungsi untuk menghaluskan zat yang masih bersifat padat atau kristal.
( Natadjaja, 2013).
2. Cetakan supositoria
Berfungsi untuk mencetak sediaan suppositoria. (
6
3. Timbangan analitik
Berfungsi untuk mengukur masa suatu benda/ bahan dan yang memiliki
kemampuan yang lebih spesifik dan dikhususkan untuk menimbang benda
dengan bobot yang sanga tringan.
4. Alat pengisi kapsul
Berfungsi untuk membuat kapsul sehingga didapatkan kapsul yang yang
lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat.
5. Neraca kasar
Berfungsi untuk menimbang bahan bobot obat besar gram kapasitas 250
gram (reage 125 mg-250 g) kPsitas 500 gram (reage 250 mg – 500 g)
ka[pasitas 1000 gram (reage 500 mg- 1000 g)
6. Neraca halus.
Berfungsi untuk menimbang bahan bobot obat kecil mili gram kapasitas
50 gram (rsnge 25 mg sampai 50 g).
7. Water bath
Berfungsi untuk mengukur masa suatubenda/ bahan dan yang memiliki
kemampuan yang lebihspesifuk dan dikhususkan untuk menimbang benda
dengan bobot yang sangat ringan.
8. Pipet
Berfungsi untuk memindahkan cairan dengan volume kecil, dan
merupakan alat ukur untuk memindahkan cairan dari wadah aslinya
kewadah lain dalam jarak tertentu.
9. Kaca arloji
Berfungsi sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel dan
sebagai tempat menimbang bahan kimia.
10. Batang pengaduk
Berfungsi untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.
11. Pinset
Berfungsi untuk mengangkat jaringan-jaringan kecil
12. Kertas puyer
Berfungsi untuk membungkus obat racik
7
13. Plastik obat
Berfungsi untuk sebagai pembungkus dan mempunyai rel atau klip
14. Spatula
Berfungsi mengambil objek spatula yang sering digunakan di laboratorium
biologi atau kimia berbentuk sendok kecil,pipih dan bertangkai.
8
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanan pada hari senin 18 Oktober 2021 pukul 10:45
sampai 12:45 WITA. Pelaksanaan praktikum bertempat di Laboratorium
Teknologi Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri
Gorontalo
3.2 Cara Kerja Alat Laboratorium
a. Lumpangalu
1. Pastikan mortar dan alu dalam keadaan bersih tanpa ada kontaminasi dari
sisa-sisa bahan sebelumnya
2. Jika kotor maka bisa dibersihkan dengan menggunakan akuades dan tisu
kering.
3. Masukan sampel kedalam mortar dan tumbuk dengan perlahan menggunakan
alu.
4. Jika sampel sudah halus maka bisa digunakan untuk analisa pengujian
selanjutnya.Selesai.
b. Cetakan Supositoria
1. Dilakukan dengan cara menggulung basis suppositoria yang telah dicampur
homogen dan mengandung zat aktif, menjadi bentuk yang dikehendaki. Mula-
mula basis diiris, kemudian diad uk dengan bahan-bahan aktif dengan
menggunakan mortir dan stamper, sampai diperoleh massa akhir yang
homogen dan mudah dibentuk. Kemudian massa digulung menjadi suatu
batang silin der dengan garis tengah dan panjang yang dikehendaki. Amilum
atau talk dapat mencegah pelek atan pada tangan. Batang silinder dipotong
dan salah satu ujungnya diruncingkan.
2. Dengan mencetak kompresi Hal ini dilakukan dengan mengempa parutan
massa dingin menjadi suatu bentuk yang dike hendaki. Suatu roda tangan
berputar menekan suatu piston pada massa suppositoria yang diisikan dalam
silinder, sehingga massa terdorong kedalam cetakan.
9
3. Dengan mencetak tuang Pertama-tama bahan basis dilelehkan, sebaiknya diatas
penangas air atau penangas uap unt uk menghindari pemanasan setempat yang
berlebihan, kemudian bahan-bahan aktif diemulsikan atau disuspensikan
kedalamnya. Akhirnya massa dituang kedalam cetakan logam yang telah didi
nginkan, yang umumnya dilapisi krom atau nikel.
c. Timbangan Analitik
1. Disiapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang atau water pass
(dengan sekrup pada kaki neraca sehingga gelembung air di water pass tepat
berada ditengah).
2. Dibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas. Piringan
neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan
menggunakan etanol/alkohol.
3. Ditancapkan stop kontak pada stavolt.
4. Ditekan tombol on kemudian tunggu hingga muncul angka 0,0000 g.
5. Dimasukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis) dengan membuka
kaca tidak begitu lebar supaya tidak mempengaruhi perhitungn karena neraca
analitik ini sangat peka.
6. Ditutup kaca neraca analitik.
7. Ditekan tombol zero supaya perhitungan lebih akurat.
8. Dimasukkan bahan yang akan ditimbang dengan membuka kaca tidak begitu
lebar,begitu pun ketika akan menambahkan atau mengurangi bahan untuk
menyesuaikan massa yang diinginkan.
9. Ditutup kaca.
10. Ditunggu hingga angka layar monitor neraca analitik tidak berubah-ubah dan
sesuai dengan massa yang diinginkan.
11. Diambil bahan yang telah ditimbang.
12. Ditekan tombol Off hingga tidak ada angka di layar monitor neraca analitik.
13. Dilepas stop kontak dari stavolt.
14. Dibersihkan ruang dalam neraca analitk dengan menggunakan kuas. Piringan
neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan
menggunakan etanol/alkohol.
10
d.Alat pengisian kapsul
1. Menempatkan Kapsul dalam Pengisi Kapsul Manual
2. Isi Kapsul dengan Bubuk mengisi kapsul dengan bubuk atau pelet.
3.Tutup Kapsul meletakkan lembaran tengah pada lembaran kapsul yang diisi dan
mengencangkannya dengan sekrup / pin stainless steel.
e. Neraca halus
menggunakan asas kesetimbangan benda tegar, lebih tepatnya dengan
menggunakan prinsip momen gaya. Secara sederhana, neraca ini terdiri atas 3
bagian pokok, yaitu lengan beban, titik tumpu, lengan pemberat. Torsi atau
momen gaya merupakan hasil kali antara lengan gaya dan gaya yang arahnya
tegak lurus. Biasanya, gaya yang memiliki lengan tegak lurus adalah gaya berat
benda (wBenda) dengan gaya berat pemberat (wPemberat).
Water bath
1. Air dimasukkan ke dalam bejana.
2. Atur suhu dikehendaki dan hidupkan water bath
3. Masukkan benda yang akan dipanaskan ke dalam air (untuk tangas air) letakkan
benda pada salah satu lubang (untuk tangas uap), ingat lubang lain yang tidak
digunakan tetap ditutup.
4. Alat pengisian kapsul
5. Letakkan cap shett pada permukaan yang rata dan letakkan sheet filter sheet
atasnya. Gunakan sekrup stainless steel untuk memperbaikinya.
6. Tuangkan jumlah yang tepat dari tutup kapsul pada lembar enkapsulasi.
7. Ketuk dan kocok mesin pengisi kapsul dengan hati-hati agar tutup kapsul pas d
engan lubang.
8. Dengan Semua lubang terisi, Sekarang lepaskan lembar enkapsulasi kemudian
sisihkan lembar tutup dengan kapsul.
f. Pipet tetes
Cairan bisa masuk ke dalam tabung pipet tetes dengan cara memperkecil
tekanan di dalam badan pipet. Caranya adalah dengan memencet terlebih dahulu
karet pada ujung pipet. Setelah Anda memencetnya secara perlahan, maka
masukkan ujung bawahnya yang memiliki diameter kecil ke cairan atau larutan.
11
Setelah Anda pencet maka bisa dilanjutkan dengan mencelup sebagian ujung
pipet dan karet yang kita tekan tadi dilepaskan secara perlahan.
g. Kaca arloji
Simpan zat atau bahan kimia yang akan ditimbang diatas kaca arloji lalu
timbang.
h. Batang pengaduk
Masukkan batang pengaduk ke dalam larutan yang akan di campur, untuk
mencampur larutan. Dapat pula untuk membantu dekantasi larutan dari suatu
wadah ke wadah lain sementara padatan tetap tertinggal di wadah asal.
i. Pingset
Mainkan tubuh pinset untuk menjepit dan melepaskannya
j. Kertas puyer
1.Buatlah satu lipatan yang lurus
2.Masukkan puyer diatas kertas perkamen.
3.Lipat dari bagian bawah ke atas dan luruskan dengan lipatan pertama.
4.Tekan bagian bawah sebelah kanan dan kiri agar lipatan tidak berubah.
5.Angkat bagian atas dan turunkan puyer agar puyer berada dibawah.
6.Lipat dari bagian atas kebawah sampai mendekati dasar lipatan.
7.Lipat sebelah kanan dan turunkan puyer kesebelah kanan.
8.Lipat sebelah kiri dan turunkan puyer kesebelah kiri.
9.Masukkan lipatan dari sebelah kanan kekiri dan jadilah satu bungkus puyer.
k. Plastik obat
Mempermudah dalam packing obat digunakan sebagai pembungkus obat (tablet
atau pil) yang dijual retail di apotek
l. Spatula
Sama seperti menggunakan sendok biasa mengambil bahan kimia padat maupun
serbuk pada saat akan di timbang. Pengambilan bahan ini harus dilakukan dengan
teliti, karena akan ditimbang menggunakan neraca analitik yang memiliki tingkat
ketelitian tinggi.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHAN
4.1 Hasil
NO NAMA GAMBAR FUNGSI
1. Mortir dan Berfungsi untuk menghaluskan zat yang
steamper masih bersifat kasar
13
5 Cetakan Berfungsi untuk mencetak sediaan
suppositor suppositoria
ia
14
10 Kertas Untuk membungkus obat racik
puyer
4.2 Pembahasan
Praktikum yang berjudul “ Pengenalan Alat” ini membahas mengenai alat-
alat yang akan di pergunakan pada praktikum Farmasetika Dasar. Pada praktikum
pertama ini, kami dikenalkan pada beberapa peralatan yang nantinya akan
digunakan di praktikum Farmasetika Dasar, diantaranya yaitu Lumpang dan Alu,
Timbangan Analitik, Cetakan suppositoria, Alat pengisi kapsul, Waterbath
( penangas air), Neraca kasar.
15
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau
mengetahui tentang peralatan yang digunakan dalam melakukan praktikum
tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melakukan percobaaan,
sehingga resiko kecelakaan di laboratium ditanggulangi. Kebersihan dan
kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratium. Alat yang
kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman
seorang analisis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas piala atau
erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet,
buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk
bisa bersih benar ( Day dan Underwood, 1998). Oleh karena itu pengenalan alat
laboratium sebelum kita melakukan praktikum sangatlah penting.
Timbangan analitik, yaitu timbangan digital yang fungsinya untuk
menimbang berat sampel dan berat media. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan
meletakkan bahan sehingga akan tertera secara langsung padaa layar berat bahan
tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat ( Egi pamungkas, 2014). Yang
menyatakan bahwa neraca Analitik berfungsi untuk mengukur massa atau berat
sampel yang dapat di restar kembali ke angka 0 lagi.
Neraca kasar, yaitu berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam
praktek laboratium. Prinsip kerja neraca ini adalah pertama meletakkan kalibirasi
terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan cara memutar
sekrup yang berada di samping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi
dua garis pada neraca sejajar. Kedua, meletakkan benda yang akan di ukur
massanya. Ketiga, Menggeser skalanya dimulai dari skala besar baru digunakan
skala yang kecil. Jika panahnya sudah berada dititik setimbang 0. Keempat, Jika
dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil
pengukurannya.
Cetakan Suppositoria, yaitu yang digunakan dalam pencetakkan
suppostoria. Prinsip kerja alat ini adalah pertama, Melebur basis. Kedua,
Mencampurkan bahan obat yang diinginkan. Ketiga Menuang hasil leburan ke
dalam cetakan. Keempat,Membiarkan leburan menjadi dingin dan mengental
16
menjadi supositoria. Keenam, Melepaskan supositoria dengan basis yang cocok
dibuat dengan cara mencetak.
Lumpang dan Alu, yaitu alat yang digunakan untuk mengahaluskan zay
yang masih bersifat padat. Prinsip kerja alat ini adalah pertama , Pastikan mortar
dan alu dalam keadaan bersih tanpa ada kontaminasi dari sisa-sisa bahan
sebelumnya. Kedua, Jika kotor maka bisa dibersihkan dengan
menggunakan akuades dan tisu kering. Ketiga,Masukan sampel kedalam
mortar dan tumbuk dengan perlahan menggunakan alu. Keempat Jika sampel
sudah halus maka bisa digunakan untuk analisa pengujian selanjutnya.
Alat pengisi kapsul , yaitu digunakan dalam mencetak kapsul. Prinsip kerja
alat ini dalah Pertama, Menempatkan Kapsul dalam Pengisi Kapsul
Manual .Sebelum Anda memulai proses enkapsulasi, bersihkan dan keringkan
area kerja. Ini memastikan itu bebas dari puing-puing. Kedua, Isi Kapsul dengan
Bubuk Sekarang saatnya mengisi kapsul dengan bubuk atau pelet. Ketiga, Tutup
Kapsul Anda harus meletakkan lembaran tengah pada lembaran kapsul yang diisi
dan mengencangkannya dengan sekrup / pin stainless steel.
Waterbath ( penangas air), yaitu peralatan laboratorium yang terbuat dari
wadah berisi air panas. Alat ini digunakan untuk menginkubasi sampel dalam air
pada suhu konstan selama periode waktu yang lama.Secara sederhana prinsip atau
cara kerja water bath adalah mengubah energi listrik menjadi energi panas. Energi
panas tersebut disalurkan ke air pada bak, yang kemudian akan digunakan untuk
memanaskan larutan utama.Pada setiap water bath sudah dipastikan terdapat
sensor suhu yang digunakan untuk memonitor suhu air pada bak. Bak air inilah
yang nantinya digunakan untuk memanaskan larutan yang sudah ditempatkan
pada labu Erlenmeyer.
Pipet , yaitu alat laboratium yang digunakan untuk memindahkan volume
cairan terukur. Prinsip kerja alat ini adalah dengan memencet terlebih dahulu karet
pada ujung pipet. Setelah Anda memencetnya secara perlahan, maka masukkan
ujung bawahnya yang memiliki diameter kecil ke cairan atau larutan.Setelah Anda
pencet maka bisa dilanjutkan dengan mencelup sebagian ujung pipet dan karet
17
yang kita tekan tadi dilepaskan secara perlahan. Tujuannya agar cairan yang
diambl bisa masuk ke dalam badan pipet.
Kaca arloji,yaitu alat laboratorium yang yang memiliki bentuk seperti
piring kecil. Prinsip kerja alat adalah Saat ingin menimbang bahan kimia, simpan
zat atau bahan kimia yang akan ditimbang di atas kaca arloji . kemudian Timbang
zat atau bahan kimia tersebut.
Pinset , yaitu alat yang digunakan untuk menjepit benda- benda berukuran
kecil . Prinsip kerja alat ini adalah mainkan tubuh pinset untuk menjepit dan
melepaskannya.
Batang Pengaduk, yaitu sebuah peralatan laboratium yang digunakan untuk
mencampur bahan kimia dan cairan untuk keperluan laboratium. Prinsip kerja alat
ini adalah Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.
Spatula, yaitu Alat untuk mengambil objek yang telah diiris untuk sediaan
mikroskop. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengadukan pada larutan secara
langsung.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Laboratorium
18
Agar kiranya dapat meningkatkan kelengkapan alat-alat yang ada dalam
laboratorium.Agar para praktikan dapat lebih mudah,cepat dan lancar dalam
melakukan suatu percobaan atau penelitian.
5.2.2 Saran untuk Jurusan
Agar kiranya dari pihak jurusan dapat meningkatkan fasilitas-fasilitas yang
ada pada laboratorium yang digunakan.
5.2.3 Saran untuk Asisten
Agar kiranya dapat terjadi kerjasama yang lebih baik lagi antar asisten dan
praktikan saat berada didalam laboratorium Maupin diluar laboratorium.Sebab
kerja sama yang baik akan lebih mempermudah proses penyaluran pengetahuan
dari asisten kepada praktikan.
5.2.4 Saran untuk Praktikan
Agar kiranya kepada sesama praktikan dapat menyimak dengan baik saat
asisten memberikan arahan agar mempermudah kita menyelesaikan praktikan
tersebut
19
DAFTAR PUSTAKA
Aditia. C. (2016). Studi Deskriptif : Psychological Well Being Pada Remaja yang
Kecanduan Bermain Game Online di Surabaya. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya. 5(1), 1-12.
Day R.A. dan Underwood A.L., (1998), Analisis Kimia Kuantitatif Edisi keenam,
Erlangga, Jakarta.
Walton. (1998). Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan bahasa, Departemen pendidikan dan kebudayaan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran Alat
NO NAMA GAMBAR FUNGSI
1. Mortir dan Berfungsi untuk menghaluskan zat yang
steamper masih bersifat kasar